Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal
yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan
yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan
tidak beroperasi penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari
per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan lima hari
per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun
demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak
kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas
output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau menurunkan kapasitas mungkin
perusahaan melakukan penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak
dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk meningkatkan
kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki &
Ritzman),
1. Meningkatkan jumlah sumber daya;
a. Penggunaan kerja lembur
b. Penambahan regu kerja
c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time
d. Sub-Kontrak
e. Kontrak kerja
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya:
a. Mengatur regu kerja
b. Menetapkan skedul
3. Memodifikasi produk:
a. Menentukan standar produk
b. Melakukan perubahan jasa operasi
c. Melakukan pengawasan kualitas
4. Memperbaiki permintaan:
a. Melakukan perubahan harga
b. Melakukan perubahan promosi
5. Tidak memenuhi permintaan:
a. Tidak mensuplai semua permintaan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh
perusahaan:
a. Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan
dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan
pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung
risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya
biaya produksi menjadi tinggi.
b. Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi
perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan
adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk memberikan pelayanan
terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.
Bagi perusahaan biasanya adalah tidak ekonomik untuk menambah dan mengurangi
tenaga krja dengan naik dan turunnya penjualan. Ini bukan berarti bahwa jumlah karyawan
adalah sumber daya kapasitas yang tetap, tetapi penyesuaian-penyesuaian besar (substansial)
dapat dibuat tanpa harus menarik lebih banyak orang dan kemudian memutuskan hubungan
kerja dengan mereka.
Untuk menentukan kapasitas produksi optimum, terdapat berbagai macam factor yang
harus diperhatikan, faktor2 tersebut umumnya disebut sebagai factor produksi antara lain :
(1). kapasitas bahan baku (2), Kapasitas jam kerja mesin (3). Kapasitas jam tenaga kerja (4).
Kapasitas modal kerja. Dari beberapa factor tersebut diusahakan untuk memperoleh
kombinasi jumlah dan jenis produksi yang akhirnya dapat menghasilkan keuntungan
maksimal atau beban biaya yang paling minimal.
Metode break event point (BEP) baik linear maupun non linear dapat digunakan untuk
menentukan kapasitas produksi optimum. BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana total
pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR = TC) atau dapat juga dikatakan laba
(revenue) p = 0.
Pada kenyataan sektor jas seperti bank, usaha angkutan, restoran cepat saji,
penerapannya lebih mudah daripada di perusahaan manufaktur. Pengendalian biaya tenaga
kerja di perusahaan jasa merupakan sesuatu yang penting. Pengendalian Biayanya meliputi:
1. Pengendalian yang ketat atas jam kerja di perusahaan jasa dapat dipastikan
menghasilkan tanggapan cepat terhadap respon konsumen.
2. Beberapa bentuk sumber tenaga kerja panggilan yang dapat ditambahkan atau
dihilangkan untuk memenuhi permintaan yang tak terduga.
3. Fleksibilitas keahlianpekerja kerorangan yang memungkinkan relokasi tenaga kerja
yang ada
4. Fleksibilitas keahlian pekerja peerorangan pada tingkat output atau jam kerja untuk
memenuhi permintaan yang sudah diperkirakan.
Penerapan Perencanaan Agregat disektor jasa diantaranya pada:
a) Restoran
Pada jasa ini volume produknya tinggi maka diarahakan pada:
➢ Pemulusan tingkat produksi;
➢ Penentuan ukuran jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan;
➢ Usaha mengelola permintaan untuk menjaga agar peralatan dan pekerja tetap
bekerja.
b) Industri Penerbangan
Perencanaan agregat mancakup jadwal atau table atas:
➢ Jumlah penerbangan masuk dan keluar di setiap pusat;
➢ Jumlah penerbangan di setiap rute;
➢ Jumlah penumpang yang harus dilayani di setiap penerbangan;
➢ Jumlah awak pesawat dan awak di darat yang dibutuhkan pada setiap pusat dan
bandara.
c) Rumah sakit
Masalah yang dihadapi adalah alokasi uang, staff, perlengkapan untuk memenuhi permintaan
pasien atas pelayanan jasa rumah sakit yang bersangkutan.
d) Rantai Perusahaan Kecil Nasional
Contohnya adalah jasa foto copy, percetakan, pusat computer, yang mana pertanyaan atas
perencanaan agregat vs perencanaan independent di setiap badan usaha menjadi sebuah
perhatian. Output dan pembelian dapat direncanakan secara terpusat apabila permintaan dapat
dipengaruhi melalui promosi khusus. Pendekatan ini menguntungkan karena mengurangi
biaya pembelian dan periklanan dan membantu arus kas di lokasi yang independent.
e) Jasa lain-lain
Seperti jasa keuangan, transportasi, komunikasi, rekreasi, memeberikan output yang
volumenya tinggi namun tidak berwujud. Untuk jasa semacam ini lebih utama pada
perencanaan persyaratan sumber daya manusia (lihat bab tentang sumber daya manusia) dan
pengelolaan permintaan.