INDONESIA
Selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas sebagai alat pertukaran secara
langsung. Sebagai gantinya, mereka menggunakan uang kertas sebagai alat tukar hingga
kini.
Saat ini nilai uang kertas maupun uang logam bermacam-macam. Perbedaan nilai uang
tersebut disebut nilai nominal.
UANG LOGAM
Uang dari logam pertama kali dibuat sekitar 2.700 tahun yang lalu oleh bangsa Lydia
Kuno (kini Turki). Uang logam yang dibuat oleh bangsa Lydia merupakan campuran dari
emas dan perak. Logam emas dan perak dipilih sebagai bahan uang karena:
1) Digemari oleh umum
2) Tahan lama dan tidak mudah rusak
3) Memiliki nilai yang tinggi
4) Mudah dipindah-pindah
5) Mudah dipecah-pecah dan tidak mengurangi nilainya
6) Tidak mudah dipalsukan.
Bahan logam yang memenuhi peryaratan di atas adalah emas dan perak. Uang dari emas
dan perak saat itu disebut uang logam. Agar orang merasa yakin akan nilai uang emas dan
merasa aman saat berbelanja menggunakan uang emas, maka uang emas diberi stempel
raja.
Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh. Artinya, nilai bahan uang
sama dengan nilai nominal (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu,
setiap orang menempa uang, melebur, dan memakainya. Setiap orang juga mempunyai
hak yang tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
UANG DUA
RATUS RUPIAH
UANG LIMA
RATUS
RUPIAH
UANG
SERIBU
RUPIAH
UANG DUA
RIBU RUPIAH
UANG SEPULUH
RIBU RUPIAH
UANG
LIMA PULUH
RIBU RUPIAH
UANG
SERATUS RIBU
RUPIAH