PEMBAHASAN
A. Sejarah Dinar-Dirham
Secara bahasa, dinar berasal dari kata denarius (Romawi Timur) dan dirham
berasal dari kata drachma (Persia). Menurut hukum Islam, uang dinar yang
dipergunakan adalah setara 4,25 gram emas 22 karat dengan diameter 23 milimeter.
Sedangkan uang dirham setara dengan 2,975 gram perak murni. Dinar dan dirham
adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya Islam
maupun sesudahnya.
Dalam sejarah umat Islam, Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar
dan dirham sebagai mata uang mereka, di samping sebagai alat tukar, dinar dan
dirham juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum syar’i, seperti kadar
zakat dan ukuran pencurian.
Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan Khalifah
Abdul Malik bin Marwan pada tahun 695 M/ 77 H. Dalam perjalanannya sebagai
mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak mengalami
inflasi yang cukup besar selama +/- 1500 tahun. Penggunaan dinar dan dirham
berakhir pada runtuhnya Khalifah Islam Turki Utsmani 1924. 1
Dinar dan dirham yang digunakan bangsa arab pada waktu itu tidak
didasarkan nilai nominalisme melainkan menurut beratnya. Untuk mencegah
terjadinya penipuan atas perilaku transaksi, maka mereka lebih suka menggunakan
standard timbangan khusus yang telah mereka miliki. Yaitu auqiyah, nasy, mitsqal,
dirham, daniq, qirath, dan habbah. Mitsqal merupakan berat pokok yang diketahui
secara umum. Datangnya Rasulullah Saw, sebagai tanda kedatangan islam, maka
beliau mengakui berbagai muamalah (transaksi) yang digunakan dinar romawi dan
dirham persia. Serta standard timbangan yang berlaku dikalangan kaum quraisy
untuk menimbang berat dinar dan dirham. 2
B. Standar Emas dan Perak
Emas dan perak adalah dua benda yang mempunyai nilai lebih dibanding
dengan benda-benda lainnya. Sejak lama, dua benda ini merupakan harta benda
yang mempunyai keunikan tersendiri, lantaran disamping menjadi barang-barang
berharga tinggi, seperti perhiasan, juga dapat menjadi mata uang sebagai standar
nilai bagi bangsa-bangsa didunia.
Standar emas dan perak atau yang dikenal dengan sebutan standar kembar
(bimetalism standard) adalah suatu sistem moneter di mana sesuatu bangsa
mengucapkan (menyatakan) kesatuan moneternya dengan emas dan perak, bebas
menjual belikan emas dan perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan orang-
orang untuk mengimpor dan mengekspor emas dan perak tanpa batas. Namun
demikian, tidak semua orang bisa menggunakan emas dan perak sebagai mata uang
dengan seenaknya sendiri, melainkan harus ada izin dan rekomendasi dari
pemerintah. 4
Terdapat dua fase perkembangan dan penggunaan uang sebagai dasar sistem
moneter dunia yaitu masa standard emas (gold standard) dan masa uang fiat (fiat
money). Masa standard emas terdiri dari tiga masa yaitu masa emas standard klasik
(classical gold standard) sekitar tahun 1770 – 1914, masa standard tukar emas 1925
– 1930 dan masa sistem bretton wood yang dimulai dari tahun 1946 sampai 1971.
Dalam masa standard emas klasik jenis uang yang digunakan berupa emas
dalam bentuk koin dan emas batangan (gold bullion). Pemerintah membuat
batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik oleh swasta maupun
pemerintah. Sistem standard emas klasik berakhir setelah pecahnya perang dunia
pertama, dimana pemerintah berbagai negarameninggalkan standard emas dan
mencetak uang untuk menutupi sebagian biaya perang. Penggunaan kembali
standard emas berakhir di sebabkan tidak adanya mekanisme penyesuaian yang
layak dalam sistem moneter dan besarnya perpindahan modal yang cenderung
merusak sistem moneter. Disamping itu, masa tersebut merupakan masa terjadinya
perang dunia dan kondisi perekonomian yang buruk sehingga sistem standard emas
sulit untuk digunakan.
Pada tahun 1944, amerika, inggris, dan 44 negara lainnya melaukan
perundingan untuk merumuskan sebuah sistem moneter internasional setelah
perang dunia berakhir. Pertemuan tersebut melahirkan sebuah sistem moneter
internasional yang dikenal dengan sitem bretton woods yang beroperasi dari tahun
1946 – 1971. Untuk membantu kelancaran tersebut, dibentuk sebuah lembaga dana
moneter internasional yang dikenal dengan interntional monetary found (IMF) yang
berfungsi untuk memantau kepatuhan negara – negara anggota terhadap aturan -
aturan yang telah disepakati dan IMF berfungsi untuk menyediakan fasilitas kredit
atau dana pinjaman bagi negara yang mengalami kesulitan finansial. 2
Alasan ketiga, bahwa uang emas bersifat universal dan dapat diterima oleh
setiap manusia karena bahannya adalah emas dan relatif lebih sulit untuk
dipalsukan. Uang emas memiliki warna, kadar dan kekuatan tertentu yang tidak
bisa dibuat dari bahan logam lain.
