Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Dinar-Dirham

Secara bahasa, dinar berasal dari kata denarius (Romawi Timur) dan dirham
berasal dari kata drachma (Persia). Menurut hukum Islam, uang dinar yang
dipergunakan adalah setara 4,25 gram emas 22 karat dengan diameter 23 milimeter.
Sedangkan uang dirham setara dengan 2,975 gram perak murni. Dinar dan dirham
adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya Islam
maupun sesudahnya.

Dalam sejarah umat Islam, Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar
dan dirham sebagai mata uang mereka, di samping sebagai alat tukar, dinar dan
dirham juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum syar’i, seperti kadar
zakat dan ukuran pencurian.

Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan Khalifah
Abdul Malik bin Marwan pada tahun 695 M/ 77 H. Dalam perjalanannya sebagai
mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak mengalami
inflasi yang cukup besar selama +/- 1500 tahun. Penggunaan dinar dan dirham
berakhir pada runtuhnya Khalifah Islam Turki Utsmani 1924. 1

Dinar dan dirham yang digunakan bangsa arab pada waktu itu tidak
didasarkan nilai nominalisme melainkan menurut beratnya. Untuk mencegah
terjadinya penipuan atas perilaku transaksi, maka mereka lebih suka menggunakan
standard timbangan khusus yang telah mereka miliki. Yaitu auqiyah, nasy, mitsqal,
dirham, daniq, qirath, dan habbah. Mitsqal merupakan berat pokok yang diketahui
secara umum. Datangnya Rasulullah Saw, sebagai tanda kedatangan islam, maka
beliau mengakui berbagai muamalah (transaksi) yang digunakan dinar romawi dan
dirham persia. Serta standard timbangan yang berlaku dikalangan kaum quraisy
untuk menimbang berat dinar dan dirham. 2
B. Standar Emas dan Perak

Emas dan perak adalah dua benda yang mempunyai nilai lebih dibanding
dengan benda-benda lainnya. Sejak lama, dua benda ini merupakan harta benda
yang mempunyai keunikan tersendiri, lantaran disamping menjadi barang-barang
berharga tinggi, seperti perhiasan, juga dapat menjadi mata uang sebagai standar
nilai bagi bangsa-bangsa didunia.

Standar emas dan perak atau yang dikenal dengan sebutan standar kembar
(bimetalism standard) adalah suatu sistem moneter di mana sesuatu bangsa
mengucapkan (menyatakan) kesatuan moneternya dengan emas dan perak, bebas
menjual belikan emas dan perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan orang-
orang untuk mengimpor dan mengekspor emas dan perak tanpa batas. Namun
demikian, tidak semua orang bisa menggunakan emas dan perak sebagai mata uang
dengan seenaknya sendiri, melainkan harus ada izin dan rekomendasi dari
pemerintah. 4

Terdapat dua fase perkembangan dan penggunaan uang sebagai dasar sistem
moneter dunia yaitu masa standard emas (gold standard) dan masa uang fiat (fiat
money). Masa standard emas terdiri dari tiga masa yaitu masa emas standard klasik
(classical gold standard) sekitar tahun 1770 – 1914, masa standard tukar emas 1925
– 1930 dan masa sistem bretton wood yang dimulai dari tahun 1946 sampai 1971.

Dalam masa standard emas klasik jenis uang yang digunakan berupa emas
dalam bentuk koin dan emas batangan (gold bullion). Pemerintah membuat
batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik oleh swasta maupun
pemerintah. Sistem standard emas klasik berakhir setelah pecahnya perang dunia
pertama, dimana pemerintah berbagai negarameninggalkan standard emas dan
mencetak uang untuk menutupi sebagian biaya perang. Penggunaan kembali
standard emas berakhir di sebabkan tidak adanya mekanisme penyesuaian yang
layak dalam sistem moneter dan besarnya perpindahan modal yang cenderung
merusak sistem moneter. Disamping itu, masa tersebut merupakan masa terjadinya
perang dunia dan kondisi perekonomian yang buruk sehingga sistem standard emas
sulit untuk digunakan.
Pada tahun 1944, amerika, inggris, dan 44 negara lainnya melaukan
perundingan untuk merumuskan sebuah sistem moneter internasional setelah
perang dunia berakhir. Pertemuan tersebut melahirkan sebuah sistem moneter
internasional yang dikenal dengan sitem bretton woods yang beroperasi dari tahun
1946 – 1971. Untuk membantu kelancaran tersebut, dibentuk sebuah lembaga dana
moneter internasional yang dikenal dengan interntional monetary found (IMF) yang
berfungsi untuk memantau kepatuhan negara – negara anggota terhadap aturan -
aturan yang telah disepakati dan IMF berfungsi untuk menyediakan fasilitas kredit
atau dana pinjaman bagi negara yang mengalami kesulitan finansial. 2

