Anda di halaman 1dari 10

MODUL II

ROUGH CUT CAPACITY PLANNING


(RCCP)

I. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui dan memahami informasi tentang rencana produksi dari

Jadwal Induk Produksi.

2. Mengetahui Effective Daily Capacity, beban kerja, dan proporsi stasiun

kerja.

3. Mengetahui dan memahami langkah-langkah yang diperlukan dalam

membuat Rough Cut Capacity Planning.

4. Menghitung kebutuhan sumber daya dan membuat laporan Rough Cut

Capacity Planning.

II. Pengantar Praktikum

Plossl dan Welch (1979) menjelaskan bagaimana peranan Rough Cut

Capacity Planning (RCCP) pada sistem PPC sebagai berikut :

Perencanaan produksi dan persediaan adalah proses yang berkaitan

dengan bagaimana mengatur fleksibilitas sumber daya untuk memenuhi

kebutuhan konsumen dan untuk mendapatkan proses manufaktur yang stabil


Rough Cut Capacity Planning

serta menentukan jumlah persediaan untuk mengatasi ketidaksesuaian yang

terjadi.

Proses RCCP melibatkan pelaksanaan dari 3 fungsi secara efektif :

a. Membuat MPS yang achievable

b. Perencanaan dan pengontrolan prioritas.

c. Perencanaan dan pengontrolan kapasitas.

Perencanaan Prioritas merupakan proses menentukan jumlah batch

yang akan diproduksi dan waktu mulai sampai selesai untuk semua item

dengan melibatkan waktu procurement dan manufakturnya.

Pengendalian Prioritas berkaitan dengan proses menjaga dan

mengendalikan keseimbangan antara permintaan MPS dengan output yang

dihasilkan. Inti dari Pengendalian Prioritas adalah membuat benda yang tepat

pada saat yang tepat.

Perencanaan kapasitas merupakan proses menentukan jumlah output

yang diperlukan berdasarkan fasilitas yang dimiliki pabrik dan kapasitas

supplier. Jika kapasitas yang tersedia lebih kecil dari kapasitas yang

memenuhi syarat, maka kegiatan produksi tidak dapat memenuhi permintaan

MPS sesuai dengan yang direncanakan.

2
Rough Cut Capacity Planning

Pengendalian kapasitas merupakan proses membandingkan output

yang direncanakan dengan output aktual yang dihasilkan serta mengidentifikasi

variasi yang terjadi sebelum dan sesudah rencana produksi disusun. Apabila

terdapat ketidaksesuaian maka tindakan yang harus diambil adalah

menyesuaikan kapasitas atau mengubah MPS.

Rough-cut capacity planning (RCCP) digunakan untuk menguji

kelayakan kapasitas dari suatu rencana Master Production Schedulle (MPS)

sebelum MPS tersebut ditetapkan. Prosedur ini dilakukan untuk memberikan

keyakinan bahwa MPS tidak melebihi kapasitas yang ada pada semua stasiun

kerja yang berpotensi untuk menghambat kelancaran proses manufaktur.

Apabila stasiun kerja cukup banyak, pengujian itu umumnya hanya dilakukan

pada pusat kerja yang mungkin menjadi bottle neck. RCCP adalah suatu cara

yang cepat dan mudah untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan apabila

rencana produksi yang tertuang dalam rencana MPS melebihi kapasitas yang

tersedia, sehingga dapat diambil tindakan atau jalan keluar sebelum waktu

produksi tiba.

Pada dasarnya RCCP dan MPS merupakan aktifitas perencanaan yang

berada pada level yang sama dalam hierarki perencanaan prioritas dan

perencanaan kapasitas pada sistem MRP II. RCCP menentukan kebutuhan

3
Rough Cut Capacity Planning

kapasitas untuk mengimplementasikan MPS, menguji kelayakan dari MPS, dan

memberikan umpan balik kepada perencana dan menyusun jadwal induk

produksi untuk mengambil tindakan perbaikan apabila ditemukan adanya

ketidaksesuaian antara penjadwalan induk produksi dan kapasitas yang

tersedia.

