Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adam Dwi Cahyana

NIM : 180221100214
Kelas : Akuntansi E
ESSAY

Di Balik Mata Uang Kertas


Sebelum dikenal sistem moneter seperti yang berlaku pada zaman ini, pernah
berkembang sebelumnya perekonomian sistem barter yang dikenal dengan silent
trade. Dalam perekonomian barter ini transaksinya dilakukan dengan cara
mempertukarkan barang. Perekonomian dengan sistem barter ini terjadi pada
waktu itu belum dikenal sama sekali alat tukar yang disebut uang atau alat yang
berfungsi sebagai alat pembayaran. Fungsi uang ini amat beragam dan amat
dibutuhkan dalam perekonomian, perdagangan maupun perbankan.

Peranan uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi


baik bagi produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi masyarakat pada umumnya.
Pada abad modern dan serba canggih ini, alat pembayaran yang efektif dan efisien
sangatlah dibutuhkan pada transaksi jual beli, orang yang akan berbelanja tidak
perlu lagi membawa uang dalam jumlah yang besar tetapi cukup dengan
membawa selembar plastik berukuran kecil yang disebut kartu kredit (credit card).
Transaksi mendunia tanpa uang tunai ini mulai menjadi tren sejak ditemukannya
kartu kredit (credit card) atau kartu plastik (plastic card) dan kartu pintar (smart
card). Seiring perkembangan ekonomi dan budaya masyarakat yang mulai
meninggalkan kebiasaaan memakai uang tunai (cashless society).

Pada Era 1900-an kebawah, hampir semua negara menggunakan emas dan
perak dalam transaksi apapun, bukannya uang kertas seperti sekarang ini.
Bahkan Amerika Serikat (AS) pun sampai mencantumkan pada Undang-Undang
Dasar (UUD) tentang penggunaan koin itu sebagai alat pembayaran.

Sekira tahun 1862-an. Tatkala Presiden Abraham Lincoln membutuhkan


banyak uang guna membiayai perang saudara di negaranya. Singkat kata, 
parlemen (DPR) AS mengizinkan ia meminjam uang dari bank negara (milik
pemerintah) sejumlah 150 juta dolar dalam bentuk koin emas/perak. Seharusnya
pemerintahan Lincoln mengembalikan utang tersebut dalam bentuk uang (koin)
lagi, namun karena tak mampu, ia lalu memperkenalkan uang kertas –dengan
janji– bakal dibayar kelak dikemudian hari. Itulah titik mula pemerintah AS
memperkenalkan uang kertas dalam bentuk ‘sertifikat emas/perak’.

Para pemilik uang menyimpan uang (koin emas) di bank pemerintah, lalu
pihak pemerintah akan memberikan sertifikat bukti simpanan itu. Sertifikat itu
kemudian dijadikan alat tukar. Misalnya, Si Edy bisa membeli barang kepada Si
John menggunakan sertifikat, kemudian ketika Si John membutuhkan uang, ia
dapat menyerahkan sertifikat itu ke bank dan menukarnya dengan koin
emas/perak sesuai yang tertera pada sertifikat. Akhirnya, secara bertahap uang
kertas disosialisasikan kepada masyarakat dan pada gilirannya dicetak secara
rutin seperti yang kini terjadi.
Pada awal berlaku uang kertas, memang terdapat cadangan emas di bank
sebagai jaminan, akan tetapi lama kelamaan, bukankah cadangan emas pun
bakalan habis? Maka yang terjadi adalah uang beredar di masyarakat (mungkin)
cuma sekedar kertas, bukan merupakan “bukti” penyimpanan emas di bank. Jika
uang kertas tidak di jaminkan sepadan dengan emas maka uang kertas tidak ada
harganyadan hanyalah dalih para ekonom konvensional dunia untuk menguasai
dunia.

Dengan terlalu tamaknya para bankir terhadap harta dan terjadi


pemanipulasian yang disebut dengan istilah inflasi. Dengan terjadinya inflasi,
uang kertas dibuat dengan nilai yang besar alih-alih untuk mengatasi masalah
inflasi dan membuat barang-barang memiliki kenaikan harga mata uang kertas
yang kenyataannya itu hanya permainan para ekonom konvensional dunia dan
para bankir dunia dengan menghabiskan sumber daya alam kita dengan kertas-
kertas yang sebenarnya tidak berharga.

Di Indonesia sendiri pada masa kerjaan dan kesultanan mata uang yang di
pakai adalah emas dan perak. Kemudian saat para penjajah datang ke nusantara
memperkenalkan mata uang kertasnya sendiri dan memaksa-maksa merampas
emas yang dimiliki rakyat nusantara pada masa itu dan untuk menggunakan mata
uang kertasnya dengan iming-iming mata uang kertas tersebut menurut penjajah
lebih mahal berlipat ganda di dunia luar dari mata uangmu saat ini. Dengan
penipuan seperti itu para penjajah dapat menembak dua burung dengan satu
peluru. Selain mendapatkan emas-emas dari rakyat nusantara para penjajah itu
lebih mudah mengeruk cengkeh dan sumber daya alam lainnya dengan hanya
penipuan tentang uang kertas.

Pada awal kemerdekaan bung karno meminta saran para ulama nusantara
tentang mata uang republik Indonesia. Dan kemudian mata uang kertas Indonesia
ini diciptakan dengan nama ORI yang pada saat itu oleh bung karno sendiri
menjaminkan 1 ORI pada saat itu nilai tukarnya setara dengan 0,5 gram emas
yang mengurus uang ORI pada saat itu adalah BNI 46. Walaupun Indonesia sudah
merdeka tetapi masih belum diakui oleh mata dunia dan kembali dijajah dan
menghasilkan agresi militer. Dan penjajah itu mensiasatkan jika Indonesia ingin
merdeka sepenuhnya dan diakui dan dilindungi oleh seluruh dunia harus
menyutujui hasil-hasil kebijkan yang didapatkan saat KMB.

Para ekonom konvensional dunia dan bankir-bankir dunia mempengaruhi


Semua hasil-hasil dari kebijakan pada saat KMB pada saat itu semuanya
merugikan Negara Indonesia yang kebanyakan dari sektor ekonomi yaitu salah
satunya menanggung semua hutang sekutu dan mengganti bank sentral Indonesia
yaitu BNI 46 dengan De Javasche Bank yang pada zaman sekarang di kenal
dengan Bank Indonesia(BI). Dan setelah itu mata uang Indonesia yaitu ORI diganti
dengan uang RIS dan tak lama kemudian diganti dengan Rupiah dengan tidak ada
kejelasan tentang kesetaraan dengan pencadangan emas dan mulai saat itulah
perekonomian Indonesia merosot.
Dampak dari Rupiah yang paling terasa yaitu pada saat akhir masa Orde
Baru pada tahun 1992 di keluarkan uang rupiah terbesar yaitu Rp 50.000 dan
setelah itu pada tahun 1998 terjadi perubahan uang di dunia dan Indonesia
terkena dampaknya yaitu mengalami inflasi yang sangat besar yatu 77% yang
mengakibatkan harga barang sangat mahal dan mata uang kertas rupiah tidak
berharga sama sekali sehingga banyak terjadi kerusuhan dan penjarahan barang-
barang dimana-mana.

Mata uang yang terbaik dan kuat karena tidak lagi bergantung pada kondisi
ekonomi nasional atau global. Kondisi ekonomi yang tak tentu, krisis keuangan,
dan segala macam masalah ekonomi tidak akan mempengaruhi mereka yang
terbiasa dengan dinar dan dirham. Dinar dan Dirham itu adalah emas murni dan
perak murni. Adapun pengertian dari dinar dan dirham adalah: 1. Dinar berasal
dari bahasa Romawi, Denarius, yaitu nama untuk emas cetakan; 2. Dirham
berasal dari bahasa Yunani, Drachma, yaitu nama untuk perak cetakan. Kata
dirham dan dinar terdapat dalam alQuran dan Hadits. Firman Allah swt:

1. Ali Imran ayat 75 ;

Artinya: “Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan
kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka
ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak
dikembalikannya padamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya...”

2. Yusuf ayat 20 ;

Artinya: “Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu
beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.”

Dan sebenarnya kondisi mata uang kertas saat ini adalah salah satu system
riba jika saat itu terjadi kenaikan dan penurunan harga di setiap waktu karena
mata uang yang beredar tidak setara dengan emas. Dengan Dinar dan Dirham ini
bisa menjadikan kondisi perekonomian Indonesia lebih baik dari sebelumnya.
Sebagai contoh misalnya di akhir tahun 2009, satu dirham memiliki nilai sekitar
tiga puluh ribu rupiah. Ternyata, tujuh tahun setelahnya, di tahun 2016 nilai
dirham mengalami kenaikan berarti menjadi tujuh puluh ribu rupiah. Yang
menaik bukanlah harga emas dan perak atau dinar dan dirham tetapi
menurunnya nilai tukar rupiah.

Mari kita sebagai rakyat Indonesia dalam merubah perekonomiannya menuju


yang lebih baik dengan langkah awal yaitu membumikan dan memviralkan
sunnah rasulullah SAW dan perintah dari Allah SWT untuk menggunakan Dinar
dan Dirham sebeagai alat tukar atau mata uang di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai