Sedang kelemahan yang pokok adalah menyangkut kegagalan MRP mencapai tujuan
yang disebabkan oleh 1) kurangnya komitmen dari manajemen puncak dalam
pengimplementasian MRP, 2) MRP dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari
sistim lain, lebih dipandang sebagai sistim yang berdiri sendiri dalam menjalankan
operasi perusahaan daripada sebagai suatu sistim yang terkait dengan sistim lain
dalam perusahaan atau suatu bagian dari keseluruhan sistim perusahaan, 3) mencoba
menggabungkan MRP dengan JIT tanpa memahami betul karakteristik kedua
pendekatan tersebut, 4) membutuhkan akurasi operasi, 5) kesulitan dalam membuat
skedul terinci.
Cara kerja sistim MRP adalah sebagai berikut: pesanan produk dijadikan dasar
untuk membuat skedul produksi master atau Master Production Schedule (MPS) yang
memberikan gambaran tentang jumlah item yang diproduksi selama periode waktu
tertentu. MPS dibuat berdasarkan pada peramalan kebutuhan akan peralatan yang
diperlukan, merupakan proses alokasi untuk mengadakan sejumlah peralatan yang
diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai (pekerja, mesin, dan
bahan).
Sebuah perusahaan manufaktur hendak menetukan besarnya lot. Berikut ini informasi
yang didapat:
Order atau set-up cost per order (SC) atau biaya pesan per pemesanan : 47$
Carrying Cost/week atau Holding Cost (HC) atau biaya simpan per minggu 10%
Kebutuhan bersih minggu ke-1 sebanyak 50 unit, minggu ke-2 sebanyak 60 unit,
minggu ke-3 sebanyak 70 unit, minggu ke-4 turun menjadi 60 unit, mingu ke-5
sebanyak 95 unit, minggu ke-6 sebanak 75 unit, minggu ke-7, 60 unit dan minggu ke-
8 sebanyak 55 unit.
Tentukan metode lot sizing bila alternatif teknik lot sizing yang akan digunakan
adalah 1) Lot For Lot (L4L), 2) Economic Order Quantity, 3) Least Total Cost
(LTC) dan 4) Least Unit Cost (LUC).
Pembahasan
Untuk menentukan metode lot sizing mana yang sebaiknya digunakan, dilakukan
analisis dampak biaya persediaan dari setiap alternatif teknik lot sizing. Berikut
analisis untuk tiap-tiap teknik lot sizing:
Yakni suatu teknik penentuan lot size yang jumlahnya sama dengan jumlah
pesanan/kebutuhan. Dengan demikian L4L menyusun pesanan yang direncanakan
tepat sesuai dengan kebutuhan bersih, memproduksi secara tepat apa yang dibutuhkan
setiap minggu, sehingga meminimumkan biaya simpan dan tidak memperhitungkan
biaya set up dan keterbatasan kapasitas.
Bila contoh soal di atas diselesaikan dengan menggunakan metode L4L, maka
Perhitungan dan skedul MRP dengan metode L4L adalah sbb :
Keterangan :
HC = biaya simpan. Dihitung dengan cara End Inventory x biaya simpan perminggu
Misalnya pada minggu pertama End Inventory = 0 dan biaya simpan per minggu =
10% x 10 = 1, maka HC = 0 x 1 = 0
SC = biaya pesan setiap kali pesan. Dihitung dengan cara: product quantity x biaya
pesan setiap kali pemesanan
Misalnya pada minggu pertama, Net Requirement = 50 dan product quantity = 50 jadi
pemesanan hanya dilakukan 1x, sedang biaya pesan setiap kali pemesanan sebesar 47,
maka SC = 1 x 47 = 47.
Hasil perhitungan sebagaimana terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa bila
digunakan metode L4L, TIC untuk 8 minggu adalah 376.
