KEUANGAN PUBLIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Moneter dan Keuangan Publik
Islam
Oleh:
SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya,
Peran Serta Fungsi Negara dalam Keuangan Publik”. Salawat serta salam
tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan, Rasullullah Muhammad SAW yang
Keuangan Syariah. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 3
Islam............................................................................................... 50
iii
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 53
A. Kesimpulan ........................................................................................... 53
B. Saran ..................................................................................................... 54
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam
beredar. Jadi penawaran uang merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral
(Bank Indonesia).
Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep
likuiditas. Suatu asset likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan
dengan tanpa kehilangan risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spectrum
likuiditas, uang tunai adalah asset yang paling likuid dengan daya beli penuh.
Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi yang secara
definitif tidak secara langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi
ekstrim lainnya kita mengenal asset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat
permintaan dan penawaran uang, jadi uang beredar dapat bertambah dan
1
Negara memainkan peran penting dalam mewujudkan keinginan
masyarakat, yaitu meningkatkan standar hidup dan kualitas hidup. Dalam masalah
ekonomi, negara harus menjamin dan memastikan bahwa semua warga negara
memiliki peluang yang sama untuk menggunakan sumber daya ekonomi. Oleh
karena itu negara harus mengatur dan mendistribusikan penggunaan sumber daya
ekonomi secara adil dan merata. Dalam ekonomi ini menggaris bawahi konsep
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu, baik untuk memantau kegiatan
atau untuk mengatur atau melakukan berbagai jenis kegiatan ekonomi yang tidak
dapat dilakukan oleh individu. Partisipasi negara dalam kegiatan ekonomi pada
awal Islam sangat kurang karena kegiatan ekonomi masih sederhana karena
kemiskinan lingkungan di mana Islam muncul. Selain itu, ini juga disebabkan oleh
kontrol spiritual dan stabilitas mental umat Islam di masa awal yang membuat
mereka secara langsung mematuhi perintah Syariah dan sangat berhati-hati untuk
A. RUMUSAN MASALAH
1 Ani Sri Rahayu, “Pengantar Kebijakan Fiskal” (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)
2 Muhammad „Abid Al-Jabiri, “Agama Negara dan Penerapan Syariah”, (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2001), 20.
2
2. Bagaimana Teori Penawaran Uang dalam Ekonomi Islam?
Islam?
B. TUJUAN PENULISAN
Uang
Publik
Publik
Publik Islam
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENAWARAN UANG
Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang
terdiri dari uang kartal dan uang giral. Berkenaan dengan uang tersebut, dikenal
M1, M2, dan M3, M1 merupakan uang yang sangat liquid (biaya menggunakannya
sangat rendah). Termasuk dalam golongan ini ialah uang kartal (uang yang di
cetak pemerintah) serta tabungan yang dapat diambil setiap saat, M 2 meliputi M1
ditambah derivative uang yang kurang liquid (deposito, ini sering disebut sebagai
a) Uang beredar dalam arti sempit /Narrow money (M1). Meliputi uang kartal
( uang kertas dan uang logam) yang ada dalam peredaran ditanda dengan
uang giral (uang bank), yaitu deposito yang disimpan dalam bank-bank
umum yang dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek, giro atau surat
perintah lainnya.
b) Uang beredar dalam arti luas / Broad money (M2). Meliputi M1 ditambah
dan deposito berjangka itu dinamakan juga sebagai uang kuasi. Uang kuasi
ini adalah uang yang tidak dapat dipakai setiap saat dalam pembayaran
3 Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016) , hlm. 72-73
4
c) Uang beredar lebih luas lagi (M3). Meliputi M2 dan ditambah lagi dengan
permintaan dan penawaran uang riil menentukan tingkat suku bunga. Teori ini
juga mengasumsikan penawaran uang riil besarnya tetap, jika M adalah jumlah
penawaran uang dan P adalah tingkat harga, maka M/P adalah penawaran uang
Penawaran uang (M) adalah peubah eksogen yang besarnya di tentukan oleh
bank sentral. Tingkat harga P juga dianggap peubah eksogen dalam model ini.
Implikasi dari asumsi ini , bahwa penawaran uang riil tetap dan tidak tergantung
Keseimbangan pasar uang terjadi jika permintaan uang riil sama dengan
jumlah penawaran uang akan mengakibatkan suku bunga naik dan sebaliknya
Jumlah uang tunai yang diperlukan dalam ekonomi islam hanya berdasarkan
pendapatan, pada tingkat tertentu di atas yang telah ditentukan zakat atas aset
Mazhab Iqtishaduna, pandangan utama dari mazhab ini adalah jumlah uang
otoritas moneter tidak mampu untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
Penawaran uang (Ms) ditentukan oleh perdagangan ekspor impor barang. Banyak
sedikitnya penawaran uang yang beredar tidak akan berdampak dan berpengaruh
terhadap rasio harga tangguh terhadap harga tunai (P t/P0), karena dengan
perdagangan yang bebas dan tidak adanya bea cukai dari perdagangan tersebut
penawaran uang ini juga didukung oleh kesamaan dari nilai uang dengan nilai
intrinsiknya serta tidak adanya suatu institusi tertentu yang melakukan pencetakan
uang yang sah (legal tender). Keberadaan bank sentral adalah untuk menerbitkan
mata uang dan menjaga nilai tukarnya agar dapat berada pada tingkat harga yang
stabil. Oleh karena itu, penawaran uang diasumsikan secara penuh dipengaruhi
4 Nurul Huda et al, Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2008 ), hlm.
95 – 96.
6
Mazhab Alternatif, menurut mazhab ini jumlah uang beredar lebih
pasar barang dan jasa (uang merupakan variabel yang endogen). Asumsi yang
digunakan dalam konsep ini yaitu: (1) telah terjadinya globalisasi perekonomian
dalam sistem perekonomian yang diantut. Sistem ummah yang dimaksud adalah
tidak adanya suku bunga dan penggunaan expected rate of profit dalam sistem
mencapai dan mempertahankan kestabilan nilai mata uang. Selain itu bank
negara, mengendalikan inflasi dan berperan dalam mengatur jumlah uang yang
beredar atau sering disebut dengan istilah penawaran uang. Berkaitan dengan
5 Ibid, h.2014
7
penawaran uang. bank sentral melakukan pengawasan agar besar kecilnya
terciptanya peluang kerja yang lebih banyak, yang mana dengan adanya hal
sosial. Perilaku ini akan terus berubah, karena ketika terjadi perubahan tingkat
beragam jenis produk barang dan jasa yang terus berubah-ubah sesuai dengan
Ketika masyarakat memiliki daya beli atas kebutuhan produk barang dan
jasa, maka secara langsung maupun tidak langsung dengan adanya kondisi
yang seperti ini akan mempengaruhi pada jumlah penawaran uang. Semakin
melakukan kegiatan jual beli juga akan semakin meningkat sehingga peredaran
c. Tingkat Harga
dan jasa yang ada di pasar dan faktor jumlah permintaan akan kebutuhan
penawaran dan permintaan (supply and demand law) yang mana jika
permintaan lebih sedikit dari jumlah produksi maka harga akan murah,
sedangkan jika permintaan meningkat dan produksi yang tersedia sedikit maka
harga akan meningkat pula Tingkat harga suatu produk barang dan jasa akan
kegiatan jual beli, karena untuk menebus harga tersebut dibutuhkan nilai tukar
yang sesuai. Sehingga jika terjadi peningkatan harga produk barang dan jasa,
masyarakat.
