Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI


TAHUN AJARAN 2016/2017

1. Kapasitas
Kapasitas adalah jumlah output maksimum produk yang dihasilkan dalam selang waktu
tertentu. Perencanaan kapasitas adalah proses untuk menentukan tingkat kapasitas yang
dibutuhkan untuk melakukan jadwal produksi, dibandingkan terhadap kapasitas yang
tersedia dan tindakan-tindakan penyesuaian yang diperlukan terhadap tingkat kapasitas
atau jadwal produksi
Jenis perencanaan kapasitas ditinjau dari horizon waktu perencanaan:
1. Perencanaan kapasitas jangka panjang.
Kurun waktu yang digunakan adalah 1-5 tahun ke depan. Isu-isu dalam perencaaan
ini adalah:
a) fasilitas yang akan dibangun
b) mesin yang akan dibeli
c) produk yang akan dibuat
2. Perencanaan kapasitas jangka menengah.
Kurun waktu yang digunakan adalah bulanan sampai dengan satu tahun ke depan.
Tingkat perencanaan sudah rinci. Issue-issue dalam perencanaan ini adalah:
a) Lembur, tambah shift
b) Subkontrak
c) Alternative routing
3. Perencanaan kapasitas jangka pendek.
Kurun waktu yang digunakan adalah harian sampai satu bulan ke depan. Titik
beratnya lebih pada pengendalian apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan
perencanaan yang dibuat (input-output control).
Teknik perencanaan kapasitas biasanya dibedakan atas 4 kategori sesuai dengan time
horizonnya, yaitu:
1. Resource Requirement Planning: jangka panjang
2. Rough Cut Capacity Planning: jangka menengah
3. Capacity Requirement Planning: jangka menengah
4. Input/Output Control: jangka pendek

PRAKTIKUM PERENCANAAN PENGENDALIAN PRODUKSI

ARTIKEL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI


TAHUN AJARAN 2016/2017

2. Rough Cut Capacity Planning (RCCP)


Rough Cut Capacity Planning atau RCCP adalah sebuah metode untuk menghitung
kebutuhan kapasitas secara kasar dan membandingkannya dengan kapasitas yang tersedia.
RCCP juga digunakan untuk menguji kewajaran jadwal induk produksi atau master
production schedule dengan membandingkan waktu kerja mesin yang dibutuhkan dengan
waktu kerja mesin yang tersedia pada pada masing-masing stasiun kerja.
RCCP juga merupakan suatu proses analisis dan evaluasi kapasitas dari fasilitas produksi
yang tersedia di lantai pabrik agar sesuai atau dapat mendukung jadwal induk produksi
(JIP) yang akan disusun. RCCP juga masih bersifat makro karena kebutuhan kapasitas
tidak memperhitungkan jumlah persediaan produk dan work in process yang sudah ada.
Kebutuhan kapasitas dihitung dalam satuan kapasitas standar yang disebut bill of capacity.
Apabila bill of capacity telah ditetapkan, maka dihitung beban kerja stasiun kerja dan
kemudia dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia. (Sinulingga, Sukaria. 2013. 130).
Perhitungan secara kasar tersebut dibagi berdasarkan dua karakteristik RCCP, yaitu:
1. Kebutuhan kapasitas masih didasarkan pada kelompok produk, bukan produk per
produk
2. Tidak memperhitungkan jumlah persediaan yang telah ada
Kita menggunakan teknik Rough Cut Capacity Planning karena RCCP dapat melakukan
validasi terhadap MPS, maka horizon waktu (interval) RCCP sama seperti MPS. Untuk
melakukan perhitungan dengan metode Rough Cut Capacity Planning terdapat beberapa
tahapannya. Tahapan untuk melakukan Rough Cut Capacity Planning adalah sebagai
berikut:
1. Identifikasi sumber daya yang digunakan dalam produksi (work center, tenaga kerja,
material).
2. Menentukan kebutuhan tiap sumber daya untuk memenuhi MPS per periode.
3. Perhitungan kapasitas nominal (calculated capacity).
4. Komparasi kapasitas nominal per periode dengan beban sumber daya, adjustment /
revisi kapasitas atau jadwal bila terjadi overload

