Anda di halaman 1dari 47

MODUL 2

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DAN JADWAL INDUK


PRODUKSI

2.1 Tujuan Praktikum


Tujuan pemberian tugas pada modul ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu membuat rencana produksi agregat untuk
memenuhi permintaan dengan total biaya yang minimum.
2. Mahasiswa mampu melakukan disagregasi dari rencana agregat dalam
bentuk Jadwal Induk Produksi (JIP) dengan menggunakan metode
persentase.

2.2 Soal Tugas Resmi


1. PT. Petrokimia Putra memproduksi dua jenis pupuk yaitu urea dan
phonska. Diketahui hasil ramalan agregat dari kedua jenis pupuk tersebut
untuk bulan Juli – Desember adalah seperti tabel 2.1.
Tabel 2.1 Permintaan Produksi Mobil

Periode Juli Agustus September Oktober November Desember


Jumlah Hari Kerja 21 20 21 19 22 20
Jam kerja/hari 8 8 8 8 8 8
Ramalan Permintaan (ton) 2030 1800 1230 1500 1930 1800
Pada bulan Juli 2016, terdapat 25 pekerja dan persediaan sebanyak 600
ton. 1 ton produk memerlukan waktu 4 jam produksi. Diketahui kapsitas
overtime maksimal 25% dari kapasitas regular, sub-kontrak maksimal 200
unit per periode dan lost dales yang diijinkan tidak melebihi 350 unit.
Biaya – biaya yang dikeluarkan untuk melakukan produksi adalah :

Tabel 2.2 Keterangan Biaya

Keterangan Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 250.000/ton
Biaya stock out/lost sales Rp 4.000/ton
Biaya TK Reguler Rp 5.500/jam
Biaya hiring Rp 250.000/orang
Holding cost Rp 5.500/ton/bulan
Biaya sub-kontrak Rp 180.000/ton
Biaya TK lembur Rp 6.000/jam
Biaya firing Rp 400.000/orang

a. Buat rencana agregat dengan pure case strategy secara manual


b. Dari ramalan permintaan agregat, buat rencana agregat dengan
Pure Level Strategy, pure case strategy dan mixed strategy dengan
perhitungan software WinQSB. Manakah strategi yang dipilih
perusahaan?
c. Lakukan diagregasi dari strategi terpilih dengan teknik prosentase
untuk memperoleh jadwal induk produksi jika diketahui prosentase
permintaan masing-masing pupuk urea dan phonska terhadap
permintaan agregat adalah 60% dan 40%?
2. PT. Unggul Port adalah suatu perusahaan alat – alat olahraga dalam
pembuatan bola voli. Prakiraan permintaan pada periode Januari
sampai Juni yang akan datang terlihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Permintaan Mobil

Bulan Agregat Permintaan (Unit) Jumlah Hari Kerja


Januari 1500 20
Februari 1530 19
Maret 1400 22
April 1730 21
Mei 1930 22
Juni 1600 21
Biaya – biaya yang diperlukan terkait dengan produksi dan
persediaan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Keterangan Biaya
Keterangan Biaya
Biaya Tenaga Kerja (per orang/jam) Rp 5.000,-
Biaya Penyimpanan Persediaan (per unit/bulan) Rp 1.000,-
Biaya Penambahan Tenaga Kerja (per orang) Rp 50.000,-
Biaya Pengurangan Tenaga Kerja (per orang) Rp 100.000,-
Jam Kerja/Hari 8 jam
Waktu Produksi Per Unit 2 jam
Persediaan Awal -

Perusahaan telah memiliki 20 orang tenaga kerja pada awal


periode, dan biaya bahan baku/material diabaikan.
a. Lakukan perencanaan agregat dengan strategi variasi tingkat
persediaan (level strategy) secara manual.
b. Lakukan perencanaan agregat dengan strategi penggunaan tenaga
kerja (chase strategy) secara manual dengan skenario jumlah
tenaga kerja dibulatkan dan tidak dibulatkan.
c. Buat rencana produksi agregat untuk kedua strategi di a dan b
dengan menggunakan perhitungan WinQSB.
d. Berdasarkan strategi yang terpilih, lakukan diasgregasi dengan
teknik prosentase untuk mendapatkan Jadwal Induk Produksi jika
diketahui prosentase permintaan masing – masing produk bola
voli A dan B terhadap permintaan agregat adalah 55% dan 45%.
3. PT. Eurea memproduksi dua jenis parfum, parfum Black dan Blue
Ocean. Dari hasil analisis di bagian pemasaran, perkiraan permintaan
agregat kedua parfum pada bulan Januari sampai dengan Desember
seperti ditunjukkan pada tabel 2.5.

Tabel 2.5 Permintaan Agregat Parfum


Bulan Hari Kerja Jam Kerja Permintaan (Kilo Liter)
Januari 20 8 1300
Februari 22 8 1200
Maret 21 8 1230
April 22 8 1600
Mei 20 8 1400
Juni 21 8 1500
Juli 20 8 1330
Agustus 21 8 1500
September 21 8 1300
Oktober 22 8 1230
November 21 8 1600
Desember 20 8 1500

Pada saat ini PT. Eurea memiliki 30 tenaga kerja, dengan waktu rata
– rata 3 jam/KL. Rata – rata upah pada jam kerja reguler sebesar Rp
1.000/jam. Biaya Penyimpanaan persediaan Rp 1.000/KL/Bulan.
Kapasitas harian dapat ditingkatkan sampai 25% melalui lembur
dengan tambahan biaya sebesar Rp 1.500/KL dari biaya produksi
pada jam kerja reguler. Perusahaan juga mempunyai opsi melakukan
sub kontrak terhadap permintaan yang tidak dapat dipenuhi dengan
produksi reguler. Sub kontrak maksimal 300 per bulan dan biaya sub
kontrak sebesar Rp 4.500/KL. Lost sales yang diijinkan 400 KL dan
biaya lost sales sebesar Rp 1.200/KL. Untuk memenuhi kebutuhan
produksinya perusahaan juga melakukan perekrutan karyawan
dengan biaya sebesar Rp 300.000 dan pemecatan karyawan dengan
biaya sebesar Rp 450.000.
a. Buat rencana agregat dengan chase strategy secara manual dengan
skenario pembulatan tenaga kerja dan tanpa pembulatan tenaga kerja
serta biaya-biayanya.
b. Dari rencana produksi agregat buat rencana agregat dengan level
strategy (Constant Average Production), chase strategy, dan mixed
strategy dengan perhitungan software WinQSB. Strategi mana yang
terpilih ?
c. Berdasarkan strategi yang terpilih, lakukan diasgregasi dengan
teknik prosentase untuk mendapatkan Jadwal Induk Produksi, jika
diketahui prosentase permintaan masing – masing produk parfum
Black dan Blue Ocean terhadap permintaan agregat adalah 60% dan
40%.
4. PT. Hino Truck merupakan perusahaan perakitan truck pengangkut
barang. Perusahaan ini memproduksi 2 jenis varian truck, yaitu Dutro
300 dan Ranger 500. Perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 150
orang dan menetapkan overtime maksimal 25% dari jam reguler.
Dalam sebulan, perusahaan memiliki 25 hari kerja dengan jam kerja
reguler adalah 8 jam per hari. Hasil peramalan permintaan mobil
untuk 1 bulan ke depan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6 Permintaan Agregat Truck

Truck (Unit)
Bulan
Dutro 300 Rangger 500
Initial 750 1550
Januari 2420 3140
Februari 2410 3390
Maret 2530 2980
April 1860 2900
Mei 2150 2870
Juni 220 2500
Juli 2340 2670
Agustus 1900 2630
September 2453 2520
Oktober 2510 2600
November 1790 2750
Desember 2410 3003
Output Standra (jam/unit) 3 2
Biaya – biaya yang terkait dengan produksi dan persediaan truck
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Keterangan Biaya
Biaya TK Reguler Rp 4.500 Jam
Biaya TK Lembur Rp 7.000 Jam
Biaya Firing Rp 2.000.000 Karyawan
Biaya Hiring Rp 1.800.000 Karyawan
Biaya Simpan Rp 5.000 Unit/Bulan

a. Buatlah rencana agregat dengan level strategy dan chase


strategy secara manual.
b. Buatlah rencaan agregat dengan level strategy, chase strategy
dan mixed strategy dengan menggunakan software WinQSB dan
bandingkan dengan hasil perhitungan software WinQSB.
Strategi mana yang terpilih ?
c. Bandingakan hasil perhitungan manual a (poin a) dengan
software (poin b).
d. Hitung prosentase permintaan setiap jenis mobil, kemudian
lakukan disagregasi untuk mendapatkan Jadwal Induk Produksi
berdarakan rencana agregat terpilih.
5. PT. Mondo merupakan perusahaan manufaktur perakitan yang
memproduksi 3 varian mobil, yaitu mobil GTR, GTO, dan Bentley.
Perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 160 orang dan
menetapkan overtime maksimal 20% dari jam reguler. Dalam sebulan,
perusahaan memiliki 25 hari kerja dengan jam kerja reguler adalah 8
jam. Hasil peramalan permintaan mobil untuk 12 bulan ke depan
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Agregat Permintaan Mobil
Permintaan Mobil (unit)
Bulan
GTR GTO Bentley
Jan-17 1451 1530 1800
Feb-17 1021 2105 1230
Mar-17 2151 1238 2110
Apr-17 1251 2205 1215
Mei-17 1530 2509 1310
Jun-17 1201 2150 1420
Jul-17 1330 1245 1070
Agu-17 1225 1325 1490
Sep-17 1672 2320 1324
Okt-17 2430 1230 1312
Nov-17 2520 1201 1240
Des-17 2210 1201 1620
Persediaan awal (unit) 500 700 600
Ws (jam/unit) 7 8 7

Biaya – biaya yang terkait dengan produksi dan persediaan mobil


adalah sebagai berikut:
Tabel 2.9 Keterangan Biaya
Biaya TK Reguler Rp 6.000/jam
Biaya TK Overtime Rp 25.000/jam
Biaya TK Hiring Rp 2.000.000/orang
Biaya TK Firing Rp 2.500.000/orang
Biaya Simpan Rp 800/jam/bulan

a. Buatlah rencana agregat dengan level strategy secara manual.


b. Buatlah rencana agregat dengan level strategy, chase strategy, dan
mixed strategy dengan menggunakan software WinQSB dan
bandingkan dnegan hasil perhitungan software WInQSB. Strategi
mana yang terpilih ?
c. Bandingkan hasil perhitungan manual (poin a) dengan software
(poin b).
d. Hitung prosentase permintaan setiap jenis mobil, kemudian
lakukan disagregasi untuk mendapatkan Jadwal Induk Produksi
berdasarkan rencana agregat terpilih.
2.3 Penyelesaian Tugas Secara Manual
2.3.1 Penyelesaian Soal 1
Pada soal 1 ini, dilakukan perencanaan agregat secara
manual menggunakan metode Pure Chase Strategy dimana terjadi
perubahan jumlah pekerja untuk menyesuaikan jumlah produksi
yang diinginkan. Berikut hasil dari perhitungan tersebut :

Tabel 2.10 Hasil perhitungan metode Pure Chase Strategy

Keb. Persediaan Kum Jumlah


Bulan Produksi Produksi /Stock Out Stock TK Rekrut PHK
Juli 2030 1430 0 0 34.04 9.047
Agustus 1800 1800 0 0 45 10.95
September 1230 1230 0 0 29.28 15.71
Oktober 1500 1500 0 0 39.47 10.18
November 1930 1930 0 0 43.86 4.38
Desember 1800 1800 0 0 45 1.13
Sum 9690 35.71 15.71

Interpretasi :
Dari tabel diatas, diketahui bahwa jumlah total produksi yang
dilakukan untuk produk Urea dan Phonska adalah 9690. Berikut adalah
contoh perhitungan manual dari tabel 2.10 diatas :

Untuk Bulan Juli :


Produksi Juli = Kebutuhan Produksi Juli – Persediaan
= 2030 – 600 = 1430

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐽𝑢𝑙𝑖 𝑥 𝑊𝑆
Jumlah TK Juli =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐽𝑢𝑙𝑖 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
1430 𝑥 4
= = 34.04
21 𝑥 8
Rekrut/PHK = Jumlah TK sebelumnya – Jumlah TK Juli
= 25 – 34.04
= - 9.04
Tanda Negatif menunjukkan bahwa TK yang dipakai kurang
sehingga diperlukan dilakukan perekrutan.
Setelah perhitungan semua periode memperoleh hasil seperti pada
tabel 2.10, maka hitung biaya yang dikeluarkan yaitu sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku = Jumlah Total Produksi x Harga Bahan Baku


= 9690 ton x Rp. 250.000/ton = 2.422.500.000
Biaya TK Reguler = Jumlah Total Produksi x Waktu Standar x Biaya
TK
= 9690 ton x 4 jam x 5500/jam = 213.180.000
Biaya Hiring = Jumlah Hiring x Biaya Hiring
= 35.7143 x 250.000 = 8,928,571.43

Biaya Firing = Jumlah Firing x Biaya Firing

= 15.7143 x 400.000 = 6,285,714.29

Total Biaya = Biaya Bahan Baku + Biaya TK Reguler + Biaya


Hiring + Biaya Firing

= 2.422.500.000 + 213.180.000 + 8,928,571.43 +


6,285,714.29 = Rp 2,650,894,286

2.3.2 Penyelesaian Soal 2


Untuk soal 2, dilakukan perencanaan agregat secara manual
menggunakan 2 metode, yaitu Pure Level Strategy dan Pure Chase
Strategy. Yang pertama akan dibahas dahulu tentang perencanaan
agregat dengan Level Strategy :
Tabel 2.11 Tabel Soal 2 Level Strategy

Kebutuhan Kum
Bulan Produksi Jumlah Produksi Stock Stock
Januari 1500 1600 100 100
Februari 1530 1520 -10 90
Maret 1400 1760 360 450
April 1730 1680 -50 400
Mei 1930 1760 -170 230
Juni 1600 1680 80 310
Sum 10000 1580
Interpretasi :
Dari perhitungan manual diatas, diketahui bahwa total produksi
yang dilakukan adalah 10000. Berikut contoh untuk menghitung
secara manual untuk bulan Maret :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝐾 𝑋 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖
Jumlah Produksi =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡
20 𝑋 8 𝑋 22
= = 1760
2
Persediaaan/Stock Out = Jumlah Produksi – Kebutuhan Produksi
= 1760 – 1400 = 360.
Tanda Positif menunjukkan bahwa barang mengalami persediaan.
Setelah perhitungan semua periode memperoleh hasil seperti pada
tabel 2.11, maka hitung biaya yang dikeluarkan yaitu sebagai
berikut :
Biaya TK Reguler = Jumlah Hari Kerja x Jumlah Jam x Jumlah
TK x Biaya TK
= 125 Hari x 8 jam x 20 orang x Rp 5000
= Rp. 100.000.000
Biaya Simpan = Kum Stock x Holding Cost
= 1580 x 1000 = Rp. 1.580.000
Total Biaya = Biaya TK Reguler + Biaya Simpan
= 100.000.000 + 1.580.000
= Rp. 101.580.000
Perhitungan berikutnya adalah dengan metode Pure Chase
dengan dan tanpa pembulatan, berikut hasil perhitungannya :
Tabel 2.12 Tabel Hasil Pure Chase tanpa pembulatan

Kebutuhan Jumlah Persediaan Kum Jumlah


Bulan Produksi Produksi /Stock Out Persediaan TK Rekrut PHK
Januari 1500 1500 0 0 18.75 1.25
Februari 1530 1530 0 0 20.13 1.38
Maret 1400 1400 0 0 15.90 4.22
April 1730 1730 0 0 20.59 4.68
Mei 1930 1930 0 0 21.93 1.33
Juni 1600 1600 0 0 19.04 2.8842
Sum 9690 7.404 8.356
Interpretasi :
Dari perhitungan manual diatas, diketahui bahawa total produksi
yang dilakukan adalah 9690. Berikut contoh untuk menghitung
secara manual untuk bulan Maret :
Jumlah Produksi = Jumlah Kebutuhan Produksi = 1400
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑀𝑎𝑟𝑒𝑡 𝑥 𝑊𝑆
Jumlah TK Maret = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑎𝑟𝑒𝑡 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
1400 𝑥 2
= = 15.90
22 𝑥 8
Rekrut/PHK = Jumlah TK sebelumnya – Jumlah TK Maret
= 20.13 – 15.9
= 4.22
Tanda Positif menunjukkan bahwa TK yang dipakai lebih
sehingga diperlukan dilakukan pemecatan/PHK.
Setelah perhitungan semua periode memperoleh hasil
seperti pada tabel 2.12, maka hitung biaya yang dikeluarkan yaitu
sebagai berikut :
Biaya TK Reguler = Jumlah Total Produksi x Waktu Standar x
Biaya TK
= 9690 ton x 2 jam x 5000/jam
= 96,900,000
Biaya Hiring = Jumlah Hiring x Biaya Hiring
= 7.404 x 50.000 = 370,215.31
Biaya Firing = Jumlah Firing x Biaya Firing
= 8.356 x 100.000 = 835,668.72
Total Biaya = Biaya TK Reguler + Biaya Hiring + Biaya Firing
= 96,900,000 + 370,215.31 + 835,668.72
= Rp. 98,105,884.03
Untuk perhitungan Pure Chase dengan pembulatan, prinsipnya
sama seperti Pure Chase tanpa pembulatan, hanya saja TK yang
dihiring atau firing dalam bentuk bulat, berikut hasil
perhitungannya:
Tabel 2.13 Pure Chase dengan Pembulatan

Kebutuhan Jumlah Persediaan/ Kum Jumlah


Bulan Produksi Produksi Stock Out Persediaan TK Rekrut PHK
Januari 1500 1520 20 20 19 1
Februari 1530 1520 -10 10 20 1
Maret 1400 1408 8 18 16 4
April 1730 1764 34 52 21 5
Mei 1930 1936 6 58 22 1
Juni 1600 1596 -4 54 19 3
Sum 9744 212 7 8
Interpretasi:
Biaya TK Reguler = Jumlah Total Produksi x Waktu Standar x
Biaya TK
= 9744 ton x 2 jam x 5000/jam
= 97,440,000
Biaya Hiring = Jumlah Hiring x Biaya Hiring
= 7 x 50.000 = 350.000
Biaya Firing = Jumlah Firing x Biaya Firing
= 8 x 100.000 = 800.000
Biaya Simpan = Jumlah Kum Persediaan yang bernilai
positif x biaya simpan
= 212 x 1000 = 212.000
Total Biaya = Biaya TK Reguler + Biaya Hiring + Biaya
Firing + Biaya Simpan
= 97,440,000 + 350.000 + 800.000 +
212.000 = Rp. 98.050.000
2.3.3 Penyelesaian Soal 3
Untuk soal 3, dilakukan perencanaan agregat secara manual
menggunakan metode Pure Chase Strategy dengan 2 skenario yaitu
dengan dan tanpa pembulatan. Berikut perhitungan untuk scenario
tanpa pembulatan :

Tabel 2.14 Tabel Pure Chase Tanpa Pembulatan

Kebutuhan Jumlah Persediaan/ Kum Jumlah


Bulan Produksi Produksi Stock Out Persediaan TK Rekrut PHK
Januari 1,300 1,300 - - 24.37 5.625
Februari 1,200 1,200 - - 20.45 3.920
Maret 1,230 1,230 - - 21.96 1.510
April 1,600 1,600 - - 27.27 5.308
Mei 1,400 1,400 - - 26.25 1.023
Juni 1,500 1,500 - - 26.78 0.536
Juli 1,330 1,330 - - 24.98 1.848
Agustus 1,500 1,500 - - 26.78 1.848
September 1,300 1,300 - - 23.21 3.571
Oktober 1,230 1,230 - - 20.96 2.248
November 1,600 1,600 - - 28.57 7.606
Desember 1,500 1,500 - - 28.12 0.446
Sum 16,690 16.808 18.683
Interpretasi :
Dari perhitungan manual diatas, diketahui bahawa total produksi
yang dilakukan adalah 16.690. Berikut contoh untuk menghitung
secara manual untuk bulan Agustus :

