Anda di halaman 1dari 32

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Modul II - III : Perancangan dan Pengukuran Kerja


Kompetensi Pokok Bahasan :
 Mampu melakukan pengukuran kerja,
prosedur pengukuran kerja dengan beberapa
metode pengukuran kerja (Stop Watch dan
sampling Kerja).
 Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan
metode kerja.
 Mampu melaksanakan perancangan fasilitas
dan alat kerja.
ANALISIS PERANCANGAN KERJA
(METHOD ENGINEERING)

Tujuan dari method engineering adalah melakukan


perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk
meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan
pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.

STUDI KERJA (WORK STUDY)


Perbaikan proses, prosedur dan tata cara
pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
Perbaikan dan penghematan penggunaan material,
mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja.
Perbaikan tata ruang kerja yang mampu
memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang
lebih aman dan nyaman.
Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan
gerakan-gerakan (motion) kerja yang tidak perlu
ataupun penyederhanaan kerja (work
simplification).
Tujuan penyederhanaan kerja : Mencari cara
kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cepat,
efisien, efektif, dan menghindari pemborosan
material, waktu, tenaga dll).
Lima langkah penyederhanaan kerja :
1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau
kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.
2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan
metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang
berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien
dicari sebab-sebabnya.
4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg
dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih
dahulu di uji coba.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk
menggantikan metode yang lama, evaluasi.
PETA PETA KERJA
PETA PROSES (PROCESS CHART)

Pendekatan tradisional yang digunakan untuk


menganalisis metode kerja.
Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan kerja
secara sistematis dari tahap awal sampai akhir.
Lambang yang digunakan :

= Operasi

= Transportasi

= Pemeriksaan

= Penyimpanan

= Menunggu
MACAM PETA KERJA
Peta Proses Operasi
 Peta Proses Operasi
 Diagram Aliran
 Peta Pekerja dan Mesin
 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Proses Operasi


Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.
Kegunan peta aliran proses
1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas
berakhir.
2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses
berlangsung.
3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja
4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.
Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses
Operasi.
1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-
aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan
penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi
terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang
diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta
proses operasi.
3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.
4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan
digunakan untuk menganalisa salah satu komponen
dari produk yang dirakit.
PENGUKURAN KERJA
(WORK MEASUREMENT)

1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-


rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi
dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran
waktu (time study), yaitu waktu standar atau
waktu baku.
Pengukuran waktu :

1. Pengukuran waktu secara langsung :


• Pengukuran dengan stop watch
• Sampling kerja
2. Pengukuran waktu secara tidak langsung
• Data waktu baku
• Data waktu gerakan, dll.
Pengukuran Waktu dengan Stop Watch
 Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja

Pengujian
Kecukupan Faktor
data Penyesuaian

Waktu Waktu Siklus Waktu Waktu Standar


Normal
Siklus Rata-rata (Baku)

Pengujian Faktor

keseragaman Kelonggaran
data
PENGUJIAN DATA

 Uji kecukupan data.


Untuk memastikan bahwa data yang telah
dikumpulkantelah cukup secara obyektif.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan
berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat
ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan.
Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah
mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan
oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan
melakukan pengukuran dalam jumlah yang
banyak (populasi).
• Derajat ketelitian (degree of accuracy)
Menunjukkan penyimpangan maksimum
hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
sebenarnya.
Derajat ketelitian (degree of accuracy)
Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil
pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.
• Tingkat keyakinan (convidence level)
Tingkat keyakinan (convidence level)
Menunjukkan
Menunjukkan besarnya
besarnya keyakinan keyakinan
pengukur akan ketelitian
pengukur
data waktu yangakan ketelitian
telah diamati data waktu yang
dan dikumpulkan.
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :
telah diamati dan dikumpulkan.
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

2
2
k/s N X2 X
N’ =
X

Dengan :
k = Tingkat keyakinan
k = 99% = 3
k = 95% = 2
s = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N’ = Jumlah data teoritis

Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data


dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan
penambahan data.
Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15
kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat
keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah
jumlah pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

X = 107
( X)2 = 11449
X2 = 791
k = 95% = 2
s = 10%
2 2
2
k/s N X 2
X 2 / 0,1 15x791 11449
14,53
N’ = X 107
Karena N’ < N , maka data dianggap cukup.

