Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN HISTORIS

DINAR DAN DIRHAM


Disampaikan dalam Konferensi Nasional dan
Silaknas ICMI di Pontianak
oleh
Aries Muftie
Direktur PT. PNM (Persero)

Hotel Mahkota, Pontianak Kalimantan Barat


Sabtu, 25 Januari 2003

FUNGSI UANG
Alat Transaksi (alat tukar) - Transaction
Menghilangkan kesamaan keinginan antara pembeli dan
penjual sebelum terjadinya pertukaran, yaitu tukar
menukar barang dengan barang (barter). Dengan
adanya uang maka berubah dari barang ditukar dengan
uang atau uang dapat membeli barang

Pengukur Satuan Nilai Unit Cost


Satuan uang nilai barang dapat dinilai. Dengan adanya
yang nilai suatu barang dapat diukur dan
diperbandingkan. Uang dapat mengukur nilai mobil atau
rumah.

Penyimpan Kekayaan Hoarding Money


Sebagai simpanan sementara (berjaga-jaga), dalam
bentuk uang atau surat-surat berharga

SIFAT UANG
Flow Concept
Uang harus berputar yang menghasilkan sesuatu
bersifat produksi.

Public Goods
Uang bukan barang monopoli seseorang melainkan milik
masyarakat luas. Jadi, uang bukanlah modal, karena
modal adalah barang pribadi atau orang per orang. Sifat
dari modal adalah stock concept.
Dilarang menumpukkan uang, karena uang diibaratkan
air yang mengalir

3 sumber ekspansi moneter


Dalam Ekonomi Islam

1.

Fiat Money Creation

2.

Bank sentral menciptakan dan meminjamkan nominal uang


kepada pemerintah. Karena itu pemerintah harus mampu
menciptakan stabilitas harga dan mengendalikan inflasi.

Credit Money

3.

Bank mendapatkan uang dari primary deposit yang bisa


digunakan sebagai modal dasar bank dan derivative deposit
sebagai ekstensi kredit atau cadangan. Namun demikian
sangat diharapkan bank mempunyai reserve requirement (RR)
sebesar 100%.

Balance-of-payment surplus

Pemerintah harus mengeluarkan secara teratur menurut


kemampuan ekonomi dalam menghasilkan supply, maka tidak
akan terjadi inflasi.

SEJARAH PERKEMBANGAN
DINAR DIRHAM
(1)

Dinar dan Dirham telah digunakan semenjak zaman pra


Islam sampai zaman Khalifah Utsmaniyah (Turki).
Dinar dan Dirham dibawa oleh para Businessman dari
Syam (syiria). Dinar Emas dari Romawi (Byzantium)
dan Dirham perak dari Iraq (Persia-Sassanid).
Waktu zaman Pra Islam Dinar dan Dirham dianggap
sebagai kepingan emas dan perak saja dan tidak
mempunyai nilai nominal.
Untuk menjaga pemalsuan dibuatlah standar timbangan
seperti: auqiyah, nasy, nuwah, mitsqal, dirham, daniq,
qirath dan habbah. Mitsqal sebagai standar umum,
yaitu setara dengan 22 qirath kurang satu habbah, dan
10 dirham sama dengan 7 mitsqal.

SEJARAH PERKEMBANGAN
DINAR DIRHAM
(2)

Rasulullah mengatakan: timbangan berat (wazan) adalah


timbangan penduduk Mekkah dan takaran mikyal adalah
takaran penduduk Madinah.
Zaman Khalifah Umar bin Khatthab, th 20 H, dicetak
Dirham baru ditambah dengan tulisan Bismillah dan
Bismillahi rabbi (dengan huruf Arab gaya Kufi). Berat
atau ukurannya sama.
Zaman Khalifah Abdul Malik bin Marwan th 75 H dicetak
Dirham khusus bercorak Islam dan Dirham Persia tidak
digunakan lagi. Dan th. 77 H dicetak Dinar baru. Dinar
dan Dirham baru tersebut bertuliskan Allahu Ahad,
Allah Baqa. Sejak saat inilah, Dinar dan Dirham resmi
sebagai mata uang. Dinar dan Dirham dari Persia tidak
diberlakukan lagi

SEJARAH PERKEMBANGAN
DINAR DIRHAM
(3)

Umar bin Khaththab dan Usman bin Affan, mengizinkan untuk


mencetak uang Dinar dan Dirham dengan gaya Persia.
Ali bin Abi Thalib, dicetak dengan ciri khusus Islam (tidak ada gaya
persia), namun peredarannnya terbatas karena situasi politik
Muawiyyah dengan mencantumkan gambar dan pedang Gubernur.
Ziyad mencetak Dirham dengan mencantumkan nama khalifah
seperti mata uang Indonesia
Ibnu Zubair mencetak mata uang dengan bentuk bulat, namun
peredarannya terbatas di Hijaz. Sebelumnya mata uang Dinar dan
Dirham tidak sempurna bulatannya
Abdul Malik (76 H) mendirikan tempat percetakan uang di Daar
Idjard, Suq Ahwaj, Sus Jay, Manadr, maisan, Rai, Abarkubadh dan
dikoordinir dengan kontrol pemerintah.
Nilai uang ditentukan oleh beratnya. Dinar mengandung emas 22
karat. Dirham mempunyai pecahan Nash (20 dirham), Nawat (5
dirham), Sha`ira (1/60 dirham).

SEJARAH PERKEMBANGAN
DINAR DIRHAM
(4)

Nilai tukar Dinar-Dirham relatif stabil , dengan kurs: 1:10


Abdul Malik melakukan reformasi moneter, 1 Dinar = 4,25 gram
emas, 1 Dirham = 3,98 gram perak, 1 Uqiyya=40 Dirham, 90
Mitsqol = 12 Uqiyya.
Zaman Raja Mamluk, yaitu masa Ibnu Taimiyah, peredaran ada
tiga jenis mata uang yaitu: Dinar (dari emas), Dirham (dari perak)
dan Fulus (dari tembaga).
Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa terjadi perbatasan peredaran
Dinar dan Dirham yang berkualitas baik dibanding Fulus yang
berkualitas buruk. Maka Sultan Kamil Ayyubi memperkenalkan
mata uang baru dari tembaga yaitu Fulus sebagai alat transaksi
resmi baik besar maupun kecil.
Mendirikan Percetakan Uang Fulus di Kairo dan Alexandria
Ibnu Taimiyah menganjurkan Sultan Kamil agar tidak berbisnis
uang dengan membeli tembaga dan mencetak Fulus sehingga
mendapat keuntungan dari percetakan tersebut. Biaya pencetakan
uang harus menjadi beban APBN yang diambil dari Baitulmaal

UANG Menurut AL GAZALI


(1)

Abu Hami Al Gazali mengatakan bahwa ada kalanya seseorang


mempunyai sesuatu yang tidak dibutuhkannya dan membutuhkan
sesuatu yang tidak dipunyainya.
Transaksi Barter dapat terjadi apabila kedua pihak mempunyai dua
kebutuhan sekaligus, yaitu pihak pertama membutuhkan barang
dan pihak kedua membutuhkan uang.
Dalam Ekonomi Barter, uang dibutuhkan sebagai nilai suatu
barang. Misalnya harga Unta senilai 100 Dinar, dengan demikian
uang tadi berfungsi sebagai media pertukaran.
Uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai warna namun
dapat merefleksikan semua warna. Uang tidak mempunyai harga
namun dapat merefleksikan harga semua barang (direct utility
function - dalam ekonomi klasik).

UANG Menurut AL GAZALI


(2)

Mengecam orang yang menimbun uang. Lebih buruk lagi apabila


melebur Dinar dan Dirham menjadi perhiasan emas dan perak.
Menimbun uang berarti menarik uang dari peredaran untuk
sementara, sedangkan meleburnya berarti menarik peredaran
untuk selamanya.
Peredaran uang palsu sangat dikecam karena kangungan uangnya
tidak sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah. Mencetak atau
mengedarkan uang palsu lebih berbahaya daripada mencuri seribu
dirham. Sebab mencuri suatu perbuatan dosa yang tidak berulang,
sedangkan mencetak atau mengedarkan uang palsu dosanya akan
terus berulang setiap kali uang itu digunakan, dan merugikan
siapapun yang menerimanya dalam jangka waktu yang cukup
lama.
Al Gazali membolehkan peredaran uang yang sama sekali tidak
mengandung emas dan perak asalkan pemerintah
menyatakannya sebagai alat pembayaran resmi.

UANG Menurut IBNU KHALDUN


(1)

Kekayaan suatu negara bukanlah ditentukan dari banyaknya uang


yang beredar di negara tersebut, melainkan ditentukan oleh tingkat
produksi negara dan neraca pembayaran yang positif.
Sektor produksi harus menjadi motor pembangunan, yang akan
menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pekerja,
menimbulkan permintaan atas faktor-faktor produksi lainnya
Uang tidak perlu mengandung emas atau perak, namun harus
mempunyai standar nilai uang. Pemerintah wajib menjaga nilai
uang yang dicetaknya.
Jika pemerintah mengeluarkan uang nominal Rp 100.000 seri baru
dan ditetapkan nilainya setara dengan 0,25 gram emas, maka uang
akan akan kehilangan makna sebagai standar nilai.
Pemerintah harus menetapkan konstannya harga emas dan perak,
selain dari itu diperbolehkan untuk berfluktuasi.
Dalam keadaan nilai uang yang tidak berubah, kenaikan harga atau
penuruhan harga semata-mata ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran.

