Anda di halaman 1dari 8

Peranan Good Government Governance dan Budaya Organisasi terhadap

kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah

Adam Dwi Cahyana


180221100214
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Trunojoyo Madura

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semangat Reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntutan
untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan
keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintah negara. Di samping
itu masyarakat menuntut agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh
dalam menanggulangi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sehingga tercipta
pemerintahan yang bersih dan mampu menciptakan Public Goods and Services sebagaimana
yang diharapkan oleh masyarakat. Proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam
melaksanakan penyediaan Public Goods and Services disebut Governance (Pemerintahan
atau kepemerintahan), sedangkan praktek terbaiknya disebut Good Government Governance
(tata kelola pemerintahan yang baik). Agar Good Government Governance menjadi
kenyataan dan sukses dibutuhkan komitmen dari semua pihak, pemerintah, dan masyarakat.
Good Government Governance yang efektif menuntut adanya “alignment”
(koordinasi) yang baik dan integritas, profesionalisme, serta etos kerja dan moral yang tinggi.
Dengan demikian penerapan konsep Good Government Governance dalam penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahan negara merupakan tantangan tersendiri. Terselenggaranya Good
Government Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat
dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dari uraian tersebut di atas maka
dapat disampaikan suatu permasalahan “Bagaimana pertanggungjawaban penyelenggaraan
pemerintah yang berdaya guna, berhasil guna, serta bebas dari KKN”
Indonesia menerapkan otonomi daerah sebagai bagian dari usaha pemerintah pusat
untuk pemerataan pembangunan hingga pada tingkat daerah. Dengan menerapkan otonomi
daerah tersebut maka masing-masing daerah memiliki wewenang untuk mengatur sendiri
segala urusan pemerintahannya, serta dengan adanya wewenang tersebut maka pemerintah
daerah berkewajiban untuk menyampaikan laporan sebagai bentuk pertanggungjawabannya.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban yang berisi gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan entitas
tersebut. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010
menyebutkan bahwa “Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai
posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan”.
Laporan keuangan yang berkualitas dapat dilihat dari opini Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, opini BPK diberikan berdasarkan tiga
kriteria umum, yaitu: Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Kepatuhan
terhadap Undang-undang yang berlaku, dan Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI).
Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) pedoman yang digunakan BPK
dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan, ada empat jenis opini diantaranya adalah

1
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW),
dan Tidak Menyatakan Pendapat (TMP). Selain opini dari BPK, kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah dapat dilihat juga apabila telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah yang
merupakan prasyarat normatif sebagaimana disebutkan dalam Rerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010) antara lain :relevan,
andal, dapat dibandingkan dan dipahami. Sehingga laporan keuangan pemerintah daerah
yang dihasilkan mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan daerah.
Berikut adalah opini LKPD empat tahun terakhir sebelum dan tahun pertama
penerapan SAP berbasis akrual, dimana terlihat opini mengalami perbaikan, yaitu LKPD
yang mendapat opini WTP naik sebanyak 45 persen, yaitu dari 13% pada tahun 2011menjadi
58% pada tahun 2015. Berikut grafik perkembangan LKPD yang di rilis pada Tahun 2017
oleh BPK.

Sumber : IHPS Tahun 2016


Gambar 1
Grafik Perkembangan LKPD Tahun 2011 – 2015

Berdasarkan data IHPS BPK Tahun 2017, LKPD yang memperoleh opini WTP
untuk tahun pelaporan 2017 pun naik sebanyak 12 persen. Dari situs resmi BPK
www.bpk.go.id, dijelaskan bahwa dalam memberikan opini WTP, BPK menerapkan
beberapa kriteria yakni kesesuaian dengan Standar AkuntansifPemerintah,defektivitas
pengendalian internal, kecukupang pengungkapang informasi, dan kepatuhan padat peraturan
perundang – undangan. Jadi selama empat kriteria tersebut dipenuhi, BPK akan memberikan
opini WTP atas laporan keuangan Pemerintah Pusat, Kementrian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah. Masyarakat selaku pemegang kepentingan (stakeholder) Pemerintah menggunakan
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kinerja pemerintah. Untuk menilai kinerja
pemerintah secara akurat tentunya masyrakat membutuhkan laporan keuangan yang
berkualitas. Kualitas laporan keuangan ini dapat juga diukur dengan pemenuhan atas
karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) laporan keuangan. Namun permasalahan
utamanya adalah bagaiamana mengukur secara spesifik apakah sebuah laporan keuangan
telah memenuhi seluruh aspek qualitative characteristics yang ada dan dianggap berkualitas.
Melihat hal tersebut dan pentingnya kualitas informasi laporan keuangan, maka
penulis tertarik mengkaji penelitian dengan judul “Peranan Good Government Governance
dan Budaya Organisasi terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah”.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah:
(1) Apakah good government governance berpengaruh kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah?
(2) Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah?
(3) Apakah good government governance berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan
keuangan pemerintah daerah dengan proksi Rasio Kemandirian?
(4) Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah dengan proksi Rasio Kemandirian?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
(1) Untuk mengetahui good government governance memiliki pengaruh terhadap kualitas
informasi laporan keuangan pemerintah daerah
(2) Untuk mengetahui Budaya Organisasi memiliki pengaruh terhadap kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah
(3) Untuk mengetahui good government governance memiliki pengaruh terhadap kualitas
informasi laporan keuangan pemerintah daerah dengan proksi Rasio Kemandirian
(4) Untuk mengetahui Budaya Organisasi memiliki pengaruh terhadap kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah dengan proksi Rasio Kemandirian

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian ini adalah :
(1) Dapat mengetahui pengaruh antara good government governance dan kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah
(2) Dapat mengetahui pengaruh antara Budaya Organisasi dan kualitas informasi laporan
keuangan pemerintah daerah
(3) Dapat mengetahui pengaruh antara good government governance dan kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah dengan proksi Rasio Kemandirian
(4) Dapat mengetahui pengaruh antara Budaya Organisasi dan kualitas informasi laporan
keuangan pemerintah daerah dengan proksi Rasio Kemandirian

3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kualitas Informasi Laporan Keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kualitas adalah tingkat, baik
buruknya sesuatu, dan taraf atau derajat. Kualitas pelaporan keuangan adalah kegiatan
melaporkan informasi keuangan guna memenuhi kebutuhan pengguna sekaligus memberikan
perlindungan kepada pemilik dengan mendasarkan pada karakteristik kualitatif informasi
keuangan dan pengungkapan secara penuh dan wajar (Yadiati, 2017). Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 No. 01 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan bahwa
laporan keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif. Keempat karakteristik berikut ini
merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat
memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu: relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP), komponen pokok Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran (LRA), laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(SAL), neraca, Laporan Operasional, .Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas,
danCatatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
2.1.2Good Government Governance
Lembaga Administrasi Negara (2000) menyimpulkan bahwa Good Government
Governance adalah menyelenggarakan pemerintahan segaryang solid dan bertanggungjawab,
serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif diantara
domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat. Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2000 merumuskan arti Good Government Governanceialah kepemerintahan yang
mengemban, menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi,
demokrasi, efisiensi, efektivitas, supermasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh
masyarakat. Ada sembilan indikator untuk mengukur Good Government Governance adalah
sebagai berikut (UNDP, 1997):
 Partisipasi.
 Kepastian hukum.
 Transparansi.
 Responsif.
 Orientasi konsensus.
 Kesetaraan.
 Efisien dan efektif.
 Akuntabilitas.
 Visi strategis.
2.1.3 Budaya Organisasi
Konsep budaya pertama kali dipakai dalam disiplin ilmu antropologi, yang pada
akhirnya ikut memperkaya bidang ilmu lainnya, seperti ekonomi termasuk juga akuntansi.
Menurut Adaptationist School, budaya perusahaan adalah keyakinan dan nilai bersama yang
memberikan makna bagi anggota sebuah institusi dan menjadikan keyakinan dan nilai
tersebut sebagai aturan/pedoman berperilaku di dalam organisasi (Sobirin, 2007:131). Dari
sudut pandang psikologi, Dayakisni dan Yuniardi (2008:59) menyatakan bahwa budaya
sangat memengaruhi perilaku individu. Selanjutnya, dijelaskan bahwa pada tataran

4
individual budaya memberikan pengaruh pada kehidupan individu lebih dari sekadar
perilaku semata. Akan tetapi terlihat hubungan yang sangat dekat antara budaya dengan
beberapa konsep dasar psikologi khususnya konsep yang membangun entitas psikologis
seorang manusia, yaitu kepribadian dan konsep diri (Dayakisni dan Yuniardi, 2008:59).
Moeljono (2002) menegaskan bahwa budaya organisasi berfungsi sebagai sistem perekat
dan dapat dijadikan acuan perilaku bagi setiap anggota dalam organisasi untuk mencapai
tujuan perusahaan. Hal itu diperkuat oleh Susanto et al. (2008) yang menyatakan bahwa
budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia
dalam menjalankan kewajibannya dan perilakunya di dalam organisasi.
2.2 Kerangka Berpikir
Pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan dengan informasi yang
berkualitas agar dapat dimengerti oleh para penggunanya termasuk masyarakat karena
masyarakat memiliki hak dasar untuk tahu (basic right to know) dan memperoleh informasi
mengenai apa yang sedang dilakukan pemerintah, dan mengapa suatu kebijakan atau program
dilakukan serta bagaimana organisasi menjalankan operasionalnya. Untuk menghasilkan
laporan keuangan yang berkualitas, harus ada pengendalian internal yang efektif dari
pemerintah itu sendiri, dan pemerintah juga harus mampu mengendalikan tekanan eksternal
yang dapat mengganggu stabilitas penyusunan laporan keuangan. Berikut skema kerangka
penelitian:

Good Government Governance Budaya Organisasi

Kualitas Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah
Gambar 2
Skema Kerangka Penelitian

2.3 Penelitian Sebelumnya dan Hipotesis


Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ferra Pratiwi Zai,dkk (2020) menunjukkan
bahwa Penerapan good government governance berpengaruh positif signifikan terhadap
kualitas informasi laporan keuangan.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang
relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data.
Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teori terhadap rumusah masalah
penelitian, belum jawaban secara empiris.

5
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1: Good Government Governance berpengaruh kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah
H2: Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah
H3: Good Government Governance berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan
keuangan pemerintah daerah dengan proksi Rasio Kemandirian
H4: Budaya Organisasi memiliki pengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah dengan proksi Rasio Kemandirian

6
III.METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian di negara Indonesia. Waktu penelitian dilakukan setelah akhir
periode laporan keuangan pemerintah daerah
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah provinsi di
Indonesia sebanyak 33 provinsi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
teknik nonprobability sampling dengan teknik sampling jenuh.
3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan data sekunder dengan Teknik dataset statistik. Dalam penelitian ini, data yang
digunakan adalah data dari IGI, BPK, Depkeu
3.4 Teknik Analisis Data
Teknis analisis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis statistik
deskriptif dengan pendekatan Kuantitatif. Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk
menggambarkan hubungan dan pengaruh antara variabel terikat terhadap variable bebas
dalam penelitian dengan menggunakan perhitungan statistik. Pada penelitian ini digunakan
alat bantu program IBM Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).

7
DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi, F., & Udayana, U. (2014). Peranan Good Corporate Governance Dan Budaya
Terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 7(2), 193–204.
Indonesia, R. (2010). Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010. 1–413.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Tan, S. E. S. H. Y. (2008). Metode penelitian akuntansi : mengungkap fenomena dengan
pendekatan kuantitaif dan kualitatif (p. 108).
Ferra Pratiwi Zai, S, E., Sahala Purba, S.E., M. S., & Arison Nainggolan, S.E., M. S. (2020).
Pengaruh Penerapan Good Government Governance Dan Kompetensi Sumber Daya
Manusia Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Bpkpad
Kabupaten Nias Barat). Jurnal Mutiara AKuntansi, 5(1), 1–10.
Sihite, R. N., & Holiawati. (2017). Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah, SPI dan
Kompetensi Staf Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi &
InvestasiAset (Akuntansi Riset), 9(2), 81–92.

Anda mungkin juga menyukai