Anda di halaman 1dari 24

MODUL III

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

PRODUK TEMPAT PENSIL KAIN FLANEL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK C

RAFIKA IRMAYANTI
ABDUL KHOIR ATTINANI LUBIS
AHMAD FANDI SYAHPUTRA
MUHAMMAD AGUNG RAFIZAL
MUHAMMAD ALI AKBAR

TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 1


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seringnya terjadi perubahan rencana produksi pada setiap periode

pemesanan serta adanya komponen -komponen yang masih dipesan dari luar

perusahaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri akan menyebabkan

timbulnya masalah dalam hal penanganan material yang merupakan salah satu

faktor yang menunjang aktifitas produksi.

Urutan-urutan produksi yang cukup panjang menyebabkan saat

kebutuhan serta jumlah untuk setiap jenis komponen berbeda -beda menurut

ketergantungan jenis komponen serta dengan la innya. Hal ini menyebabkan

timbulnya masalah dalam merencanakan kebutuhan material. Dan begitu juga

halnya dalam pembuatan produk Liquid Vape, kita harus bisa mengendalikan

dan memecahkan masalah-masalah tersebut di atas. Untuk itu perlu

dikembangkan suatu sistem Material Requirement Planning (MRP) sehingga

mampu menunjang kelancaran produksi Tempat Pendil Kain Flanel serta dapat

memenuhi jadwal pemesanan barang yang dipesan sesuai dengan kontrak yang

disepakati.

Tempat pensil merupakan salah satu peralatan sekolah yang dapat kita

bawa setiap harinya., untuk menempatkan alat tulis seperti pensil, pena dan bisa

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 2


dibawa kemana saja. Sebuah tempat pensil juga biasanya berisi alat tulis lain

seperti penghapus, pena, tipe-x, pensil warna serta kalkulator.

Flannel merupakan jenis kain yang terbuat dari serat wol tanpa ditenun, dan

dibuat dengan proses pemanasan serta penguapan sehingga dapat menghasilkan

kain dengan beragam tekstur serta jenis (hal ini tergangtung dari bahan

pembuatnya). Kain flanel gampang untuk dijumpai dipasaran, dengan harga

yang cukup terjangkau. Bermacam produk yang dapat dibuat dengan kain flanel

bentuknya yang dibuat pun dpat bervariasi salah satunya tempat pensil.

Teknik perencanaan Material Requirement Planning ((MRP) digunakan

untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung

(dependent) pada item-item pada tingkat level yang lebih tinggi. Kebutuhan

pada item-item yang bersifat tergantung merupakan hasil dari kebutuhan yang

disebabkan oleh penggunaan item-item tersebut dalam memproduksi item yang

lain, seperti kasus dimana ba han baku dan komponen yang digunakan untuk

memproduksi produk jadi. Sifat kebutuhan ini tidak terjadi secara acak, tetapi

terjadi secara lumpy karena adanya penerapan jadwal produksi berdasarkan lot-

lot. Meskipun item-item yang bersifat tergantung mungkin dibutuhkan secara

kontinyu, item-item tersebut akan lebih ekonomis bila diproduksi secara lot-lot

(Sutanlaksana, 1998).

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 3


I.2. Perumusan Masalah

Dalam praktikum Sistem Produksi Modul-3, perusahaan memproduksi

Tempat Pensil Kain Flanel dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Sering tidak tepatnya menentukan perencanaan, pengendalian dan

pengelolaan persedian item barang pada Tempat Pensil Kain Flanel.

2. Tidak tepat untuk penjadwalan pembelian penambahan produk untuk

stok toko.

I.3. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum Sistem Produksi Modul-2 adalah sebagai berikut :

1. Mampu membuat MRP untuk persedian item barang pada Tempat

Pendil Kain Flanel.

2. Mampu menjadwalakn pembelian penambahan pada persediaan produk

di toko.

I.4. Batasan Masalah

1. Metode perencanaan menggunakan MRP (Material requitment

Planning)

2. Perancangan yang dilakukan hanya dalam kurung waktu 6 bulan

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 4


BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. MRP (Material Requirement Planning)

MRP merupakan suatu metode yang digunakan untuk perencanaan,

pengendalian, dan pengelolaan persediaan item barang (komponen) yang

tergantung pada item-item tingkat (level) yang lebih tinggi (Ginting 2007)

Tujuan MRP adalah menentukan kebutuhan jadwal untuk pembuatan

komponen-komponen dan sub assembling atau pembelian material untuk

memenuhi kebutuhuan yang telah ditetapkan sebelum Jadwal Induk Produksi

(JIP). Jadi, MRP menggunkan JIP untuk memproyeksi kebutuhan akan jenis-

jenis komponen. Kebutuhan ini akan dipengaruhi oleh tingkat persediaan di

tangan dan jadwal penerimaan berdasarkan tahap waktu sehingga lot-lot

produksi dapat dijadwalkan untuk produksi atau diterima pada saat dibutuhkan

(Ginting 2007).