dengan kemajuan zaman. Gaya hidup baru akan terus muncul dan berubah-
masyarkat.
memenuhi nilai harga produk tersebut, tentu akan terjadi peningkatan jumlah
Peningkatan produk barang dan jasa yang masih bisa diimbangi dengan
stabil. Namun ketika produksi barang dan jasa tidak sesuai dengan kebutuhan
uang di masyarakat.
negara, jika kebutuhan dalam negeri tidak terpenuhi maka pemerintah akan
maka pemerintah melalui bank sentral akan menyediakan jumlah uang yang
melakukan pencerakan uang baru untuk menambah jumlah uang yang beredar.
g. Tingkat Bunga
Semakin tinggi tingkat bunga bank makin sedikit jumlah uang yang beredar,
semakin rendah tingkat bunga semakin banyak jumlah uang yang beredar.
10
h. Selera masyarakat terhadap barang
sebagai alat pembayaran dan belum ada system perbankan yang mempengaruhi
penggunaan alat tukar tersebut7. Jumlah alat tukar ini di masyarakat berubah-ubah
sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat. Ciri penawaran uang pada teori ini
,yaitu harga emas bisa naik dan bisa turun, uang beredar secara otomatis
Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim keluar negeri untuk
emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. Jumlah uang beredar
(emas) naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena produksi emas
meningkat.
untuk alat pembayarannya. Dalam hal ini uang hanya akan bertambah apabila
6 Masyhuri machfudz, Dekonstruksi model ekonomi islam, ( Malang: Maliki Press, 2015) h.27
7 Nurul Jannah, Ekonomi Moneter dan Keuangan Islam, Diktat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, 2020, hlm. 10.
11
orang memproduksi emas. Sedangkan produsen emas akan memproduksi emas
hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di pasaran lebih tinggi
dari pada biaya produksinya. Ciri penawaran/ supplay emas pada zaman tersebut:
Jumlah emas/ alat tukar yang beredar berubah-ubah (bisa turun atau naik)
Jumlah emas turun apabila terjadi deficit neraca pembayaran luar negeri
Terjadi perubahan jumlah emas ini juga bisa dikarenakan adanya peningkatan
Jumlah emas juga akan naik jika surplus pembayaran luar negeri atau
Uang beredar benar–benar ditentukan secara otomatis oleh proses pasar (tidak
moneter).
dan harga emas tersebut) jika harga emas tinggi disbandingkan barang yang
penawaran emas berlebih harga emas akan turun dan penawarannya akan
berkurang.
Teory penawaran uang (system emas) belum berkembang dan masih dalam
bentuk yang sederhana , karena tidak banyak memerlukan campur tangan untuk
mempengaruhi jumlahnya.
12
5. Kebijakan Bank Sentral dalam Mengatur Penawaran Uang
Secara garis besar, OPT didefinisikan sebagai pembelian atau penjualan surat-
surat berharga oleh bank sentral baik pada pasar perdana maupun pasar sekunder
berharga yang biasanya dipergunakan untuk keperluan OPT antara lain ialah surat
berharga yang diterbitkan oleh pemerintah (treasury bills atau T-bills), surat
berharga yang diterbitkan oleh bank sentral (central bank bills), dan surat
lebih berorientasi pasar, keterlibatan peserta OPT (bank dan pialang) tidak
membebankan pajak kepada bank. Selain itu, bank sentral dapat mengontrol
8 F.X. Sugiyono, Instrumen pengendalian moneter, Operasi Pasar Terbuka, (Jakarta: Pusat
Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, 2004), hlm 7-8.
13
b. Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto adalah salah satu instrumen dalam kebijakan moneter yang
mencegah inflasi dan meningkatkan laju investasi masyarakat. Tujuan lain dari
kebijakan diskonto adalah untuk menjaga stabilitas harga barang dan menjaga
Gambaran dari kebijakan diskonto adalah ketika bank umum mengalami defisit
(kekurangan uang). Lalu, bank umum tersebut akan meminjam uang ke bank
sentral. Jika pemerintah ingin meningkatkan jumlah uang yang beredar, maka
pemerintah akan menurunkan tingkat suku bunga peminjaman uang. Lalu, jika
pemerintah ingin menekan jumlah uang yang beredar, maka tingkat suku
Kebijakan cadangan kas adalah kebijakan bank sentral untuk mengatur jumlah
d. Moral situation
Merupakan kebijakan bersifat sugesti yang dilakukan bank sentral pada bank
umum untuk menaikan atau menurunkan tingkat suku bunga guna menambah atau
9
Basuki, Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal, Modul Pembelajaran Ekonomi , 2020, hlm. iv.
14
mengurangi jumlah uang uang beredar. Contoh nya seperti menghimbau
mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang
perekonomian.10
Negara merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari sistem Islam,
karena tanpa negara, Islam secara sistem tidak akan dapat berjalan secara utuh.
Tanpa negara, Islam tidak dapat mencapai tujuan hakikinya, yakni menjadi agama
yang rahmatan lil alamin atau agama yang memberikan rahmat kepada seluruh
bumi beserta isinya. Oleh karena itu, menjadi suatu hal yang sangat vital untuk
kenegaraan.
Islam, maka tujuan-tujuan yang ingin dicapai pun harus sesuai dengan kehendak
Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah SWT. Tujuan utama dari
suatu negara islami adalah untuk melindungi Islam dan menegakkan supremasi
kalimat tauhid la ilaha illallah. Untuk menegakkan tujuan tersebut, maka negara
10 Aulia Pohan, Potret kebijakan moneter Indonesia, (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2008) h.31-34
15
Tujuan hakiki dari suatu negara Islam adalah untuk memberikan maslahah
dijalankan, maka negara akan berbuat adil bagi seluruh anggota masyarakat.
Setiap warga negara memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk
diperlakukan secara adil baik oleh negara maupun oleh masyarakat. Prinsip
keadilan yang harus diperankan oleh negara terhadap masyarakat meliputi seluruh
hingga ekonomi. Secara tegas, Allah SWT menerangkan perintah untuk berlaku
adil dan dampaknya jika keadilan tidak ditegakkan, yakni perbuatan keji dan
ُ ئ ذِي ْانقُ ْس ٰبً َويَ ُْهٰ ً َع ٍِ ْانفَحْ َش ۤب ِء َو ْان ًُ ُْك َِس َو ْانبَ ْغي ِ يَ ِع
ظ ُك ْى ِ بٌ َواِ ْيت َۤب ِ ْ ّٰللا يَأ ْ ُي ُس بِ ْبن َعدْ ِل َو
ِ اْلحْ َس َ ا ٌَِّ ه
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses dan
terdistribusi secara merata dan adil. Sehingga tidak ada satu pun bagian dari
anggota masyarakat yang terzalimi haknya baik oleh negara maupun sesarna
anggota masyarakat untuk memperoleh hak akses terhadap sumber daya ekonomi
tersebut.
sumber daya sesuai dengan tingkat kepentingan dan ketersediaan sumber daya
ekonomi yang dimiliki oleh suatu negara. Tanpa adanya pengalokasian yang
Inefisiensi ini akan membawa dampak yang sangat luas baik dalam dimensi ruang
pembangunan antarwilayah dalam suatu negara, karena daya ekonomi yang tidak
ekonomi oleh generasi saat ini, sehingga generasi yang akan datang tidak
memiliki kesempatan untuk menikmati sumber daya ekonomi yang sudah telanjur
dikuras habis oleh generasi sebelumnya. Oleh karena itu, hal-hal semacam ini
Jika kemudian negara harus menghadapi kenyataan seperti itu, maka negara
kernudian tetap harus berupaya untuk menjamin bahwa generasi yang akan datang
17
bisa memanfaatkan sumber daya ekonomi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan mereka nantinya. Salah satu upaya yang wajib dilakukan oleh negara,
dalarn hal ini negara adalah dengan jalan riset dan penelitian untuk penemuan dan
pengembangan sumber daya ekonomi yang baru dan terbarukan. Sehingga negara
lemah, baik lemah secara ekonomi, agama, ilmu, maupun pertahanan, seperti
adil, maka tugas negara selanjutnya adalah menjaga supaya 11 keadaan tersebut
dapat berlangsung dalam waktu yang berkelanjutan secara konsisten. Jika hal ini
memiliki instrumen yang adil dan tepat, sehingga gejolak perekonomian dapat
dihindari.
Instrumen tersebut cukup banyak, ada yang sifatnya perintah langsung dari
Allah SWT, ada yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dan ada juga instrumen
yang merupakan kebijakan pemerintahan pada masa kekhalifahan Islam yang lalu.
11 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h.
49-51
18
Tidak tertutup pula kemungkinan bagi generasi saat ini untuk melakukan riset dan
Islam dan semakin menguatkan ilmu ekonomi Islam dalam tataran teoretis dan
praktis.
merupakan salah satu bentuk upaya untuk melindungi Islam dan keimanan yang
ada pada masyarakat di dalam negeri itu sendiri maupun masyarakat Muslim yang
menjadi minoritas di negeri lain. Bahkan Allah SWT juga memerintahkan kepada
umat Islam, agar mau melindungi Muslim di negeri yang lain jika alasannya
adalah untuk kepentingan agama dan iman. Firman Allah dalam QS. al-Anfa1 (8):
72:
يس
ٌ صِ َّٰللاُ ِب ًَب ت َ ْع ًَهُىٌَ ب
َّ ص ُس ِإ َّْل َعهَ ًٰ قَ ْى ٍو بَ ْيَُ ُك ْى َوبَ ْيَُ ُه ْى ِييثَب ٌق ۗ َو
ْ َُّفَ َعهَ ْي ُك ُى ان
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat
19
memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara
kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
tangguh, akan disegani oleh negara-negara lain. Hal ini akan sangat berarti bagi
Tentunya, kekuatan militer tersebut tidak mungkin dapat dicapai jika negara Islam
tidak terlebih dahulu menjadi negara yang makmur, sebab untuk memiliki system
pertahanan yang canggih, dibutuhkan ilmu pengetahuan dan dana yang luar biasa
besar jumlahnya. Jadi, sangat tidak mungkin negara miskin memiliki sistem
persenjataan yang mutakhir, karena untuk menyelesaikan urusan dasar saja belum
tuntas. Di lain sisi, sudah menjadi kewajiban pula bagi negara Islam yang sudah
dasarnya.
ekonomi dan sektor publik. Secara garis besar, fungsi negara dalam mengelola
sektor ekonomi dan publik terbagi atas tiga fungsi, yakni fungsi alokasi, fungsi
Pada hakikatnya, dalam konseo Islam, fungsi ini harus dapat di jalankan oleh
12 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h.
52-53
20
organisasi negara. Ketiganya saling berinteraksi di dalam suatu negara
tidak hanya berperan dalam hal alokasi sumber daya saja, namun juga merupakan
elemen yang suka tidak suka harus hidup berdampingan dalam sebuah tatanan
pemerintahan atau negara, oleh karena itu negara harus mampu mengarahkan
pasar dan negara-negara melalui regulasi dan keteladanan agar kedua negara turut
Pasar merupakan negara yang memiliki motif untuk meraih profit dari
aktivitas yang mereka lakukan. Sektor ini biasanya dikendalikan oleh kalangan
negara dan pelaku usaha baik kecil, menengah, hingga besar. Meskipun negara ini
berorientasi kepada profit, namun hal itu bukanlah suatu hal yang buruk. Profit
kepada pasar karena kesediaannya untuk menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh negara. Apalagi jika pasar dikelola dengan kerangka kebijakan
yang islami, sehingga aktivitas dan persaingan yang terjadi di dalamnya tidak
kenyataannya, negara ini sering ditunggangi oleh kepentingan lain, seperti politik,
ideologi, dan agama lain diluar Islam, namun negara merupakan negara yang
memiliki peranan yang sangat signifikan terhadap pembangunan umat dan negara.
