Anda di halaman 1dari 23

PHYSIOCRATISM

Rule of Nature

Kata physiocratic berasal dari bahasa Yunani kuno yang


merupakan penggabungan dua kata, yaitu physic (alam,
ilmu alam) dan cratain atau cratos (kekuatan, kekuasaan),
yang kemudian diartikan sebagai kekuatan alam atau
hukum alam (rule of nature).
Kaum fisiokrat (physiocrat)
percaya bahwa alam
diciptakan Tuhan penuh
dengan keselarasan dan
keharmonisan.
Rule of Nature

Pemikiran kaum fisiokrat mengenai sistem ekonomi juga


berakar pada falsafah dasar bahwa penataannya
seharusnya diatur menurut kekuatan hukum alam.
Bagaimana caranya?
Beri manusia kebebasan,
biarkan mereka melakukan
yang terbaik bagi dirinya
masing-masing. Pemerintah
tidak perlu terlalu campur
tangan, dan alam akan
dengan sendirinya
menyeimbangkan dan
mengatur sedemikian rupa
hingga economic harmony
dan general welfare terwujud.
Rule of Nature

Pemikiran tersebut merupakan benih konsep laissez faire,


laissez passer, dari perekonomian bebas yang
menyerahkan segalanya kepada mekanisme pasar yang
nantinya lebih dikembangkan oleh Adam Smith.
Perkembangan Pemikiran

 Physiocratism secara tegas telah disebut sebagai suatu


mazhab.
 Kaum fisiokrat menganggap sumber kekayaan negara
adalah sumber daya alam.
Perkembangan Pemikiran

 Para fisiokrat mengutamakan arti pentingnya sektor


pertanian. Kegiatan pertanian dianggap sebagai satu-
satunya sektor produktif yang menghasilkan suatu
surplus produksi secara netto (produit net) untuk
masyarakat.
 Pemerintah tidak
perlu terlalu campur
tangan, karena alam
akan dengan
sendirinya
menyeimbangkan dan
mengatur sedemikian
rupa hingga economic
harmony dan general
welfare terwujud.
Physiocrats

Munculnya para tokoh dan aliran fisiokratisme dianggap


sebagai reaksi terhadap pandangan dan praktek yang
dianjurkan para penganut merkantilisme di masa
sebelumnya karena pada era fisiokratisme (abad XVIII)
sektor pertanian dan kaum petani lebih dianaktirikan
dibanding kepentingan saudagar yang berkecimpung
dalam bidang niaga dan industri.
Para tokoh fisiokratisme di antaranya adalah Francois
Quesnay, Marquis de Mirabeau, Mercier de la Riviere,
Dupont de Nemours, Le Trosne, Nicolas Baudeau, dan
Jacques Turgot. Namun di antara mereka yang paling
menonjol adalah Francois Quesnay dan Jacques Turgot.
Francois Quesnay (1694–1774)

Francois Quesnay sebenarnya


adalah seorang dokter (ahli bedah)
namun dia tertarik kepada
masalah-masalah ekonomi,
khususnya yang menyangkut
pertanian, karena keprihatinannya
atas kehidupan kaum tani yang
begitu tertekan.
Francois Quesnay (1694–1774)

Salah satu hasil pemikiran Quesnay yang cukup


fenomenal dalam ilmu ekonomi adalah bahwa aktivitas
ekonomi yang terjadi dalam masyarakat itu membentuk
pola arus lingkaran atau circular flow (of income and
expenditures) yang menyangkut peredaran barang dan
peredaran uang berdasarkan suatu proses reproduksi
secara berulang. Gagasan Quesnay tersebut diwujudkan
dalam bentuk tabel yang terkenal dengan sebutan tableau
economique (1758).
Francois Quesnay (1694–1774)
Francois Quesnay (1694–1774)

Farmers Proprietors Artisans


(Productive Class) (Proprietary Class) (Sterile Class)

5 billion

Working capital, rents &


taxes, production tools 2 billion 2 billion 1 billion

Foods, household tools 1 billion 1 billion

Foods 1 billion

Raw materials 1 billion

Surplus or net product 2 billion

Total 5 billion
Francois Quesnay (1694–1774)
Tableau Economique in circular form

Net product Rents


Taxes

Production tools

Farmers Foods Artisans Household tools Proprietors


Raw materials

Working cap. Foods


Francois Quesnay (1694–1774)
Upaya Quesnay ini merupakan langkah awal penerapan
metode ilmiah terhadap permasalahan ekonomi.
Pemikiran Quesnay yang diwujudkan dalam tableau
economique ini kelak dijadikan kerangka acuan pemikiran
Leontieff pada abad XX mengenai analisa input-output.
Dari tabel tersebut tampak bahwa Quesnay membagi
masyarakat perekonomian menjadi tiga kelas. Productive
class, yaitu masyarakat yang aktif berproduksi dibidang
pertanian (termasuk perikanan dan pertambangan).
Sterile class, kaum non produktif seperti saudagar (di
bidang niaga dan industri), para profesional, para buruh,
dan tenagakerja penerima gaji. Proprietary class, meliputi
kaum tuan tanah.
Francois Quesnay (1694–1774)
Productive, proprietary, dan sterile class (khusus
saudagar) disebut sebagai golongan mandiri dan memiliki
peran aktif dalam perekonomian karena mereka memiliki
dan menguasai modal. Sedangkan sterile class selain
saudagar, disebut sebagai golongan pasif karena untuk
menafkahi hidupnya tergantung sekali kepada golongan-
golongan lainnya.
Hanya sektor pertanianlah yang dianggap produktif karena
hanya sektor tersebut yang dapat menghasilkan surplus
atau sisa produksi bersih (net product, produit net).
Kegiatan kaum saudagar dibidang niaga dan industri
dianggap steril karena tidak menghasilkan surplus
(kelebihan bersih di atas bahan dan peralatan yang
digunakan dalam proses produksi).
Jacques Turgot (1727–1781)
Berbeda dengan Quesnay, Turgot
adalah seorang ilmuwan sejati di
bidang ekonomi, falsafah, dan
sastra. Turgot pernah menjabat
sebagai menteri keuangan di
bawah Raja Louis XVI.
Jacques Turgot (1727–1781)

Sejalan dengan pemikiran


Quesnay, Turgot juga
berpendapat bahwa net
product yang diciptakan oleh
sektor pertanian menjadi
sumber satu-satunya yang
dapat memelihara kehidupan
golongan masyarakat lainnya.
Menurut Turgot, sebagian besar surplus tersebut dinikmati
oleh para pemilik lahan sebagai sewa tanah (land rent).
Rent tersebut akhirnya bertumbuh menjadi akumulasi
modal. Ini adalah benih munculnya capital accumulation
theory. Untuk selanjutnya modal yang terpupuk tersebut
merupakan sumber untuk pertumbuhan industri, selain
sektor pertanian itu sendiri.
Jacques Turgot (1727–1781)

Mengenai pajak,
Turgot
menganjurkan agar
diberlakukan satu
pajak tunggal. Pajak
tunggal tersebut
sebaiknya dikaitkan
dengan net product.
Mengapa?
Turgot juga menganjurkan agar tingkat pajak yang dipungut
harus proporsional seimbang dengan besar kecilnya net
product dari hasil pertanian. Konsep Turgot ini juga masih
dipergunakan oleh banyak negara di seluruh dunia,
termasuk Indonesia, dan di Indonesia dikenal dengan
sebutan metode proporsional progresif.
Jacques Turgot (1727–1781)
Mengenai penggunaan lahan, peningkatan produksi pertanian
perlu lahan yang semakin luas, karena itu terpaksa digunakan
bidang-bidang tanah yang mutunya makin rendah. Output
pertanian memang bertambah tetapi tingkat pertambahannya
semakin berkurang. Karena itu, peningkatan modal dalam
produksi tidak membawa peningkatan output dalam tingkat
yang sepadan. Pemikiran Turgot ini embrio dari the law of
diminishing returns. Kelak menjadi acuan teori land rent-nya
David Ricardo serta Robert Malthus.
Kritik Terhadap Physiocratism

 Argumen dari kaum fisiokrat bahwa sektor manufaktur


adalah sterile tampaknya sulit untuk diterima semua
pihak. Mereka tidak memasukkan arti productive
sebagai kemampuan untuk menciptakan utilitas atau
menambah nilai. Productive bagi para fisiokrat adalah
kegiatan yang mampu memberikan hasil berupa surplus
yang melebihi kebutuhan biayanya (necessary costs).
Sedangkan sterile adalah kegiatan yang tidak mampu
memberikan hasil seperti surplus tersebut.
 Pemikiran para fisiokrat tidak didasari fakta-fakta yang
cukup yang terjadi pada masa itu. Teori-teori mereka
banyak dilatarbelakangi oleh pertimbangan normative.
Implikasinya adalah bahwa doktrin-doktrin mereka dapat
direduksi kepada suatu rasionalisasi dari kepentingan
kelompok belaka.
Penutup
Era ini merupakan era dimana pertama kali diterapkan
metode ilmiah terhadap permasalahan ekonomi yang
diwujudkan dalam suatu tableau economique.
Mazhab physiocratism nyata merupakan pendahulu bagi
mazhab klasik. Pemikiran-pemikiran Quesnay dan Turgot
dapat dianggap sebagai proses transisi ke arah pemikiran
para tokoh mazhab klasik. Serangkaian konsep tentang
rule of nature (mekanisme pasar), modal dan surplus,
produktifitas, sewa lahan, penggolongan masyarakat
perekonomian menjadi tiga kelas, perbedaan antara
kegiatan yang produktif dan kegiatan yang steril, semua ini
merupakan sumbangan dan sarana yang penting bagi
munculnya suatu kerangka arus pemikiran dan pola
pendekatan baru terhadap permasalahan ekonomi.
Penutup

Jauh sebelum masa physiocratism dan masa Adam Smith,


konsep rule of nature (ataupun mekanisme pasar) telah
pernah dianjurkan oleh Nabi Muhammad kepada umatnya
guna menyelesaikan permasalahan ekonomi. Nabi juga
menganjurkan menghindari sistem penetapan harga (tas’ir)
oleh pemerintah jika tidak diperlukan. Pemerintah dilarang
ikut campur, memaksa orang menjual barang pada suatu
tingkat harga yang tidak mereka ridhai. Berdasarkan hadis
yang diriwayatkan oleh Anas, ketika datang seseorang
kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, harga-harga melonjak
tinggi, tentukanlah harga bagi kami.”
Lalu jawab Rasulullah,
“Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan harga dan
menahan rezeki kepada yang dikehendakinya, serta
memberikan rezeki kepada yang disukai-Nya.”
Maturnuwun…
Mahasiswa aktif

Anda mungkin juga menyukai