Uji Keseragaman data

Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari


system yang sama dan untuk memisahkan data yang
memiliki karakteristik yang berbeda.
BKA = X+k
BKB = X -k

= (X X )2
N 1
Dengan :
BKA = Batas Kontrol Atas
BKB = Batas Kontrol Bawah
X = Nilai Rata-rata
= Standar Deviasi
k = Tingkat Keyakinan
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak 15 kali dengan menggunakan
stop watch, jika batas kontrol ± 3.
Tentukan apakah data seragam atau
tidak.
Pengamatan (menit)

Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

X = 7,13
(X – X)2 = 27,73
= 1,4
BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93

Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB,


maka data dikatakan seragam
Penyesuaian (Rating Factor)

• Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk


selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya
tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena
terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
• Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai
seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya
dengan melakukan penyesuaian.
• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata
dengan faktor penyesuaian (p).
• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya
lebih besar dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih
kecil dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p =
1).
Metode-metode untuk menentukan penyesuaian

1. The Westing House System


Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric
Corporation dengan mempertimbangkan empat factor
al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.

2. Synthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng-
evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

3. Speed Rating/Performance Rating


Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan
waktu saja.
4. Objective Rating
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk
hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga
mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan
adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal
kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
tangan, penanganan dan bobot.

Kelonggaran (Allowance)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu
kerja operator, karena operator dalam melakukan
pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak
diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu
penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).
Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.


Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur
kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga
lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
mengilangkan rasa fatigue tersebut.
4. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak
dapat dihindari.
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan :

 Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.


 Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti
mengganti alat potong (komponen) yang patah,
memasang kembali komponen yang lepas dll.
 Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus
dari gudang.
 Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.
Waktu Baku (Waktun Standar)

Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka


untuk menghitung waktu baku dapat menggunakan
formulasi sebagai berikut :

WB = [ W siklus x RF ] x 100
100 ALL

Waktu Normal

Keterangan :
WB = waktu baku
RF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
Rating)
All = Kelonggaran (Allowance)
Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus
terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen
kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table
berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu
standar.
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN
Kegiatan
1 Mengambil 0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07
Kotak Kardus
2 Memasukkan 0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13
Barang
3 Menutup 0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24
Kotak Kardus
4 Meletakan 0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 100 0,08
0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
0,61 menit / unit
Hasil 100 15
Waktu Normal = 0,52 menit/unit
Waktu Baku = 0,52 x
100
0,61 menit / unit
100 15
Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja

• Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk


dalam kondisi kerja atau menganggur.
• Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus
melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah
ditentukan secara acak/random.
• Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya
secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang
waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan
random yang dikonversi ke satuan waktu.
• Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan
waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan
tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam
kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi
idle/menganggur adalah 10/100 =0,1
Pengujian Data

• Kecukupan Data
SP = k
p (1 p )
n
k2 1 p
N’ =
Dengan : S2p
S = Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N’ = Ukuran sample/data
• Keseragaman Data
Batas kontrol untuk p
BKA = p k p (1n p)
BKB = p k p (1 p)
n
Dengan pengertian sbb:
BKA = Batas kontrol atas
BKB = Batas kontrol bawah
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10
hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja
adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari,
tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan
kecukupan dan keseragaman data.
Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1

Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4

Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46

Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08

Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92

Prosentase idle = 0,116,


prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884
k = 99% = 3 N = 500
S = 0,05 2
n = 50
N’
3 (1 0,884)
= (0,05) (0,884) 472,392

Karena N’ < N, maka data dianggap cukup


0,884 (1 0,664)
BKA = 0,884 3
50
1,019

0,884 (1 0,664)
BKB = 0,884 3
50
0,748
Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam
range BKA dan BKB, maka data seragam.

• Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung
dengan menggunakan rumus :
Total waktu x Pr osentasesibuk x Rating Factor ( RF )

Waktu Normal = Jumlah produk yang dihasilkan

Waktu Baku = Waktu Normal x


100
100 Kelonggaran ( All )
Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari
untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan
yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila
jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka
tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah
115% dan kelonggaran 20%.
Waktu Normal (Wn) = 480 menit2345
x 0,85 x 1,15
0,2 menit / surat

Waktu Baku (Wb) = 0,2 x


100
100 20
0,25 menit / surat

Output Standar = 1
Wb
1
0,25
4 surat / menit

Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat


sebanyak 4 surat per menit.
Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch &
sampling Kerja)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai