Anda di halaman 1dari 18

MNC013 – RISET OPERASI – MODUL – SESI 12

BAB – X

MODEL ANALISIS ANTRIAN

Disusun oleh:
Hj. M.A. Hamda Roni, Dra., M.Si. Koordinator
Palupi Permata Rahmi, S.P., M.Si.
Tri Febrianti, SE., M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN


(STIE INABA)
BANDUNG
2020
BAB X
MODEL ANALISIS ANTRIAN

Model analisis antrian yang akan diutarakan disini adalah:


1. Model antrian satu saluran satu tahap (M/M/I).
2. Model antrian banyak saluran satu tahap (M/M/C).

1. Model Antrian Satu Saluran Satu Tahap (M/M/I).


Pada model ini kedatangan dan keberangkatan mengikuti distribusi
Poisson dengan tingkat I dan m, terdapat satu pelayanan, kapasitas
pelayanan dan sumber kedatangan tak terbatas. Pada model ini kondisi
suatu sistem mengalami keseimbangan (steady state) ditunjukkan melalui
rumus sebagai berikut:
Pn = (1 – R) Rn
Di mana:
Pn = probabilitas bahwa n satuan (kedatangan) dalam sistem.
R = factor penggunaan pelayanan atau proporsi waktu pelayan ketika
sedang sibuk.
R = λ/µ ≤ 1 dan n = 0, 1, 2, 3, ….dst…
Di mana:
λ = rerata kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan per satuan waktu)
µ = rerata kecepatan pelayanan (jumlah pelayanan per satuan waktu)

Dari rumus di atas dapat diperoleh ciri – ciri operasi seperti:


• Probabilitas terdapat k atau lebih pengantri dalam sistem:
Pn ≥k = Rk
• Rerata banyaknya pengantri dalam sistem:
!
𝐿= 𝑛  𝑃! =   !!!

STIE Indonesia Membangun (inaba) 1


www.inaba.ac.id
• Rerata banyaknya pengantri yang sedang antri:
𝑅!
𝐿! =  
1−𝑅
• Rerata waktu menunggu dalam sistem:
1
𝑊 =  
𝜇−𝜆

• Rerata Waktu Antri:


𝜆
𝑊! =  
𝜇(𝜇 − 𝜆)

• Proporsi waktu menganggur pelayan:


Po atau I = 1 – R

Contoh 1:
Penumpang kereta api datang pada suatu loket mengikuti distribusi
Poisson dengan tingkat kedatangan rerata 20 orang per jam. Misalkan
secara rerata setiap penumpang dilayani 2 menit dan waktu layanan
mengikuti distribusi eksponensial. Setelah sistem dalam steady state,
hitung:
a. Probabilitas 4 pengantri dalam sistem (P4)
b. Rerata banyaknya pengantri dalam sistem (L).
c. Rerata banyaknya pengantri yang sedang antri (Lq).
d. Rerata waktu tunggu dalam sistem (W).
e. Rerata waktu antrian (Wq).
f. Proporsi waktu nganggur pelayan (Po atau I).
g. Berapa probabilitas pengantri (Pn) tidak dapat tempat duduk jika kursi
yang disediakan didepan loket hanya 3.

Jawab:
Tingkat kedatangan rerata (λ) = 20 orang per jam
2
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Setiap penumpang dilayani 2 menit berarti, tingkat pelayanan rerata (µ) per
jam adalah:
m = 60 menit : 2 menit = 30 orang, sehingga R = λ/µ = 20/30 = 2/3.
!  !
a. P4 = ( 1 – ! ) . (  !)4 = 0,066.
! !
b. L = R : (1 – R) = ! : ( 1 – !) = 2 penumpang
 !  !
c. Lq = R2 : ( 1 – R ) = (  !)2 : ( 1 –  !
) = 1,46 penumpang

d. W = 1 : (µ - λ) = 1 : ( 30 – 20 ) = 1/10 jam = 6 menit


e. Wq = λ : µ (µ - λ) = 20 : 30 (30 – 20) = 4 menit per orang
 !
f. Po = atau I = 1 – R = 1 –  ! = 0,33
 !
g. Pn ≥ k = (R) k = (  !) 3 = 0,296 atau 29,60 %

Contoh 1:
Misalkan kepala stasiun ingin mengganti penjaga loket ke pekerja yang
lebih trampil, diperkirakan waktu pelayanan berkurang dari rerata 2 menit
per penumpang menjadi 1,5 menit per penumpang (berarti per jam dapat
dilayani 60/1,5 atau sama dengan 40 penumpang). Namun upah pekerja
loket trampil lebih mahal yaitu Rp 1.200 per jam, yang berarti dua kali upah
pekerja lama. Kepala stasiun memperkirakan biaya menunggu pengantri
adalah Rp. 50 per menit. Bagaimana pendapat Saudara haruskah kepala
stasion itu menggantikan pekerja lama dengan pekerja terampil.

Jawab:
Ciri – ciri sistem yang diperlukan untuk menganalisis masalah itu adalah
Wq dan I, yang dihitung seperti berikut:
! !"
Wq = !(!!!) = !"(!"!!") = 4 menit per orang

3
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
 !
Po = atau I = 1 – R = 1 –  ! = 0,33 = 33 %

Contoh 1 – Kasus 2:
Pelayan terampil dapat melayani (µ) 40 penumpang per jam
!"  !
Wq = !"(!"!!") =  !" jam = 1,5 menit
 !"
I = 1 –  !" = 0,50 = 50 %

Karena tingkat kedatangan rerata λ = 20 per jam dan loket di buka selama
8 jam per hari, maka banyaknya pengantri 160 (8 jam dikali 20). Sehingga:
Jumlah waktu menunggu untuk kasus 1 = 160 x 4 menit = 640 menit.
Jumlah waktu menunggu untuk kasus 2 = 160 x 1,5 menit = 240 menit.
Pekerja lama dibayar = ½ (Rp. 1.200) x 8 = Rp. 4.800,-
Pekerja terampil dibayar = Rp. 1.200 x 8 = Rp. 9.600,-

Dari perhitungan dan evaluasi di atas dapat direkapitulasi unsur biaya


untuk setiap kasus di atas sebagai berikut:
Unsur biaya Kasus 1 Kasus 2
Biaya tunggu 640 x Rp 50 = 240 x Rp. 50 =
pengantri Rp. 32.000 Rp.12.000
Biaya pelayanan 8x (½x Rp.1.200)= 8 x Rp.1.200 =
Rp. 4.800 Rp. 9.600
Total Rp. 36.800 Rp. 21.600 (terpilih)

Kesimpulan:
Dengan mengganti penjaga loket dengan pekerja yang lebih trampil maka
akan terjadi total penurunan (penghematan) biaya = (Rp.32.000 +
Rp.4.800) - (Rp.12.000 + Rp. 9.600) = Rp. 15.200,-

4
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Contoh 2:
Seorang pengusaha restoran mulai merasakan antrian yang terlalu
panjang, terutama saat jam makan siang dan makan malam. Sebagian
konsumen juga mulai mengeluh soal panjang antrian tersebut. Oleh
karena itu, agar potensi hilangnya konsumen bisa dicegah, pengusaha
tersebut bermaksud menganalisis antrian yang ada guna mendapatkan
solusi yang optimal. Informasi yang diperoleh, tingkat kedatangan rata –
rata saat jam – jam sibuk tersebut adalah 50 pelanggan/jam, dengan
tingkat kedatangan mengikuti distribusi Poisson. Waktu pelayanan adalah
1 menit/pelanggan dengan distribusi eksponensial. Yang perlu diketahui
pengusaha tersebut adalah:
a. Tingkat kegunaan bagian pelayanan (P)
b. Jumlah rata – rata pelanggan dalam antrian (Lq)
c. Jumlah rata – rata pelanggan dalam sistem (L)
d. Waktu menunggu rata – rata dalam antrian (Wq)
e. Waktu menunggu rata – rata dalam sistem (W)
f. Kemungkinan akan lebih 1 pelanggan dalam sistem dan lebih dari 4
pelanggan dalam sistem

Jawab:
! !"
a. 𝑅 =   ! =   !" = 0,833
!! (!,!"")!
b. 𝐿𝑞 =   !!! =   !!!,!"" = 4,155  𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
! !,!""
c. 𝐿 =   !!! =   !!!,!"" = 4,988   ≈ 5  𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
! !" !"
d. 𝑊𝑞 =   !(!!!) =   !"  (!"!!") =   !"" = 0,0833  𝑗𝑎𝑚  𝑎𝑡𝑎𝑢  5  𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
! ! !
e. 𝑊 =   (!!!) =   (!"!!") =   !" = 0,1  𝑗𝑎𝑚  𝑎𝑡𝑎𝑢  6  𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

5
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
f. Kemungkinan akan lebih 1 pelanggan dalam sistem dan lebih dari 4
pelanggan dalam sistem
Pn = 1  (1 −   𝜆 𝜇)(𝜆 𝜇)!
= (1 – 0,833) (0,833)0 = 0,167
= (1 – 0,833) (0,833)1 = 0,139
= (1 – 0,833) (0,833)2 = 0,116
= (1 – 0,833) (0,833)3 = 0,097
= (1 – 0,833) (0,833)4 = 0,080 +
= 0,599

P(n>1) = 1 – P(n≤1) = 1 – (0,167 + 0,139) = 1 - 0,306 = 0,694 atau


69,4%.

P(n>4) = 1 – P(n≤1) = 1 – 0,599 = 0,401 atau 40,1%

2. Model Antrian Banyak Saluran Satu Tahap (M/M/C).


Jika traffic intensity (R = 1/µ) mendekati satu, rerata waktu antri menjadi
makin lama dan pengantri menjadi jenuh dan frustrasi, maka untuk
menghadapi kasus ini dapat di atasi dengan menambah saluran
pelayanan.

Ada beberapa cara menambah saluran seperti dibawah ini;


a. Model Antrian Satu Saluran Bekerja Serentak

è 0000000 è ☐ è
antrian pelayan

è 0000000 è ☐ è

antrian pelayan

6
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
b. Model Antrian Banyak Saluran Satu Tahap.

☐ è

è 0000000 è ☐ è

antrian ☐ è

pelayan

Asumsi pada model ini antara lain:


1. Kedatangan mengikuti distribusi Poisson
2. Waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial negatif
3. Panjang antrian terbatas
4. Disiplin antrian mengikuti FCFS
5. Rerata tingkat pelayanan efektif adalah Cµ di mana c = banyaknya
saluran, dan Cµ lebih besar dari rerata tingkat kedatangan (λ).
6. Distribusi waktu pelayanan sama untuk semua pelayan.

Jika steady state dicapai, maka ciri – ciri operasi adalah:


!
𝑃! = ! ! (! ! )!
!( !)
!  !    
!! !!(!!  ! !")

Pn = {(𝜆 𝜇)n : n!} Po , jika n ≤ c

Pn = {(𝜆 𝜇)n : (c!cn-c)} Po , jika n > c


!"      (! ! )!    .      ! !"
Lq =
!!(!!  ! !" )!

L = Lq + 𝜆 𝜇
Wq = Lq : λ
W = Wq + 1/µ

7
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Jika c = 1 berarti hanya ada satu saluran dan rumus yang dipakai sama
dengan model antrian satu saluran-satu tahap (M/M/1).

Contoh 3:
Misalnya kedatangan calon penumpang mengikuti distribusi Poisson
dengan rerata 75 per jam. Waktu pelayanan mengikuti distribusi
eksponensial negatif dengan rerata 2 menit. Jika dibuka 3 loket, setelah
steady state tercapai cari operating characteristics (ciri – ciri operasinya).

Jawab:
Bila λ = 75, µ = 60/2 = 30, c = 3, maka c.µ = 90 dan R = 75/90 = 0,8333
1
Po =
(75/30)0 + (75/30)1 + (75/30)2 + (75/30)3
0! 1! 2! 3!(1-75/90)
1
= = 0,045
1+2,5+ 3,125+15,63
Lq = (0,045) (75/30)3 (75/90) = 0,5859 = 3,5156 org (menunggu)
3! (1 – 75/90)2 0,1667
L = 3,5156 + 75/30 = 6,0156 org (penumpang dalam sistem)
Wq= 3,5156/75 = 0,0469 jam = 2,8125 menit menunggu
W = 0,0469 jam + 1/30 jam = 0,0802 jam = 2,4687 menit/org dalam sistem

Jika kepala stasiun ingin mengganti pelayan/pekerja atau mengubah


jumlah loket, maka operating characteristics yang baru perlu ditemukan
guna membantu mengevaluasi perubahan biaya pelayanan dan biaya
menunggu. Dengan demikian tingkat pelayanan yang diharapkan lebih
menguntungkan dari segi biaya dapat diketahui.

8
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Contoh 4:
Departemen kredit suatu bank mempekerjakan tiga orang karyawan tata
usaha di kota Bandung untuk menangani “panggilan” yang masuk dari
para pedagang. Waktu rata – rata yang dibutuhkan untuk menerima
sebuah otorisasi adalah 0,5 menit bila tidak diperlukan waktu untuk
menunggu. Tingkat pelayanan mengikuti distribusi eksponensial, karena
kondisi – kondisi yang tidak biasa dapat menghasilkan baik waktu
pelayanan yang relatif lama maupun pendek. Selama periode puncak 8
jam, kantor menerima total 1.750 panggilan (yaitu 218,75 per jam). Tingkat
kedatangan panggilan mengikuti distribusi Poisson. Tentukan:

a. Tingkat kedatangan panggilan per jam


b. Tingkat kegunaan karyawan
c. Probabilitias tidak ada panggilan
d. Jumlah pedagang rata – rata menunggu untuk dilayani
e. Jumlah pedagang dalam sistem
f. Waktu rata – rata dalam antrian
g. Waktu rata – rata dalam sistem
h. Probabilitas untuk menunggu

Jawab:
a. 𝜇 = 2  . 60 = 120  𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
! !"#,!"
b. 𝑝 =   !.! =   !.!"#
= 0,6076   ≈ 60,76%
! !
c. 𝑃! =   !"#,!" !"#,! ! !"#,!" ! =   !!!,!""#!!,!!"#!!,!"# = 0,1417
! !"# !"# !"#
!!
!   !!
!   !!
!   !"#,!"
!! !!
!"#

(!"#,!"/!.!!")(!"#,!"/!"#)!
d. 𝐿𝑞 =   ! !(!!!"#,!"/(!.!"#))!
0,1417

!,!"#!  !  !,!"#
=   !,!"#$
 0,1417
9
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
= 3,983 . 0,1417 = 0,5645 orang
!"#,!"
e. 𝐿 = 0,5645 + !"#
= 2,3874 orang
!,!"!# !"#,!" !
f. 𝑊𝑞 =   !"#.!.!!(!!!"#,!"/!"#)!  ( !"#
)
!,!"!#
=   !"!,!"#$ 6,0576

= 0,001076 jam atau 0,0645 menit atau 3,88 detik


g. 𝑊 =   0,001076 + 1/120
= 0,00941 jam atau 0,5646 menit atau 33,87 detik
!"#,!"! !,!"!#
h. 𝑃𝑤 =   !"# !(!!(!"#,!"/!"#))
 
!,!"!#
= 6,0576 .!,!"#$

= 6,0576 . 0,06
= 0,3646 ≈ 36,46%

Lanjutan contoh 4:
Departemen kredit pada contoh 4 telah menerima keluhan – keluhan dari
banyaknya pedagang bahwa waktu otorisasi terlalu lama. Karena itu,
manager departemen sedang mempertimbangkan penambahan satu lagi
karyawan tata usaha untuk mengurangi waktu menunggu dalam sistem.
Dia merasa bahwa biaya otorisasi total akan naik karena penambahan
karyawan. Bila seorang karyawan tata usaha berpenghasilan Rp 1.100,-
per jam (termasuk semua gaji dan jaminan lainnya) dan biaya
mendapatkan seorang karyawan check out sedang menunggu adalah Rp
2.100,- per jam (gaji, tunjangan, kehilangan penjualan karena penundaan,
dan biaya – biaya lainnya), tentukan apakah lebih baik tetap mempunyai 3
karyawan atau 4 karyawan yang menangani otorisasi?

Jawab:
a. Biaya total sekarang per jam dengan tiga karyawan:

10
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
TC = C.Cs + W. Cw
= 3 (1.100) + 2,3874(2.100)
= 3.300 + 5.013,54
= Rp 8.313,54
b. Biaya total per jam dengan empat karyawan:
Lq = (0,7074)(0,1577) = 0,1116
L = 0,1116 + 1,8229 = 1,9345 orang
TC = 4 (1.100) + 1,9345 (2.100)
= 4.400 + 4.062,45
= Rp 8.462.45

Biaya total dengan mempunyai empat karyawan hanya berbeda sedikit


dengan biaya total biaya mempunyai tiga karyawan (Rp 8.462,45
dibanding Rp 8.313,54). Dengan pertimbangan perbedaan yang kecil ini
(Rp 148,91/jam), dapat direkomendasikan penambahan satu lagi
karyawan bagian otorisasi. Rekomendasi ini berdasarkan asumsi bahwa
waktu menganggur semu empat karyawan otorisasi dapat digunakan untuk
tipe – tipe kegiatan lain yang bermanfaat. Tingkat kegunaan rata – rata
keempat fasilitas pelayanan ialah:
218,75
𝑃 =   = 0,4557   ≈ 45,57  %
480
Cukup beralasan asumsi bahwa 54,43% dari waktu yang menganggur
dapat digunakan untuk kegiatan – kegiatan produksi lain yang bermanfaat.