Dampak yang sangat terasa bagi kemajuan negara adalah adanya lembaga
masyarakat Islam.
negara yang islami, motif utama dari setiap tindakan masing-masing negara ini
haruslah tetap merujuk kepada tujuan utama dari suatu negara islami, yakni untuk
masyarakat. Oleh karena itu, ada peran negara atau negara yang harus dijalankan
pengalokasian sumber daya negara dan ekonomi akan menjadi lebih optimal.
masyarakat, maka ketiga elemen di atas (negara, pasar, dan negara) melakukan
akan dapat diminimalisasi. Dengan demikian, sumber daya yang dimiliki oleh
Meskipun demikian, ketiga elemen tersebut tidak akan sama persis dalam
tindakan dan kebijakannya terhadap proses alokasi dan distribusi yang mereka
memperolehnya, maka pasar hanya akan mengenakan profit yang negara rendah
karena biaya yang mereka keluarkan juga rendah. Ketika barang yang dijual di
mengeluarkan investasi yang tidak sedikit, maka pasar akan meminta tingkat
profit yang lebih tinggi dan sepadan dengan investasi yang telah mereka
keluarkan. Dengan mekanisme seperti ini, jika berjalan secara wajar dan tidak
13 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h.53-
55
23
proses alokasi sumber daya ekonomi. Sumber daya hanya diminta oleh orang
Bisa dibayangkan, jika pasar tidak memiliki motif profit, maka semua
barang hanya akan dijual apa adanya sesuai dengan harga yang diperolehnya. Jika
hal ini yang terjadi, maka pasar akan menjadi ajang untuk menghambur-
hamburkan sumber daya. Sumber daya yang tersedia di negara akan cepat habis
karena kerusakan yang diperbuat oleh manusia. Bisa juga, jika pasar tidak
mengharapkan profit, maka orang akan keluar dari pasar dan akan terjadi
mengoreksi mekanisme pasar dengan cara menyediakan negara bagi orang yang
Sektor negara akan menyediakan negara berupa zakat, sedekah, infak, wakaf, dan
negara lainnya yang dapat membantu golongan lemah untuk mendapatkan alokasi
Salah satu bentuk aktivitas negara ini adalah ketika orang yang terlibat di
Sumber daya yang telah terkumpul dari negara instrumen tersebut, kemudian
didistribusikan kepada kalangan yang lemah secara negara dan ekonomi sesuai
24
dengan ketentuan syariat, sehingga mereka kemudian memiliki kemampuan yang
lebih baik (misalnya daya beli dan pengetahuan) untuk mengakses sumber daya
ekonomi. Jika peran ini dilaksanakan oleh negara secara berkelanjutan dan
konsisten, maka setiap elemen masyarakat ákan memiliki kesempatan yang lebih
negara, terhadap proses alokasi sumber daya tersebut. Tugas negara adalah untuk
mengawasi dan meregulasi, baik negara itu sendiri maupun negara dan pasar. Jika
kita merujuk kepada peranan negara pada masa Rasulullah dan masa kekhalifahan
hingga pada masa kejayaan Islam, maka negara memiliki peranan sebagai
syariat mulai dari ibadah sampai dengan etika negara kemasyarakatan. Mengawasi
tingkah Iaku negara masyarakat sehingga jika terjadi indikasi terjadinya tindakan
yang melanggar syariat segera dicegah. Bahkan lembaga ini juga memiliki
ibadah wajib sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Kedua, berperan dalam
pengelolaan tata kota, termasuk berperan dalam melengkapi fasilitas umum untuk
al-Hisba juga memiliki peranan untuk mencegah kota dari kerusakan lingkungan.
hiruk pikuk kegiatan pasar. Bentuk pengawasan al-Hisba terhadap pasar antara
25
lain, mereka memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa masing-masing orang
yang terlibat di dalam pasar tidak saling menzalimi satu dengan yang lainnya,
entah itu dalam hal harga, timbangan, ukuran, pengemplangan utang, hingga
pencegahan terjadinya transaksi yang dilarang oleh syariat. Masih dalam tanggung
jawab al-Hisba juga adalah mengawasi kelancaran aliran barang dan keluar pasar,
Jika kemudian kita merujuk kepada peranan lembaga al-Hisba di atas, maka
lembaga ini tetap masih up to date jika kemudian kita terapkan lagi ke dalam
negara islami kontemporer. Memang saat ini kita banyak menemui lembaga-
lembaga yang memiliki peranan mirip dengan peranan al-Hisba, namun peranan
lembaga kontemporer tersebut tidak lagi sepenuhnya sesuai dengan syariat Islam.
Satu hal yang hilang dari lembaga tersebut, meskipun di negara mayoritas Muslim
mereka. Nilai yang dijalankan hanyalah nilai humanis universal yang meskipun
terlihat baik namun belum tentu benar dalam kacamata syariat Islam.
Berkenaan dengan fungsi alokasi yang ada dalam kekuasaan negara Islam,
peranan sebagai regulator dalam upaya untuk menjaga terciptanya alokasi sumber
daya yang efisien. Bentuk regulasi yang dijalankan oleh negara di pasar pun
seharusnya tetap mengacu kepada ketentuan syariat dalam hal muamalah. Dengan
ketika hendak menegakkan keadilan di ranah negara atau pasar. Keadilan yang
14 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h56-
58
26
ditegakkan dengan melanggar ketentuan syariat tentunya bukan lagi keadilan yang
sejati, dan itu bukanlah keadilan yang dikehendaki oleh Islam. Keadilan yang
dikehendaki oleh Islam adalah kebenaran yang ditegakkan tanpa ada pihak yang
apakah mekanisme alokasi yang dijalankan oleh mekanisme pasar sudah berjalan
dengan baik dan adil atau belum. Jika ternyata proses alokasi ini belum berjalan
dengan baik dan adil, maka negara harus turut campur ke dalam pasar. Campur
tangan negara terhadap pasar tentunya harus sesuai dengan ketentuan syariat.
Bentuk campur tangan negara ke dalam pasar tentunya tidak boleh dalam
bentuk intervensi harga, kecuali dalam keadaan yang sangat darurat. Sebab,
menaikkan atau menurunkan harga dengan negara bahwa beliau tidak ingin jika
penyelesaian yang beliau putuskan justru akan membuat ada pihak tertentu yang
terzalimi. Dengan demikian, jika masalahnya adalah harga yang tidak berada pada
kondisi ekuilibrium lagi, maka negara dapat mengambil jalan untuk menambah
rasio atau mengurangi pasokan barang di pasar dengan jalan operasi pasar.
adalah melalui regulasi. Salah satu bentuk regulasi untuk mengatur alokasi sumber
daya ekonomi adalah dengan menentukan rasio bagi hasil (profit sharing). Jika
kita mengacu pada ketentuan syariat, maka ppengaturan alokasi sumber daya
ekonomi melalui penentuan tingkat suku bbunga seperti yang berlaku di dunia
27
modern saat ini bukanlah suatu bentuk kkebijakan yang diterima oleh syariat
Islam. Meskipun suku bunga menurut para ahli ekonomi merupakan salah satu
Dampak dari penentuan rasio bagi hasil terhadap alokasi sumber daya di
pasar antara lain, ketika negara melihat ada salah satu negara yang menurut negara
pengusaha yang bersedia menggarapnya karena rasio bagi hasil yang kurang
menarikbagi mereka. Sumber daya pun banyak yang dikerahkan untuk menggarap
beberapa negara saja yang menurut investor dan pengusaha sangat menarik rasio
bagi hasilnya. Dengan demikian, terjadi inefisiensi alokasi sumber daya untuk
negara tersebut, karena dengan segala potensi yang ada di negara tersebut, tetap
saja nilai tambah yang dapat diperoleh tidakakan meningkat meskipun seluruh
sumber daya sudah dialokasikan ke negara tersebut. Bahkan negara lain justru
Jika terjadi kasus seperti ini, maka negara turun tangan untuk mentukan
rasio bagi hasil di negara yang menurut para investor kurang menarik tersebut.
Bentuk lain dari aplikasi negara dalam hal alokasi sumber daya antara lain,
ketika negara melihat adanya kegagalan pasar untuk berikan kesempatan kepada
golongan lemah agar dapat mengakses sumber daya ekonomi, maka negara
kemudian turun tangan dengan memberikan bantuan kepada mereka agar dapat
28
mengakses sumber daya ekonomi. Contoh nyata dari kebijakan ini antara lain,
kebijakan penyediaan dana pembiayaan untuk usaha mikro oleh negara. Jika dana
tersebut disediakan oleh bank umum melalui dana pihak ketiga, tentunya bank
akan mengenakan rasio bagi hasil yang cukup memberatkan bagi pengusaha
mikro, belum lagi syarat yang ketat yang diterapkan oleh bank umum.
tersebut. Bank umum tidak perlu menerapkan rasio bagi hasil yang memberatkan
bagi pengusaha mikro, karena bank tidak memikirkan bagi hasil dengan nasabah
pemilik dana. Negara memberikan dana tersebut dengan akad qardh al-Hasan
pokoknya saja.
Jika hal ini terjadi, maka bank cukup memikirkan biaya operasional yang
akan mendapat bagian bagi hasil yang lebih besar apabila dibandingkan dengan
rasio bagi hasil yang mereka terima ketika dana yang mereka pinjam bukan dana
bantuan dari pemerintah. Ketika rasio bagi hasil yang mereka terima lebih besar,
mengatur pengalokasian sumber daya untuk kasus ini dengan beberapa jenis
kategori bea impor, atau bahkan memberikan fasilitas berupa keringanan biaya
Adapun untuk barang yang masuk kategori kebutuhan hajiyat dikenakan bea
impor barang yang lebih tinggi serta tidak dibentuk dalam proses produksinya dan
kategori tahsiniyat, pemerintah dapat mengenakan pajak yang sangat tinggi, bea
impor yang tinggi, tidak ada kemudahan dalam hal produksi, impor, apalagi
tersebut.
Masih ada asumsi lain yang harus dipenuhi ketika negara ingin memenuhi
dengan berempati kepada nasib yang dialami Oleh rakyatnya dengan tetap
berpegang teguh kepada cara-cara hidup ala Islam. Jika para pemimpin negara
30
telah memberikan keteladanan seperti itu, maka target yang ingin dicapai pun juga
Kebijakan serupa dapat juga dilakukan oleh negara ketika negara ingin
tertentu. Bisa juga ketika negara ingin mengendalikan tingkat inflasi, arus modal
luar negeri yang masuk, jumlah uang beredar, tingkat polusi, arus ekspor-impor,
atau bahkan ingin mengerem pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi. Tentunya
negara yang dapat digunakan oleh negara bukan hanya rasio bagi hasil saja, tetapi
juga berupa zakat, wakaf, pajak, dan negara lainyya yang secara syariat
diperbolehkan.
Agenda utama yang ingin dicapai dari fungsi alokasi yang dijalankan oleh
negara ini adalah untuk memastikan bahwa seluruh sumber daya yang ada di
dalam kekuasaan suatu negara dapat dimanfaatkan secara efisien dan optimal.
Ujung dari pelaksanaan fungsi alokasi ini adalah terciptanya tingkat produksi
barang dan jasa yang optimal, sehingga masyarakat secara rat-rata dapat hidup di
sumber daya di suatu negara secara adil dan efisien dan dengan hasil yang
optimal, maka secara teoritis diharapkan dapat mendorong negara tersebut untuk
menjadi negara yang Makmur sehingga membantu umat atau negara Muslim lain
15 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h58-
62
31
b. Fungsi Distribusi
Peran negara di dalam mengelola sektor publik, tidak berhenti sampai dengan
pelaksanaan fungsi alokasi saja. Namun negara juga memiliki peranan untuk
adil. Jika di dalam fungsi alokasi negara mengatur bagaimana seharusnya alokasi
sumber daya ekonomi dapat dimanfaatkan secara adil dan efisien, maka dengan
fungsi distribusi ini, negara harus memastikan bahwa seluruh anggota masyarakat
hidup minimum.
Ada beberapa pilar yang harus terpenuhi oleh negara untuk menjalankan fungsi
distribusinya, yaitu:
bunga.
diaplikasikan apabila ingin melaksanakan fungsi distribusi dari suatu negara. Jika
salah satu pilar tersebut ada yang tidak dijalankan, maka fungsi distribusi tidak
dapat dijalankan oleh negara dengan baik. Oleh sebab itu, negara yang telah
menjalankan kebijakan sehingga keempat pilar ini telah ada di dalam suatu negara
dan masyarakatnya, akan lebih mudah untuk merealisasikan proses distribusi yang
maka fungsi distribusi yang dijalankan tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Bukan berarti Islam tidak menghargai hak individu, justru Islam sangat mengakui
Sebagai contoh, ketika di Jepang baru-baru ini diterpa bencana gempa dan
tsunami pada semester pertama 2011, meskipun bangsa itu bukanlah bangsa yang
memeluk agama Islam, namun ada pelajaran yang sangat berharga yang dapat kita
juga sadar bahwa mereka mempunyai hak untuk mendapatkan makanan dan
yang melanggar hak orang lain. Tindakan pelanggaran terhadap hak orang lain
tentunya tidak dikehendaki oleh syariat. Bentuk pelanggaran tersebut antara lain
kegiatan penimbunan barang, penimbunan uang, penetapan harga jual yang terlalu
16 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h 63
33
Semua tindakan penyimpangan tersebut merupakan bentuk-bentuk aktivitas
sehingga bisa terjadi kekurangan pasokan barang atau harga barang yang terlalu
tinggi sehingga tidak dapat dijangkau seluruh anggota masyarakat. Oleh karena
itu, untuk memudahkan proses distribusi sumber daya kepada seluruh masyarakat,
minimum. Jika standar ini tidak ditentukan oleh negara, maka negara tidak akan
memiliki target yang harus dicapai sehingga negara bisa mengontrol apakah
kebijakannya sudah berhasil atau belum. Dengan adanya standar tersebut, maka
standar yang telah ditentukan oleh negara. Bukan berarti level-level ini kemudian
mempermudah treatment seperti apa yang harus diterapkan agar semua lapisan
masyarakat, maka pemerintah tidak akan memiliki orientasi yang jelas dalam
hidup itu pun tentunya berbeda-beda antara satu daerah dan daerah lainnya dalam
masing dalam hal ketersediaan sumber daya ekonomi dan sosial. Standar
kebutuhan hidup minimum ini, dalam perspektif Islam, tidak hanya pada
34
kebutuhan hidup material saja. Standar tersebut harus meliputi kebutuhan spiritual
dan sosial lainnya. Misalnya, standar kecukupan jumlah sekolah dan fasilitas
Secara materiel, tujuan utama dari fungsi distribusi yang dijalankan oleh
oleh segelintir atau segolongan masyarakat saja. Jika sumber daya ekonomi di
“supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu”
pendapatan dan belanja negara. Dari sisi anggaran pendapatan, pemerintah dapat
memasang target penerimaan zakat, infak, sedekah dan wakaf, dan instrumen
lainnya yang sesuai dengan syariat Islam. Semakin besar target penerimaan yang
35
dicapai, maka semakin besar sumber daya yang dapat didistribusikan oleh negara
anggaran belanja sesuai dengan ketentuan syariat. Jika dana yang diterima dari
yaitu delapan golongan yang berhak dan telah ditentukan di dalam Al-Qur'an.
Adapun untuk sumber yang tidak ditetapkan oleh syariat peruntukannya, negara
tetap memiliki kewajiban untuk menjalankan amanah dari Allah SWT sehingga
menerimanya.
daya dengan cara yang lain, misalnya melalui pembangunan infrastruktur yang
membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang
diserap oleh pasar, secara tidak langsung, pemerintah telah mendorong terjadinya
peran distribusi melalui regulasi. Regulasi ini dijalankan dengan tujuan agar
17 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h64-
65
36
tercipta redistribusi pendapatan di kalangan masyarakat cara sistematis. Sebelum
dijalankan, regulasi tersebut, harus disepakati terlebih dahulu oleh dewan syura
atau dewan perwakilan rakyat suatu negara, sehingga ketika regulasi tersebut
keadilan itu sendiri. Keadilan merupakan hak bagi setiap orang bahkan bagi orang
yang telah bertindak tidak adil sekalipun. Jika regulasi tersebut hanya diputuskan
oleh pemerintah secara sepihak tanpa persetujuan dari dewan perwakilan rakyat
pelaksanaannya.
peraturan negara dapat dikenakan sanksi atau dipaksa agar mau mendistribusikan
Bentuk distribusi sumber daya, pada hakikatnya bukan hanya dalam bentuk
transfer harta atau kekayaan dari orang kaya kepada orang miskin, dari orang yang
sadar bahwa di dalam harga yang mereka miliki terdapat hak orang lain yang
37
harus disalurkan. Namun persoalan distribusi ini juga menyangkut pemanfaatan
barang publik yang terkadang hanya dikuasai oleh segolongan orang saja.
Salah satu contoh barang publik yang seharusnya terus berputar dan
dimanfaatkan oleh semua orang di dalam kegiatan ekonomi adalah uang. Dalam
konsep Islam, uang sejatinya merupakan barang publik, sehingga siapa pun tidak
berhak menahan lembaran atau kepingan uang dari peredaran dalam jumlah yang
terlalu banyak. Uang harus terus mengalir dengan mengikuti prinsip flow concept.
Artinya uang harus terus berputar dari satu orang ke orang lainnya sebagai media
transaksi, sehingga negara tidak harus mencetak uang untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas perekonomian dalam jangka pendek. Laju inflasi dapat ditahan jika
Mengapa uang harus didistribusikan dan mengikuti flow concept? Jika uang
mengikuti capital concept, maka uang dapat ditimbun sesuka hati oleh
kekurangan jumlah produksi barang dan jasa. Jika barang dan jasa menurun
drastis, maka dampak selanjutnya adalah terjadinya kenaikan harga atau inflasi.
Ketika inflasi terjadi, maka hal ini akan mengakibatkan tergerusnya pendapatan
riil masyarakat sehingga daya belinya menurun. Ketika daya beli masyarakat
38
menurun sedikit ataupun secara drastis, hal ini akan mengganggu proses transfer
Oleh karena itu, melalui regulasi, negara seharusnya melarang dan bersikap
tegas terhadap tindakan penimbunan uang, baik oleh individu maupun oleh
lembaga. Contoh dari penimbunan uang oleh lembaga adalah ketika rasio antara
dana yang disalurkan oleh bank dalam bentuk pembiayaan dibandingkan dengan
dana pihak ketiga yang dikumpulkan oleh bank dalam keadaan rendah. Jika posisi
financing to deposit ratio (FDR) atau lend to deposit ratio (LDR) suatu bank
rendah berarti telah terjadi penimbunan uang oleh lembaga secara resmi dan
Jika kondisi itu terjadi, maka negara seharusnya bertindak tegas terhadap
bank umum yang tidak mampu mencapai target minimum rasio FDR atau LDR
yang telah ditentukan. Negara harus memiliki kebijakan yang menentukan, apakah
bank dipaksa untuk menyalurkan pembiayaan atau bank bekerja sama dengan
tertolong dengan naiknya investasi dan tingkat produksi barang dan jasa.
Masih terkait dengan uang beredar dan peranan negara dalam hal distribusi
sumber daya. Negara harus memerangi penggunaan suku bunga dan lebih
spekulatif. Beberapa dampak buruk dari penggunaan suku bunga adalah tidak
terjadinya inflasi. Sebab, otoritas moneter harus membayar bunga atas instrumen
moneter yang mereka gunakan. Instrumen itu sendiri tidak di-backup oleh aset riil
atau tidak bersentuhan langsung dengan sektor riil, tetapi hanya berkutat di pasar
financial saja. Oleh karena itu, untuk membayar bunga instrumen tersebut, otoritas
banyak ahli yang berpendapat bahwa bunga merupakan biang keladi terjadinya
inflasi. Seperti yang ditulis oleh Shaih menurutnya empat faktor utama penyebab
inflasi adalah suku bunga, depresiasi nilai mata uang, pajak tidak langsung, dan
distorsi harga.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini sangat direkomendasikan supaya suku
fiskal maupun moneter, mau tidak mau harus bersentuhan secara langsung dengan
sektor riil. Jika tidak, para pemegang likuiditas akan cenderung lebih suka untuk
sertifikat yang dikeluarkan oleh bank sentral. Tanpa harus menghadapi risiko
gagal investasi, semua dana inisial dan suku bunga dipastikan aman dan terjamin
Jika kondisi ini terjadi, maka investasi di sektor riil akan menyusut. Jika
investasi disektor riil berkurang, berarti telah terjadi perlambatan di sektor riil
sehingga kuantitas supply barang dan jasa di pasar akan menyusut pula.
40
Dampaknya secara ekonomi, pengangguran akan meningkat karena investasi di
sektor riil yang menyusut, sehingga lapangan kerja otomatis menurun juga
harga barang dan jasa juga akan meningkat pula karena pasokan barangyang
mana proses distribusi pada suatu negara sedang memburuk. Sehingga tidak
hidup yang adil, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum pun sangat
sulit. Dengan demikian, jika kondisi tersebut terjadi, maka sistem ekonomi telah
menyimpang dari salah satu tujuan penting Islam di dalam ekonomi, yaitu
masyarakat.18
c. Fungsi Stabilisasi
Stabilitas di dalam tulisan ini merupakan suatu kondisi social ekonomi yang
sosial yang dinamis baik untuk hari ini maupun masa depan, sedangkan
harmonis, sehingga setiap individu dapat menikmati kehidupan sosial yang kuat
18 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h 66-
69.
41
secara spiritual, sejahtera, dan adil. Target dari stabilitas ekonomi adalah untuk
ekonomi saja, namım juga terkait dengan stabilitas kehidupan sosial lainnya.
ekonominya, sehingga stabilitas ekonomi pun dapat dicapai juga. Bentuk stabilitas
masyarakat, sehingga tidak ada perbedaan antara penguasa dan masyarakat biasa
di depan hukum. Keadilan tersebut juga berlaku bagi seluruh anggota masyarakat,
anggota masyarakat baik antara umat İslam sendiri maupun dengan kaum dzimmi.
ekonomi dan kesempatan kerja penuh bukan merupakan tujuan melainkan sebagai
sarana untuk menciptakan distribusi ekonomi yang adil. Oleh karena itu, stabilitas
ekonomi hanya merupakan sebuah indikator yang harus dicapai agar distribusi
42
ekonomi dapat dijalankan dengan adil. Lalu, apakah distribusi ekonomi yang adil
tidak dapat dicapai tanpa stabilitas ekonomi? Distribusi ekonomi tetap dapat
alokasi dan fungsi distribusi. Stabilitas merupakan jaminan supaya seluruh sumber
daya ekonomi dapat dialokasikan dan didistribusikan secara adil. Tanpa stabilitas
ekonomi, maka proses alokasi dan distribusi tersebut akan terhambat, karena
instabilitas identik dengan suatu kondisi distorsi yang terjadi di tengah pasar. Oleh
karena itu, fungsi stabilisasi yang dijalankan pemerintah tidak lain hanya untuk
distribusi tersebut tetap berjalan? Cara yang dapat ditempuh oleh pemerintah bisa
Seperti halnya dalam menjalankan fungsi alokasi dan distribusi, pemerintah dapat
menjalankan kebijakan melalui dua sisi instrumen, fiskal, dan moneter. Masing-
oleh negara.
dijaga dalam konsep Islam antara lain stabilitas nilai mata uang, harga, dan supply
barang dan jasa. Ketiga target tersebut, pada hakikatnya merupakan suatu
19 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h 69-
70.
43
kesatuan dan dapat diringkas menjadi satu target, yakni kestabilan harga. Hanya
saja, dari ketiga target tersebut, masing-masing dapat di-treatment dari ranah yang
berbeda. Stabilitas nilai mata uang pengendaliannya lebih dititik beratkan pada
stabilitas nilai mata uang tetap harus disandarkan pada kondisi di sektor riil.
nilai mata uang dan supply barang dan jasa di pasaran. Pengendalian supply
dan jasa di pasar, sehingga tingkat inflasi dapat dijaga pula. Tentunya kebijakan
ini juga tidak terlepas dari kebijakan moneter melalui pengaturan rasio bagi hasil.
Dan sejatinya, target dari kebijakan moneter dan fiskal di dalam ekonomi Islam
pengendalian tingkat pasokan barang dan jasa sejatinya merupakan target baku
Nilai mata uang dapat dikendalikan melalui pengelolaan devisa negara dan
jumiah uang beredar. Mengingat saat ini perekonomian dunia sudah saling terkait
antara satu negara kebijakan ekonomi tertutup. Mau tidak mau, negara harus
tersebut adalah saling terikatnya nilai mata uang suatu negara dengan negara lain,
timpang, maka salah satu dinegara akan mengalami gangguan nilai mata uang
44
yang kadarnya pada seberapa besar defisit perdagangan yang mereka hadapi. Oleh
masalah serius.
jumlah uang beredar. Jumiah uang beredar dapat diatur melalui kebijakan
moneter. Dalam perspektif ekonomi Islam, jumlah uang beredar adalah cenderung
tetap dalam jangka pendek. Pertumbuhan jumlah uang beredar sangat disandarkan
mata uang tersebut bisa dipercepat atau bisa juga diperlambat, tergantung target
yang ingin dicapai. Jika negara ingin mengamankan pasokan barang dan jasa,
maka perputaran uang harus dipercepat melalui investasi dan perdagangan. Jika
negara ingin mengendalikan excess supply, maka negara dapat menekan laju
dikendalikan oleh negara adalah jumlah pasokan barang dan jasa di pasaran. Baik
barang dan jasa sudah berada pada level yang aman untuk jangka pendek maupun
jangka panjang, maka nilai mata uang dan stabilitas harga dapat dikendalikan
relatif lebih mudah. Negara tidak lagi khawatir terhadap pemenuhan kebutuhan
dan jasa, sehingga gejolak harga dan nilai mata uang pun akan relatif lebih kecil
terjadi di pasar.
45
Dalam upaya untuk menstabilkan perekonomian, negarajuga dapat
Intervensi ini tentunya bukan dalam bentuk harga, melainkan pada tingkat
pasokan barang dan jasa. Baik melalui operasi pasar maupun stimulus investasi,
yang penting akan membawa dampak pada jumlah pasokan barang dan jasa di
masyarakat.
Satu hal lagi yang tidak boleh luput dari perhatian kita semua adalah
mengenai perilaku pasar. Negara harus mengatur dan mendidik pasar sedemikian
rupa, sehingga pasar tidakIagi dipenuhi oleh oknum-oknum yang culas dan
dengan baik, apabila di tengah pasar dan masyarakat masih banyak oknum yang
Tanpa adanya kebijakan khusus untuk mendidik pasar agar berperilaku sesuai
20
Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h 70-
73.
46
2. Peran dan Fungsi Negara dalam Mengelola Keuangan Publik
dan kualitas hidup. Setiap orang menginginkan peningkatan nilai dari satu titik
kepada nilai lainnya yang lebih tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut, tentunya
diperlukan suatu media lain selain kerja keras yang dilakukan oleh tiap orang.
yaitu peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup. Dalam persoalan ekonomi,
negara harus menjamin dan memastikan bahwa seluruh warga negara memiliki
daya ekonomi secara adil dan merata. Dalam perekonomian yang menekankan
dalam berbagai kegiatan ekonomi tanpa ikut campur tangan pemerintah, kecuali
untuk hal yang tidak dapat dikur sendiri oleh para individu.21 Dalam
pekerjaan umum, serta pertahanan dan keamanan tetap diatur dan dijalankan oleh
kepada individu dapat menimbulkan pertentangan dan akan ada pihak yang akan
dirugikan. Oleh karena itu, sosialis menanggap bahwa konsep pengaturan dan
21 Ani Sri Rahayu, Pengantar Kebijakan Fiskal (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 14
47
pengendalian kehidupan ekonomi sepenuhnya diatur oleh pemerintah. Pemerintah
yang mampu menghasilkan maslahah yang maksimum. Pasar ini terjadi manakala
harga yang tercipta sama dengan biaya minimum untuk menghasilkan satu unit
barang tersebut. Secara teknis, kondisi seperti ini dapat tercipta apabila pasar
dapat bersaing dengan sempurna dmana tidak satupun individu yang dapat
mengatur harga pasar. 23 Dengan demikian, pasar efisien adalah pasar yang setiap
produsen dapat menetapkan harya yang konstan dan besarnya harga adalah sama
dengan tingkat minimum. Namun, realisasi pasar yang efisien tidak dapat
aktivitas ekonomi yang diterima pihak lain, baik yang bersifat positif dan negatif.
Hal ini diakibatkan karena pasar tidak mampu menydiakan sistem kompensasi
yang adil terhadap dampak tersebut. Eksternal positif terjadi bila suatu aktivitas
22 Ani Sri Rahayu, Pengantar Kebijakan Fiskal (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.15
23 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII Yogyakarta dan Bank
Indonesia, Ekonomi Islam, h. 449
24 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII Yogyakarta dan Bank
Indonesia, Ekonomi Islam, h. 457
48
Indonesia sebagai negara yang beragama dengan memberikan kebebasan
pada nilai-nilai dan prinsip yang terkandung dalam falsafah Pancasila. Tujuan
Tahun 1945 yang berbunyi: “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Isi UUD 1945 sesuai dan tidak ada yang bertentangan secara hakiki
kemudharatan.26
26 Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-Undang NKRI; Kajian Perbandingan tentang
Dasar Hidup Beragama dalam Masyarakat Majemuk (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h.233
49
kehidupan, hak milik, dan hak- hak lainnya sesuai dengan yang diatur dalam
termasuk didalamnya social service dan sosial welfare, yang jelas seluruh kegiatan
menerapkan ekonomi Islam, masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama untuk
Setiap warga negara memiliki hak dan peluang yang sama untuk
diperlakukan secara adil oleh negara dan warga negaranya. Prinsip keadilan harus
Keadilan adalah salah satu aspek terpenting ekonomi yang didasarkan pada
27 Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan Peradilan Tata
Usaha Negara di Indonesia (Yogyakarta: Liberty, 2000), h. 8.
50
ekonomi Islam. Keadilan dapat mencapai keseimbangan dalam perekonomian
dengan menutup celah antara pemilik modal dan mereka yang membutuhkan
modal.28
a. Pertahanan
c. Kebenaran
d. Pemenuhan
e. Dakwah
g. Administrasi Sipil
2. Fungsi turunan berbasis syariah berdasarkan kondisi sosial dan ekonomi pada
a. Konservasi
c. Penelitian
28
Ismail Nawawi, Ekonomi Islam “Prespektif Konsep Model, Paradigma, Teori dan Aspek
Hukum”, (Surabaya: Vira Jaya Multi Press, 2008), 283
51
f. Pengeluaran dimaksudkan untuk stabilitas politik.
Fungsi yang ditugaskan pada saat yang sama didasarkan pada proses
kepada proses Syura. Inilah yang, menurut Siddiqi, terbuka dan bervariasi
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu, baik untuk memantau kegiatan
atau untuk mengatur atau melakukan berbagai jenis kegiatan ekonomi yang tidak
dapat dilakukan oleh individu. Partisipasi negara dalam kegiatan ekonomi pada
awal Islam sangat kurang karena kegiatan ekonomi masih sederhana karena
kemiskinan lingkungan di mana Islam muncul. Selain itu, ini juga disebabkan oleh
kontrol spiritual dan stabilitas mental umat Islam di masa awal yang membuat
mereka secara langsung mematuhi perintah Syariah dan sangat berhati-hati untuk
29
Ismail Nawawi, Ekonomi Islam “Prespektif Teori Sistem dan Aspek Hukum”, (Surabaya: CV.
Putra Media Nusantara, 2009), 182.
30 Muhammad „Abid Al-Jabiri, “Agama Negara dan Penerapan Syariah”, (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2001), 20.
52
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penawaran uang adalah jumlah uang beredar dan tersedia dalam suatu
yang beredar.
dalam arti sempit (M1), uang beredar dalam arti luas (M2), uang beredar
yaitu a) peran alokasi, berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa yang
53
5. Pemerintah yang ideal adalah pemerintah atau penguasa yang dalam
B. Saran
Menerapkan sistem ekonomi Islam dalam kajian penawaran, agar barang kita
yang kita konsumsi atau gunakan tersebut halalan dan berkah. Adapun bagi
pemerintah untuk menurunkan tingkat inflasi agar dapat menurunkan tingkat suku
bunga.
dinegara kita. dengan konsep ekonomi Islam yang diterapkan bisa menjadi
pengendali dunia. Saran bagi masyarakat harus bergerak dan bekerjasama dengan
kesejahteraan umat.
54
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nurul dkk, 2012. Keuangan Publik Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup).
Jannah, Nurul 2010. Ekonomi Moneter dan Keuangan Islam, Diktat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam.
Rahayu, Ani Sri. 2010. “Pengantar Kebijakan Fiskal” (Jakarta: Bumi Aksara).
55