Anda di halaman 1dari 6

Nama : Pratiwi Badu Nim : 184042004

Jurusan : MKS Tugas : Resume (manajemen operasional)

PERENCANAAN KAPASITAS DAN AGREGAT

A. Konsep Dasar Perencanaan Kapasitas


➢ Pengertian Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh
perusahaan untuk mempertemukan perubahan permintaan setiap produk.
➢ Tujuan Perencanaan Kapasitas
Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah
menentukan.
➢ Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu:

Mengubah Kapasitas Menggunakan Kapasitas


Perencanaan Jangka Menambah fasilitas *
Panjang Menambah peralatan
yang memiliki lead time
panjang
Perencanaan Jangka Subkontrak Menambah karyawan
menengah Menambah peralatan Menambah atau
Menambah shift menggunakan persediaan
Perencanaan Jangka * Penjadwalan tugas
Pendek Penjadwalan karyawan
Penjadwalan mesin

* Terdapat pilihan yang sangat terbatas


a. Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses
penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –penyesuian
untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata .
b. Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana bulanan
atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam hal ini,
kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan tenaga kerja,
pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama.
c. Kapasitas jangka panjang (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di mana sumber
daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti
bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan
partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
➢ PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK

Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal
yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan
yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan
tidak beroperasi penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari
per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan lima hari
per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun
demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak
kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas
output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau menurunkan kapasitas mungkin
perusahaan melakukan penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak
dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk meningkatkan
kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki &
Ritzman),
1. Meningkatkan jumlah sumber daya;
a. Penggunaan kerja lembur
b. Penambahan regu kerja
c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time
d. Sub-Kontrak
e. Kontrak kerja
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya:
a. Mengatur regu kerja
b. Menetapkan skedul
3. Memodifikasi produk:
a. Menentukan standar produk
b. Melakukan perubahan jasa operasi
c. Melakukan pengawasan kualitas
4. Memperbaiki permintaan:
a. Melakukan perubahan harga
b. Melakukan perubahan promosi
5. Tidak memenuhi permintaan:
a. Tidak mensuplai semua permintaan

➢ PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG


Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala
kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana
untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai
karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang
rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yang
timbul adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum
mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum perlu diperhatikan
berbagai faktor seperti:
a. Pola permintaan jangka panjang
b. Siklus kehidupan produk yan dihasilkan

Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh
perusahaan:
a. Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan
dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan
pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung
risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya
biaya produksi menjadi tinggi.

b. Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi
perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan
adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk memberikan pelayanan
terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.

B. Perencanaan Kapasitas Produksi

Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk menanggapi naik


turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan forecast penjualan dan merencanakan perubahan
– perubahan cenderung terjadi tiba – tiba dan drastic, sehingga akan lebih memakan waktu.
Forecast dilakukan untuk menyusun skedul produksi induk (master production
schedule)dan untuk mengecek permintaan kapasitas diwaktu yang akan datang dibandingkan
dengan kapasitas yang tersedia. kapasitas menetapkan batasan –batasan atas bagi skedul –
skedul produksi. kapasitas juga memberikan batasan bahwa, karena selama periode
penjualan rendah adalah tidak ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara dastik.

1. Kapasitas Tenaga Kerja dan Kerja Lembur untuk Perluasan Kapasitas

Bagi perusahaan biasanya adalah tidak ekonomik untuk menambah dan mengurangi
tenaga krja dengan naik dan turunnya penjualan. Ini bukan berarti bahwa jumlah karyawan
adalah sumber daya kapasitas yang tetap, tetapi penyesuaian-penyesuaian besar (substansial)
dapat dibuat tanpa harus menarik lebih banyak orang dan kemudian memutuskan hubungan
kerja dengan mereka.

Perencanaan tenaga kerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain, seperti


hilangnya produksi karena kelelahan, tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja. Disisi lain,
karyawan tidak langsung mendukung pekerjaan perlu juga direncanakan sebaik mungkin. Ini
terutama orang-orang tidak langsung mungkin merupakan para karyawan teknik yang sulit
didapatkan karena sulit untuk melakukan estimasi berapa banyak karyawan tidak langsung
yang dibutuhkan. Banyak perusahaan menggunakan suatu jenis rasio antara karyawan tidak
langsung dengan karyawan langsung atau dengan beban kerja pabrik untuk melakukan
estimasi tersebut.

2. Metode Perencanaan Kapasitas Produksi

Untuk menentukan kapasitas produksi optimum, terdapat berbagai macam factor yang
harus diperhatikan, faktor2 tersebut umumnya disebut sebagai factor produksi antara lain :
(1). kapasitas bahan baku (2), Kapasitas jam kerja mesin (3). Kapasitas jam tenaga kerja (4).
Kapasitas modal kerja. Dari beberapa factor tersebut diusahakan untuk memperoleh
kombinasi jumlah dan jenis produksi yang akhirnya dapat menghasilkan keuntungan
maksimal atau beban biaya yang paling minimal.

a. Metode Break Even Point

Metode break event point (BEP) baik linear maupun non linear dapat digunakan untuk
menentukan kapasitas produksi optimum. BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana total
pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR = TC) atau dapat juga dikatakan laba
(revenue) p = 0.

C. Model Perencanaan Agregat

1. Proses Perencanaan Agregat


Terdapat beberapa proses dalam perencanaan agregat sebagai berikut.
a. Long Range Plans
Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut perencanaan produk
baru, biaya perluasan dan sebagainya. Long Range Plans ditetapkan oleh manajer pucak.
b. Intermediete Range Plans
Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana penjualan, rencana
produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan sebagainya. Intermediate range
plans ditetapkan oleh Manajer Operasi.
c. Short Range Plans
Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job assignment,
ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh Manajer Operasi bersama
dengan supervisor dan operator.

2. Metode Perencanaan Agregat


1. Metode Pembuatan Grafis Dan Diagram
Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami. Pada dasarnya, rencana
rencana dengan grafis dan diagram ini menangani variabel sedikit demi sedikit agar
perencana dapat membandingkan proyeksi permintaan dengan kapasitas yang
ada. Pendekatan yang digunakan adalah “ trial and error “ yang tidak menjamin terciptanya
rencana produksi yang optimal, tatapi penghitungan yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat
dilakukan oleh staf yang paling dasar pekerjaannya. Tahapan dalam metode ini adalah:
1. Tentukan permintaan pada tiap periode;
2. Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan subkontrak
untuk tiap periode;
3. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya pemberhentian karyawan
serta biaya penahanan persediaan
4. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para pekerja dan
tingkatan persediaan;
5. Kembangkan rencana alternatif dan amati biaya totalnya.

2. Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan


Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak
dikembangkan diantaranya:
a) Metode Transportasi Dalam Program Linear
Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas
operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat
dirumuskan dalam format program linear.
b) Linear Decision Rule
Merupakan model perenxcanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan
tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode tertentu.Model ini
meminimisasi biaya total dari biaya gaji, rekrutmen, PHK, lembur, dan persediaan melalui
serangkaian kurva biaya kuadrat.
c) Management Coefficient Model
Dikembangkan oleh E.H Bowman yang membangun suatu model keputusan
formal di seputar pengalaman dan kinerja manajer. Teori yang mendasari adalah pengalaman
masa lalu manajer cukup baik, sehingga dapat digunakan sebagai dasar menetapkan
keputusan di masa depan. Teknik ini menggunakan analisa regresi terhadap keputusan
produksi yang diambil manajer di masa lalu.
d) Simulasi
Suatu model computer yang dinamakan “ Penjadwalan lewat simulasi” yang
dikembangakan tahun 1966 di R.C Vergin. Pendekatan simulasi ini menggunakan prosedur
pencarian kombinasi nilai yang biayanya minimal untuk ukuran jumlah tenaga kerja dan
tingkat produksi.

3. PERENCANAAN AGREGAT DI SEKTOR JASA

Pada kenyataan sektor jas seperti bank, usaha angkutan, restoran cepat saji,
penerapannya lebih mudah daripada di perusahaan manufaktur. Pengendalian biaya tenaga
kerja di perusahaan jasa merupakan sesuatu yang penting. Pengendalian Biayanya meliputi:
1. Pengendalian yang ketat atas jam kerja di perusahaan jasa dapat dipastikan
menghasilkan tanggapan cepat terhadap respon konsumen.
2. Beberapa bentuk sumber tenaga kerja panggilan yang dapat ditambahkan atau
dihilangkan untuk memenuhi permintaan yang tak terduga.
3. Fleksibilitas keahlianpekerja kerorangan yang memungkinkan relokasi tenaga kerja
yang ada
4. Fleksibilitas keahlian pekerja peerorangan pada tingkat output atau jam kerja untuk
memenuhi permintaan yang sudah diperkirakan.
Penerapan Perencanaan Agregat disektor jasa diantaranya pada:
a) Restoran
Pada jasa ini volume produknya tinggi maka diarahakan pada:
➢ Pemulusan tingkat produksi;
➢ Penentuan ukuran jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan;
➢ Usaha mengelola permintaan untuk menjaga agar peralatan dan pekerja tetap
bekerja.
b) Industri Penerbangan
Perencanaan agregat mancakup jadwal atau table atas:
➢ Jumlah penerbangan masuk dan keluar di setiap pusat;
➢ Jumlah penerbangan di setiap rute;
➢ Jumlah penumpang yang harus dilayani di setiap penerbangan;
➢ Jumlah awak pesawat dan awak di darat yang dibutuhkan pada setiap pusat dan
bandara.
c) Rumah sakit
Masalah yang dihadapi adalah alokasi uang, staff, perlengkapan untuk memenuhi permintaan
pasien atas pelayanan jasa rumah sakit yang bersangkutan.
d) Rantai Perusahaan Kecil Nasional
Contohnya adalah jasa foto copy, percetakan, pusat computer, yang mana pertanyaan atas
perencanaan agregat vs perencanaan independent di setiap badan usaha menjadi sebuah
perhatian. Output dan pembelian dapat direncanakan secara terpusat apabila permintaan dapat
dipengaruhi melalui promosi khusus. Pendekatan ini menguntungkan karena mengurangi
biaya pembelian dan periklanan dan membantu arus kas di lokasi yang independent.
e) Jasa lain-lain
Seperti jasa keuangan, transportasi, komunikasi, rekreasi, memeberikan output yang
volumenya tinggi namun tidak berwujud. Untuk jasa semacam ini lebih utama pada
perencanaan persyaratan sumber daya manusia (lihat bab tentang sumber daya manusia) dan
pengelolaan permintaan.

Anda mungkin juga menyukai