Jumlah Produksi = Jumlah Kebutuhan Produksi = 1500


𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 Agustus 𝑥 𝑊𝑆
Jumlah TK Agustus = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 Agustus 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
1500 𝑥 3
= = 26.78
21 𝑥 8

Rekrut/PHK = Jumlah TK sebelumnya – Jumlah TK Agustus


= 24.98 – 26.78
= - 1.84
Tanda negatif menunjukkan bahwa TK yang dipakai
kurang sehingga diperlukan dilakukan Hiring.
Setelah perhitungan semua periode memperoleh hasil
seperti pada tabel 2.14, maka hitung biaya yang dikeluarkan yaitu
sebagai berikut:
Biaya TK Reguler = Jumlah Total Produksi x Waktu Standar x
Biaya TK
= 16.690 ton x 3 jam x 1000/jam
= 50,070,000
Biaya Hiring = Jumlah Hiring x Biaya Hiring
= 16.808 x 300.000 = 5,042,289
Biaya Firing = Jumlah Firing x Biaya Firing
= 18.683 x 450.000 = 8,407,183
Total Biaya = Biaya TK Reguler + Biaya Hiring + Biaya Firing
= 50,070,000 + 5,042,289 + 8,407,183
= Rp. 63,519,472

Untuk perhitungan Pure Chase dengan pembulatan,


prinsipnya sama seperti Pure Chase tanpa pembulatan, hanya saja
TK yang dihiring atau firing dalam bentuk bulat, berikut hasil
perhitungannya:
Tabel 2.15 Hasil Pure Chase dengan pembulatan

Kebutuhan Produksi Persediaan/ Kum Jumlah


Bulan Produksi Reguler Stock Out Persediaan TK Rekrut PHK
Januari 1,300 1,280.00 20 20 24 6
Februari 1,200 1,066.67 133.33 153.33 20 4
Maret 1,230 1,173.33 56.67 210.00 22 2
April 1,600 1,440.00 160 370.00 27 5
Mei 1,400 1,386.67 13.33 383.33 26 1
Juni 1,500 1,440.00 60 443.33 27 1
Juli 1,330 1,333.33 -3.33 440.00 25 2
Agustus 1,500 1,440.00 60 500.00 27 2
September 1,300 1,226.67 73.33 573.33 23 4
Oktober 1,230 1,120.00 110 683.33 21 2
November 1,600 1,546.67 53.33 736.67 29 8
Desember 1,500 1,493.33 6.67 743.33 28 1
Sum 15,947 5,257 299 18 20
Interpretasi:
Biaya TK Reguler = Jumlah Total Produksi x Waktu Standar x
Biaya TK
= 15,947 KL x 3 jam x 1000/jam = 47,840,000
Biaya Hiring = Jumlah Hiring x Biaya Hiring
= 18 x 300.000 = 5.400.000
Biaya Firing = Jumlah Firing x Biaya Firing
= 20 x 450.000 = 9.000.000
Biaya Simpan = Jumlah Kum Persediaan yang bernilai positif x
biaya simpan
= 5.256 x 1000 = 5,256,667
Total Biaya = Biaya TK Reguler + Biaya Hiring + Biaya Firing + Biaya
Simpan
= 47,840,000 + 5.400.000 + 9.000.000 + 5,256,667
= Rp. 67,496,667

2.3.4 Penyelesaian Soal 4


Untuk study kasus nomor 4, data yang diketahui masih
berupa per produk dan belum diagregatkan, maka langkah pertama
adalah agregatkan permintaan Truck Dutro 300 dan Ranger 500.
Tabel 2.16 Proses agregasi Truck Dutro dan Ranger

Bulan Dutro Ranger Dutro Ranger Agreggat


Januari 2420 3140 1670 1590 8190
Februari 2410 3390 2410 3390 14010
Maret 2530 2980 2530 2980 13550
April 1860 2900 1860 2900 11380
Mei 2150 2870 2150 2870 12190
Juni 2220 2500 2220 2500 11660
Juli 2340 2670 2340 2670 12360
Agustus 1900 2630 1900 2630 10960
September 2453 2520 2453 2520 12399
Oktober 2510 2600 2510 2600 12730
November 1790 2750 1790 2750 10870
Desember 2410 3003 2410 3003 13236
Interpretasi :

Untuk mendapatkan nilai agregat masing – masing periode, dapat


dilakukan dengan cara berikut, contoh untuk periode Juli :

Agregat Juli = (Jumlah Permintaan Dutro Bulan Juli x WS Dutro) + (Jumlah


Permintaan Ranger Bulan Juli x WS Ranger)

= (2340 X 3) + (2670 X 2) = 12360

Setelah agregat dari semua periode diketahui, maka lanjut perhitungan


perencanaan agregat metode Pure Level dan Pure Chase secara manual.

Tabel 2.17 Hasil perhitungan Pure Level

Skenario I (Level Strategy)

Bulan Agreggat Jumlah Produksi Stock Kum Stock


1 8190 30000 21810 21810
2 14010 30000 15990 37800
3 13550 30000 16450 54250
4 11380 30000 18620 72870
5 12190 30000 17810 90680
6 11660 30000 18340 109020
7 12360 30000 17640 126660
8 10960 30000 19040 145700
9 12399 30000 17601 163301
10 12730 30000 17270 180571
11 10870 30000 19130 199701
12 13236 30000 16764 216465
Sum 360000 216465 1418828
Interpretasi :

Dari tabel diatas, diketahui bahwa total produksi selama


satu tahun sebanyak 360000 dan memiliki kumulatif stock
sebanyak 1418828. Berikut perhitungan manual dari tabel diatas,
contoh untuk bulan 3 :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝐾 𝑋 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖
Jumlah Produksi =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡
150 𝑋 8 𝑋 25
= = 30000 unit
1
Persediaaan/Stock Out = Jumlah Produksi – Kebutuhan Produksi
= 30000 – 13550 =.16450
Tanda Positif menunjukkan bahwa barang menjadi persediaan.
Setelah perhitungan semua periode memperoleh hasil seperti pada
tabel 2.17, maka hitung biaya yang dikeluarkan yaitu sebagai
berikut :
Biaya TK Reguler = Jumlah Hari Kerja x Jumlah Jam x Jumlah
TK x Biaya TK
= 300 Hari x 8 jam x 150 orang x Rp 4500
= Rp. 1,620,000,000
Biaya Simpan = Jumlah Kum Stock Positif x Holding Cost
= 1418828 x 5000 = Rp. 7,094,140,000
Total Biaya = Biaya TK Reguler + Biaya Simpan
= 1,620,000,000 + 7,094,140,000
= Rp. 8,714,140,000