Selain itu, dengan MRP dapat ditentukan kapan harus dilakukan

pemesanan (berkaitan dengan lead time), berapa banyak komponen yang

tersedia dan yang harus dipenuhi, dan beberapa unit produk minimum yang

harus dimiliki perusahaan. Seperti halnya, MPS, MRP juga merupakan sebuah

time phase plan untuk kebutuhan dalam membuat produk dalam jumlah dan

jadwal seperti tertera dalam MPS (Ginting, 2007).

Time phase MRP dimulai dari item yang tertera dalam MPS dan dihitung :

1. Jumlah setiap material yang dibutuhkan untuk membuat item tersebut.

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 5


2. Jadwal waktu, kepan masing-masing material tersebut dibutuhkan time

phase MRP disusun dengan meng-explode bill of material dengan

mengoffset kebuthan dengan lead time

Sistem MRP mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :

1. Kontrol tingkat persediaan

2. Penugasan komponen berdasarkan urutan prioritas

3. Penugasan kebutuhan kapasitas pada tingkat yang lebih detail

daripada proses perencanaan pada rough cut capacity requitment.

II.2. Kemampuan Sistem MRP

Ada 4 kemmapuan yang menjadi cirri utama dari sistem MRP, yaitu :

1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.

Maksudnya adalah menentukan secara tepat “kapan” suatu

pekerjaan harus diselesaikan atau “kapan” material harus disediakan

untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah

direncanakan pada jadwal induk produksi.

2. Membnetuk kebutuhan minimal untuk setiap item.

Dengan diketahuinya kebutuhan akah produk jadi, MRP dapat

menentukan secara tepat sistem penjadwalan untuk memenuhi

semua kebutuhan minimal setiap item komponen.

3. Menentukan pelaksanaan perencanaan pemesanan.

Maksdunya adalah memberikan indikasi kapan pemesanan atau

pembatalan terhadap pesanan harus dilakukan, baik pemesanan yang

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 6


diperoleh dari luar atau dibuat sendiri.

4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal

yang sudah direncanaka.

II.3. Sistem MRP (Material Requirement Planning)

Suatu sistem pada umumnya terdapat INPUT dan OUTPUT. Input dari

pada sistem MRP adalah Master Production Schedule (MPS) atau Jadwal

Produksi Induk, Inventory Status File (Berkas Status Persediaan) dan Bill of

Materials (BOM) atau Daftar Material sedangkan Outputnya adalah Order

Release Requirement (Kebutuhan Material yang akan dipesan), Order

Scheduling (Jadwal Pemesanan Material) dan Planned Order (Rencana Pesan di

masa yang akan datang)

Gambar 2.1. Material Requiremant Planning

Master Production Schedule (MPS) : Master Production Schedule atau

Jadwal Produksi Induk adalah suatu perencanaan yang terdiri dari tahapan

waktu dan jumlah produk jadi yang akan diproduksi oleh sebuah perusahaan

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 7


manufakturing. MPS ini pada umumnya berdasarkan order (pesanan) pelanggan

dan perkiraan order (Forecast) yang dibuat oleh perusahaan sebelum

dimulainya sistem MRP. Seperti yang disebutkan sebelumnya, MRP adalah

terjemahaan dari MPS (Jadwal Produksi Induk) untuk Material.

Inventory Status File (Berkas status Persediaan) : Inventory Status File ini

berkaitan dengan hasil perhitungan persediaan dan kebutuhan bersih untuk

setiap periode perencanaan. Setiap inventory atau persediaan harus memberikan

informasi status yang jelas dan terbaru mengenai jumlah persediaan yang ada

saat ini, jadwal penerimaan material ataupun rencana pembelian yang akan

diserahkan ke pemasok. Informasi ini juga harus meliputi Jumlah Lot (Lot

sizes), Lead Time (tenggang waktu), Safety Stock Level dan juga jumlah

material yang rusak/cacat.

Bill of Materials (BOM) : BOM adalah sebuah daftar yang berisikan jumlah

masing-masing bahan baku, bahan pendukung dan sub-assy (semi produk) yang

dibutuhkan untuk membuat suatu produk jadi.

II.4. Penentuan MRP

1. Periode

Periode atau rentang waktu perencanaan dasar, bisa dalam hari, minggu

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 8


bulan atau yang lainnya.

2. Schedule Receipt (SR)

Merupakan jumlah item yang telah dibeli, tetapi belum sepenuhnya

diterima oleh pembeli (purchase). Hal tersebut terjadi karena beberapa

hal, diantaranya item masih diproses oleh pemasok, atau sedang diantar

ke tempat purchase, atau sedang diperiksa oleh department penerima

purchase.

3. Gross Requirement (GR)

Untuk produk akhir, nilai ini diambil dari hasil disagregasi sedangkan

pada level item yang lebih rendah, Gross requimnet untuk masing-

masing periode sama dengan item Planned Order Release Level

diatasnya dikalikan dengan jumlah/kuantitas untuk masing-masing

parent (usage)

4. Inventory On Hand (OH)

Adalah jumlah item yang menjadi inventori pada awal periode dan

kuantitas inventori yang diharapkan pada akhir periode waktu adalah 0.

(OH)t = (PORc)t + (OH)t-1 – (GR)t

Dimana : (OH)t = Inventory On Hand pada periode t

(GR)t = Gross Requirement pada periode t

5. Net Requirement (NR)

Adalah kuantitas yang secara aktual dibutuhkan untuk diterima atau

diproduksi dalam sebuah periode partikular.

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 9


(NR)t = (GR)t - (OH)t-1

Nilai NR negative mengindikasikan bahwa tidak ada produksi yang

dibutuhkan dalam suatu periode.

6. Planned Order Receipt (PORc)

Adalah jumlah item yang harus diterima atau diproduksi pada akhir

periode waktu particular. Penentuan nilai PORc tergantung dari metode

lot sizing yang digunakan.

(PORc) = (NR)t untuk (NR)t > 0

= 0 untuk (NR)t =<0

7. Planned Order Release (PORI)

Adalah jumlah item yang harus diterima atau diproduksi pada akhir

periode waktu parikular dengan memeprhatikan lead time untuk

masing-masing komponen.

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 10


III.1. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk MRP ini menggunakan :

1. Software Win QSB

2. Data Komponen Produk

Toko ini ingin melakukan perencanaan kebutuhan metrial pada tempat

pensil kain flanel, yang akan dibuat pada kurun waktu 6 bulan.

Bill Of Material

 Tempat pensil kain flanel (A-1)

 Kain flanel, 4 (B-1)

 Kain lapisan, 1 (B-2)

 Lem , 1 (C-1)

 Benang, 1 (C-2)

 Resliting, 1 (B-3)

Gambar 3.1. Struktur BOM Tempat Pensil Kain Flanel

III.2. Pengolahan Data

1. Menggunakan software Win QSB untuk menentukan MRP

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 11


Gambar 3.2. MRP Specification

2. Tabel data

3.1. Tabel Rencana Produksi

Leadtime Make(M) or
Level Part number Description
(Months) Buy(B)
0 A-1 Tempat Pensil Kain Flanel 1 M
1 B-1 Kain Flanel 1 B
1 B-2 Kain Lapisan 1 B
1 B-3 Lem Tempak 1 B
2 C-1 Benang 1 B
2 C-2 Resliting 1 B

3.2. Data Persediaan Komponen Tempat Pensil Kain Flane

part number Project on Hand (unit)


A-1 1200
B-1 1600
B-2 2330
B-3 2450
C-1 3500
C-2 2250
III.3. Prosedur Praktikum

1. Praktukum membuat data MRP dari data JIP yang telah ada.

2. Menghitung MRP

3. Menentukan Invenory pada awal periode sesuai dengan presentasi yang

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 12


diharapkan dan masukan kolom pada On Hand Inventory sebeli=um

awal periode

4. Tentukan jumlah ukuran lot yang ingin dipesan dengan menggunakan

ketiga metode, yaitu metode Lot For lot, EOQ dan minimum Least Cost.

5. Masukkan jumlah kebuthan kedalam Gross Requirement setiap periode

dengan memperhatikan quantits/parent dari level produk tersebut dan

masukan jumlah schedule receipts jika ada.

6. Hitung jumlah kebutuhan setiap periode untuk Net Requirement dengan

memperhatikan nilai gross requirement dan safety stock yang ada.

Setelah itu, tentukan jumlah pesanan pada Planned Ordr Receipts

dengan pertimbangan pilihlah ukuran pesanan dengan ketiga teknik

yang menghasilkan biaya terkecil. Untuk nilai On hand Inventory

ditentukan dengan menjumlahkan nilai Planned Order Receipts.

Terakhir, tentukan Planned Order Release dengan melihat lead time

pada data BOM.

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Penyelesaian dengan sistem MRP Win QSB

Gambar 4.1. Tabel Produksi MRP Tempat Pensil Kain Flanel

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 13


Gambar diatas merupakan tabel produksi tempat pensil kain flanel yang akan di

jadwalkan MRP dengan menggunakan software WinQB

Gambar 4.2. Tabel BOM

Gambar 4.3 Tabel Jadwal Produksi

Jadwal produksi memudahkan untuk menentukan kapan waktunya produk siap

untuk diproduksi .

Gambar 4.4. Tabel Inventory

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 14


Setelah menginput data yang akan diproduksi maka dari itu kita akan

mendapatkan hasil dari setiap komponennya.

 MRP Komponen item A-1

Gambar 4.5 Item A-1

Item A-1 mempunyai leadtime selama 1 bulan.Perusahaan


memproduksi sendiri komponen ini. Pada awal periode perusahaan
mempunyai stok sebanyak 72 unit komponen A-1 dan membuat Planned
Order Release (POR) pada bulan 1 sebanyak 2.548 unit untuk kebutuhan
pada Bulan ke-2. Order ini dibuat untuk memenuhi permintaan sebanyak
2.352 unit pada bulan ke-2. Pada bulan ke-3 perusahaan membuka POR
untuk komponen A-1 sebanyak 2.548 unit yang akan diterima pada bulan
ke-4. POR ini untuk memenuhi permintaan produksi pada bulan ke-4
sebanyak 2.548 unit. Pada bulan ke-5 perusahaan membuka POR
komponen A-1 sebanyak 2.548 unit yang akan diterima pada bulan ke-6.
Sehingga total produksi yang dilakukan perusahaan adalah sebanyak 16.464
unit untuk memenuhi permintaan sebanyak 17.500 unit.

 MRP Komponen item A-1

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 15


Gambar 4.6. Item B-1

Item B-1 mempunyai leadtime selama 1 bulan. Perusahaan


memproduksi sendiri komponen ini.Pada awal periode perusahaan telah
mempunyai Planned Order Release (POR) sebanyak 4900 unit untuk
kedatangan pada Bulan ke-1. Order ini dibuat untuk memenuhi permintaan
sebanyak 2.548 unit pada bulan ke-2. Pada bulan ke-2 perusahaan
membuka POR untuk komponen B-1 sebanyak 2.548 unit yang akan
diterima pada bulan ke-3. Pada bulan ke-3 perusahaan membuka POR
untuk komponen B-1 sebanyak 2.548 unit yang akan diterima pada bulan
ke-4. POR ini untuk memenuhi permintaan pada bulan ke-5. Sehingga total
pembelian yang dilakukan perusahaan adalah sebanyak 14.896 unit untuk
memenuhi permintaan sebanyak 16.464 unit.

 MRP Komponen B-2

Gambar 4.7. Item B-2

Item B-2 mempunyai leadtime selama 1 bulan. Perusahaan tidak


memproduksi sendiri komponen ini, namun membelinya dari perusahaan
lain. Pada awal periode perusahaan telah mempunyai Planned Order
Release (POR) sebanyak 4.312 unit untuk kedatangan pada Bulan ke-1.
Order ini dibuat untuk memenuhi permintaan sebanyak 2.352 unit pada
bulan ke-1. Pada bulan ke-3 perusahaan membuka POR untuk komponen
B-2 sebanyak 2.548 unit yang akan diterima pada bulan ke-4. Pada bulan
ke-4 perusahaan mempunyai permintaan sebanyak 2.548 unit. Sehingga
total pembelian yang dilakukan perusahaan adalah sebanyak 14.308 unit
untuk memenuhi permintaan sebanyak 16.464 unit.

 MRP Komponen B-3

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 16


Gambar 4.8 Item B-3

Item B-3 mempunyai leadtime selama 1 bulan. Perusahaan tidak


memproduksi sendiri komponen ini, namun membelinya dari perusahaan
lain. Pada awal periode perusahaan telah mempunyai Planned Order
Release (POR) sebanyak 4.116 unit untuk kedatangan pada Bulan ke-
1.Order ini dibuat untuk memenuhi permintaan bulan ke-1 sebanyak 2.352
unit.Pada bulan ke-1 perusahaan membuka POR untuk komponen B-3
sebanyak 2.548 unit untuk memenuhi produksi pada bulan ke-2.Pada bulan
ke-3 perusahaan membuka POR untuk komponen B-3 sebanyak 2.548 unit
untuk memenuhi produksi pada bulan ke-4.Pada bulan ke-4 perusahaan
membuka POR untuk komponen B-3 sebanyak 2.548 unit untuk memenuhi
produksi pada bulan ke-5. Sehingga total produksi yang dilakukan
perusahaan adalah sebanyak 14.112 unit untuk memenuhi permintaan
sebanyak 16.464 unit.

 MRP Komponen C-1

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 17


Gamabr 4.9. Item C-1

Item C-1 mempunyai leadtime selama 1 bulan. Perusahaan tidak


memproduksi sendiri komponen ini, namun membelinya dari perusahaan
lain. Pada awal periode perusahaan tidak mempunyai Planned Order
Release (POR).Pada bulan ke-2 perusahaan membuka POR sebanyak 3.332
unit komponen C-1 untuk memenuhi permintaan pada bulan ke-3.Begitu
pula pada bulan ke-3, perusahaan membuka POR sebanyak 2.548 unit
untuk komponen C-1 untuk memenuhi permintaan pada bulan ke-4.
Sehingga total pembelian yang dilakukan perusahaan adalah sebanyak
10.976 unit untuk memenuhi permintaan sebanyak 14.308 unit.

 MRP Komponen C-2

Gambar 4.10 Item C-2

Item C-2 mempunyai leadtime selama 1 bulan. Perusahaan tidak


memproduksi sendiri komponen ini, namun membelinya dari perusahaan
lain. Pada awal periode perusahaan telah mempunyai Planned Order
Release (POR) sebanyak 4.116 unit untuk memenuhi permintaan awal
periode.Pada bulan ke-1 perusahaan membuka POR sebanyak 2.548 unit
komponen C-2 untuk memenuhi permintaan pada bulan ke-2. Pada bulan
ke-2 perusahaan membuka POR sebanyak 2.548 unit komponen C-2 untuk
memenuhi permintaan pada bulan ke-3. Pada bulan ke-3 perusahaan
membuka POR sebanyak 2.545 unit komponen C-2untuk memenuhi
permintaan pada bulan ke-4. Sehingga total pembelian yang dilakukan
perusahaan adalah sebanyak 11.760 unit untuk memenuhi permintaan
sebanyak 14.308 unit.

 Perhitungan Biaya

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 18


Gambar 4.11 Perhitungan Biaya

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 19


V.1. Kesimpulan

Dapat kita lihat pembahasan diatas bahwa MRP merupakan suatu

metode yang digunakan untuk perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan

persediaan item barang (komponen) yang tergantung pada item-item tingkat

(level) yang lebih tinggi (Ginting 2007)

Tujuan MRP adalah menentukan kebutuhan jadwal untuk

pembuatan komponen-komponen dan sub assembling atau pembelian material

untuk memenuhi kebutuhuan yang telah ditetapkan sebelum Jadwal Induk

Produksi (JIP).

Pada modul 3 ini terdepat 6 komonen pada pembuatan tempat Pensil

Kain Flanel komponen item tersebut ialah A-1, B-1, B-2, B-3, C-1 dan C-2.

Setiap komponen, mempunyai waktu tunggu, dan tipe produksi yang berbeda.

Dari hasil perhitungan biaya dapat disimpulkan bahwa item A-1 membutuhkan

biaya paling besar yaitu Rp 411.708.192,-

V.2. Saran

 Sebaiknya perhitungan kebutuhan komponen atas produk yang telah


dibuat dilakukan dengan matang.
 Agregat yang dibuat seharusnya lebih beragam.

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 20


 Untuk data-data yang dibutuhkan seharusnya diperoleh dari
perhitungan atau observasi yang rill

Daftar Pustaka

Modul III Material requirement Planning (MRP), Laboraturium Sistem

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 21


Produksi

Firdaus, Alfa. 8 Januari 2011.Modul 10-Perencanaan Dan Pengendalian

Produksi.URL:pksm.mercubuana.ac.id/new/...modul/92042-10-

229664217967.doc, diakses 15 juni 2020

LAMPIRAN

Modul 3 : Material Requirement Planning Page 22


Modul 3 : Material Requirement Planning Page 23
Modul 3 : Material Requirement Planning Page 24

Anda mungkin juga menyukai