Penyusun:
1. Amalia Ayuningtyas NIM 4221017
2. Annisa Arrifiyah NIM 4221032
3. Alfiana Rizqi NIM 4221081
4. Febriana Eka Fadillah NIM 4221082
Kelas : C
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Ekonomi Makro Islam yang berjudul “Uang dalam Perspektif Ekonomi
Islam”. Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan dan bimbangan dari
berbagai pihak. Maka dari itu, sudah seharusnya kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Singgih Setiawan, M.M. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Makro Islam.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita . Aamiin .
Penyusun, kelompok 2
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Uang Dalam Islam.....................................................................................2
B. Fungsi Uang dan Perubahannya................................................................................
C. Time Value of Money dan Economic Value of Time..............................................
D. Uang Sebagai Flow Concept dan Public Goods...................................................13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat tidak dapat melakukan
semuanya seorang diri. Ada kebutuhan yang dihasilkan oleh pihak lain, dan untuk
mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang
dihasilkan. Seiring dengan kemajuan zaman, merupakan suatu hal yang tidak praktis jika
untuk memenuhi suatu kebutuhan, setiap individu harus menunggu atau mencari orang
yang mempunyai barang atau jasa yang dibutuhkannya dan secara bersamaan
membutuhkan barang atau jasa yang dimilikinya. Oleh karena itu, uang sangat
dibutuhkan sebagai media pertukaran dan satuan pengukur nilai untuk melakukan sebuah
transaksi.
Kajian seputar konsep uang dalam perspektif ekonomi islam sangat penting
dilakukan untuk memaparkan keistimewaan konsep uang yang Islami apabila
dibandingkan dengan konsep uang menurut sistem kapitalis. Lebih dari itu, diharapkan
konsep uang yang islami itu dapat diterapkan dalam perekonomian umat, sehingga
kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi di dunia diperolehi, dan nanti apabila sudah
berada di alam akhirat, al-falah yakni kebahagiaan hakiki di dalam surga juga akan
dicapai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Uang dalam Islam ?
2. Apa Fungsi Uang dan Perubahannya ?
3. Apa yang dimaksud Time Value of Money dan Economic Value of Time ?
4. Apa yang dimaksud Uang sebagai Flow Concept dan Public Goods ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Konsep Uang dalam Islam.
2. Mengetahui Fungsi Uang dan Perubahannya.
3. Mengetahui Time Value of Money dan Economic Value of Time.
4. Mengetahui Uang sebagai Flow Concept dan Public Goods.
BAB II
PEMBAHASAN
1
R Ilyas. 2019. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam,
Vol.4 No.1, Hal 39-40.
2
Abdul Ghofur. 2017. Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam, Dosen ES/PS Ekonomi dan Bisnis
Islam INZAH, Vol. 2 No. 1, Hal 11-12.
Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam
ekonomi konvensial. Dalam ekonomi islam, konsep uang sangat jelas dan tegas
bahwa uang adalah uang, uang bukan capital. Sebaliknya, konsep uang yang
dikemukakan dalam ekonomi konvensional tidak jelas. Sering kali istilah uang dalam
perspektif ekonomi konvensional diartikan secara bolak-balik (interchangeability),
yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital.
Berikut ini perbedaan uang dalam konsep islam dan konsep konvensional :
Konsep Islam Konsep Konvensional
Uang tidak identik dengan modal Uang identik dengan modal
Uang adalah public goods Uang (modal) adalah privat goods
Modal adalah privat goods Uang (modal) adalah flow concept
bagi fisher
Uang adalah flow concept Uang (modal) adalah stock concept
bagi Cambridge School
Uang adalah stock concept 3
5
R Ilyas. 2019. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam,
Vol. 4 No. 1, Hal 41-47.
Fungsi Uang sebagai medium of exchange dapat digunakan dan diterima
sebagai alat pembayaran.sebelum ditemukannya koin, komoditi seperti hewan
ternak berfungsi sebagai uang, begitu juga dengan logam seperti emas dan perak
yang digunakan pada masa lampau. Ada tiga tahap perkembangan fungsi uang,
yaitu commodity money, taken money, dan deposit money.6
a. Commodity money
Commodity money sebagai medium of exchange yang
mempunyai nilai komoditi apabila komoditi tersebut digunakan bukan
sebagai uang. Sebagai medium of exchange terdapat tiga hal penting yang
harus diperhatikan, yaitu :
Kelangkaan (scarcity), supply dari medium of exchange haruslah
terbatas. Apabila tidak, nilai pertukaran dari komoditi tersebut
tidak ada.
Daya tahan (durability), jelas bahwa medium of exchange harus
tahan lama dan hal ini berhubungan dengan fungsi ketiga dari
uang secara konvensional yaitu sebagai store of valume.