Setelah Pure Level sudah selesai, maka lanjutkan dengan


menghitung dengan menggunakan metode Pure Chase. Berikut
perhitungannya:
Tabel 2.18 Tabel perhitungan Pure Chase

Skenario II (Chase Strategy)

Stock Kum Jumlah Jumlah Jumlah


Bulan Agreggat Produksi /Stock Out Stock TK Rekrut PHK
1 8190 8190 0 0 40.95 109.05
2 14010 14010 0 0 70.05 29.1
3 13550 13550 0 0 67.75 2.3
4 11380 11380 0 0 56.9 10.85
5 12190 12190 0 0 60.95 4.05
6 11660 11660 0 0 58.3 2.65
7 12360 12360 0 0 61.8 3.5
8 10960 10960 0 0 54.8 7
9 12399 12399 0 0 61.995 7.195
10 12730 12730 0 0 63.65 1.655
11 10870 10870 0 0 54.35 9.3
12 13236 13236 0 0 66.18 11.83
Sum 143535 143535 57.33 141.15
Interpretasi :
Dari perhitungan manual diatas, diketahui bahawa total produksi
yang dilakukan adalah 143535. Berikut contoh untuk menghitung
secara manual untuk bulan 10 :
Jumlah Produksi = Jumlah Kebutuhan Produksi = 12730
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 Ke−10 𝑥 𝑊𝑆
Jumlah TK Bulan 10 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 Ke−10 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
12730 𝑥 1
= = 63.65
25 𝑥 8

Rekrut/PHK = Jumlah TK sebelumnya – Jumlah TK Maret


= 61.995 – 63.65
= - 1.655
Tanda negatif menunjukkan bahwa TK yang dipakai
kurang sehingga diperlukan dilakukan Hiring.
Setelah perhitungan semua periode memperoleh hasil
seperti pada tabel 2.18, maka hitung biaya yang dikeluarkan yaitu
sebagai berikut:
Biaya TK Reguler = Jumlah Total Produksi x Waktu Standar x
Biaya TK
= 143535 unit x 1 jam x 4500/jam
= 645,907,500
Biaya Hiring = Jumlah Hiring x Biaya Hiring
= 57.33 x 1.800.000 = 103,194,000
Biaya Firing = Jumlah Firing x Biaya Firing
= 141.15 x 2.000.000 = 282,300,000
Total Biaya = Biaya TK Reguler + Biaya Hiring + Biaya Firing
= 645,907,500 + 103,194,000 + 282,300,000
= Rp 1,031,401,500
2.3.5 Penyelesaian Soal 5
Untuk study kasus nomor 5, data yang diketahui masih
berupa per produk dan belum diagregasi, maka dilakukan proses
agregasi terlebih dahulu. Berikut hasil dari proses agregasi :

Tabel 2.19 Proses Agregasi GTR, GTO dan Bentley

Bulan GTR GTO Bentley Aggregat


January 951 830 1200 21697
February 1021 2105 1230 32597
March 2151 1238 2110 39731
April 1251 2205 1215 34902
May 1530 2509 1310 39952
June 1201 2150 1420 35547
July 1330 1245 1070 26760
August 1225 1325 1490 29605
September 1672 2320 1324 39532
October 2430 1230 1312 36034
November 2520 1201 1240 35928
December 2210 1201 1620 36418
Interpretasi :

Untuk mendapatkan nilai agregat masing – masing periode,


dapat dilakukan dengan cara berikut, contoh untuk periode
Oktober:

Agregat Oktober = (Jumlah Permintaan GTR Oktober x WS GTR)


+ (Jumlah Permintaan GTO Oktober x WS
GTO) + (Jumlah Permintaan Bentley Oktober x
WS Bentley)

= (2430 X 7) + (1230 X 8) + (1312 X 7) = 36034

Setelah agregat dari semua periode diketahui, maka lanjut


perhitungan perencanaan agregat metode Pure Level seperti yang
diinginkan dalam soal study kasus 5. Berikut hasil perhitungan
manual dengan metode Pure Level :
Tabel 2.20 Hasil perhitungan Pure Level

Jumlah Kum
Bulan Agreggat Produksi Stock Stock
1 21697 32000 10303 10303
2 32597 32000 -597 9706
3 39731 32000 -7731 1975
4 34902 32000 -2902 -927
5 39952 32000 -7952 -8879
6 35547 32000 -3547 -12426
7 26760 32000 5240 -7186
8 29605 32000 2395 -4791
9 39532 32000 -7532 -12323
10 36034 32000 -4034 -16357
11 35928 32000 -3928 -20285
12 36418 32000 -4418 -24703
Sum 384000 -24703 -85893
Interpretasi :

Dari tabel diatas, diketahui bahwa total produksi selama


satu tahun sebanyak 384000 dan memiliki kumulatif stock
sebanyak -85893. Berikut perhitungan manual dari tabel diatas,
contoh untuk bulan 10 :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝐾 𝑋 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖
Jumlah Produksi =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡
160 𝑋 8 𝑋 25
= = 32000 unit
1
Persediaaan/Stock Out = Jumlah Produksi – Kebutuhan Produksi
= 32000 – 36034 =.- 4034
Tanda Positif menunjukkan bahwa barang mengalami Lost Sale.
Setelah perhitungan semua periode memperoleh hasil seperti pada
tabel 2.20, maka hitung biaya yang dikeluarkan yaitu sebagai
berikut :
Biaya TK Reguler = Jumlah Hari Kerja x Jumlah Jam x Jumlah
TK x Biaya TK
= 300 Hari x 8 jam x 160 orang x Rp 6000
= Rp. 2.304.000.000
Biaya Simpan = Jumlah Kum Stock Positif x Holding Cost
= 21984 x 800 = Rp. 17,587,200
Total Biaya = Biaya TK Reguler + Biaya Simpan
= 2.304.000.000 + 17,587,200
= Rp. 2,321,587,200

2.4 Penyelesaian Tugas Dengan WinQSB


2.4.1 Penyelesaian Soal 1
Untuk pengerjaan soal 1 menggunakan software kali ini akan
menggunakan strategi Pure Level, Pure Chase dan Mix.

Gambar 2.1 Inputan awal


Interpretasi:
Untuk soal 1, Overtime, Hiring/Firing, Subcontract dan Lost Sales
diizinkan. Input juga Jumlah periode data, WS, jumlah TK dan
persediaan awal.

Gambar 2.2 Input Data Pada Soal 1


Interpretasi :
Berikutnya input data seperti pada gambar 2.2.
Karena dalam soal 1 starategi yang harus dilakukan ada 3 yaitu Pure Chase,
Pure Level dan Mix, maka untuk pemilihan strateginya dilakukan 3 kali.

Gambar 2.3 Pemilihan Pure Level Strategy

Gambar 2.4 Pemilihan Pure Chase Strategy

Gambar 2.5 Pemilihan Mix Strategy


Berikut hasil dari masing – masing strategi :

Gambar 2.6 Hasil Perhitungan Level Strategy

Gambar 2.7 Perhitungan Biaya

Gambar 2.8 Hasil Perhitungan Chase Strategy

Gambar 2.9 Perhitungan Biaya


Gambar 2.10 Perhitungan Mix Strategy

Gambar 2.11 Perhitungan Mix Strategy

Interpretasi :

Dari gambar 2.6 sampai dengan gambar 2.11 jika dibandingkan, maka strategi
yang menimbulkan biaya terkecil adalah dengan Mix Strategy dengan total
pengeluaran biaya adalah Rp. 2.649.882.000.

Setelah diketahui strategi yang dipilih yaitu Mix Strategi, maka hitung JIP untuk
pupuk urea dan phonska dengan masing – masing persentase adalah 60% dan
40%. Maka didapat seperti tabel berikut :

Tabel 2.21 Hasil JIP

January February March April May June


Permintaan 1430 1800 1230 1500 1930 1800
Urea 858 1080 738 900 1158 1080
Phonska 572 720 492 600 772 720
Interpretasi :

Untuk menghitung JIP, bisa dilakukan dengan cara, misal untuk bulan April,
maka :

Permintaan Urea April = Permintaan April x Persentase JIP Urea

= 1500 X 0.6 = 900


Permintaan Phonska April = Permintaan April x Persentase JIP Phonska

= 1500 X 0.4 = 600

2.4.2 Penyelesaian Soal 2


Untuk pengerjaan soal 1 menggunakan software kali ini akan
menggunakan strategi Pure Level dan Pure Chase.

Gambar 2.12 Inputan awal


Interpretasi :
Untuk soal 1, yang diizinkan hanya Hiring dan Firing. Input juga
Jumlah periode data, WS, jumlah TK dan persediaan awal.

Gambar 2.13 Input pada soal 2


Interpretasi :
Berikutnya input data seperti pada gambar 2.13.

Karena dalam soal 1 starategi yang harus dilakukan ada 3 yaitu Pure
Chase dan Pure Level, maka untuk pemilihan strateginya dilakukan 3
kali.
Gambar 2.14 Pemilihan Level Strategy

Gambar 2.15 Pemilihan Chase Strategy

Berikut hasil dari masing – masing strategi :

Gambar 2.16 Hasil Perhitungan Level Strategy


Gambar 2.17 Hasil Perhitungan Biaya

Gambar 2.18 Hasil Perhitungan Chase Strategy

Gambar 2.19 Hasil Perhitungan Biaya

Interpretasi :

Dari gambar 2.16 sampai dengan gambar 2.19 jika dibandingkan, maka strategi
yang menimbulkan biaya terkecil adalah dengan Chase Strategy dengan total
pengeluaran biaya adalah Rp. 98.100.000.

Setelah diketahui strategi yang dipilih yaitu Chase Strategi, maka hitung JIP untuk
bola voli A dan B dengan masing – masing persentase adalah 55% dan 45%.
Maka didapat seperti tabel berikut :

Tabel 2.22 Hasil JIP

January February March April May June


Permintaan 1500 1530 1400 1730 1930 1600
Bola Voli A 825 841.5 770 951.5 1061.5 880
Bola Voli B 675 688.5 630 778.5 868.5 720

Interpretasi :

Untuk menghitung JIP, bisa dilakukan dengan cara, misal untuk bulan May,
maka:

Permintaan Bola Voli A May = Permintaan May x Persentase JIP Bola Voli A

= 1930 X 0.55 = 1061.5

Permintaan Bola Voli B May = Permintaan May x Persentase JIP Bola Voli B

= 1930 X 0.45 = 868.5

2.4.3 Penyelesaian Soal 3


Untuk pengerjaan soal 3 menggunakan software kali ini akan
menggunakan strategi Pure Level, Pure Chase dan Mix.

Gambar 2.20 Inputan awal


Interpretasi:
Untuk soal 3, Overtime, Hiring/Firing, Subcontract dan Lost Sales
diizinkan. Input juga Jumlah periode data, WS, jumlah TK dan
persediaan awal.

Gambar 2.21 Inputan pada soal 3


Interpretasi :
Berikutnya input data seperti pada gambar 2.21.

Karena dalam soal 3 starategi yang harus dilakukan ada 3 yaitu Pure
Chase dan Pure Level, maka untuk pemilihan strateginya dilakukan 3
kali.

Gambar 2.22 Pemilihan Level Strategy


Gambar 2.23 Pemilihan Chase Strategy

Gambar 2.24 Pemilihan Mix Strategy

Berikut hasil masing – masing strategi :

Gambar 2.25 Perhitungan Level Strategy


Gambar 2.26 Perhitungan Biaya

Gambar 2.27 Perhitungan Chase Strategy

Gambar 2.28 Perhitungan Biaya

Gambar 2.29 Perhitungan Mix Strategy


Gambar 2.30 Perhitungan Biaya

Interpretasi :

Dari gambar 2.25 sampai dengan gambar 2.30 jika dibandingkan, maka strategi
yang menimbulkan biaya terkecil adalah dengan Level Strategy dengan total
pengeluaran biaya adalah Rp. 55.111.000.

Setelah diketahui strategi yang dipilih yaitu Level Strategy, maka hitung JIP untuk
Parfum Black dan Blue Ocean dengan masing – masing persentase adalah 60%
dan 40%.

Maka didapat seperti tabel berikut :

Tabel 2.23 Hasil JIP

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Permintaan 1333 1467 1400 1467 1333 1400 1333 1400 1400 1467 1400 1333
Black 799.8 880.2 840 880.2 799.8 840 799.8 840 840 880.2 840 799.8
Blue Ocean 533.2 586.8 560 586.8 533.2 560 533.2 560 560 586.8 560 533.2

Interpretasi :

Untuk menghitung JIP, bisa dilakukan dengan cara, misal untuk bulan 5, maka:

Permintaan Black 5 = Permintaan 5 x Persentase JIP Black

= 1333 X 0.6 = 799.8

Permintaan Blue Ocean 5 = Permintaan 5 x Persentase JIP Blue Ocean

= 1333 X 0.4 = 533.2


2.4.4 Penyelesaian Soal 4
Untuk pengerjaan soal 4 menggunakan software kali ini akan
menggunakan strategi Pure Level, Pure Chase dan Mix.

Gambar 2.30 Inputan awal


Interpretasi:
Untuk soal 4, Overtime dan Hiring/Firing diizinkan. Input juga
Jumlah periode data, WS, jumlah TK dan persediaan awal.

Gambar 2.31 Inputan Soal 4


Interpretasi :
Berikutnya input data seperti pada gambar 2.31.
Karena dalam soal 5 starategi yang harus dilakukan ada 3 yaitu Pure
Chase dan Pure Level, maka untuk pemilihan strateginya dilakukan 3
kali.
Gambar 2.32 Pemilihan Level Strategy

Gambar 2.33 Pemilihan Chase Strategy

Gambar 2.34 Pemilihan Mix Strategy


Berikut hasil perhitungan masing – masing strategi :

Gambar 2.35 Perhitungan Level Strategy

Gambar 2.36 Perhitungan Biaya

Gambar 2.37 Perhitungan Chase Stategy

Gambar 2.38 Perhitungan Biaya


Gambar 2.38 Perhitungan Mix Stategy

Gambar 2.39 Perhitungan Biaya

Interpretasi :

Dari gambar 2.35 sampai dengan gambar 2.39 jika dibandingkan, maka strategi
yang menimbulkan biaya terkecil adalah dengan Chase Strategy dengan total
pengeluaran biaya adalah Rp. 1.063.757.000.

Setelah diketahui strategi yang dipilih yaitu Chase Strategy, maka hitung
persentase JIP dari Dutro dan Ranger.

Tabel 2.24 Perhitungan Persentase JIP

Dutro Ranger
1670 1590
2410 3390
2530 2980
1860 2900
2150 2870
2220 2500
2340 2670
1900 2630
2453 2520
2510 2600
1790 2750
2410 3003
Jumlah 26243 32403
Total 78729 64806
Persentase 54.85% 45.15%
Interpretasi :

Total Permintaan Dutro


Persentase JIP Dutro =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑢𝑡𝑟𝑜+𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒𝑟

78729
= = 54.85%
78729 +64806

Total Permintaan Ranger


Persentase JIP Ranger =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑢𝑡𝑟𝑜+𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒𝑟

64806
= = 45.15%
78729 +64806

Persentase untuk JIP masing – masing untuk Dutro dan Ranger adalah 54.85%
dan 45.15%.

Setelah didapat persentase, maka didapat dihitung JIP seperti tabel berikut :

Tabel 2.25 Hasil JIP

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Permintaan 8190 14010 13550 11380 12190 11660 12360 10960 12399 12730 10870 13236
Dutro 4492.218 7684.49 7432.18 6241.934 6686.219 6395.514 6779.465 6011.564 6800.856 6982.41 5962.199 7259.951
Ranger 3697.782 6325.51 6117.82 5138.066 5503.781 5264.486 5580.535 4948.436 5598.144 5747.59 4907.801 5976.049
Interpretasi :

Untuk menghitung JIP, bisa dilakukan dengan cara, misal untuk bulan 5, maka:

Permintaan Dutro = Permintaan 5 x Persentase JIP Dutro

= 12190 X 0. 5485 = 6686.21

Permintaan Ranger = Permintaan 5 x Persentase JIP Ranger

= 12190 X 0.4515 = 5503.78


2.4.5 Penyelesaian Soal 5
Untuk pengerjaan soal 5 menggunakan software kali ini akan
menggunakan strategi Pure Level, Pure Chase dan Mix.

Gambar 2.39 Inputan awal


Interpretasi:
Untuk soal 5, Overtime dan Hiring/Firing diizinkan. Input juga
Jumlah periode data, WS, jumlah TK dan persediaan awal.

Gambar 2.40 Inputan Soal 5


Interpretasi :
Berikutnya input data seperti pada gambar 2.40.
Karena dalam soal 5 starategi yang harus dilakukan ada 3 yaitu Pure
Chase dan Pure Level, maka untuk pemilihan strateginya dilakukan 3
kali.
Gambar 2.41 Pemilihan Pure Level

Gambar 2.42 Pemilihan Pure Chase

Gambar 2.43 Pemilihan Mix

Berikut hasil perhitungan masing – masing strategi :


Gambar 2.44 Perhitungan Level Strategy

Gambar 2.45 Perhitungan Biaya

Gambar 2.46 Perhitungan Chase Strategy

Gambar 2.47 Perhitungan Biaya


Gambar 2.48 Perhitungan Mix Strategy

Gambar 2.49 Perhitungan Biaya

Interpretasi :

Dari gambar 2.44 sampai dengan gambar 2.49 jika dibandingkan, maka strategi
yang menimbulkan biaya terkecil adalah dengan Level Strategy dengan total
pengeluaran biaya adalah Rp. 2.326.606.000.

Setelah diketahui strategi yang dipilih yaitu Level Strategy, maka hitung
persentase JIP dari GTR, GTO dan Bentley.

GTR GTO Bentley


951 830 1200
1021 2105 1230
2151 1238 2110
1251 2205 1215
1530 2509 1310
1201 2150 1420
1330 1245 1070
1225 1325 1490
Tabel 1672 2320 1324 2.25
Perhitungan 2430 1230 1312 Persentase JIP
2520 1201 1240
2210 1201 1620
Jumlah 19492 19559 16541
Total 136444 156472 115787
Persentase 33.38% 38.29% 28.33%

Interpretasi :
Total Permintaan GTR
Persentase JIP GTR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐺𝑇𝑅 +𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐺𝑇𝑂+ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑙𝑒𝑦

136444
= = 33.38%
136444 +156472+115787
Total Permintaan GTO
Persentase JIP GTO = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐺𝑇𝑅 +𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐺𝑇𝑂+ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑙𝑒𝑦

156472
= = 38.29%
136444 +156472+115787

Total Permintaan Bentley


Persentase JIP GTO = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐺𝑇𝑅 +𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐺𝑇𝑂+ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑙𝑒𝑦

115787
= = 28.33%
136444 +156472+115787

JIP untuk GTR, GTO dan Bentley masing – masing persentasenya adalah 33.38%,
38.28% dan 28.33%.
Setelah didapat persentase, maka didapat dihitung JIP seperti tabel berikut :

Tabel 2.26 Hasil JIP

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Permintaan 32000 32000 32000 32000 32000 32000 32000 32000 32000 32000 32000 32000
GTR 10683.1 10683.1 10683.1 10683.1 10683.1 10683.1 10683.1 10683.1 10683.1 10683.1 10683.1 10683.1
GTO 12251.2 12251.2 12251.2 12251.2 12251.2 12251.2 12251.2 12251.2 12251.2 12251.2 12251.2 12251.2
Bentley 9065.71 9065.71 9065.71 9065.71 9065.71 9065.71 9065.71 9065.71 9065.71 9065.71 9065.71 9065.71
Interpretasi :

Untuk menghitung JIP, bisa dilakukan dengan cara, misal untuk bulan 7, maka:

Permintaan GTR = Permintaan 7 x Persentase JIP GTR

= 32000 X 33.38% = 10683.1

Permintaan GTO = Permintaan 7 x Persentase JIP GTO

= 32000 X 38.28% = 12251.2

Permintaan Bentley = Permintaan 7 x Persentase JIP Bentley

= 32000 X 28.33% = 9065.71


2.5 Hasil dan Pembahasan
Dari study kasus yang dilakukan didapat 2 hasil yaitu hasil dari
perhitungan software dan perhitungan manual. Berikut adalah
perbandingan antara kedua hasil tersebut.
Untuk soal study kasus 1, dilakukan perhitungan manual dengan
metode Pure Chase dan perhitungan software dengan strategi Level,
Chase dan Mix. Berikut adalah tabel perbandingan antara hasil yang telah
dihitung:
Tabel 2.27 Perbandingan manual dan software

Manual Software
Pure Chase Pure Level Pure Chase Mix

2,650,894,286 2,690,240,000 2,650,430,000 2,649,882,000


Interpretasi :
Dari perbandingan diatas, diketahui bahwa metode yang paling baik
digunakan adalah menggunakan Mix Strategy karena memiliki pengeluaran
biaya terkecil disbanding strategi lain, selanjutnya jumlah produksi ditabel
strategi Mix yang digunakan dalam penentuan JIP.

Pada soal study kasus 2, perhitungan manual dilakukan dengan


metode Pure Level, Pure Chase dengan pembulatan dan tanpa pembulatan
dan untuk perhitungan software dengan strategi Level dan Chase. Berikut
adalah tabel perbandingan antara hasil yang telah dihitung:
Tabel 2.28 Perbandingan manual dan software

Manual Software
Pure Chase
Pure Chase Tanpa Dengan
Pure Level Pembulatan Pembulatan Pure Level Pure Chase

101.580.000 98,105,884 98.050.000 101,580,000 98,100,000


Interpretasi :
Pada tabel diatas, diketahui bahwa metode yang paling baik digunakan
adalah menggunakan Pure Chase Strategy dengan pembulatan karena
memiliki pengeluaran biaya terkecil dibanding strategi lain, selanjutnya
jumlah produksi ditabel strategi Chase yang digunakan dalam penentuan
JIP.
Untuk perhitungan soal study kasus 3, perhitungan manual
dilakukan dengan metode Pure Chase dengan pembulatan dan tanpa
pembulatan dan untuk perhitungan software dengan strategi Level, Chase
dan Mix. Berikut adalah tabel perbandingan antara hasil yang telah
dihitung:
Tabel 2.29 Perbandingan manual dan software

Manual Software
Pure Chase Pure Chase
Tanpa Dengan
Pembulatan Pembulatan Pure Level Pure Chase Mix

63,519,472 67,496,667 55,111,000 63,270,000 77,670,000


Interpretasi :
Diketahui dari tabel diatas, bahwa metode yang paling baik digunakan
adalah menggunakan Pure Level Strategy karena memiliki pengeluaran
biaya terkecil dibanding strategi lain, selanjutnya jumlah produksi ditabel
strategi Level yang digunakan dalam penentuan JIP.

Diperhitungan soal study kasus 4, perhitungan manual dilakukan


dengan metode Pure Level dan Pure Chase dan untuk perhitungan software
dengan strategi Level, Chase dan Mix. Berikut adalah tabel perbandingan
antara hasil yang telah dihitung:
Tabel 2.30 Perbandingan manual dan software

Manual Software
Pure Level Pure Chase Pure Level Pure Chase Mix

8,714,140,000 1,031,401,500 8,852,140,000 1,063,757,000 1,106,645,000


Interpretasi :
Pada study kasus 4 diketahui bahwa metode yang paling baik digunakan
adalah menggunakan Pure Level Strategy karena memiliki pengeluaran
biaya terkecil dibanding strategi lain, selanjutnya jumlah produksi ditabel
strategi Level yang digunakan dalam penentuan JIP.
Diperhitungan soal study kasus 5, perhitungan manual dilakukan
dengan metode Pure Level dan untuk perhitungan software dengan strategi
Level, Chase dan Mix. Berikut adalah tabel perbandingan antara hasil yang
telah dihitung:
Tabel 2.31 Perbandingan manual dan software

Manual Software
Pure Level Pure Level Pure Chase Mix

2,321,587,200 2,326,606,000 3,243,418,000 4,444,275,000


Interpretasi :
Pada study kasus 4 diketahui bahwa metode yang paling baik digunakan
adalah menggunakan Pure Chase Strategy karena memiliki pengeluaran
biaya terkecil dibanding strategi lain, selanjutnya jumlah produksi ditabel
strategi Chase yang digunakan dalam penentuan JIP.
2.6 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan bahwa :
1. Untuk study kasus 1, didapat bahwa strategi yang paling efektif untuk
dijalankan adalah Mix Strategy dan diperoleh JIP untuk Urea dan
Phonska didapat hasil seperti yang tercantum pada tabel 2.21.
2. Pada soal 2, didapat bahwa strategi yang cocok diterapkan adalah Pure
Chase Strategy dan diperoleh JIP untuk Bola Voli A dan B adalah
seperti yang tercantum pada tabel 2.22.
3. Untuk study kasus 3, didapat bahwa strategi yang baik untuk dijalankan
adalah Pure Level Strategy karena memiliki biaya terkecil dan diperoleh
JIP untuk Parfum Black dan Parfum Blue Ocean didapat hasil seperti
yang tercantum pada tabel 2.23.
4. Pada soal 4, didapat bahwa strategi yang cocok diterapkan pada data
yang diperoleh adalah Pure Level Strategy dan diperoleh JIP untuk
Dutro dan Ranger adalah seperti yang tercantum pada tabel 2.25.
5. Pada soal 5, strategi yang cocok diterapkan adalah Pure Chase Strategy
karena memiliki biaya terkecil dibanding strategi lain dan diperoleh JIP
untuk GTR, GTO dan Bentley adalah seperti yang tercantum pada tabel
2.26.

Anda mungkin juga menyukai