PRAKTIKUM PERENCANAAN PENGENDALIAN PRODUKSI

ARTIKEL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI


TAHUN AJARAN 2016/2017

3. Mengambil Keputusan Rough Cut Capacity Planning (RCCP)


1. Menentukan kapasitas yang tersedia
Kapasitas yang tersedia diperoleh dengan cara mengalikan waktu yang tersedia
dengan utilisasi dan efisiensi.
2. Membandingkan kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan
Saat kapasitas tidak mencukupi, terdapat beberapa alternatif pilihan untuk
meningkatkan kapasitas, anatara lain:
a. Overtime
Overtime atau biasa disebut lembur adalah suatu keputusan yang diambil oleh
suatu perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam memenuhi
permintaan dengan cara menambah jam kerja untuk pekerja.
b. Subcontracting
Subcontracting adalah suatu keputusan alternatif yang diambil oleh perusahaan
untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan dengan
cara bekerja sama dengan perusahaan lain untuk memproduksi produk.
c. Alternate Routing
Alternate routing dipilih sebagai alternatif jika hanya ada sedikit work center
yang bekerja penuh, work center yang tersisa akan cenderung bekerja sangat
sedikit selama periode yang diberikan. Alternate Routing digunakan untuk
mempertimbangkan perubahan sementara dalam routing dari part-part yang
spesifik, seperti pekerjaan yang dikerjakan di work center A sementara
dikerjakan di work center B.
d. Hiring and Layoff
Keputusan alternatif ini digunakan dengan cara menambah personel yang akan
menambah kapasitas peralatan yang tersedia. Terdapat tiga cara untuk
menambah personel, yaitu menambah shift, menambah pekerja baru pada shift
yang sudah ada atau memindahkan personel atau pekerja yang sudah ada dari
work cenetr yang sedikit digunakan.

PRAKTIKUM PERENCANAAN PENGENDALIAN PRODUKSI

ARTIKEL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI


TAHUN AJARAN 2016/2017

e. Revisi JIP
Revisi JIP biasanya dipilih sebagai solusi terakhir pada saat kekurangan
kapasitas dan hanya dilakukan ketika pilihan alternatif lain tidak berhasil. Revisi
JIP sebenarnya harus menjadi hal pertama yang dipertimbangkan oleh sebuah
perusahaan. Alternatif ini dipilih saat terdapat beberapa pesanan pada master
schedule yang ada, tidak lagi dibutuhkan secepat yang ditunjukkan tanggal jatuh
tempo. Jika terdapat kapasitas yang tidak mencukupi tidak mungkin untuk
menyelesaikan semua order sesuai waktu. Maka dari itu, perusahaan harus
memilih dengan cara membuat manajemen menentukan pesanan mana yang
akan terlambat. Sebaliknya, jika ada kelebihan yang tidak dapat dihindari, maka
manajemen harus mengambil tanggung jawab untuk merevisi tanggal jatuh
tempo suatu pekerjaan agar menghasilkan JIP yang realistis.

4. Teknik-teknik Rough Cut Capacity Planning (RCCP)


1. Bill of Labor Approach (BOLA)
Bill of Labor Approach (BOLA) atau yang dimaksud dengan pendekatan daftar
tenaga kerja adalah sebuah teknik RCCP yang menggunakan data yang detail dari
waktu standar untuk setiap unit produk. Jika memproduksi produk lebih dari satu,
maka kapasitas yang dibutuhkan tiap produk dapat didefinisikan dengan perkalian
antara BOLA dan JIP.
2. Capacity Planning Using Overall Factor (CPOF)
CPOF mengkalikan waktu total tiap famili terhadap jumlah MPS untuk memperoleh
total waktu yang diperlukan pabrik untuk mencapai MPS. Total wkatu yang didapat
kemudian dibagi menjadi waktu penggunaan masing-masing sumber dengan
mengkalikan total waktu terhadap proporsi penggunaan sumber.
3. Resource Profile Approach (RPA)
Pendekatan metode BOLA dan CPOF tidak memperhitungkan lead time. CPOF dan
BOLA mengasumsikan bahwa seluruh komponen dibuat bersamaan dengan
perakitan. RPA merupakan teknik perencanaan kapasitas kasar yang paling rinci
dibandingkan dengan metode CPOF dan BOLA.

PRAKTIKUM PERENCANAAN PENGENDALIAN PRODUKSI

Anda mungkin juga menyukai