0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan4 halaman
Sistem moneter internasional telah mengalami perubahan dari sistem standar emas, sistem Bretton Woods hingga sistem nilai tukar mengambang saat ini. Sistem standar emas menggunakan emas sebagai alat pembayaran antar negara, sedangkan sistem Bretton Woods memperkenalkan dolar AS sebagai mata uang cadangan internasional. Krisis minyak 1970-an dan kebijakan moneter AS menyebabkan runtuhnya sistem Bretton Woods sehingga saat ini sist
Sistem moneter internasional telah mengalami perubahan dari sistem standar emas, sistem Bretton Woods hingga sistem nilai tukar mengambang saat ini. Sistem standar emas menggunakan emas sebagai alat pembayaran antar negara, sedangkan sistem Bretton Woods memperkenalkan dolar AS sebagai mata uang cadangan internasional. Krisis minyak 1970-an dan kebijakan moneter AS menyebabkan runtuhnya sistem Bretton Woods sehingga saat ini sist
Sistem moneter internasional telah mengalami perubahan dari sistem standar emas, sistem Bretton Woods hingga sistem nilai tukar mengambang saat ini. Sistem standar emas menggunakan emas sebagai alat pembayaran antar negara, sedangkan sistem Bretton Woods memperkenalkan dolar AS sebagai mata uang cadangan internasional. Krisis minyak 1970-an dan kebijakan moneter AS menyebabkan runtuhnya sistem Bretton Woods sehingga saat ini sist
Sejarah membuktikan bahwa penggunaan emas sebagai sarana pembayaran telah
dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Alasan utama adalah karena emas bertahan lama, mudah disimpan, muda dibawa, mudah untuk dikenali, dapat dipecah dengan mudah, muda distandardisasikan, dan tidak mudah untuk dimanipulasikan jumlah persediaannya karena mahal biaya produksi. Lebih penting lagi karena emas merupakan komoditas yang dapat menjamin kestabilan harga. Karena alasan inilah hingga kini masi banyak Negara-negara yang menggunakan emas sebagai penentu standar nilai tukarnya.
System Standar Emas
Tidak semua mata uang ditambahkan/dikaitkan dengan mata uang lainnya, atau sekolomok mata uang sekalipun dalam system nilai tukar bebas mengambang. Emas telah lama digunakan sebagai alat pembayaran. Greeks dan Romans menggunakan emas sebagai alat pembayaran hingga abad Sembilan belas. Meningkatkan perdagangan sejak akhir abad Sembilan belas memerlukan system pembayaran yang lebih formal. Konsep awal tentang mata uang adalah mengenai konvertibilatas atas dasar full bodies coins yang berarti bahwa nilai mata uang sama dengan nilai bahan pembuatannya. Hal ini diartikan bahwa nilai intrinsic yaitu nilai bahan pembuatannya sama dengan nilai nominalnya yaitu nilai yang tertera dalam mata uang tersebut. Karena waktu itu mata uang yang dikenal dibuat dari emas, maka nilai bahan pembuatannya diukur dari nilai emas itu sendiri. System itu kemudian disebut dengan gold specie standard yang berarti nilai intrinsik sama dengan nilai logam pembuat emasnya. Aturan dalam penggunaan standar emas sangat sederhana dan jelas, setiap Negara berusaha menentukan nilai tukar mata uang mereka setara dengan emas yang dapat dipertukarkan. Pemerintah menentukan harga emas didalam negeri dalam mata uangnya dan bersedia untuk membeli harga yang telah ditentukan. Inilah yang kemudian dikenal dengan konvertibiltas dua arah antara mata uang dosmetik dengan emas. Karena semakin banyak Negara yang menganut konvertibilitas dua arah, maka nilai dua mata uang yang berbeda ditentukan oleh perbandingan berat emas diantara dua mata uang tersebut. Sebagai ilustrasi Amerika Serikat mengumumkan bahwa dolar dapat dikonversikan menjadi emas dengan nilai tukar US$20,67/ounce emas. Sementara itu inggris menentukan nilai mata uangnya setara dengan $4,247/ounce emas. Selama kedua mata uang tersebut dapat ditukar dengan emas, maka nilai tukar dolar dan poundsterling adalah ($20.67/$4.247) = $4,866/$. Jadi paritas daya beli antara dolar AS dengan poundsterling adalah $4.866/$ dan tetap dipertahankan hingga tahun 1914. Karena dua Negara yang menggunakan standar emas setuju untuk membeli dan menjual emas dari siapapun dengan harga yang tetap maka nilai mata uang kedua Negara juga tidak mengalami perubahan. Dalam system ini syarat utamanya adalah bahwa kedua Negara harus mempertahankan cadangan emas untuk menompang nilai mata uangnya akan mengalami penurunan terhadap emas begitu juga terhadap mata uang Negara lainnya. System ini juga membatasi kemampuan suatu Negara untuk memperluas penawaran mata uangnya karena harus diimbangi dengan cadangan emas yang setara. Dengan demikian pertumbuhan penawaran uang dapat dikendalikan dengan lebih mudah.