Nilai tinggi, sebagai medium of exchange sangatlah nyaman
apabila unit tersebut mempunyai nilai tinggi sehingga tidak
membutuhkan jumlah yang banyak (kuantiti) dalam melakukan
transaksi.
b. Token Money
Goldsmith (orang yang meminjamkan uang) dan para bankir
menyadari bahwa meminjam komoditi (seperrti emas dan perak) dan
kemudian mengeluarkan tanda penerimaan (receipt) akan menghasilkan
keuntungan. Mereka akan memberikan bunga atas deposit koin emas dan
perak. Apabila harga emas batangan naik dan daya beli koin turun, maka
mereka dapat melebur koin tersebut menjadi bentuk batangan, atau bila
harga di luar lebih tinggi dari pada harga di dalam maka mereka akan
menjual ke luar. Kedua aktifitas tersebut akan memberikan keuntungan.
Dalam islam tidak dikenal dengan adanya time value of money, yang
dikenal adalah economic value of time. Teori time value of time adalah sebuah
7
Adiwarman Karim. 2008. Ekonomi Makro Islami, Ed. 1-2. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Hal
83-85.
8
Abdul Ghofur. 2017. Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam, Dosen ES/PS Ekonomi dan Bisnis
Islam INZAH, Vol. 2 No. 1, Hal 9-11.
kekeliruan besar karena mengambil dari ilmu pertumbuhan populasi dan tidak
ada di ilmu finance. Konsep nilai waktu uang (time value of money) telah sejak
lama dipakai dalam ekonomi konvensional. Konsep ini memformulasikan bahwa
uang saat ini lebih berharga daripada uang di waktu yang akan datang. Satu juta
rupiah hari ini memiliki nilai lebih daripada satu juta rupiah di masa depan.9
Kegiatan praktik time value of money dalam ekonomi konvensional
pada akhimya menimbulkan konsekuensi bahwa praktik ekonomi
konvensional lebih dekat dengan praktik riba. Hal ini dikarenakan
mengganggap uang sebagai komoditas yang dapat berkembang yang disebut
dengan praktik diskonto. Di dalam islam uang harus berputar dalam
perekonomian dan tidak boleh dibiarkan menganggur dalam waktu yang
terlalu lama, apalagi sampai tahunan.
Dalam prinsip time value of money, uang dengan jumlah yang sama
sekarang lebih bernilai dibandingkan dengan uang saat nanti. Kedua hal ini
memaksakan kreditur untuk melakukan discount (bunga) terhadap rate tertentu
dengan tidak mempertimbangkan risiko terhadap debitur. Keadaan yang
demikian sebagaimana yang digunakan ekonomi konvensional inilah yang
ditolak oleh ekonomi Islam, yaitu keadilan "al ghum bi qhurmi" (mendapatkan
hasil tanpa mengeluarkan risiko) dan "al kharaj bi la dhama" (memperoleh
hasil tanpa mengeluarkan biaya).10
Economic Value of Time
Economics Value of Time adalah konsep dimana waktu memiliki nilai
ekonomi, tetapi uang tidak memiliki nilai waktu. Economics Value of Time dapat
dartikan memaksimalkan nilai ekonomis suatu dana puda waktu periodik. Dasar
perhitungan prinsip nilai uang berdasarkan waktu adalah bunga, sedangkan dasar
perhitungan prinsip berdasarkan nilai ekonomi waktu adalah rasio, (Muda &
Hasibuan, 2018).
Seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa dalam islam tidak mengenal
time value of money, yang dikenal adalah economic value of time, Contohnya
dalam menghitung nisbah bagi hasil di bank syariah. Dalam proses penentuan
9
Adiwarman Karim. 2008. Ekonomi Makro Islami, Ed. 1-2. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
Hal 87-88.
R Ilyas. 2019. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Bisnis dan
10
11
DA Fajar. 2021. Kajian Perbedaan Time Value of Money atau Economic Value of Time dalam
Perspektif Syariah, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 7 No. 3, Hal 2-4.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam Islam, uang
adalah flow concept dan capital adalah stock concept. Semakin cepat perputaran
uang, akan semakin baik Misalnya, seperti contoh pada aliran air masuk dan
aliran air keluar Sewaktu air mengalir, disebut sebagai uang, sedangkan apabila
air tersebut me ngendap, maka disebut sebagai capital. Wadah tempat
mengendapnya adalah private goods, sedangkan air adalah public goods. Uang
seperti air, apabila air (uang) dialirkan, maka air (uang) tersebut akan bersih dan
sehat (bagi ekonomi). Apabila air (uang) dibiarkan menggenang dalam suatu
tempat (menimbun uang), maka air tersebut akan keruh/kotor. Saving harus
diinvestasikan ke sektor riil. Apabila tidak, maka saving bukan saja tidak
mendapat return, tetapi juga dikenakan zakat.12
Uang sebagai Public Goods
Public goods adalah uang yang dianggap sebagai public goods (uang
adalah public goods). Siapapun yang mengumpulkan uang atau tetap tidak
produktif berarti kontraksi dalam jumlah uang beredar yang dapat menyebabkan
keruntuhan ekonomi. Ciri dari public goods adalah barang tersebut dapat
digunakan oleh masyarakat tanpa menghalangi orang lain untuk
menggunakannya. Sebagai contoh: jalan raya, jalan raya dapat digunakan oleh
siapa saja tanpa terkecuali, akan tetapi masyarakat yang mempunyai kendaraan
berpeluang lebih besar dalam pemanfaatan jalan raya tersebut dibandingkan
dengan masyarakat yang tidak mempunyai kendaraan.
Hal ini bukan karena simpanan mereka di bank, tetapi karena asset
mereka seperti rumah, mobil, saham, dan lain-lain yang digunakan di sektor
produksi, sehingga memberikan peluang yang lebih besar kepada orang tersebut
untuk memperoleh lebih banyak uang. Jadi semakin tinggi tingkat produksi, akan
semakin besar kesempatan untuk dapat memperoleh keuntungan dari public
goods (uang) tersebut. 13
BAB III
PENUTUP
12
M Rafi'i, dkk. 2022. Konsep Public Goods dan Flow Concept dalam Uang menurut Ekonomi
Islam, Jurnal Magister Hukum Ekonomi Syari'ah, Vol. 6 No. 1, Hal 368-373.
13
RA Fathia. 2018. Konsep Uang dalam Islam, Jurnal Kajian Hukum, Vol. 3 No. 2, Hal 5.
A. Kesimpulan
Dalam konsep islam, uang adalah flow concept. Islam tidak mengenal motif
kebutuhan uang untuk spekulasi karena tidak bolehkan. Uang adalah barang public milik
masyarakat, karenanya penimbunan uang yang dibiarkan tidak produktif berarti
mengurangi jumlah uang beredar. Bila diibaratkan dengan darah dalam tubuh,
perekonomian akan kekurangan darah atau terjadi kelesuan ekonomi alias stagnasi.
Dalam islam, uang dipandang sebagai alat tukar, bukan suatu komoditi. Peranan
uang ini dimaksudkan untuk melenyapkan ketidakadilan, ketidakjujuran, dan pengisapan
dalam ekonomi tukar-menukar (barter). Karena dalam system barter ada unsur
ketidakadilan yang digolongkan sebagai riba al Fadhl, yang dilarang dalam islam.
Dalam islam tidak dikenal dengan adanya time value of money, yang dikenal
adalah economic value of time. Implikasi konsep Time Value of Money adalah adanya
bunga. Sedangkan bunga erat kaitannya dengan riba, dan riba adalah haram serta Zulm.
Sehinga dianggap tidak sesuai dengan keadilan dimana "al-al-qhumu bi qhurni"
(mendapatkan hasil tanpa mengeluarkan resiko), dan "al-khraj bil adhaman"
(memperoleh hasil tanpa mengeluarkan biaya).
Konsep aliran berarti bahwa uang harus mengalir dari satu negara ke negara lain,
dari satu pihak ke pihak lain, tetapi uang tidak dapat tidak produktif dan digunakan
sebagai alat transaksi. Uang harus beredar di masyarakat. Uang tersebut harus digunakan
untuk kegiatan ekonomi produktif melalui zakat, sedekah, wakaf dan kegiatan lainnya.
Uang tersebut juga harus digunakan untuk investasi dan akad seperti musyarokah,
mudharabah, wadiah, qard, dll di sektor riil, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Gregory Mankiw, N. 2006. Makro Ekonomi, Ed. 6, PT. Gelora Aksara Pratama.
Karim, Adiwarman. 2008. Ekonomi Makro Islami, Ed. 1-2. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Ilyas, R. 2019. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam, Vol.4 No.1.
Ghofur, Abdul. 2017. Uang dalam Perspektif EKonomi Islam, Dosen ES/PS Ekonomi
dan Bisnis Islam INZAH, Vol. 2 No. 1.
Ichsan, M. 2020. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Studi Islam,
Vol. 21 No.1.
Fajar, DA. 2021. Kajian Perbedaan Time Value of Money atau Economic Value of
Time dalam Perspektif Syariah, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 7 No. 3.
Fathia, RA. 2018. Konsep Uang dalam Islam, Jurnal Kajian Hukum, Vol. 3 No. 2.
Rafi'i, M, dkk. 2022. Konsep Public Goods dan Flow Concept dalam Uang menurut
Ekonomi Islam, Jurnal Magister Hukum Ekonomi Syari'ah, Vol. 6 No. 1.