 Sistem Standar Tunggal Emas bagi Negara Mayoritas Muslim dalam


Sistem Ekonomi Global

Bagi negara-negara mayoritas muslim, fenomena untuk mempopulerkan


penggunaan dinar dan dirham sebagai alat tukar pembayaran dan kegiatan
transaksi ekonomi dilandasi oleh beberapa hal. Pertama, dalam Al-Quran dan As
Sunnah banyak menyebutkan harta dan kekayaan dengan istilah emas dan perak
(dinar dan dirham). Keyakinan ini semakin mendorong penggunaan atas keduanya
meski tidak ada keharusan.

Alasan kedua adalah dalam upaya menegakkan rukun Islam yaitu


membayar zakat dan menegakkan hukum islam yaitu hukuman bagi pencuri yang
ukuran standarnya adalah dinar dan dirham. Seorang muslim yang memiliki harta
emas, uang dan kekayaan lainnya yang telah mencapai nishob (ukuran berat) senilai
emas 20 dinar wajib membayar zakat.

Alasan ketiga, bahwa uang emas bersifat universal dan dapat diterima oleh
setiap manusia karena bahannya adalah emas dan relatif lebih sulit untuk
dipalsukan. Uang emas memiliki warna, kadar dan kekuatan tertentu yang tidak
bisa dibuat dari bahan logam lain.

Alasan keempat, uang emas dapat digunakan sebagai alat simpanan yang
nilainya relatif stabil. Dengan uang emas, nilainya tidak mengalami fluktuasi yang
tajam, kerena nilai uang nominal sama dengan nilai intrinsiknya. Hal ini berbeda
dengan uang kertas yang nilainya sangat fluktuatif dan berbeda antara nilai nominal
dengan nilai intrinsik uang. Stabilitas uang kertas sebagai alat pembayaran juga
tidak terjamin, akibat digunakannya konsep time value of money dan kesalahan
dalam memfungsikan uang. 5

C. Strategi Implementasi Penggunaan Dinar-Dirham

Agar konsep dinar dapat menjadi mata uang internasional antara negara
muslim dan menembus sistem moneter global, maka perlu beberapa strategi yang
harus disiapkan, antara lain dapat ditempuh melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Tahap pertama, negara – negara yang bergabung dalam negara OKI harus
sepakat membuat undang–undang atau peraturan tentang pembayaran
transaksi perdagangan internasionalnya baik perdagangan secara bilateral
ataupun multilateral dengan menggunakan mata uang dinar.
2. Tahap kedua, negara – negara yang bergabung dalam anggota OKI harus
mulai dengan membuat standard ukuran umum mata uang dinar yang akan
digunakan sebagai mata uang tunggal yang perlu dipenuhi dengan
mengambil rata – rata persamaan dari negara – negara OKI yang mau
bergabung.
3. Tahap ketiga, negara – negara yang bergabung dengan dalam anggota OKI
harus menciptakan suatu lembaga yang harus mengurus dan mengelola
kendali moneter yang menjadi embrio yang nantinya akan menjadi bank
sentral dan bank kustodian dari seluruh negara OKI.

Selanjutnya, dengan telah dilakukannya beberapa tahap diatas maka para


pemerintah negara OKI sudah semestinya menegosiasikan kepada para masyarakat
khususnya para pengusaha ekspor maupun impor baik secara langsung atau tidak
langsung. 2

D. Stabilisasi Mata Uang Emas Dalam Ekonomi

Dalam bagian ini yang pertama harus kita kupas adalah makna dari
kestabilan nilai mata uang menurut teori ekonomi. Ini diperlukan karena
keberadaan uang dalam sebuah perekonomian memberikan arti yang terpenting,
ketidakadilan dari alat ukur yang diakibatkan adanya instabilitas nilai tukar uang
akan mengakibatkan perekonomian tidak berjalan pada titik keseimbangan.

Stabilitas harga berarti terjaminnya keadilan uang dalam fungsinya


sehingga perekonomian akan relatif berada dalam kondisi yang memungkinkan
teralokasinya sumber daya secara merata, terdistribusinya pendapatan, optimum
growth, full employment, dan stabilitas perekonomian. Menurut teori ekonomi,
kestabilan nilai mata uang dapat dibagi kedalam dua aspek. Pertama, kestabilan
nilai mata uang dilihat dari berfluktuatifnya nilai mata uang terhadap harga barang
dan jasa, yang lebih lanjut kita rasakan dengan adanya inflasi dan deflasi (kestabilan
nilai uang dalam konteks closed-economy). Kedua, kestabilan nilai mata uang
dilihat dari berfluktuatifnya nilai uang terhadap nilai mata uang negara lain yang
lebih lanjut kita rasakan dengan adanya depresiasi dan apresiasi mata uang
(kestabilan nilai uang dalam konteks open economy). Selanjutnya ada baiknya kita
menjelaskan kestabilan nilai standard emas (dinar) diliat dari dua aspek di atas,
yakni aspek closed-economy dan open economy. Pada kali ini, kita akan membahas
kestabilan nilai standard emas (dinar) dalam konteks closed-economy akan dipakai
pendekatan quantity theory of money.

 Kestabilan Standard Emas (Dinar) dalam perspektif Quantity Theory


of Money

Seperti kita ketahui bersama bahwa dinar dan dirham sudah digunakan
sebagai mata uang sejak sebelum risalah Islam diturunkan lewat Rasulullah. Dalam
perkembangan selanjutnya negara-negara di dunia tetap memakai standar emas
dalam perekonomian internasioanl. Meskipun waktu tepatnya tidak dapat
dipastikan, namun gold standard ini mulai diterapkan dalam kurun waktu 180
sampai dengan 1890. Dalam standard emas ini mata uang negara di dunia dinilai
berdasarkan berapa nilai mata uang tersebut dalam menghargai emas. Misalnya
negara A senilai 0.1 ons emas dan negara B senilai 0.2 ons emas, maka 1 unit B
senilai dengan dua kali harga A. Dengan demikian, nilai tukar keduanya adalah 1B
= 2 A. Dengan menggunakan standard emas, maka dapat dijelaskan pula bagaimana
mekanisme keseimbangan neraca pembayaran di setiap negara, yang selanjutnya
akan mempengaruhi tingkat harga secara umum di masing-masing negara. Berikut
ini juga akan terlihat bagaimana money supply akan berpengaruh terhadap tingkat
harga secara umum, sebagaimana diutarakan oleh David Hume. Dengan formulasi
MV=PQ4, dimana M (money supply), V (velocity of money- average number of
times each dollar is spent), P (price level), dan Q (quntity or number of transactions
paid for with money) kita akan lihat bagaimana mekanismenya berjalan.

 Kestabilan Dinar menurut pandangan Umar Vadillo

Menurut kelompok ini, nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang dinar dan
dirham akan menyatu. Artinya, nilai nominal mata uang yang berlaku akan dijaga
oleh nilai intrinsiknya (nilai uang itu sebagai barang, yaitu emas dan perak itu
sendiri), bukan oleh daya tukar terhadap mata uang lain. Maka, seberapapun
misalnya dolar Amerika naik nilainya, mata uang dinar akan mengikuti senilai dolar
menghargai 4,25 gram emas yang terkandung dalam 1 dinar. Depresiasi (sekalipun
semua faktor ekonomi dan non ekonomi yang memicunya ada) tidak akan terjadi.

Dalam pandangan kelompok ini, dengan menggunakan dinar, akan


terhindar dari inflasi. Penurunan nilai dinar atau dirham, menurut Abdul Razak,
memang masih akan mungkin terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai
nominal dinar itu mengalami penurunan (biasa disebut inflasi emas). Di antaranya
akibat ditemukannya emas dalam jumlah besar. Tetapi keadaan ini kecil
kemungkinannya, karena penemuan emas besar-besaran biasanya memerlukan
usaha eksplorasi dan eksploitasi disamping memakan investasi yang besar, juga
waktu yang lama. Tetapi, andaipun hal ini terjadi, emas temuan itu akan disimpan
menjadi cadangan devisa negara, tidak langsung dilempar ke pasaran. Dengan
demikian, pengaruh penemuan emas terhadap penurunan nilai emas di pasaran bisa
ditekan seminimal mungkin. 3

E. Dampak Penggunaan Dinar-Dirham

Penggunaan dinar merupakan suatu solusi atas perekonomian dunia yang


menggunakan uang fiat. Penggunaan uang fiat menimbulkan ketidaksatabilan
perekonomian dunia, untuk mengatasi hal itu dibutuhkan mata uang yang lebih
stabil yaitu dinar emas. Untuk mengatasi hal tersebut Al – Maqrizi (768 – 845 H)
dalam bukunya Ighosatul Ummah bi Kasyfil Ghummah menjelaskan kondisi
tersebut secara terperinci serta memberikan jalan keluar bagi kondisi perekonomian
mesir pada waktu itu. Di antara pemikiran Al – Maqrizi tersebut adalah :

a. Hanya dinar dan dirham yang bisa digunakan sebagai uang


b. Menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money)
c. Membatasi penggunaan uang fulus

Menurut Al – Maqrizi untuk mengatasi kondisi tersebut, dinar dan dirham


kembali digunakan dalam perdagangan barang dan jasa seperti pembayaran upah
para pekerja. Dinar dan dirham digunakan untuk transaksi dalam skala besar seperti
perdagangan luar negeri dan transaksi domestik lainnya.

Dr. Ahmad Hasan dalam bukunya Al – Awraq an – naqdiyyat fi al –


Iqtishadi al – Islamiy menjelaskan bahwa setelah berakhirnya perang dunia I, setiap
negara memberlakukan penawaran dan pengawasan ketat terhadap perdagangan
dunia untuk menurunkan jumlah impor barang dan komoditi seperti pemberlakuan
pajak dan cukai. Setiap negara berusaha untuk mendorong peningkatan ekspor yang
kemudian menyebabkan perbedaan harga – harga disetiap negara.

Dampak implementasi gold dinar dalam perdagangan internasional


diproyeksikan akan mendatangkan banyak manfaat. Pertama mengurangi dampak
volatilitas yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang. Kedua trader tidak perlu lagi
melakukan hedging. Ketiga, transaksi semakin efisien karena semakin banyak
negara yang bergabung, hanya menggunakan gold dinar yang relatif kecil untuk
volume perdagangan yang difasilitasi. Keempat, gold dinar akan berperan seperti
mata uang bersama (common currency) yang berimplikasi akan mengurangi biaya
transaksi. Kelima, keuntungan politis dimana para pendukung gold dinar akan
menjadi blok yang solid yang diperhitungkan kiprahnya. 2

F. Keuntungan Dinar-Dirham

Keuntungan dari Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional :

1. Mengurangi dan menghapus risiko nilai tukar. Risiko yang ditimbulkan dari
perubahan nilai tukar akan mempengaruhi aktivitas ekonomi dunia terutama
perdagangan internasional.
2. Penggunaan dinar akan mengurangi terjadinya spekulasi, manipulasi, dan
arbitrasi terhadap mata uang nasional.
3. Penggunaan dinar akan mengurangi biaya transaksi perdagangan dan
meningkatkan perdagangan yang pada akhirnya akan meningkatkan kerja
sama antarnegara peserta. 1

Anda mungkin juga menyukai