Disusun oleh :
PERBANKAN SYARIAH
T.A 2021
Kata Pengantar
Makalah ini kami upayakan disusun sebaik juga semaksimal mungkin dan didukung
oleh ibu Sri Herlina, SE, MA sehingga dapat memperlancar proses penyusunan. Kami
berharap agar makalah ini bisa bermanfaat dalam menambah wawasan pengetahuan kita
mengenai Makro Ekonomi Islam II ini yang merupakan salah satu bagian dari pelajaran mata
perkuliahan Perbankan Syariah.
Sebaik-baiknya dalam penyusunan makalah semua itu tidak lepas dari kesalahan,
kami meminta maaf bilamana terdapat kesalahan dalam penyusunan atau kalimat yang
kurang berkenan sehingga sulit untuk dipahami. Oleh karena itu kami juga berharap adanya
masukan serta kritikan bagi para pembaca demi memperbaiki makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................3
C.Perdagangan Internasional.......................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................12
Daftar Pustaka..............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pernahkah kalian mendengar tentang Dinar Dirham? Pasti jika kita mendengar tentang
Dinar dan Dirham selalu dikaitkan dengan investasi emas. Tetapi sesungguhnya Dinar
Dirham bukanlah alat investasi melainkan fungsi aslinya adalah sebagai alat pembayaran.
Dinar emas dan Dirham perak merupakan alat tukar paling stabil yang pernah dikenal oleh
dunia. Sejak awal sejarah Islam sampai saat ini, nilai dari mata uang Islam yang didasari oleh
mata uang bimetal ini secara mengejutkan sangat stabil jika dihubungkan dengan bahan
makanan pokok, dahulu harga seekor ayam pada masa Rasulullah adalah satu Dirham, dan
saat ini, 1.400 tahun kemudian, harga seekor ayam tetaplah satu Dirham. Selama 1.400 tahun
nilai inflasinya adalah nol. Dapatkah kita melihat hal yang sama terhadap Dollar atau mata
uang lainnya selama 25 tahun terakhir ini?
B.Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah uang dinar dan dirham?
2. Bagaimana dinar dan dirham sebagai alat tukar perdagangan Negara Negara islam?
3. Apa pendapat para ulama’ jika dinar dan dirham sebagai alat tukar?
4. Bagaimana perkembangan dinar dan dirham di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Dinar Dirham sebagai alat tukar perdagangan Negara Negara islam
Seperti halnya Negara-negara Uni Eropa, yang telah berkomitmen dengan Treaty of
Maastricht untuk berpindah ke system mata uang tunggal yang dinamakan Euro, sehingga
pada saat ini mereka tidak lagi memerlukan dolar AS. Saat inilah menjadi momen penting
bagi negara-negara Islam, khususnya yang tergabung dalam Organisasi Konverensi Islam
(OKI) untuk berkomitmen bersama dalam melakukan transaksi perdagangan, dengan
menggunakan emas (dinar dan dirham) sebagai satuan standar mata uang. Malaysia sendiri
telah memulai langkah sukses menerapkan system ekonomi bebas IMF dalam menanggulangi
krisisnya, berlanjut pada pencetusan dan penerapan gagasan blok perdagangan Negara-negara
Islam. Ide ini disambut dengan baik oleh beberapa Negara seperti Iran, Bahrain, Sudan dan
Maroko. Saat ini ada dua system yang bisa diterapkan untuk mewujudkan hal itu. Pertama,
yang diajukan oleh Pemerintah Malaysia, yaitu Billateral Payment Arrangement dan
Multilateral Payment Arrangement. Kedua, perusahaan swasta yang melakukan pembayaran
mata uang emas secara elektronik seperti E-Dinar dan E-Gold, untuk system BPALC dan
MPA hanya menggunakan mata uang emas untuk perdagangan internasional.
Jika penerapan system ini disetujui oleh 57 negara OKI niscaya akan menjadi suatu
sukses besar. Namun, hal ini masih memerlukan waktu yang panjang untuk proses
pengenalan, adaptasi dan pembentukan infrastrukturnya. Karena pasti akan berhadapan
dengan beberapa faktor penghalang, di antaranya adalah kesenjangan ekonomi yang besar
antara Negara-negara OKI, sehingga penerapannya harus secara bertahap.
Keistimewaan Konsep Dinar dan Dirham
4
C. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Secara umum perdagangan internasional merupakan sarana untuk melakukan pertukaran
barang dan jasa internasional. Perdagangan internasional merupakan elemen penting dari
proses globalisasi. Membuka perdagangan dengan berbagai negara di dunia akan
memberikan keuntungan dan membawa pertumbuhan ekonomi dalam negeri, baik secara
langsung berupa pengaruh yang ditimbulkan terhadap alokasi sumber daya dan efesiensi,
maupun secara tidak langsung berupa naiknya tingkat investasi.
Pada tahun 1995 terbentuk organisasi perdagangan dunia WTO (World Trade
Organization). WTO berperan besar dalam mempromosikan perdagangan bebas dalam proses
globalisasi. Tujuan utama didirikannya WTO adalah untuk mendorong dan mengembangkan
liberalisasi perdagangan dan menyediakan sebuah sistem perdagangan dunia yang aman.
WTO berperan besar dalam menjalankan setiap aturan yang telah ditetapkan dalam setiap
perjanjian perdagangan dunia, seperti Urugary Round Second dan perjanjian pada General
Agreement On Tariffs And Trade (GATT).
Salah satu konsekuensi dari lahirnya perjanjian dalam WTO adalah bahwa setiap negara
yang ada di dunia akan berada dalam level dan tingkat yang sama dalam perdagangan
internasional. Liberalisasi perdagangan merupakan tantangan bagi negara-negara miskin dan
negara yang sedang berkembang untuk bisa mempertahankan ekonominya dan ikut dalam
persaingan global.
Penggunaan uang dinar merupakan suatu solusi atas perekonomian dunia yang
menggunakan uang fiat. Penggunaan uang fiat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian
dunia, untuk mengatasi hal itu dibutuhkan mata uang yang lebih stabil, yaitu dinar emas.
Pada tahun 1250 M/648 H di negara Mesir uang dinar yang dijadikan sebagai dasar moneter
pernah dipengaruhi oleh penggunaan uang fulus, yaitu uang campuran dari kuningan dan
tembaga. Penggunaan uang fulus dan ditambah oleh kondisi perekonomian yang buruk telah
menyebabkan harga yang tidak stabil. Untuk mengatasi hal tersebut Al-Maqrizi menjelaskan
secara terperinci serta memberikan jalan keluar bagi kondisi perekonomian Mesir pada waktu
itu. Diantara pemikiran Al-Maqrizi tersebut adalah:
5
Menurut Al-Maqrizi untuk mengatasi kondisi tersebut, uang dinar dan dirham harus kembali
digunakan dalam perdagangan barang dan jasa seperti pembayaran upah para pekerja. Untuk
mendukung penggunaan uang dinar dan dirham tersebut, maka pemerintah harus
menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money) serta membatasi penggunaan
uang fulus hanya untuk transaksi dalam skala kecil dan hanya untuk transaksi kebutuhan
sehari-hari rumah tangga. Sedangkan dinar dan dirham digunakan untuk transaksi dalam
skala besar seperti perdagangan luar negeri dan transaksi domestik lainnya.
Menurut Majdi, Siswantoro dan Brozovsky (Stable And Just Global Monetary Systems,2002),
penggunaan dinar yang dilakukan oleh kedua negara dalam perdagangan bilateral akan
menyebabkan penyesuaian otomatis terhadap neraca pembayaran (balance of payment) kedua
negara.
Penggunaan uang dinar dan uang domestik secara bersamaan akan menimbulkan terjadinya
spekulasi nilai tukar uang kertas dan uang dinar yang pada akhirnya akan menyebabkan
runtuhnya sistem uang dinar. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka diperlukan adanya
pengaturan terhadap uang dinar itu sendiri, berupa:
A.Uang dinar hanya boleh digunakann untuk pertukaran barang dan jasa.