Contoh 5:
Suatu restoran ditepi jalan memperoleh volume dan keuntungan
yang lebih besar daripada yang diperkirakan, karena restoran tersebut
terletak pada jalan yang ramai. Tetapi restoran mempunyai tempat parker
yang terbatas. Tempat parker yang tersedia hanya 6 ruangan. Bila tempat
parker penuh, langganan akan berpindah restoran.
11
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Berseberangan dengan restoran, ada pemilik ruangan yang
bersedia menyewakan tempatnya untuk tempat parker yang nyaman
dengan biaya Rp 2.000,- per ruangan per hari operasi. Dengan tambahan
informasi di bawah ini, tentukan jumlah ruangan yang seharusnya disewa?

Info tambahan:
Tingkat kedatangan langganan potensial adalah 21 mobil per jam dan
mengikuti distribusi Poisson. Tingkat pelayanan restoran 36 mobil per jam
dan juga digambarkan dengan distribusi Poisson. Keuntungan rata – rata
per mobil adalah Rp 1.600,- dan restoran buka 12 jam per hari.

Jawab:
a. Menentukan persentase waktu restoran sibuk dengan 6 ruangan:
1 − (𝜆 𝜇 ) 𝜆
𝑃! =    ( )!
1 − (𝜆 𝜇)!!! 𝜇
!!(!" !") !" !
= !!(!"  ( )
! !"
!")
!,!"#$
= !,!"#"  1 = 0,4338   ≈ 43,38%

Jadi, restoran sibuk 56,62% dari waktu total: 100% - 43,38%.


Bila restoran sibuk dengan melayani 36 mobil per jam, maka dengan 6
ruangan restoran akan dapat melayani 20,38 mobil per jam (0,5662 x
36).

Bila restoran buka 12 jam per hari, keuntungan total per hari:
12 x 20,38 x 1.600 = Rp 391.296,-.

b. Dengan 7 ruangan, proporsi waktu restoran sibuk adalah:

12
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
!! !" !" 21 !
𝑃 !!! = 1 −   !  ( 36)
!! !" !"

!,!"#$
= 1 −   !,!""# = 0,5735

Keuntungan total per hari:


12 x 0,5735 x 36 x 1.600 = Rp 396.403,2

Keuntungan marginal dengan 7 ruangan:


396.403,2 – 391.296 = Rp 5.107,2

Hal ini menunjukan bahwa lebih besar (>) dari biaya marginal (Rp
2.000,- per hari).

c. Dengan 8 ruangan, proporsi waktu restoran sibuk adalah:


!! !" !" !" !
𝑃 !!! = 1 −   !    ( )
!! !" !" !"

!,!"#$
= 1 −   !,!"#$ = 0,5776 ≈ 57,76%

Keuntungan total per hari:


12 x 0,5776 x 36 x 1.600 = Rp 399.237,12

Keuntungan marginal dengan 8 ruangan:


399.237,12 – 396.403,2 = Rp 2.833,92

Dimana hal ini masih lebih besar dari biaya marginal.

Contoh 6:
Sebuah rumah sakit memiliki Ruang Gawt Darurat (RGD) yang berisikan
tiga bagian ruangan yang terpisah untuk setiap kedatanan pasien. Setiap
13
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
ruangan memiliki satu orang dokter dan satu orang perawat. Secara rata –
rata dokter dan perawat dapat merawat 5 orang pasien per jam. Apabila
pasien yang dihadapi hanya luka – luka ringan, mereka dapat melayani 12
pasien per jam. Laporan pihak statistik pasien pada rumah sakit tersebut
menunjukkan bahwa kedatangan dan penyelesaian pelayanan mengikuti
distribusi Poisson. Tentukan:
a. Probabilitas tidak terlayani (Po)?
b. Jumlah rata – rata pelanggan dalam antrian (Lq)?
c. Jumlah rata – rata pelanggan dalam sistem (L)?
d. Waktu tunggu dalam antrian (Wq)?
e. Waktu tunggu dalam sistem (W)?

Jawab:
!
a. 𝑃𝑜 =     !" !" !" !" !" !" !
! !   ! ! ! ! ! ! !  !   ! !"  
!! !! !! !! !! !! !!
!"

1
𝑃𝑜 =   = 0,1286   ≈ 12,86%  
7,7761
!" !
(!,!"#$) (!"/!") !,!"#$
!
b. 𝐿𝑞 =   !!(  !!!"/!")
=   !",!
= 0,0788  𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔  
!"
c. 𝐿 = 0,0788 + !
=  2,4788  𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
!,!"##
d. 𝑊𝑞 =   !"
= 0,0066  𝑗𝑎𝑚 = 0,394  𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
!
e. 𝑊 = 0,0066 + ! = 0,2066  𝑗𝑎𝑚  𝑎𝑡𝑎𝑢  12,396  𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Contoh 7:
Disebuah gedung pertunjukkan hanya terdapat satu loket penjualan tiket.
Penonton yang datang untuk membeli tiket mengikuti distribusi Poisson
dengan rata – rata 30 orang per jam. Waktu yang diperlukan untuk

14
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
melayani seorang pembeli berdistribusi eksponenial dengan rata – rata 90
detik. Tentukan:
a. Probabilitas ada 5 orang pembeli di depan loket?
b. Ekspektasi panjang antrian termasuk yang dilayani?
c. Ekspektasi panjang antrian tidak termasuk yang sedang dilayani?
d. Ekspektasi waktu menunggu dalam sistem (termasuk waktu
pelayanan)?
e. Ekspektasi waktu menunggu dalam antrian (tidak termasuk waktu
pelayanan)?
f. Probabilitas bahwa seorang pembeli tiket harus menunggu sedikitnya 8
menit sejak ia datang di depan loket hingga selesai mendapatkan tiket?

Jawab:
Diketahui:
!"#$% !"  !"#$%
𝜆 = 30 !"#
= !"  !"#$%
= 0,5  𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

90 3
𝜇 = 90  𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘  𝑝𝑒𝑟  𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 = 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡  𝑝𝑒𝑟  𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 =  𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡  𝑝𝑒𝑟  𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔,  
60 2
!
𝑚𝑎𝑘𝑎  𝜇 = ! 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔  𝑝𝑒𝑟  𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡.

Sehingga tingkat kepadatan pelayanan atau utilisasi adalah:


1
2 3
𝜌 =  𝜆 ∶ 𝑐  𝑥  𝜇 = =
1  𝑥   2 3 4
a. n = 5, maka P5 ?
Pn = 𝜌!  𝑥  𝑃! , dimana Po = 1 – 𝜌
P5 = ( 1- ¾) x (¾)5 = 0,0593
b. L = 𝜌 ∶  1 −  𝜌  𝑎𝑡𝑎𝑢  𝜆 ∶ (𝜇 −  𝜆)  
L = ¾ : (1 – ¾) = 3 orang
!!
c. Lq = L x (𝜆: 𝜇) atau Lq = !  !(!!!)  

Lq = 3 x (0,5 : 2/3)
15
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Lq = 3 x 0,75
Lq = 2,25 orang
! !
d. W = ! atau W = !!!
!
W = !,!  

W = 6 menit per orang


!" ! !
e. Wq = !
atau Wq = !!! !"
atau Wq = W - !
!
Wq = 6 - !
!
!
Wq = 6 – !

Wq = 6 – 1,5
Wq = 4,5 menit
f. P(T>8) = 𝜌  𝑥  𝑒 !!(!!!)!
P(T>8) = ¾ x e -2/3.(1-3/4).8
P(T>8) = ¾ x e -1/3
P(T>8) = ¾ x 0,2645
P(T>8) = 0,1984 ≈ 19,84%

Referensi Utama:

1. Anderson, D.R. dkk. (2016). Introduction to Management Science:


Quantitive Approaches to Decision Making 14thEd. Ohio: Thomson.
2. Render, B., dkk. (2012). Quantitative Analysis For Management 11th Ed.
New Jersey: Pearson Education.
Referensi Penunjang:

1. Dimyati, Tjutju T. dan Ahmad Dimyati. (2015). Operation Research, Model


Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
2. Mulyono, Sri. Riset Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
UI.

16
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
3. https://masdwijanto.files.wordpress.com/2012/06/bab-8.pdf (Akses: 29
November 2019)
4. Subagyo, Pangestu,dkk, Asmara, Rosihan dan berbagai sumber yang
relevan. RO2 – Pertemuan 5 dan 6 Teori Antrian.
5. Apriyanto, Agung, dkk dan berbagai sumber relevan. (2012). Riset
Operasional 2 – Model Antrian. Universitas Gunadarma.
6. Sari, Emelia. Soal – soal Latihan Teori Antrian – Jurusan Teknik Industri.
Universitas Indonesia.

17
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id

Anda mungkin juga menyukai