Alasan keempat, uang emas dapat digunakan sebagai alat simpanan yang
nilainya relatif stabil. Dengan uang emas, nilainya tidak mengalami fluktuasi yang
tajam, kerena nilai uang nominal sama dengan nilai intrinsiknya. Hal ini berbeda
dengan uang kertas yang nilainya sangat fluktuatif dan berbeda antara nilai nominal
dengan nilai intrinsik uang. Stabilitas uang kertas sebagai alat pembayaran juga
tidak terjamin, akibat digunakannya konsep time value of money dan kesalahan
dalam memfungsikan uang. 5
Agar konsep dinar dapat menjadi mata uang internasional antara negara
muslim dan menembus sistem moneter global, maka perlu beberapa strategi yang
harus disiapkan, antara lain dapat ditempuh melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap pertama, negara – negara yang bergabung dalam negara OKI harus
sepakat membuat undang–undang atau peraturan tentang pembayaran
transaksi perdagangan internasionalnya baik perdagangan secara bilateral
ataupun multilateral dengan menggunakan mata uang dinar.
2. Tahap kedua, negara – negara yang bergabung dalam anggota OKI harus
mulai dengan membuat standard ukuran umum mata uang dinar yang akan
digunakan sebagai mata uang tunggal yang perlu dipenuhi dengan
mengambil rata – rata persamaan dari negara – negara OKI yang mau
bergabung.
3. Tahap ketiga, negara – negara yang bergabung dengan dalam anggota OKI
harus menciptakan suatu lembaga yang harus mengurus dan mengelola
kendali moneter yang menjadi embrio yang nantinya akan menjadi bank
sentral dan bank kustodian dari seluruh negara OKI.
Dalam bagian ini yang pertama harus kita kupas adalah makna dari
kestabilan nilai mata uang menurut teori ekonomi. Ini diperlukan karena
keberadaan uang dalam sebuah perekonomian memberikan arti yang terpenting,
ketidakadilan dari alat ukur yang diakibatkan adanya instabilitas nilai tukar uang
akan mengakibatkan perekonomian tidak berjalan pada titik keseimbangan.
Seperti kita ketahui bersama bahwa dinar dan dirham sudah digunakan
sebagai mata uang sejak sebelum risalah Islam diturunkan lewat Rasulullah. Dalam
perkembangan selanjutnya negara-negara di dunia tetap memakai standar emas
dalam perekonomian internasioanl. Meskipun waktu tepatnya tidak dapat
dipastikan, namun gold standard ini mulai diterapkan dalam kurun waktu 180
sampai dengan 1890. Dalam standard emas ini mata uang negara di dunia dinilai
berdasarkan berapa nilai mata uang tersebut dalam menghargai emas. Misalnya
negara A senilai 0.1 ons emas dan negara B senilai 0.2 ons emas, maka 1 unit B
senilai dengan dua kali harga A. Dengan demikian, nilai tukar keduanya adalah 1B
= 2 A. Dengan menggunakan standard emas, maka dapat dijelaskan pula bagaimana
mekanisme keseimbangan neraca pembayaran di setiap negara, yang selanjutnya
akan mempengaruhi tingkat harga secara umum di masing-masing negara. Berikut
ini juga akan terlihat bagaimana money supply akan berpengaruh terhadap tingkat
harga secara umum, sebagaimana diutarakan oleh David Hume. Dengan formulasi
MV=PQ4, dimana M (money supply), V (velocity of money- average number of
times each dollar is spent), P (price level), dan Q (quntity or number of transactions
paid for with money) kita akan lihat bagaimana mekanismenya berjalan.
Menurut kelompok ini, nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang dinar dan
dirham akan menyatu. Artinya, nilai nominal mata uang yang berlaku akan dijaga
oleh nilai intrinsiknya (nilai uang itu sebagai barang, yaitu emas dan perak itu
sendiri), bukan oleh daya tukar terhadap mata uang lain. Maka, seberapapun
misalnya dolar Amerika naik nilainya, mata uang dinar akan mengikuti senilai dolar
menghargai 4,25 gram emas yang terkandung dalam 1 dinar. Depresiasi (sekalipun
semua faktor ekonomi dan non ekonomi yang memicunya ada) tidak akan terjadi.
F. Keuntungan Dinar-Dirham
1. Mengurangi dan menghapus risiko nilai tukar. Risiko yang ditimbulkan dari
perubahan nilai tukar akan mempengaruhi aktivitas ekonomi dunia terutama
perdagangan internasional.
2. Penggunaan dinar akan mengurangi terjadinya spekulasi, manipulasi, dan
arbitrasi terhadap mata uang nasional.
3. Penggunaan dinar akan mengurangi biaya transaksi perdagangan dan
meningkatkan perdagangan yang pada akhirnya akan meningkatkan kerja
sama antarnegara peserta. 1