Interaksi Uang antar Negara


(1)

Interaksi uang antara bisa terjadi melalui pertukaran barang melalui


ekspor atau impor, termasuk juga pertukaran jasa seperti
transportasi, biaya pos, telegram, dan semuanya itu dibayar
dengan mata uang.
Ketika pembeli harus membayar harga komoditi dengan mata uang
negara pengekspor (misalnya US Dollar), maka mata uang ini
harus diakui oleh negara impor. Begitu sebaliknya.
Jika mendapatkan mata uang asing itu mudah, yaitumelalui
penjualan komoditi kita ke neagara, maka kita (Indonesia) tidak
akan mendapatkan masalah mata uang keras (hard money).
Jika dua negara yang bekerjasama menganut sistem emas, maka
kurs pertukaran atau harus tetap pada ukuran yang baku. Kurs
pertukaran antara dua mata uang negara itu adalah perbandingan
nilai kadar emas murni pada mata uang negara pertama dengan
negara kedua. Jika terdapat perubahan dalam kurs pertukaran,
maka disesuaikan dengan biaya pengiriman emas antar dua
negara. Biaya-biaya ini biasanya kecil, sehingga mungkin saja
diaktakan bahwa kurs pertukaran mata uang tidak berubah.

Interaksi Uang antar Negara


(2)

Kepercayaan publik terhadap mata uang tejadi melalui


salah satu dari dua faktor di bawah ini:
1. Jika uang kertas yang beredar maka jumlahnya
merupakan sejumlah nilai tertentu dari cadangan logam.
Disamping itu, sebagian (nilai uang yang beredar) di
back-up dengan harta-harta selain logam emas dan
perak, misalnya dengan saham, surat promes
(promissory note) dsb.
2. Hendaklah dengan mata uang negara itu seseorang
dapat membeli komoditi-komoditi yang dibutuhkan
masyarakat dari negara itu sehingga terjadi pengakuan
terhadap mata uangnya untuk mendapatkan komoditikomoditi dari negara itu.

METODE PENDANAAN PROYEK


PRODUKTIF
(1)

Mengidentifikasi Industri peralatan yang dibutuhkan umat, kemudian


dikaji,seleksi, prioritas industri yang akan dibutuhkan termasuk jumlah
dana yang dibutuhkan dan efektifitas dana yang disalurkan.
Dana Investasi lebih diutamakan berasal dari tabungan masyarakat
dan dialokasikan untuk perdagangan dan kerajinan. Atau berasal dari
dana infaq atau wakaf. Dana infaq dan waqaf yang dikelola pada
umumnya untuk kepentingan orang banyak, dan al quran sendiri
menganjurkan kebiasaan ini.
Pemerintah juga mempermudah segala urusan untuk produsen,
diutamakan yang berorientasi ke sektor ril dan kebutuhan publik.
Jenis transaksi tidak bersifat garar,atau mengandung unsur riba
Kemudian mencari alternatif dana investasi, misalnya melalui pajak,
atau bekerjasama dengan institusi/lembaga atau negara. Sistem
kerjasamanya tidak merugikan atau bahkan menghancurkan sistem
perekonomian. Kemudian menggunakan jenis mata uang yang sama,
misalnya Dinar

FAKTOR PENDUKUNG INVESTASI


Untuk membangkitkan Ekonomi Syariah yang
berorientasi kepada investasi yang sehat membutuhkan
waktu yang cukup panjang dan bertahap, meskipun
tidak harus menunggu terwujudnya kesadaran moral
atau pemahaman yang utuh terhadap syariah. Faktorfaktor tahapannya adalah sbb:
Menjadikan Sistem Perbankan Syariah (PBS) sebagai
suatu sistem alternatif utama, karena itu sistem PBS
harus disebarluaskan.
Dana yang terkumpul dalam PBS harus menekankan
kepada pembiayaan sektor riil dan memberikan tingkat
persamaan rasio pembiayaan atau pinjaman di

SISTEM MONETER
DENGAN DINAR
Mata uang dalam sistem emas memuat sifat
yang khusus yaitu kesatuan mata uang terikat
oleh emas dengan kesetaraan tertentu, Impor
dan ekspor emas kedua-duanya sama-sama
mubah.
Kurs pertukaran antara dua mata uang dua
negara adalah perbandingan nilai kadar emas
murni pada mata uang negara pertama dengan
negara kedua. Sehingga dapat dikatakan kurs
pertukaran mata uang stabil.
Dengan stabilnya nilai tukar maka tingkat inflasi
relatif rendah, sangat kondusif untuk
berinvestasi.

Anda mungkin juga menyukai