Yakni penentuan jumlah lot size dengan menggunakan konsep EOQ yang secara
eksplisit menyeimbangkan biaya simpan dan pesan tahunan.Dalam model EOQ
permintaan diasumsikan konstan, atau dengan kata lain diperlukan safety stock untuk
mengantisipasi variabilitas permintaan. EOQ menggunakan estimasi total permintaan
tahunan, stup cost atau order cost, dan holding cost tahunan. EOQ tidak didisain
untuk sistim dengan periode waktu yang diskrit seperti halnya MRP. MRP
mengasumsikan bahwa kebutuhan telah dipenuhi pada awal periode. Holding cost
hanya diperhitungkan pada persediaan akhir, tidak dihitung berdasarkan rata-rata
persediaan sebagaimana EOQ. Sementara EOQ berasumsi bahwa penggunaan
persediaan didasarkan pada basis kontinyu selama periode. Berdasarkan hal-hal
tersebut maka pemecahan contoh sola di atas bila digunakan metode EOQ akan
sebagai berikut:
dengan menggunakan rumus EOQ diperoleh EOQ sebesar 351, sehingga pemesanan
pertama kali sebanyak 351 unit
selengkapnya skedul pemesanan MRP dengan loot sizing EOQ adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
cara menghitung HC dan SC sama dengan cara menghitung HC dan SC pada teknik
L4L
Dari perhitungan yang ditunjukkan pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
bila digunakan metoda EOQ, maka TIC akan sebesar 171,05
Metode ini merupakan metode penentuan lot size yang dinamis yang menghitung
jumlah komponen yang dipesan dengan membandingkan antara biaya simpan dan
biaya pesan untuk berbagai lot size dan memilih lot yang memiliki biaya simpan dan
biaya pesan yang hampir sama. Bila lot sizing Jumlah Pembelian dihitung dengan
metoda LTC, maka perhitungan dilakukan
Dengan demikian pemesanan pertama sebanyak 335 unit untuk memenuhi kebutuhan
selama 5 minggu yakni minggu 1 hingga 5. dan kemudian dilakukan reorder
sebanyak 190 unit untuk memenuhi kebutuhan selama tiga minggu yakni minggu ke
enam hingga minggu ke delapan. Selanjutnya, skedul MRP-nya adalah sebagai
berikut:
Metode ini juga merupakan metode dinamis yang pemilihan lot didasarkan pada
kriteria total biaya (biaya simpan+biaya pesan) per unit yang terkecil. Dengan
menggunakan contoh soal yang sama dengan sebelumnya, maka perhitungan LUC
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan model LUC pembelian pertama kali dilakukan sebanyak 410 untuk
memenuhi kebutuhan minggu pertama hingga minggu keenam. Kemudian pembelian
kedua sebanyak 115 untuk memenuhi kebutuhan minggu ke tujuh dan ke delapan.
Skedul MRP menjadi sebagai berikut:
Dari skedul MRP di atas dapat dilihat bahwa bila pengadaan inventori dilakukan
dengan menggunakan model LUC maka total cost untuk delapan minggu sebesar
153,5.
Berdasarkan analisis biaya TIC, maka untuk situasi dan kondisi seperti yang ada
dalam kasus, penentuan inventori disarankan menggunakan model LUC karena
menghasilkan TIC yang terendah .
Berdasarkan data skedul produksi master diperlukan 1250 Sebuah produk akhir
“Z” yang harus diselesaikan dalam waktu 15 minggu. Lead time untuk produk akhir 1
minggu. Untuk membuat 1 unit Z diperlukan 1 unit A. Sementara untuk membuat 1
unit A diperlukan komponen B sebanyak 1 unit. 1 unit B dibuat dengan menggunakan
komponen C sebanyak 1 unit. Berikut ini data tentang inventori di tangan (inventory
on hand) dan lead time.
B 250 1
C 500 2
Diminta :
Menentukan kapan dilakukan pemesanan untuk tiap-tiap komponen agar produk akhir
dapat diselesaikan tepat pada waktunya!
Membuat skedul MRP dimana lot sizing dengan menggunakan teknik L4L atau
jumlah pemesanan sesuai dengan kebutuhan bersih!
Pembahasan
NCR sama dengan jumlah komponen yang diperlukan untuk memenuhi permintaan
produk akhir dikurangi persediaan komponen, sehingga:
Kompone Jumlah komponen Jumlah NCR
n untuk membuat persediaan
1250 produk akhir
C 550 0 500 50
Berdasarkan informasi tentang pembuatan produk akhir berikut jenis dan jumlah
komponen-komponen yang diperlukan untk membuat produk akhir, maka dapat
disusun pohon struktur produk sebagai berikut:
Produk akhir harus sudah tiba dalam minggu 15 , sementara lead timenya 1 minggu,
maka produk akhir harus sudah seleai paling lambat akhir minggu ke-14 (=15-1).
Total lead time semua komponen penyusun produk akhir adalah 7 minggu, sehingga
skedul untuk periode ke depan produk akhir harus sudah dikirim pada minggu ke-
21(=14+7). Oleh karena pada minggu ke-21 harus sudah tiba ke konsumen ,
sementara lead time produk akhir 1 minggu maka produk tersebut harus sudah selesai
paling lambat akhir minggu ke 20 (=21-1). Dengan demikian saat pemesanan masing-
masing komponen dapat ditentukan sebagai berikut:
Setelah menghitung NCR, membuat pohon struktur produk dan menentukan saat
produk akhir harus selesai serta saat pemesanan komponen harus dilakukan maka
dapat dibuat skedul MRP dengan mengikuti format sbb:
Z Gross 1250
requirement
Lt=1
Scheduled 0
receipts
On-hand 0
inventory
NCR 1250
Planned 1250*
order
release
A Gross 1250
requirement
Lt=4
Scheduled 0
receipts
On-hand 450
inventory
NCR 800
Planned 800*
order
release
B Gross 800
requirement
Lt=1
Scheduled 0
receipts
On-hand 250
inventory
NCR 550
Planned 550*
order
release
C Gross 550
requirement
Lt =2
Scheduled 0
receipts
On-hand 500
inventory
NCR 50
Planned 50*
order
release