System Bretton Woods
Kesadaran untuk menyelamatkan system ekonomi dunia dari krisis yang lebih hebat, pada bulan juli 1944 diadakan konferensi moneter internasional di Bretton Woods, New Hampshire. Konferensi ini diikuti oleh 44 negara dan berhasil menciptakan dua lembaga yaitu Dana Moneter Internasional atau Internasional Monetary Fundi ( IMF ) dan bank dunia yang bertugas melaksanakan system moneter yang baru dikenal dengan system Bretton woods. Dalam system Bretton Woods yang telah diterapkan sejak 1946, setiap Negara menetapkan nilai mata uangnya dalam satuan setara dengan emas tetapi tidak ada keharusan untuk ditukarkan dengan emas. Hanya dolar Amerikat Serikat saja yang dapat dikonversikan menjadi emas dengan nilai tukar US$35/ounce emas. Dengan demikian setiap Negara menentukan mata uangnya terhadap emas, untuk demikian dapat ditentukan nlai tukar mata uang. Sebagai contoh jika Deutsche mark ditentukan DM140/ounce emas, maka nilai tukar Deutsche mark terhadap dolar AS adalah ( US$35/ DM140) = $0.25/DM. Negara anggota sepakat untuk mempertahankan nilai tukar yang boleh berfluktuasi dengan batas satu persen dari nilai parinya. Dibawa system nilai tukar tetap ini bank sentral harus mempertahankan dengan cara melakukan intervensi secara aktif. Bank sentral akan melakukan pembelian atau penjualan dolar tergantung dari posisi mata uang negaranya. Devaluasi hanya diijinkan maksimum sebesar 10% dan apabila suatu Negara akan melakukan devaluasi lebih besar lagi maka harus mendapat persetujuan dari IMF, IMF selalu siap untuk memberikan bantuan/ cadangan devisa kepada Negara anggotanya. Setiap kebutuhan dolar akan dilayani oleh IMF dan kemudian ditukar emas kepada US Treasury dengan nilai tetap sebesar US$35/ ounce emas. System ini memberikan jaminan kepastian stabilitas nilai tukar sehingga perdagangan internasional berkembang dengan pesat begitu pula dengan kegiatan investasi. Tetapi syarat utama yang harus dipatuhi adalah bahwa Negara anggota IMF harus mempertahankan kebijakan ekonomi yang sehat, tidak membiarkan inflansi terlalu tinggi dari pada Negara lain sebagai mitra dagangnya, maka akan mengalami deficit neraca perdagangan karena barang dan jasa Negara yang inflansinya tinggi menjadi mahal, kurang kompetitif dan impor bahlan meningkat, deficit neraca perdagangan mengakibatkan mengalirnya mata uang Negara tersebut dipasar valas untuk menutupi defisitnya atau impor, ini akan memaksa otoritas moneter untuk melakukan intervensi. Bank sentral berkewajiban utuk menyerap penawaran mata uangnya dengan menjual cadangan dolar berarti menurunya penawaran uang dosmetik. Jika kondisi ini berlangsung terus maka lama kelamaan cadangan akan habis.
Pasca Sistem Bretton Woods
Ada usaha untuk mempertahnkan system Bretton Woods melalui Smithseian Agreement pertemuan multilateral di Washington DC tanggal 17-18 desember 1971 dimana Amerika Serikat mendevaluasi dolarnya sebesar 8,57% dari US$35/ounce menjadi US$38/ounce emas. Fluktuasi dolar ditingkatkan menjadi 2,25% tetapi dolar tetap tidak convertible dengan emas, kemudian beberapa uang mengalami revaluasi seperrti dolar kanada 7,4% dan yen jepang 16,9%. Kesepakatan inipun tidak bertahan lama karena pada bulan maret 1973 beberapa Negara meninggalkan sistim lama. Poundsterling diijinkan berfluktuasi tahun 1972, dan swiss franc tahun1973. Devaluasi kedua dolar Amerika Serikat terjadi pada tanggal 12 februari 1973 sebesar 10%, dolar menjadi US$42,22/ounce emas, sejak saat itu sebenarnya system nilai tukar tetap tidak lagi efektif, pasar valuta asing didominas oleh deutsche mark, japanes yen. Pada bulan oktober 1973 pasar dikejutkan lagi dengan naiknya harga minyak yang dilakukan oleh organisasi pengeksport minyak dikenal sebagai Organisation of Petroleum Exporting Countries ( OPEC ). Menjelang tahun 1974 harga minyak melambung hamper empat kali lipat bahkan pernah mencapai hamper US$40 barrel. Negara-negara barat sangat terpukul karena biaya bagi industry meningkat, berarti harga prouk yang dihasilkan meningkat dan inflansi meningkat pula. Terjadilah misalokasi dan dan sumbernya, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. Beberapa Negara mengalami deficit terutama yang mencoba melakukan intervensi di pasar sedangkan dibeberapa Negara lain mengalami surplus yang membiarkan harga sesuai dengan pergerakan pasar. Selama periode 1977-1978 nilai dolar mengalami tekanan yang sangat besar, neraca pembayaran mengalami deficit yang sangat besar karena presiden Carter sangat ekspansif dalam kebijakan moneter dengan lebih menstabilkan penawaran uang disbanding dengan kebijakan lainnya. Kebijakan itu berhasil menekan inflansi dimulai saat presiden Reagan disertai dengan perbaikan ekonomi antara tahun 1981-1984.