Anda di halaman 1dari 6

KLIPING MATA UANG

INDONESIA

NAMA : FIRDAUSI ZAINATUF .F.


KELAS : 9 C
TUGAS : EKONOMI
UANG KERTAS

Mula-mula uang kertas


yang beredar merupakan
surat bukti kepemilikan
emas dan perak. Surat
bukti ini dapat dijadikan
sebagai alat perantara
untuk melakukan
transaksi. Dengan kata
lain, uang kertas yang beredar pada saat itu dijamin 100% dengan emas dan perak yang
disimpan di tukang emas atau perak. Sewaktu-waktu, uang ini dapat ditukarkan penuh
dengan jumlahnya. Sekitar abad ke-11 SM bangsa Cina mulai menggunakan uang kertas.

Selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas sebagai alat pertukaran secara
langsung. Sebagai gantinya, mereka menggunakan uang kertas sebagai alat tukar hingga
kini.
Saat ini nilai uang kertas maupun uang logam bermacam-macam. Perbedaan nilai uang
tersebut disebut nilai nominal.

UANG LOGAM
Uang dari logam pertama kali dibuat sekitar 2.700 tahun yang lalu oleh bangsa Lydia
Kuno (kini Turki). Uang logam yang dibuat oleh bangsa Lydia merupakan campuran dari
emas dan perak. Logam emas dan perak dipilih sebagai bahan uang karena:
1) Digemari oleh umum
2) Tahan lama dan tidak mudah rusak
3) Memiliki nilai yang tinggi
4) Mudah dipindah-pindah
5) Mudah dipecah-pecah dan tidak mengurangi nilainya
6) Tidak mudah dipalsukan.

Bahan logam yang memenuhi peryaratan di atas adalah emas dan perak. Uang dari emas
dan perak saat itu disebut uang logam. Agar orang merasa yakin akan nilai uang emas dan
merasa aman saat berbelanja menggunakan uang emas, maka uang emas diberi stempel
raja.

Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh. Artinya, nilai bahan uang
sama dengan nilai nominal (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu,
setiap orang menempa uang, melebur, dan memakainya. Setiap orang juga mempunyai
hak yang tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar-menukar


barang dengan uang logam juga semakin meningkat. Sementara itu, jumlah logam mulia
emas dan perak terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk tukar-
menukar dalam jumlah besar. Kesulitan terutama dalam hal pengangkutan dan
penyimpanan, hingga kemudian lahirlah uang kertas. Di samping itu, penggunaan uang
logam emas dan perak juga dinilai tidak aman.

UANG SERATUS RUPIAH

UANG DUA
RATUS RUPIAH

UANG LIMA
RATUS
RUPIAH

UANG
SERIBU
RUPIAH

UANG DUA
RIBU RUPIAH

UANG LIMA RIBU RUPIAH

UANG SEPULUH
RIBU RUPIAH

UANG DUA PULUH RIBU RUPIAH

UANG
LIMA PULUH
RIBU RUPIAH

UANG
SERATUS RIBU
RUPIAH

Anda mungkin juga menyukai