Oleh :
1. Muslimah (2230603251)
KELAS SPS 7
PALEMBANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Citra Pertiwi, S.E.I, M.E selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Makro Ekonomi Islam yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
Hlm
COVER.......................................................................................................................... i
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...7
3.2 Saran……………………………………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………....8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang berbeda mempunyai nilai yang tidak sama, sehingga untuk melakukan pembayaran
dalam transaksi perdagangan internasional nilai relatif mata uang harus ditentukan.
Dalam konsep Islam, pertukaran mata uang diperbolehkan asalkan tidak mengandung
unsur spekulasi. Uang pada hakikatnya adalah milik Allah swt. yang diamanahkan kepada
kita untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Oleh karenanya,
menimbun uang dalam arti dibiarkan tidak produktif tidak dikehendaki karena berarti
mengurangi jumlah uang beredar. Dalam pandangan Islam, uang adalah flow concept,
karenanya harus selalu berputar dalam perekonomian.
Transaksi pertukaran atau jual beli mata uang semakin marak dilakukan, mulai dari
jual beli secara langsung maupun tidak langsung yakni melalui internet atau biasa disebut
dengan sistem online. Fonemena ini pun berkembang pada komunitas pengguna Bitcoin yang
melakukan transaksi pertukaran maupun jual beli secara online melalui website khusus yang
mereka gunakan.
Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat
penulis rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana konsep uang dalam islam?
2. Bagaimana sistem keuangan islam?
3. Apa fungsi uang dalam ekonomi islam?
4. Apa saja peran Lembaga keuangan islam?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai uang dalam islam
2. Untuk mengetahui sistem dan fungsi uang dalam ekonomi islam
3. Untuk mengetahui peran Lembaga keuangan islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi
konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah
uang bukan capital. Sedang uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara
interchangeability / bolak-balik,
yaitu uang sebagai uang dan sebagai capital.
Para ahli dalam perkonomian Islam mengakui manfaat uang sebagai media
pertukaran. Nabi Muhammad saw sendiri menyukai penggunaan uang dibandingkan
menukarkan barang dengan barang. Pelarangan atas riba Al-Fadl dalam Islam adalah langkah
menuju transisi ke suatu perekonomian uang dan juga suatu upaya yang diarahkan untuk
membuat transaksi barter bersifat rasional dan bebas dari elemen ketidakadilan serta
eksploitasi (Muhammad Ayub, 2009: 141).
Dalam Islam, uang dipandang sebagai alat tukar, bukan suatu komoditi. Peranan uang
ini dimaksudkan untuk melenyapkan ketidakadilan, ketidakjujuran, dan pengisapan
dalam ekonomi tukar-menukar (barter). Karena dalam system barter ada unsure ketidakadilan
yang digolongkan sebagai riba al Fadhl, yang dilarang dalam islam. Uang dapat memainkan
peranan penting sebagai suatu unit akun dan sebagai suatu kumpulan nilai dalam ekonomi
islam. Uang dapat digunakan sebagai ukuran opportunity cost (yaitu pendapatan yang
hilang). Disamping itu, uang juga memainkan peranan social dan religious yang khusus,
karena ia merupakan ukuran terbaik untuk menyalurkan daya beli dalam bentuk pembayaran
transfer kepada simiskin. Arti religious peranan uang terletak pada kenyataan bahwa ia
memungkinkan menghitung nisab dan menilai suku zakat dengan tepat.
Sebagai fungsi sosial uang menahan atau mencegah eksploitasi terbuka yang terkandung
dalam keadaan tawar-menawar (Abdul Manan, 1995: 162-163).
3
berubah selama empat belas abad. Selama tiga dasawarsa terakhir, struktur keuangan Islam
telah tampil sebagai salah satu implementasi modern dari sistem hukum Islam yang paling
penting dan berhasil, dan sebagai ujicoba bagi pembaruan dan perkembangan hukum Islam
pada masa mendatang.
Ciri-ciri sistem keuangan Islam adalah (Qutb Ibrahim, 2007):
1. Harta publik dalam sistem keuangan Negara Islam adalah harta Allah.
2. Rasul adalah orang pertama yang melakukan praktik keuangan Islam.
3. Al-Qur'an dan sunah merupakan sumber yang mendasar bagi keuangan Islam.
4. Sistem keuangan Islam adalah system keuangan yang universal.
5. Keuangan khusus dalam Islam menopang sistem keuagan Negara Islam.
6. Sistem keuangan Islam mengambil prinsip alokasi terhadap layanan sebagai sumber-
sumber pendapatan Negara.
7. Sistem keuangan Islam ditandai dengan transparansi.
8. Sistem keuangan Negara Islam merupakan gerakan kebaikan
9. Sistem keuangan Islam adalah modal toleransi umat Islam.
Sistem keuangan Islam bertujuan untuk memberikan jasa keuangan yang halal kepada
komunitas muslim, di samping itu juga diharapkan mampu memberikan kontribusi yang
layak bagi tercapainya tujuan sosio-ekonomi Islam. Target utamanya adalah kesejahteraan
ekonomi, perluasan kesempatan kerja, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, keadilan
sosio-ekonomi dan distribusi pendapatan, kekayaan yang wajar, stabilitas nilai uang, dan
mobilisasi serta investasi tabungan untuk pembangunan ekonomi yang mampu memberikan
jaminan keuntungan (bagi hasil) kepada semua pihak yang terlibat (M. Umer Chapra, 2000).
4
2.3 Fungsi Uang Dalam Ekonomi Islam
Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang
dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih
rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli
uang ada tiga macam, yaitu pertama sebagai alat tukar, yang kedua sebagai satuan hitung, dan
yang ketiga sebagai penyimpan nilai. Sedangkan fungsi turunan uang yaitu, pertama Uang
sebagai alat pembayaran yang sah, kedua Uang sebagai alat pembayaran utang, ketiga Uang
sebagai alat penimbun kekayaan, keempat Uang sebagai alat pemindah kekayaan, dan kelima
Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi.
Dalam Islam, uang dipandang sebagai alat tukar, bukan suatu komoditi. Peranan uang
ini dimaksudkan untuk melenyapkan ketidakadilan, ketidakjujuran, dan pengisapan
dalam ekonomi tukar-menukar (barter). Karena dalam system barter ada unsure ketidakadilan
yang digolongkan sebagai riba al Fadhl, yang dilarang dalam islam. Uang dapat memainkan
peranan penting sebagai suatu unit akun dan sebagai suatu kumpulan nilai dalam ekonomi
islam. Uang dapat digunakan sebagai ukuran opportunity cost (yaitu pendapatan yang
hilang). Disamping itu, uang juga memainkan peranan social dan religious yang khusus,
karena ia merupakan ukuran terbaik untuk menyalurkan daya beli dalam bentuk pembayaran
transfer kepada simiskin. Arti religious peranan uang terletak pada kenyataan bahwa ia
memungkinkan menghitung nisab dan menilai suku zakat dengan tepat.
Sebagai fungsi sosial uang menahan atau mencegah eksploitasi terbuka yang terkandung
dalam keadaan tawar-menawar (Abdul Manan, 1995: 162-163)
5
dapat menggunakan barang tersebut untuk dikelola ke sektor yang lebih produktif. Wadi ah
dalam sistem Islam dapat berbentuk apa saja, baik dalam bentuk uang, emas, perak, dan
berbagai barang yang berharga lainnya. Praktek wadi ah dapat dijumpai dalam sejarah awal
Islam, dan me-nurut para ulama hal ini diperbolehkan. Selain produk wadiah, penghimpunan
dana olch LKS dapat dilakukan dengan prinsip mudharabah dan ijarah. (Sholihin, 2010:
291). Bahkan pada prakteknya saat ini, mayoritas produk penghimpunan dana yang laku di
masyarakat adalah produk yang menggunakan prinsip mudharabah. Hal ini disebabkan
karena produk yang menggunakan prinsip mudharabah dianggap lebih menguntungkan
karena memberikan bagi hasil untuk para penabung secara berkala.
Berbeda dengan tabungan dengan prinsip wadiah yang hanya memberikan bonus yang belum
tentu ada di setiap waktu.
b. Penyaluran Dana ke Masyarakat
Setelah dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan telah terkumpul, maka LKS kemudian
menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutukan.
Dalam sistem perbankan Islam, idealnya dana tersebut disalurkan hanya kepada pi-hak yang
memiliki usaha dan untuk pengembangan usaha. Sedangkan untuk kebu-tuhan non usaha,
seperti untuk pembayaran SPP, maka akadnya hanya pinjam tanpa adanya bagi hasil ataupun
bunga. Dalam sistem perbankan Islam simpan pinjam ini, sebagaimana telah disebutkan di
atas, dinamakan dengan qirodh atau mudharabah.
Selain itu, perbankan syariah juga melaksanakan pelayanan jasa lainnya, seperti wa-kalah,
qardh al hasan, dan sebagainya.
c. Fungsi Sosial Kemasyarakatan
Yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Zakat, Infaq atau Sede-kah (Ziswaf),
kemudian menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkannya, tan-
pa mengharapkan keuntungan ataupun imbalan (Ikit, 2015: 47). Lembaga keuangan Islam,
sebagaimana aturan perundang-undangan, berhak menghimpun dana zakat, infaq, dan
shodaqoh dari masyarakat untuk disalurkan kepada pihak yang membutuh-kannya. Perannya
hampir sama dengan pihak 'amil', dimana ketentuannya menda-patkan hak 1/5 dari jumlah
dana ziswaf yang dihimpun. Fungsi sosial inilah sebagai salah satu pembeda LKS dengan
lembaga keuangan perbankan umum
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda deangan konsep uang dalam
konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah
uang, uang bukan mudal. Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi
konvensional tidak jelas. Sering kali istilah uang dalam perspektif ekonomi konvensional
diartikan secara bolak-balik (interchangeability), yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai
capital. Perbedaan lainnya, konsep uang dalam ekonomi Islam adalah flow concept, di mana
harta tidak boleh ditumpuk, melainkan harta yang dimiliki harus disirkulasikan. Perbedaan
berikutnya tentang uang adalah pada ekonomi konvensional tidak dibedakan antara uang dan
mudal (capital).Dalam Islam uang adalah public goods, sementara mudal adalah private
goods. Karena sebagai public goods maka uang tidak boleh diperdagangkan.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silakan sampaikan kepada kami. Apabila ada
kesalahan mohon dimaklumi dan dimaafkan, karena kami adalah hamba Allah yang tidak
luput dari salah, khilaf, alfa dan lupa
7
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, R. (2016). Konsep Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam. BISNIS: Jurnal Bisnis Dan
Manajemen Islam, 4(1), 35-57.
Arafah, M. (2019). Sistem keuangan Islam: Sebuah telaah teoritis. Al-Kharaj: Journal of
Islamic Economic and Business, 1(1).