B.Nilai moneter dari uang dinar harus lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Hal ini untuk
menghindari terjadinya pengumpulan uang dinar untuk dijadikan sebagai alat perhiasan.
C.Penggunaan uang dinar diperlukan adanya peran dari bank sentral untuk mengontrol dan
menentukan jumlah dinar yang eksis dan yang beredar. Dengan cara tersebut,arus peredaran
uang dinar akan terkontrol dengan baik.
Ada beberapa alasan dari penggunaan mata uang dinar Islam dalam menuju stabilitas sistem
moneter, antara lain:
6
Selain dari tiga hal tersebut, maka dapat diungkapkan juga kenapa harus kembali
kepada sistem emas:
1. Unfair trade, negara maju menguasai lembaga dunia, termasuk WTO, sehingga
globalisasi perdagangan timpang dan lebih untuk kepentingan negara maju bukan untuk
kemajuan bersama.
2. Kecilnya perdagangan OKI, sebuah ironi: Lebanon dan Turki, misalnya, mengekspor
keju ke Belgia, Inggris, dan negara Eropa lainnya. Sementara Iran, Pakistan, dan Syiria,
mengimpornya dari Eropa.
3. Macetnya program ekonomi OKI, salah satu bentuk kerjasama jangka panjang OKI
adalah pembentukan Islamic Common Market (ICM). Fungsi ICM untuk memfasilitasi
optimalisasi sumber daya yang dimiliki masing-masing anggota OKI.
4. Fiat Money, menciptakan ketidakadilan, sebagai contoh biaya produksi satu dolar uang
kertas, sama dengan empat sen dollar.
1. Peran uang dinar dalam perdaganganPenggunaan uang dinar tidak ditujukan untuk
menggantikan peran mata uang domestik, tetapi hanya digunakan untuk pembayaran atas
transaksi perdagangan barang dan jasa luar negeri.
7
2. Penggunaan dinar emas
Uang dinar tersebut akan digunakan dalam transaksi perdagangan multilateral maupun
bilateral. Perdaganagn multilateral melibatkan beberapa negara dalam transaksi perdagangan
seperti ekspor dan impor yang terjadi antara Malaysia dengan Arab Saudi dan Indonesia.
Sedangkan transaksi bilateral melibatkan dua negara dalam perdagangan barang dan jasa,
seperti perdagangan antara Indonesia dengan Malaysia.
Sistem perdagangan bilateral akan memakai jasa Letter of Credit (L/C) perbankan dalam
melakukan perdagangan. L/C merupakan jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya dalam
rangka mempermudah dan memperlancar transaksi jual beli barang terutama yang berkaitan
dengan transaksi internasional.
Mekanisme L/C tidak hanya digunakan pada transaksi perdagangan konvensional, tetapi
juga pada transaksi dengan uang dinar, karena pada dasarnya transaksi bilateral menggunakan
uang dinar memiliki kesamaan dengan transaksi bilateral yang selama ini digunakan
(transaksi bilateral konvensional) oleh berbagai negara.
Dalam perdagangan yang menggunakan emas sebagai alat transaksinya akan melibatkan
bank sentral kedua negara dan membutuhkan sebuah bank kustodian atau central
depository yang berfungsi sebagai bank yang akan mengatur dan memfasilitasi pembayaran
perdagangan negara peserta, serta sebagai tempat penyimpanan cadangan emas dan valas
negara peserta. Bank kustodian atau central depository berperan penting dalam perdagangan
secara multirateral dan bilateral sebagai media untuk mempermudah terjadinya perdagangan.
8
Dalam perdagangan bilateral dengan uang dinar emas akan melalui beberapa proses:
Ada tiga lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam perdagangan bilateral
dengan sistem uang dinar, diantaranya:
1. Bank sentral
Bank sentral akan memiliki dua peran penting dalam perdagangan bilateral,
yaitu: pertama, Bank sentral adalah lembaga yang mengatur dan mengawasi
perdagangan uang dinar di setiap negara. Hal ini bisa dilakukan dengan adanya peran
dari Islamic Development Bank (IDB) atau Organization Of Islamic Conference
(OIC). Kedua, bank sentral bisa berperan sebagai sebuah bank kustodian dalam
negeri.
9
2. Central Depository
Perdagangan dengan banyaknya negara peserta akan membutuhkan sistem pengaturan
yang tepat, akurat, dan akuntabilitas. Untuk itu, diperlukan adanya sebuah central
depository (pusat penyimpanan). Central Depository merupakan tempat kliring dan
tempat melakukan penyeimbangan surplus dan defisit perdagangan negara-negara
yang tergabung dalam perjanjian perdagangan multilateral.
3. Institusi Keuangan Lainnya
Uang dinar merupakan yang terbuat dari emas sebagai logam mulia yang berharga,
sehingga dalam prakteknya tidak tertutup kemungkinan bahwa uang dinar dibutuhkan
dalam bentuk fisik oleh masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya
sebuah lembaga keuangan yang memfasilitasi kebutuhan terhadap uang dinar dalam
bentuk fisik tersebut.
Ada tiga aturan (legal issue) yang berkenaan dengan menggunakan uang dinar dalam
perdagangan internasional, yaitu:
Ada beberapa peraturan yang berkaitan dengan penerapan uaang dinar dalam
perdagangan internasional dalam Articles Of Agreement OF the International Monetary
Fund. Pada 1945 salah satu aturan yang ditetapkan IMF adalah
sistem par value yang berakhir pada tahun 1971, negara anggota mengadopsi aturan yang
dibuat IMF pada tahun 1976 The Second Amandemen To The Articles Of Agreement yang
baru eefektif digunakan pada tahun 1978 hingga saat ini. Dalam aturan tersebut negara
anggota diperbolehkan untuk mengkonversikan mata uangnya terhadap mata uang lain selain
emas. Kehadiran uang dinar dalam perdagangan internasional tidak ditunjukan untuk
menjadikan dinar sebagai mata uang sehari-hari semua negara, tetapi hanya digunakan untuk
menjadi alat transaksi perdagangan bilateral.
2. Financial Infrastructur
Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan menyukseskan implementasi
uang dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional. Diperlukan peran dan aturan
yang mendukung industri perbankan untuk berperan dalam perdagangan bilateral. Dalam hal
ini, bank sentral selaku otoritas moneter akan menjadi lembaga yang mengawasi dan
mengatur mekanisme dan sistem perbankan nasional
10
3.Dispute Settlemen
Untuk menghindari perselisihan perdagangan, maka diperlukan sebuah mekanisme
penyelesaian (dispute settlement) yang bisa mengatasi perselisihan dagang antarnegara
ataupun ataupun sektor swasta. Saat ini, aturan tentang perselisihan telah ditetapkan oleh
WTO yang dinamakan dengan Dispute Settlement Mechanism. Setiap dari aturan tersebut
memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
Disamping peraturan yang ditetapkan oleh WTO, perdagangan secara bilateral juga
membutuhkan lembaga-lembaga yang membantu dalam penyelesaian masalah-masalah
perdagangan, seperti lembaga mediasi, arbitrasi, dan konsiliasi.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini adalah, dinar dirham
sebagai alat tukar yang di gunakan untuk bermuamalah pada zaman rasululloh dan sampai
saat ini dinar dirham juga di gunakan sebagai standar nilai dengan emas dan perak adalah
istilah yang kita kenal saat ini.dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat dalam
melakukan transaksidalam rangkapenetapan harga.
B. SARAN
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang dinar
dirham serta prakteknya dalam kehidupan manusia. Mohon permakluman dari semuanya jika
dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman.
Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.
C. DAFTAR PUSTAKA
http://zonaekis.com/ekonomi/
http://zonaekis.com/dinar-dan-dirham-sebagai-alat-tukar-menurut-beberapa-
pendapat-ulama/
http://zonaekis.com/dinar-dan-dirham-sebagai-alat-tukar-perdagangan-negara-
negara-islam/
http://zonaekis.com/sejarah-uang-dinar-dan-dirham/