Anda di halaman 1dari 87

PERENCANAAN &

PENGENDALIAN PRODUKSI
TIN 4113

Pertemuan 6 & 7
Outline:
Independent Demand Inventory Models: Probabilistik
(Penentuan SS), Shortage
Aggregate Planning

Referensi:
Smith, Spencer B., Computer-Based Production and
Inventory Control, Prentice-Hall, 1989.
Tersine, Richard J., Principles of Inventory and Materials
Management, Prentice-Hall, 1994.
Wiratno, S. E., Lecture PPT: Inventori Probabilistik, IE-ITS,
2009.
Pujawan, Nyoman, Lecture PPT: Aggregate Planning, IE-ITS,
2010.

Soal
Jelaskan perbedaan EOQ dan EPQ. Tuliskan rumus Q*
dan Total Cost masing-masing pendekatan
perencanaan inventori tersebut di atas.
Diketahui permintaan tahunan sebesar 8000 unit dan
economic order quantity 600 unit. Berapakah
economic order intervalnya (dalam minggu)?
Berapakah level inventori maksimum jika diketahui
lead time 1 minggu dan ada 52 minggu kerja per tahun
dalam sistem economic order interval tersebut?
Permintaan sebuah produk berdistribusi normal
dengan rata-rata 400 unit per bulan dan standar deviasi
30 unit per bulan. Lead time adalah 2 bulan. Berapakah
ROP yang memberikan service level 95%? Berapakah
jumlah pemesanan kembali jika ongkos pesan $400
dan ongkos simpan $10 per unit per bulan?

INDEPENDENT DEMAND INVENTORY SYSTEM: PROBABILISTIK MODEL

SERVICE LEVEL, SAFETY STOCK,


METODE Q (FOQ), METODE P (FOI)

Klasifikasi Problem Inventori


Klasifikasi problem inventori berdasarkan variabelvariabelnya (Waters, 2003):
Unknown situasi permasalahan sama sekali
tidak diketahui dan analisis sulit dilakukan
Known (constant or variable) parameter
permasalahan diketahui nilai-nilainya dan dapat
menggunakan model deterministik
Uncertain distribusi probabilitas dari variabel
permasalahan dapat diketahui dan dapat
diselesaikan dengan menggunakan model
probilistik/stokastik.
5

Ketidakpastian dalam Inventori


Demand :
Fluktuasi acak dari jumlah dan ukuran pesanan
Cost
Biaya biasanya sangat dipengaruhi oleh tingkat
inflasi yang sulit diprediksi tingkat dan waktu inflasi
terjadi
Lead time:
Jarak yang jauh dan banyaknya stage (channel)
distribusi yang harus dilalui
Deliveries
Jumlah yang dikirim biasanya tidak sama dengan
pesanan yang diminta

Inventory level

Reorder Point dengan Safety Stock

Reorder point

Safety stock

0
LT
7

LT

Time

Model Persediaan dengan Demand


Probabilistik dan LT 0 dan Tetap
Jika LT 0, maka perlu untuk menentukan
Reorder Point yaitu suatu level inventori dimana
pemesanan ulang harus dilakukan
Demand probabilistik (Distribusi Normal)
membuat terdapat kemungkinan persediaan
habis sedangkan pesanan belum datang
Untuk mengatasi hal tersebut maka diantisipasi
dengan Safety Stock
8

Demand Probabilistik
Reorder Point besarnya sama dengan demand
selama lead time: ROP = DLT
Contoh: jika demand per tahun 10.000 unit; lead
time pemesanan selama 1 minggu; maka:
ROP = demand selama 1 minggu
ROP = 1/52 x 10.000 = 192,3 ~ 193
Artinya jika persediaan mencapai 193 unit
maka pemesanan harus dilakukan
Reorder point tersebut belum
memperhitungkan besarnya Safety Stock
9

Demand selama Lead Time


shortages

all demand met

Service level
= 97,7%

Probabilitas shortage
P=0.023

ROP

LTD

Z=2
10

Service Level (1)


Service level diukur dalam beberapa cara
yaitu:

percentage of orders completely satisfied from stock;


percentage of units demanded that are delivered from stock;
percentage of units demanded that are delivered on time;
percentage of time there is stock available;
percentage of stock cycles without shortages;
percentage of item-months there is stock available.

Ukuran service level yang paling banyak


digunakan: persentase demand yang dapat
dipenuhi dari stock/inventori
11

Service Level (2)


Service level (dalam 1 siklus) adalah
probabilitas untuk dapat memenuhi semua
demand dalam satu siklus inventori
Contoh : Data terakhir permintaan selama lead
time yang dicatat pada 50 siklus inventori dari
suatu item adalah sebagai berikut:
Demand

10

20

30

40

50

60

70

80

Frekuensi

10

14

Berapakah ROP jika service level yang


dikehendaki sebesar 95%?
12

Service Level (3)


Demand
selama LT

Frekuensi

Peluang

Peluang
Kumulatif

10

0.02

0.02

20

0.10

0.12

30

10

0.20

0.32

40

14

0.28

0.60

50

0.18

0.78

60

0.12

0.90

70

0.08

0.98

80

0.02

1.00

Untuk mencapai service level 95%, maka demand selama lead time
harus lebih rendah dari reorder level pada tingkat service level 95%.
Dari informasi di atas, maka dapat ditetapkan reorder level = 70 unit
sehingga memberikan service level 98%
13

Demand Probabilistik
Safety stock dibuat untuk mengurangi
kemungkinan out of stock (shortage)
Dipengaruhi oleh lead time dan variansi demand
Jika D adalah demand per unit waktu dan
adalah standard deviasi, maka demand selama
lead time adalah LTD, variansi demand selama
lead time adalah 2LT dengan standard deviasi
adalah (2LT)1/2
Safety stock ditentukan dengan perhitungan:
SS = Z Standard deviasi demand selama LT
SS Z LT
14

Demand Probabilistik
(Uncertainty in Demand)
Keputusan persediaan yang harus dibuat adalah:
Lot (jumlah) pesanan:

Q0

2 D RC
HC

Saat pemesanan kembali:

ROP D LT Z LT
15

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9

5.00E-01
4.60E-01
4.21E-01
3.82E-01
3.45E-01
3.09E-01
2.74E-01
2.42E-01
2.12E-01
1.84E-01

4.96E-01
4.56E-01
4.17E-01
3.78E-01
3.41E-01
3.05E-01
2.71E-01
2.39E-01
2.09E-01
1.81E-01

4.92E-01
4.52E-01
4.13E-01
3.75E-01
3.37E-01
3.02E-01
2.68E-01
2.36E-01
2.06E-01
1.79E-01

4.88E-01
4.48E-01
4.09E-01
3.71E-01
3.34E-01
2.98E-01
2.64E-01
2.33E-01
2.03E-01
1.76E-01

4.84E-01
4.44E-01
4.05E-01
3.67E-01
3.30E-01
2.95E-01
2.61E-01
2.30E-01
2.01E-01
1.74E-01

4.80E-01
4.40E-01
4.01E-01
3.63E-01
3.26E-01
2.91E-01
2.58E-01
2.27E-01
1.98E-01
1.71E-01

4.76E-01
4.36E-01
3.97E-01
3.59E-01
3.23E-01
2.88E-01
2.55E-01
2.24E-01
1.95E-01
1.69E-01

4.72E-01
4.33E-01
3.94E-01
3.56E-01
3.19E-01
2.84E-01
2.51E-01
2.21E-01
1.92E-01
1.66E-01

4.68E-01
4.29E-01
3.90E-01
3.52E-01
3.16E-01
2.81E-01
2.48E-01
2.18E-01
1.89E-01
1.64E-01

4.64E-01
4.25E-01
3.86E-01
3.48E-01
3.12E-01
2.78E-01
2.45E-01
2.15E-01
1.87E-01
1.61E-01

1.0
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9

1.59E-01
1.36E-01
1.15E-01
9.68E-02
8.08E-02
6.68E-02
5.48E-02
4.46E-02
3.59E-02
2.87E-02

1.56E-01
1.34E-01
1.13E-01
9.51E-02
7.93E-02
6.55E-02
5.37E-02
4.36E-02
3.52E-02
2.81E-02

1.5 39E01
1.31E-01
1.11E-01
9.34E-02
7.78E-02
6.43E-02
5.26E-02
4.27E-02
3.44E-02
2.74E-02

1.52E-01
1.29E-01
1.09E-01
9.18E-02
7.64E-02
6.30E-02
5.16E-02
4.18E-02
3.36E-02
2.68E-02

1.49E-01
1.27E-01
1.08E-01
9.01E-02
7.49E-02
6.18E-02
5.05E-02
4.09E-02
3.29E-02
2.62E-02

1.47E-01
1.25E-01
1.06E-01
8.85E-02
7.35E-02
6.06E-02
4.95E-02
4.01E-02
3.22E-02
2.56E-02

1.45E-01
1.23E-01
1.04E-01
8.69E-02
7.21E-02
5.94E-02
4.85E-02
3.92E-02
3.14E-02
2.50E-02

1.42E-01
1.21E-01
1.02E-01
8.53E-02
7.08E-02
5.82E-02
4.75E-02
3.84E-02
3.07E-02
2.44E-02

1.40E-01
1.19E-01
1.00E-01
8.38E-02
6.94E-02
5.71E-02
4.65E-02
3.75E-02
3.01E-02
2.39E-02

1.38E-01
1.17E-01
9.85E-02
8.23E-02
6.81E-02
5.59E-02
4.55E-02
3.67E-02
2.94E-02
2.33E-02

2.0
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9

2.28E-02
1.79E-02
1.39E-02
1.07E-02
8.20E-03
6.21E-03
4.66E-03
3.47E-03
2.56E-03
1.87E-03

2.22E-02
1.74E-02
1.36E-02
1.04E-02
7.98E-03
6.04E-03
4.53E-03
3.36E-03
2.48E-03
1.81E-03

2.17E-02
1.70E-02
1.32E-02
1.02E-02
7.76E-03
5.87E-03
4.40E-03
3.26E-03
2.40E-03
1.75E-03

2.12E-02
1.66E-02
1.29E-02
9.90E-03
7.55E-03
5.70E-03
4.27E-03
3.17E-03
2.33E-03
1.70E-03

2.07E-02
1.62E-02
1.26E-02
9.64E-03
7.34E-03
5.54E-03
4.15E-03
3.07E-03
2.26E-03
1.64E-03

2.02E-02
1.58E-02
1.22E-02
9.39E-03
7.14E-03
5.39E-03
4.02E-03
2.98E-03
2.19E-03
1.59E-03

1.97E-02
1.54E-02
1.19E-02
9.14E-03
6.95E-03
5.23E-03
3.91E-03
2.89E-03
2.12E-03
1.54E-03

1.92E-02
1.50E-02
1.16E-02
8.89E-03
6.76E-03
5.09E-03
3.79E-03
2.80E-03
2.05E-03
1.49E-03

1.88E-02
1.46E-02
1.13E-02
8.66E-03
6.57E-03
4.94E-03
3.68E-03
2.72E-03
1.99E-03
1.44E-03

1.83E-02
1.43E-02
1.10E-02
8.42E-03
6.39E-03
4.80E-03
3.57E-03
2.64E-03
1.93E-03
1.40E-03

3.0
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9

1.35E-03
9.68E-04
6.87E-04
4.84E-04
3.37E-04
2.33E-04
1.59E-04
1.08E-04
7.25E-05
4.82E-05

1.31E-03
9.35E-04
6.64E-04
4.67E-04
3.25E-04
2.24E-04
1.53E-04
1.04E-04
6.96E-05
4.63E-05

1.26E-03
9.04E-04
6.41E-04
4.50E-04
3.13E-04
2.16E-04
1.47E-04
9.97E-05
6.69E-05
4.44E-05

1.22E-03
8.74E-04
6.19E-04
4.34E-04
3.02E-04
2.08E-04
1.42E-04
9.59E-05
6.42E-05
4.26E-05

1.18E-03
8.45E-04
5.98E-04
4.19E-04
2.91E-04
2.00E-04
1.36E-04
9.21E-05
6.17E-05
4.09E-05

1.14E-03
8.16E-04
5.77E-04
4.04E-04
2.80E-04
1.93E-04
1.31E-04
8.86E-05
5.92E-05
3.92E-05

1.11E-03
7.89E-04
5.57E-04
3.90E-04
2.70E-04
1.86E-04
1.26E-04
8.51E-05
5.68E-05
3.76E-05

1.07E-03
7.62E-04
5.38E-04
3.76E-04
2.60E-04
1.79E-04
1.21E-04
8.18E-05
5.46E-05
3.61E-05

1.04E-03
7.36E-04
5.19E-04
3.63E-04
2.51E-04
1.72E-04
1.17E-04
7.85E-05
5.24E-05
3.46E-05

1.00E-03
7.11E-04
5.01E-04
3.50E-04
2.42E-04
1.66E-04
1.12E-04
7.55E-05
5.03E-05
3.32E-05

4.0
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9

3.18E-05
2.08E-05
1.34E-05
8.62E-06
5.48E-06
3.45E-06
2.15E-06
1.33E-06
8.18E-07
4.98E-07

3.05E-05
1.99E-05
1.29E-05
8.24E-06
5.23E-06
3.29E-06
2.05E-06
1.27E-06
7.79E-07
4.73E-07

2.92E-05
1.91E-05
1.23E-05
7.88E-06
5.00E-06
3.14E-06
1.96E-06
1.21E-06
7.41E-07
4.50E-07

2.80E-05
1.82E-05
1.18E-05
7.53E-06
4.77E-06
3.00E-06
1.87E-06
1.15E-06
7.05E-07
4.28E-07

2.68E-05
1.75E-05
1.13E-05
7.20E-06
4.56E-06
2.86E-06
1.78E-06
1.10E-06
6.71E-07
4.07E-07

2.57E-05
1.67E-05
1.08E-05
6.88E-06
4.35E-06
2.73E-06
1.70E-06
1.05E-06
6.39E-07
3.87E-07

2.47E-05
1.60E-05
1.03E-05
6.57E-06
4.16E-06
2.60E-06
1.62E-06
9.96E-07
6.08E-07
3.68E-07

2.36E-05
1.53E-05
9.86E-06
6.28E-06
3.97E-06
2.48E-06
1.54E-06
9.48E-07
5.78E-07
3.50E-07

2.26E-05
1.47E-05
9.43E-06
6.00E-06
3.79E-06
2.37E-06
1.47E-06
9.03E-07
5.50E-07
3.32E-07

2.17E-05
1.40E-05
9.01E-06
5.73E-06
3.62E-06
2.26E-06
1.40E-06
8.59E-07
5.23E-07
3.16E-07

Probabilitas terjadi
stockout = 0.0495

Z=1.65

16

Penentuan Nilai Z
Service level

0.90
0.95
0.98
0.99
0.9986

17

Stock Out
Probability
0.10
0.05
0.02
0.01
0.0014

Z value

1.28
1.65
2.05
2.33
3.75

Contoh
Permintaan sebuah item berdistribusi normal dengan
rata-rata 1000 unit per minggu dan standard deviasi
200 unit. Harga item $10 per unit dan ongkos pesan
$100. Ongkos simpan ditetapkan sebesar 30% dari
nilai inventori per tahun dan lead time tetap selama 3
minggu. Tentukan kebijakan inventori jika diinginkan
service level 95%, dan berapakah ongkos untuk safety
stock-nya
D = 1000 per minggu (=200)
UC = $10 per unit
RC = $ 100 per pesan
HC = 0.3 x $10 = $3 per unit per tahun
LT = 3 minggu

18

Contoh
Q
*

2 RC D

HC

2 100 1000 52
1862 unit
3

ROP LT D Z LT
3 1000 1.64 200 3 service level 95%, Z=1.64
(Lihat Tabel Distribusi Normal)
3000 568
3568 unit
Ongkos ekspektasi safety stock:

Safety stock Holding cost


568 3 $1704 per tahun
19

Lead Time Probabilistik


(Uncertainty in Lead Time)
LT lebih pendek maka akan muncul unused
stock, namun jika LT lebih panjang maka muncul
shortage
Probabilitas shortage adalah probabilitas bahwa
demand selama lead time lebih besar daripada
reorder level, sehingga,

Service level Prob LT D ROP


ROP

Prob LT

20

Contoh
Lead time untuk pemesanan sebuah produk
berdistribusi Normal dengan mean 8 minggu dan
standard deviasi 2 minggu. Jika permintaan konstan
sebesar 100 unit per minggu, berapakah kebijakan
pemesanan yang memberikan suatu service level
siklus 95%

ROP

Prob LT
0.95
D

Dari Tabel Normal, untuk probabilitas 95% Z=1.64,


sehingga LT = 8 + (1.64x2) = 11.3 minggu (ROP=1130
unit)
21

Demand & Lead Time Probabilistik


Jika diasumsikan demand dan lead time
berdistribusi normal, maka:
demand mempunyai rata-rata D dan standard deviasi

dan,
lead time mempunyai rata-rata LT dan standard deviasi

LT

sehingga:
demand selama lead time mempunyai rata-rata LTD
dan standard deviasi adalah
22

LTD

LT D
2
D

LT

Contoh
(Uncertain in both LT dan D)
Permintaan sebuah produk berdistribusi normal
dengan rata-rata 400 unit per bulan dan standar
deviasi 30 unit per bulan. Lead time juga berdistribusi
normal dengan rata-rata 2 minggu dan standar deviasi
0.5 bulan. Berapakah ROP yang memberikan service
level 95%? Berapakah jumlah pemesanan kembali jika
ongkos pesan $400 dan ongkos simpan $10 per unit
per bulan?
D = 400 unit per bulan
D = 30 unit
LT = 2 bulan
LT = 0.5 bulan
23

Contoh
(Uncertain in both LT dan D)
Demand selama LT = LT x D = 800 unit
Standard deviasi demand selama lead time:

LT D
2
D

2
LT

2 30 400
2

0.5 2

204.45 unit
Untuk service level 95%,
Safety stock = 1.64 x 204.45 = 335 unit
maka,
ROP = LT x D + SS
= 800 + 335
= 1135 unit
24

Contoh
(Uncertain in both LT dan D)
Ukuran pemesanan optimal (ekonomis):
Q*

2 RC D
HC

2 400 400

10
179 unit

25

Metode Pemesanan Kembali


Pemesanan dilakukan jika tercapai tingkat
persediaan sebesar ROP = reorder point

Pemesanan kembali juga dapat dilakukan dengan


cara lain, yaitu pada ROP = waktu tertentu;
misalkan setiap satu bulan sekali
Metode pemesanan kembali:

26

Metode Continous Review (Metode Q)

Metode Periodic Review (Metode P)

Sistem P

Sistem Q
Stock tersedia

terima

terima

Stock tersedia
Yes
Demand

Demand
Stock > demand
No
Hitung posisi stock

No

Backorder/Lost
sale
Perioda review tercapai

No

Posisi stock ROP

Yes
Tentukan posisi stock

Yes
Pesan sebesar EOQ

Tentukan order quantity


Max.stock stock position
Pesan sebesar Q

27

Metode Q atau Fixed Order Quantity (FOQ)

R = Reorder Point
Q = Order Quantity
L = Lead time
28

Metode Q
Jumlah lot pesanan sama
Untuk memudahkan implementasinya, sering
digunakan visual review system dengan metode
yang disebut Two Bin System:
Dibuat dua bin (tempat) penyimpanan; Bin I berisi
persediaan sebesar tingkat reorder point; Bin II
berisi sisanya
Penggunaan stock dilakukan dengan mengambil
isi Bin II; jika sudah habis artinya pemesanan
harus dilakukan kembali; sementara menunggu
pesanan datang, stock pada Bin I digunakan
29

Metode P

30

Metode P
Periode pemesanan tetap = T
Jumlah yang dipesan sangat bergantung pada
sisa inventory pada saat periode pemesanan
tercapai; sehingga setiap kali pemesanan
dilakukan, ukuran lot pesanan tidak sama
Terdapat kemungkinan persediaan sudah habis
tetapi periode pemesanan belum tercapai
Akibatnya, safety stock yang diperlukan relatif
lebih besar (untuk T dan untuk LT= Lead Time)

31

Metode P: Order Quantity


Permasalahan utama: interval antar pemesanan
(periode review) dan target stock level

Pendekatan umum: hitung EOQ kemudian tentukan


periode pemesanan berdasarkan ukuran pemesanan
(keputusan final: management judgement)
Berapapun interval yang ditetapkan, harus sesuai
dengan target stock level
Order quantity = target stock level stock on hand
32

Metode P: Order Quantity


Jika demand selama T+LT berdistribusi normal dengan
mean D(T+LT), variansi 2(T+LT), dan standard
deviasi (T+LT)1/2, maka safety stock
SS = Z standard deviasi demand selama T+LT

T LT

sehingga target stock level


target stock demand selama
level

T LT

safety
stock

D T LT Z
33

T LT

Metode P: Order Quantity


Jika lead time pemesanan lebih lama dari panjang
siklus, maka:
order target stock stock on stock on
quantity level hand order

34

Contoh
Permintaan sebuah item berdistribusi normal dengan mean 1000
unit per bulan dan standard deviasi 100 unit. Stock diperiksa
setiap 3 bulan dan lead time pemesanan konstan 1 bulan.
Tentukan kebijakan inventori yang memberikan service level 95%.
Jika ongkos simpan $20 per unit per bulan, berapakah ongkos
untuk safety stock untuk kebijakan tersebut? Bagaimana pengaruh
peningkatan service level menjadi 98%

SS Z T LT
1.64 100 3 1
328
35

Contoh
TSL D T LT Z T LT
1000 3 1 328 4328

Setiap 3 bulan ketika melakukan pemesanan, ukuran


pemesanan ditentukan oleh SOH,

order size = 4328 SOH


jika SOH=1200 unit, maka ukuran lot pemesanan 3128 unit
Ongkos simpan safety stocknya:

= SS HC
= 328 20 = $6560 per bulan
Jika service level 98%, Z=2.05 maka TSL=4410 unit ($8200)
36

Metode P
Metode P relatif tidak memerlukan proses
administrasi yang banyak, karena periode
pemesanan sudah dilakukan secara periodik.
Untuk memudahkan implementasinya, digunakan
visual review system dengan metode yang
disebut One Bin System:
Dibuat Bin yang berisikan Jumlah Inventory
Maksimum
Setiap kali periode pemesanan, dilihat berapa
stock tersisa dan pemesanan dilakukan untuk
mengisi Bin penuh
37

Perbandingan
Periode pemesanan tidak
tetap
Jumlah yang dipesan selalu
sama
Barang yang disimpan
relatif lebih sedikit
Memerlukan administrasi
yang berat untuk selalu
dapat memantau tingkat
persediaan agar tidak
terlambat memesan
SISTEM Q
38

Periode pemesanan tetap


Setiap kali pesan dalam
jumlah yang berbeda
Membutuhkan safety stock
relatif lebih besar: untuk
melindungi variansi demand
dan juga untuk demand
selama periode pesan belum
sampai
Administrasi ringan

SISTEM P

Perlakuan terhadap Shortage


Jika biaya out of stock dapat ditaksir, maka
terdapat dua kemungkinan terhadap kejadian
kekurangan persediaan:
LOST SALE: kekurangan dianggap sebagai
kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan
BACK ORDER: kekurangan persediaan dapat
dipenuhi kemudian dengan biaya-biaya tambahan dan
dengan anggapan konsumen masih mau menunggu
Keduanya dapat dihitung berdasarkan biaya per unit
kekurangan stock atau berdasarkan biaya setiap
kali terjadi kekurangan stock
39

SHORTAGE
Customer Demand
Out of Stock

Customer Waits
(back-orders)

Customer keeps all


business with
supplier

Customer transfer
some future
business to
another supplier

Customer doesnt Wait


(lost sales)

Customer transfers
some future
business to another
supplier

Customer transfers
all business to
another supplier

Inventory Level

SHORTAGE

QS

Q
T2

0
T1

S
T

Time

SHORTAGE (BACK ORDER)


Unit cost component: UC x Q
Reorder cost component: RC

Holding cost component:

Shortage cost component:

HC x (QS) x T1
2

SC x S x T2
2

SHORTAGE (BACK ORDER)


Total cost per cycle
HCQ S T1 SC S T2
UC Q RC

2
2

Substitusi T1=(Q S)/D dan T2 = S/D


HC Q S 2 SC S 2

UC Q RC

2
D

2D

43

SHORTAGE (BACK ORDER)


Total cost per unit time diperoleh dengan

membagi persamaan TC per unit cyle dengan T


RC D HCQ S 2 SC S 2


UC Q

2Q
Q
2Q

Persamaan di atas mempunyai dua variabel Q

dan S sehingga deferensial dilakukan terhadap


dua variabel tersebut

44

SHORTAGE (BACK ORDER)


TC
RC D HC HC S 2 SC S 2
0

2
2
Q
Q
2
2Q
2Q 2
TC
HC S SC S
0 HC

S
Q
Q

Persamaan untuk mencari order quantity yang

optimal,
2 RC D HC SC
Q0
HC SC
45

SHORTAGE (BACK ORDER)


Persamaan untuk mencari jumlah back-ordered

yang optimal,
2 RC HC D
S0
SC HC SC
T1

Q0 S 0

D
T T2 T2
46

S0
, T2
D

CONTOH BACKORDER
Permintaan terhadap sebuah item adalah konstan sebesar
100 unit per bulan. Harga per item $50, ongkos
pemesanan $50, ongkos simpan 25% dari nilai barang per
tahun, ongkos kekurangan untuk backorder ditetapkan
40% dari nilai barang per tahun. Tentukan kebijakan
inventori yang optimal!
Q0

2 RC D HC SC

HC SC

S0

2 RC HC D

SC HC SC

2 50 1.25 1200
48 unit
20 12.5 20

T1 = (Q0-S0)/D = 3.3 minggu


T2 = S0/D = 2.1 minggu
47

2 50 1200 12.5 20
125 unit
12.5 20

Inventory Level

SHORTAGE (LOST SALES)

0
Q/D
T

48

Time

SHORTAGE (LOST SALES)


Demand yang tidak dapat dipenuhi dalam sebuah
siklus adalah jumlah demand dalam sebuah
siklus (D x T) dikurangi dengan jumlah yang
disupply dalam siklus (Q) ((D x T)Q)
Setiap unit lost sale mempunyai biaya yang
dapat dibagi menjadi:
Loss of profit; Selling Price (SP) dikurangi Unit

Cost (UC) per unit dari penjualan yang hilang


Direct costs (DC) ; loss of goodwill, loss of future
custome, remedial action

49

SHORTAGE (LOST SALES)


Unit cost component: UC x Q
Reorder cost component: RC

Holding cost component:

HC x Q Q
2

Lost sale cost component: DC x ((D x T) Q)

50

SHORTAGE (LOST SALES)


Net revenue per cycle :

HC Q 2
DC D T Q
SP Q UC Q RC

2
D

Net revenue per unit time (persamaan di atas


dibagi dengan T)

HC Q 2
1
DC D T
R QDC SP UC RC
T
2D

51

SHORTAGE (LOST SALES)


Bila didefinisikan,
LC = biaya tiap unit lost sale termasuk loss of profit
= DC + (SP UC)
Z = proporsi dari demand yang dapat dipenuhi

Dengan mengabaikan fixed cost DC x D, maka

RC D HC Q
R Z D LC

Q
2

52

SHORTAGE (LOST SALES)


Maksimum net revenue dapat diperoleh dengan
deferensiasi terhadap Q dan menetapkan sama
dengan 0
dR
Z RC D Z HC
0

2
dQ
Q
2
2 RC D
Q0
HC

53

SHORTAGE (LOST SALES)


Nilai optimal R diperoleh dengan substitusi Q

R0 Z D LC 2RC HC D

Z = proporsi demand yang dipenuhi (0 Z 1)


Penyesuaian nilai Z agar nilai R0 maksimal:
Jika D LC 2RC HC D (revenue positif) set Z=1
Jika D LC 2RC HC D (revenue negatif) set Z=0
Jika D LC 2RC HC D (revenue nol) set Z sama

dengan nilai sembarang yang diinginkan


54

CONTOH LOST SALES (1)

D=50, RC=150, HC=80, DC=20, SP=110, UC=90


LC DC SP UC 20 110 90 40
D LC 50 40 2000
2 RC HC D 2 150 80 50 1095

D LC 2 RC HC D 2000 1095 set Z=1

(Semua demand dipenuhi dan tidak ada penjualan yang hilang)


Q0 2 RC

55

D
50
2 150
13.7 unit
HC
80

CONTOH LOST SALES (2)


D=100, RC=400, HC=200, DC=10, SP=200, UC=170
LC DC SP UC 10 200 170 40
D LC 100 40 4000
2 RC HC D 2 400 200 100 4000

D LC 2 RC HC D 4000 4000 set Z=nilai sembarang

(Net revenue sama dengan nol, berapapun nilai yang dipilih


untuk Z)
Q0 2 RC

56

D
100
2 400
20 unit
HC
200

CONTOH LOST SALES (3)


D=50, RC=500, HC=400, DC=30, SP=350, UC=320
LC DC SP UC 30 350 320 60
D LC 50 60 3000
2 RC HC D 2 5000 400 50 4472

D LC 2 RC HC D 3000 4472 set Z=0

(Menghasilkan net revenue negatif, tidak memenuhi semua


demand)

57

PERUBAHAN LAINNYA

Jenis pembatas-pembatas yang umum


ditemukan dalam inventory adalah:

Keterbatasan space gudang

Maksimum budget

Maksimum jumlah pengiriman

Maksimum jumlah pemesanan

Maksimum ukuran setiap kali pengiriman

dsb

58

PRODUCTION PLANNING

AGGREGATE PLANNING

Hakekat Aggregate Planning


Juga disebut Sales and Operations Planning (SOP)
Tujuannya adalah to determine aggregate production
quantities and levels of resources required to achieve
these production goals
Merupakan rencana jangka menengah yang
mencakup:
Jumlah produksi dalam unit aggregate (pada level product
family, bukan pada level SKU)
Kapasitas yang diperlukan (reguler, lembur, sub-kontrak)
Rencana tenaga kerja

Planning horizon 3 18 bulan


Tujuannya untuk memaksimumkan profit

The Aggregate Planning Problem


Given the demand forecast for each period in the
planning horizon
Determine the production level, inventory level,
and the capacity level for each period that
maximizes the firms (supply chains) profit over
the planning horizon
Specify the planning horizon (typically 3-18
months)
Specify key information required to develop an
aggregate plan

Cost yang Terlibat

Inventory holding cost


Hiring cost
Layoff cost
Shortage cost
Regular cost
Overtime cost
Subcontracting cost

Biaya Penyimpanan
(inventory holding cost / carrying cost)
Biaya simpan adalah semua pengeluaran yang
timbul akibat menyimpan barang. Meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Biaya memiliki persediaan (biaya modal): 10-15%


Biaya gudang: 2-5%
Biaya kerusakan dan penyusutan
Biaya kadaluwarsa (absolence)
Biaya asuransi: 2-5%
Biaya administrasi dan pemindahan

Biaya Kekurangan Persediaan


(inventory shortage cost)
Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada
permintaan, maka akan terjadi keadaan kekurangan
persediaan.
Keadaan ini akan menimbulkan kerugian karena proses
produksi akan terganggu dan kehilangan kesempatan
mendapat keuntungan atau kehilangan konsumen
pelanggan karena kecewa sehingga beralih ke tempat lain.
Biaya kekurangan persediaan dapat diukur dari:
Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
Waktu pemenuhan
Biaya pengadaan darurat

Kadang-kadang biaya ini disebut juga biaya kesempatan


(opportunity cost)

Outputs of Aggregate Plan

Contoh Permasalahan

Coverting to Net Predicted and


Net Cumulative Demand

Strategies

Chase Strategi (zero Inventory)

Chase Strategy

Aggregate Plan for


Chase Strategy

Level Strategy

Level Strategy:
Constant Workforce

Aggregate Plan with


Level Workforce

Using Linear Programming

Using Linear Programming

LP Model

Aggregate Plan Optimized with


LP

Chase Strategy

Level Strategy

Mixed Strategy

Tugas

Pertemuan 8 - Persiapan
QUIZ
Materi:
Peramalan
Independent Inventory System
Deterministik Models
Probabilistik Models

Perencanaan Aggregate

Anda mungkin juga menyukai