RCCP menentukan apakah sumber daya yang direncanakan adalah

cukup untuk melaksanakan MPS. RCCP menggunakan definisi dari unit

product loads yang disebut sebagai profil produk beban ( product-load profiles,

bills of capacity, bills of resources, atau bills of labor). Pengadaan beban per

unit dengan kuantitas produk yang dijadwalkan per periode waktu akan

memberikan beban total per periode waktu untuk setiap pusat kerja (w ork

centre).

Pada dasarnya terdapat empat langkah yang diperlukan untuk

melaksanakan RCCP, yaitu :

1. Memperoleh informasi tentang rencana produksi

dari MPS.

2. Memperoleh informasi tentang struktur produk dan

waktu tunggu.

3. Menentukan bill of resources

4
Rough Cut Capacity Planning

4. Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan

membuat laporan RCCP.

Selanjutnya hasil-hasil dari RCCP ditampilkan dalam suatu diagram

yang dikenal sebagai load profile. Load profile merupakan metode yang umum

dipergunakan untuk menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan versus

kapasitas yang tersedia. Dengan demikian load profile didefinisikan sebagai

tampilan dari kebutuhan kapasitas diwaktu mendatang berdasarkan pesanan-

pesanan yang direncanakan dan dikeluarkan sepanjang suatu priode waktu

tertentu.

Teknik dasar yang dapat digunakan untuk resource planning atau

RCCP antara lain :

1. Capacity Planning Factor

2. Bill of Capacity

3. Time –Phased Bill of Capacity

Pada pelaksanaan praktikum sistem produksi 2 ini, digunakan metode

yang kedua yaitu Bill of Capacity.

Rumus-Rumus yang relevan digunakan dalam RCCP adalah :

1. Effective Daily Capacity = Jumlah mesin/WC x Jumlah shift/hari x jam

kerja/hari x Effisiensi x Utilitas

5
Rough Cut Capacity Planning

2. Kapasitas tersedia = EDC x hari kerja/minggu

3. Kapasitas dibutuhkan = Standar labor hours/unit/SK x MPS

4. Varians = Kapasitas dibutuhkan – Kapasitas tersedia

5. % LC = (Kapasitas dibutuhkan /Kapasitas tersedia) x

100 %

II.1 Memilih Teknik RCCP

Pendekatan profil sumber daya membutuhkan lebih banyak upaya

perhitungan dibandingkan dengan pendekatan biaya tenaga kerja. Pada

pendekatan profil sumber daya akan ada tingkat pengembalian jika waktu

tunggu cukup panjang dan perusahaan menggunakan kebijakan lot per lot

dalam menentukan ukuran lot. Namun jarang ditemukan produk dengan waktu

tunggu manufaktur beberapa bulan. Hanya item-item yang kompleks seperti

pesawat, alat-alat mesin, dan lain-lain yang memiliki waktu tunggu yang

sangat panjang.

Asumsi pendekatan biaya tenaga kerja mengenai komponen-

komponen dan item bagian terakhir dikerjakan dalam bulan yang sama adalah

asumsi yang salah. Pendekatan profil sumber daya menyangkal asumsi ini

dengan memasukkan dimensi waktu. Meskipun pendekatan profil sumber daya

mempunyai informasi yang berbeda dari pendekatan biaya tenaga kerja (yang

6
Rough Cut Capacity Planning

tidak menghiraukan bagaimana ukuran lot dibuat), namun dengan pendekatan

profil sumber daya akan didapatkan informasi yang lebih akurat (jika ukuran lot

adalah ukuran lot per lot).

Kedua pendekatan akan memberikan hasil yang tidak benar, jika

ukuran lot yang digunakan bukan ukuran lot per lot. Karena itu, pendekatan

biaya tenaga kerja, dianjurkan dengan range waktu sebesar waktu praktis

(misal : bulanan atau kuarter). Untuk perusahaan-perusahaan yang

menggunakan ukuran lot per lot untuk semua operasinya, akan memberikan

sedikit informasi tambahan.

II.2 Membandingkan Kapasitas yang Dibutuhkan dengan Kapasitas

Tersedia.

Kebanyakan paket software standar bisa menentukan kapasitas yang

dibutuhkan dan kapasitas yang tersedia dan memperlihatkannya dalam bentuk

tabel dan grafik. Bentuk grafik lebih disukai, karena

seseorang dapat menentukan secara sekilas apakah kapasitas memadai.

Namun bentuk tabel lebih tepat, karena ketika kapasitas tidak cukup, kita

harus tahu secara tepat kekurangan yang harus ditutupi.

Jika kapasitas tidak cukup, maka ada 4 pilihan dasar yang tersedia

untuk meningkatkan kapasitas, yaitu : overtime, subkontrak, jalan alternatif,

7
Rough Cut Capacity Planning

dan penambahan personil. Jika tidak ada kombinasi dari keempat pilihan yang

bisa menentukan berapa kapasitas yang cukup, maka MPS harus dikurangi

(revisi MPS).

II.3 Merevisi MPS

Kebanyakan perusahaan mempertimbangkan perbaikan pada MPS

menjadi usaha penyelesaian terakhir pada saat kapasitas tidak memadai,

diimplementasikan hanya jika semua pilihan telah habis. Perbaikan MPS pada

kenyataannya harus menjadi pertimbangan pertama perusahaan. Banyak hal

yang menyebabkan sebuah pesanan dipercepat. Jarang sebuah pesanan yang

diundur. Mungkin ada beberapa pesanan pada MPS yang ada tidak dibutuhkan

secepat batas waktu tertentu yang menunjukkan mereka dibutuhkan. Bukan

merupakan sesuatu yang umum menemukan MLR yang memperlihatkan begitu

banyak pekerjaan dalam 1,2,3 periode, tapi banyak kapasitas melewati itu.

Masalah ini dikoreksi atau dikurangi secara substansial hanya dengan

meletakkan tanggal kebutuhan yang benar pada semua pesanan.

Jika pengunduran, overtime, subkontrak, jalur alternatif, dan

penambahan personil tidak dapat menentukan kapasitas yang memadai,

perbaikan MPS sebagai usaha terakhir, dan harus dilakukan. Penting untuk

memahami bahwa ketika terjadi kelebihan kapasitas yang tak terhindarkan,

8
Rough Cut Capacity Planning

maka hal itu harus dikoreksi. Jika ada kapasitas yang tidak cukup, maka tidak

mungkin menyelesaikan semua pesanan tepat waktu. Pilihan kita adalah

mempunyai manajemen yang memutuskan apakah pesanan akan terlambat

tergantung pada seluruh perusahaan atau pekerja pada satu departemen.

Manajemen harus bertanggung jawab untuk melihat apakah RCCP

dilaksanakan. Jika terjadi kelebihan yang tak terhindarkan, manajemen harus

bertanggung jawab untuk merevisi batas waktu pekerjaan dalam rangka

menetapkan MPS yang mungkin. Inilah maksud dari validasi MPS.

III Pelaksanaan Praktikum

Praktikum Perencanaan produksi ini dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Masing-masing kelompok mendapatkan data Jadwal

Induk Produksi.

2. Masing-masing kelompok mendapatkan data Stasiun kerja, berupa jumlah

mesin per stasiun kerja, effisiensi dan utilitas masing-masing stasiun kerja,

jumlah produksi dan waktu produksi.

3. Masing-masing kelompok menentukan jumlah hari kerja per bulan selama

satu periode perencanaan, berdasarkan kalender tahun 2005-2006.

4. Menentukan kapasitas effektif harian untuk masing-masing stasiun kerja.

9
Rough Cut Capacity Planning

5. Menentukan beban kerja dan proporsi beban kerja masing-masing stasiun

kerja.

6. Menentukan kapasitas tersedia dan kapasitas dibutuhkan masing-masing

stasiun kerja.

10

Anda mungkin juga menyukai