Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN

EKONOMI SUMBER DAYA


ALAM DAN LINGKUNGAN
HARISH MUHAMMAD RAMADHANI 1710116009
LISANA ALIYA 1710116031
IKHWAN AINDI SYAIFULLAH 1710116039
Perkembangan Pemikiran Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
1. Era Markantilisme
Praktik merkantilisme sendiri disebut sebagai salah satu indikasi
bahwa suatu negara sedang menuju fase kemakmuran, hal ini
terkait dengan jumlah sumberdaya/kekayaan yang dimiliki, serta
skala dan kuantitas produk yang diperdagangkan. Teori yang
mendasari sistem merkantilisme sebenarnya sederhana, yakni
bahwa dunia memiliki keterbatasan sumberdaya atau kekayaaan
(wealth), sehingga mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya
menjadi salah satu tolok ukur utama untuk menunjukkan
kemakmuran suatu negara.
2. Era Physiocrat
Aliran fisiokratis muncl ketika aliran merkantilisme Perancis
berakhir, yang dipelopori oleh Francois Quesney ( 1694-1774 ),
melihat perekonomian sesuai dengan hukum
Penganut lain adalah Dupont de Francois Quesney, pokok
pikirannya yaitu sumber kemakmuran adalah alam, kelas yang
paling produktif adalah petani, dan mempunyai slogan yaitu “
Laissez feire passer, Le Monde va de lui meme’’ yang artinya “
Jangan campur tangan. Alam semesta sendiri dapat mengatur
dirinya sendiri’’
3. Era Klasik
Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi
diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar
produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian kerja harus ada
akumulasi kapital terlebih dahulu yang berasal dari dari dana
tabungan, juga menitik beratkan pada Luas Pasar. Pasar harus
seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi, sehingga
perdagangan internasional menarik perhatian
Menurut Thomas Robert Malthus
Ia mengeluarkan dalil yang paling terkenal yaitu bahwa jumlah
penduduk cenderung meningkat secara geometris, sedangkan
kebutuha hidup riil dapat meningkat secara eksponensial. Oleh
karena itu, ia mencetuskan Teori Keluarga Berencana dan Sewa
Tanah. Ia mengembangkan teori tersebut dalam kaitannya dengan
masalah tanah. Sebidang tanah tertentu akan menghasilkan lebih
banyak dengan menggunakan pupuk dan tenaga kerja tetapi
sampai pada suatu titik tertentu tidak menguntungkan lagi
menambah pupuk dan tenaga kerja tersebut untuk meningkatkan
produktivitas tanah.
Menurut David Ricardo
Berdasarkan temuan Malthus mengenai sewa tanah. Ricardo
mengembangkannya menjadi 5 teori yaitu: Teori Nilai Kerja, Teori
Sewa Tanah, Teori Upah Alami, Teori Uang dan Teori Keuntungan
Komparatif. Teori-teori tersebut befokus pada pemerataan
pendapatn golongan masyarakat. Inti dari teori Ricardo adalah
menentukan tingginya tingat sewa tanah. Tingkat sewa tanah
tertinggi adalah tanah marginal yaitu tanah yang paling tidak subur
yang terakhir masuk pasar karena, dibutuhkan usaha yang lebih
untuk mengolahnya
4. Era Neo-Klasik
Menurut William Stanley Jevins
Beliau mengikuti mazhab marginalis. Jadi, ia menganalisis
hubungan antara kebutuhan dan harga dengan mengacu pada
konsep “guna marginal”. Teori ini menyatakan bahwa utilitas untuk
nilai kepuasan konsumen terhadap penambahan unit produk
berbanding terbalik dengan jumlah produk yang sudah dimiliki.
Individu akan cenderung memilih barang yang berbeda dengan
harga murah pada tingkat utilitas sama.
Menurut Eugen Von Bohm-Bawerk
Beliau mempunyai pola piker yang dituangkan kedalam 2 teori
yaitu:
-Teori modal, modal sebagai alat produksi fisik, modal sebagai
sumber untuk memperoleh pendapatan sebagai imbalan jasa.
-Teori Bunga (Agio), Tema pokok bahwa barang dan jasa yang
tersedia saat ini lebih tinggi dibandingkan barang dan jasa yang
baru akan tersedia dimasa yang akan datang. Ada tiga
pertimbangan dasar mengapa barang yang tersedia saat ini
memiliki nilai subjektif yang lebih tinggi, yaitu
5. The Amerizan Conservation Movement (ACM)
Sumberdaya mineral tersedia melimpah dan tersebar merata
disemua kawasan Amerika yang berpengaruh terhadap
perkembangan AS dan Kanada. Hal ini memicu adanya eksploitasi
terhadap sumberdaya mineral di Amerika. Eksploitasi ini
melatarbelakangi gerakan konservasi di Amerika melalui keresahan
beberapa tokoh salah satunya adalah Henry David Thoreau Henry,
Beliau beranggapan bahwa Hidup sederhana dan kerja sama
dengan alam tercermin dalam usaha advokasinya untuk pelestarian
alam. Ia menyatakan, “alam liar merupakan pelestarian dunia,”
yang menunjukkan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa alam. Ia
juga menganjurkan untuk kepemilikan hutan negara dan gunung
untuk perlindungan dari eksploitasi komersial
6. Teori Ekonomi Modern
Ekonomi modern berkembang setelah maluasnya perdagangan secara
global di seluruh negara di dunia. Teori klasik dijadikan sebagai ilmu
dasar bagi negara-negara di dunia ekonomi ini. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan produksi yang dihasilkan oleh setiap negara di dunia
yang saling berlomba untuk memenuhi kebutuhan pasar. Berikut
merupakan tokoh-tokoh untuk teori modern
Menurut L.G Gray
Pengembangan teori pengurasan (exhaustion) mencakup aspek
ekonomi makro dan mikro dari Sumber daya yang tidak terbaharukan.
Sumber daya yang tidak terbarukan merupakan sumber daya alam
yang dikonsumsi atau digunakan lebih capat daripada yang dapat
dibuat alam.
Menurut Harold Hotelling
Dalam artikelnya “The Economics of Exhaustible Resources” dapat
diketahui hal-hal berikut ini:
-Esktraksi sumberdaya alam tidak terbarukan secara optimal.
-“Hotelling Rule” dalam pasar yang kompetitif, laju pertumbuhan
manfaat bersih (net price) dan sumberdaya alam harus tumbuh setara
dengan suku bunga (interest rate).
-Ia menyatakan bahwa eksploitasi efisiensi dari sumber daya tak
terbarukan dan non augmentable akan menyebabkan kondisi ekonomi
yang tidak stabil dan mnyebabkan penipisan sumberdaya.
-Suku bunga merupakan harga yang harus dibayar untuk memeperoleh
suatu barang atau jasa.
7. Lahirnya Resources for the Future dengan Fokus Kelangkaan
Sumberdaya
Resource for the Future (RFF) merupakan organisasi yang
independen, non partisipan yang fokus kepada penelitian ekonomi
yang terperinci dan analisis untuk menolong para pemimpin
membuat keputusan, serta kebijakan yang lebih baik tentang
sumberdaya alam dan lingkungan. RFF hadir untuk membantu agar
menciptakan ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan yang
tepat. RFF menyediakan pembuatan keputusan dengan tujuan
untuk memperbaiki bagaimana kebijakan yang tepat untuk dibuat
seharusnya, serta memperkuat baik tentang lingkungan, maupun
ekonomi
8. Hukum Entropi Nicolas-Georgescu Roagen
Dalam konteks ini beliau melihat bahwa pendekatan ekonomi
neoklasik mengabaikan peran entropi dalam ekonomi. Dengan
melawan hukum entropi inilah kemudian kegiatan ekonomi banyak
menimbulkan eksternalitas dan degradasi lingkungan yang sering
hilang dalam pendekatan neoklasikal. Belakangan para ekonom
kemudian menyadari kekeliruan mengabaikan kontribusi Georgescu
Rogen ini, dan gelombang perubahan pun dimulai dengan
mengembalikan kembali prinsip ekonomi ke dalam prinsip entropi.
Alur Pemikiran Ekonomi Sumber
Daya Alam
Dalam kaitannya dengan sumber daya alam, peranan ilmu ekonomi
tidak banyak berbeda, karena tersedianya sumber daya alam itu
juga relatif terbatas dibanding dengan kebutuhan akan sumber
daya alam itu. Dalam hal ini ilmu ekonomi merupakan ilmu tentang
proses bagaimana seseorang atau masyarakat mengambil
keputusan tentang bagaimana menggunakan sumber daya yang
langka itu. Namun yang lebih menantang ialah ilmu ekonomi
diartikan sebagai ilmu yang mampu memberikan informasi yang
baik dan berguna dalam pengambilan keputusan, baik untuk
pribadi, lebih-lebih untuk pemerintah, ataupun untuk Dewan
Perwakilan Rakyat.
Kriteria Dasar Ekonomi

1. Kepuasan (Utility), Konsep Pareto Optimum mengatakan bahwa


sementara orang ingin mencapai kepuasan sebesar-besarnya,
kondisi yang tercapai harus menunjukan bahwa memberikan
manfaat pada satu orang atau kelompok masyarakat tanpa
merugikan orang lain.
2. Produktivitas, konsep ini mirip dengan konsep kepuasan;
keduanya menyangkut suatu tingkat maksimum yang hendak
dicapai masyarakat. Namun, konsep produktivitas memusatkan
perhatian pada hasil yang diukur, yakni barang dan jasa,
termasuk mutu lingkungan.
3. Proses Pengambilan Keputusan Ekonomi yang menyangkut
masalah lingkungan, persoalan alokasi biaya perlindungan dan
distribusi manfaat bagi beberapa kelompok masyarakat yang
berbeda akan selalu muncul. Pada umumnya, menghitung dan
menentukan alokasi biaya tidak terlalu sulit dibandingkan
dengan memperkirakan besaran serta distribusi manfaat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai