TINGKAT BUNGA
DAN INSTRUMEN ZAKAT SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN
KEUANGAN NEGARA
Oleh:
KELOMPOK 7
Arjun (20203860102009)
Umrah Yani Umar (20203860102010)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
ii
Bab III Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................................... 27
B. Saran ................................................................................................................ 30
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau rumah tangga dalam mengkonsumsi, membeli rumah, membeli obligasi, atau
melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan kapasitas. Jadi dapat kita
ketahui bersama ketika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka
menyimpan uang mereka di bank karena ia akan mendapat bunga yang tinggi.
Sebaliknya jika suku bunga rendah masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk
menyimpan uangnya di bank dan akan menarik dana mereka yang ada di bank.
Dalam hal ini ternyata tingkat suku bunga sangat mempunyai pengaruh penting
terhadap minat masyarakat terhadap dunia perbankan. Suku bunga bank antara
satu bank dengan bank lainnya berbeda. Ada yang menetapkan bunga tinggi
ataupun rendah. Biasanya suku bunga yang tinggi diberikan jika nasabah
melakukan transaksi dalam jumlah besar dan jumlah transaksi kecil diberikan
bunga yang rendah. Atau bisa juga jumlah besar kecil ini tergantung pada
kebijakan yang diberlakukan di bank itu sendiri tidak terkait dengan faktor
eksternal bank Bunga bank masih pro dan kontra, namun bagaimanapun juga
untuk memilih apakah kita akan menghalalkan atau mengharamkannya tentu kita
harus memahami terlebih dahulu pengertian suku bunga bank agar tidak salah
memilih pendapat.
1
Selain itu dari segi zakat sebagai pendapatan negara Zakat adalah sejumlah
harta tertentu dari harta Allah yang wajib untuk diserahkan pada orang-orang yang
digolongkan kepada delapan asnaf yaitu: fakir, miskin, „amil, mu‟alaf, riqab,
gharim, fi sabilillah, ibn sabil. Zakat merupakan suatu kewajiban bagi setiap
muslim karena zakat termasuk dalam Rukun Islam yang ketiga, zakat juga erat
peran sebagai distribusi dan redistribusi penghasilan dari golongan mampu kepada
golongan yang kurang atau tidak mampu dan pada dasarnya merupakan
milik orang yang tidak mampu. Pelaksanaan zakat sebenarnya bukan hanya untuk
bagi kedua belah pihak. Bagi penerima zakat (Muzakki) pelaksanaan zakat
Dengan mengeluarkan zakat jiwa manusia dapat dibersihkan dari perasaan dan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian suku bunga ?
2
8. Bagaimana zakat sebagai sumber penerimaan keuangan negara ?
C. Tujuan Penulisan
bunga.
negara.
publik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tingkat Bunga
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan bank yang
produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus
dibayarkan kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus
dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam
kegiatan perbankan ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah yaitu:
a. Bunga simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah
yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus
dibayar bank kepada nasabahnya. Contohnya jasa giro, bunga tabungan dan bunga
deposito.
b. Bunga pinjaman
Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus
dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur), sedangkan suku
bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Harga sewa dari uang
itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai presentase
tahunan sari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari
meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan salah
satu variable dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena
1
Kasmir, Dasar Dasar Perbankan, Jakarta: Rajawali Pers, 2016, h. 154.
4
dampaknya yang luas. Bunga mempengaruhi secara langsung kehidupan
perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta tabungan. Edmister
mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu : 1) State rate
adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk
disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate untuk jumlah periode pertahun dan
jumlah pokok yang benar-benar dipinjam 3) Yield adalah tingkat bunga yang
ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga syarat : jumlah
kembali pada akhir tahun beserta bunga. Definisi pertama, stated rate,
mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak. Definisi kedua, annual
diperlukan untuk menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang
hasil tertinggi.
2
Cecep Taufiqurrochman, Seluk Beluk tentang Konsep Bunga Kredit Bank, Jurnal
Kebangsaan, Vol 2 No 3, 2013, h. 13.
5
c. Menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dengan permintaan akan
Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini dan masa
depan. Tingkat suku bunga nominal adalah tingkat bunga yang dapat diamati di
pasar yakni tingkat bunga yang dibayar oleh bank dengan tidak memperhitungkan
inflasi. Para ekonom menyebutkan tingkat bunga yang dibayar bank sebagai
tingkat bunga nominal (nominal interest rate) dan kenaikan daya beli dengan
tingkat bunga riil (real interest rate). Jika i menyatakan tingkat bunga nominal, r
tingkat bunga rill, dan ᴨ tingkat inflasi, maka hubungan di antara ketiga variable
Tingkat bunga riil adalah perbedaan di antara tingkat bunga nominal dan
tingkat inflasi.
Tingkat suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat suku bunga
3
Cecep Taufiqurrchman, Seluk Beluk tentang Konsep Bunga Kredit Bank, h. 13.
6
menunjukan kenaikan daya beli masyarakat yang didalamnya sudah
memperhitungkan inflasi.
i=r+ᴨ
tingkat bunga bisa berubah karena dua alasan yaitu tingkat bunga riil berubah atau
Persamaan Fisher lalu meminta menambahkan tingkat bunga riil dengan tingkat
persen dalam tingkat bunga nominal. Hubungan satu untuk satu antara tingkat
inflasi dan tingkat bunga nominal disebut efek Fisher (fisher effect).4
a. Kebutuhan dana
4
N. Gregory Mankiw, 2007, Makroekonomi, Edisi Enam, PT. Erlangga, h. 89-90.
7
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat
b. Persaingan
bunga pesaing.
c. Kebijaksanaan pemerintah
Jika laba yang diinginkan besar (spread) maka bunga pinjaman ikut
mendatang.
f. Kualitas jaminan
8
sertifikan deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan
g. Repurtasi perusahaan
kompetitif.
i. Hubungan baik
5
Yani Dwi Restanti, 2018, Moneter dan Perbankan Konvensional dan Syariah, h. 85.
9
6. Peran Suku Bunga dalam Perekonomian
sebagai berikut:
memengaruhi satu sama lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam hal ini adalah pihak
oleh bank sentral. Saling berkaitan dari dampak penetapan suku bunga tersebut
dapat dijelaskan dengan contoh berikut. Jumlah dana yang dapat dikumpulkan
oleh suatu bank yang mempengaruhi kemampuan bank yang bersangkutan dalam
investasi dalam memperluas kegiatan suatu bisnis. Selisih tingkat bunga yang
6
Jimmi Hasoloan, Ekonomi Moneter, 2014, Yogyakarta: Deepublish, h. 181.
10
keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi
yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka
peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu
jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat
pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang
mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku
bunga. Semakin rendah tingkat suku bunga yang harus dibayar para pengusaha,
semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah
tingkat bunga semakin banyak tingkat investasi yang dilakukan para pengusaha. 7
utama dari fungsifungsi utama tersebut. Dalam sejarah Islam keuangan publik
7
Jimmi Hasoloan, Ekonomi Moneter, 2014, Yogyakarta: Deepublish, h.184.
8
Mubarok, E. Saefuddin, , Ekonomi Islam; Pengertian, Prinsip dan Fakta, (Bogor: In
Media, 2014) hlm 78.
11
berkembang bersamaan dengan pengembangan masyarakat muslim dan
pembentukan negara Islam oleh Rasulullah Saw. Kemudian diteruskan oleh para
adanya falah.Nilai- nilai Qurani semestinya juga menjadi dasar dari perumusan
sistem keuangan dan kebijakan fiskal negara baik dalam upaya stabilitas dibidang
yang lebih merata. Islam tidak menghendaki adanya harta yang diam di tangan
9
Kamil, Sukron, , Ekonomi Islam, Kelembagaan, dan Konteks Keindonesiaan, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.2016) hlm 56
12
dan distribusi pendapatan.Karena itu, sistem ekonomi merupakan sesuatu
empat puluh tahun terakhir, keuangan Islam telah bertumbuh dengan pesat
dan saat in telah menjadi industri yang memiliki kontribusi penting dalam
Kini keuangan Islam telah menjadi bagian integral dalam sistem keuangan
filosofis dan fungsi sistem keuangan atas dasar pembagian keuntungan dan
10
Nur Chamid, Tantangan Sistem Keuangan Islam Sebagai Alternative Sistem Keuangan
Global, Vol. 6 No. 2 Jurnal al-‘adl: Sekolah Tinggi Agama Islam Kediri, 2013.
13
terhadap inovasi, intermediasi, disiplin dan pengendalian resiko, sementara
operasional perbankan Islam pada skala sistem yang efisien selama ini,
pengawasan yang kuat dan regulasi yang cermat dalam sistem keuangan
yaitu11
countries).
11
Nur Kholis, Potret Perkembangan dan Praktik Keuangan Islam di Dunia, Vol. XVII, no.
1 Millah: Jurnal Studi Agama: Universitas Islam Indonesia, 2017.
14
c) ada alternatif sistem keuangan yang secara konseptual lebih mampu
diri, jiwa, dan harta. Seseorang yang mengeluarkan zakat berarti dia telah
hartanya dari hak orang lain. Sementara itu, zakat dalam pengertian berkah
adalah sisa harta yang sudah dikeluarkan zakatnya secara kualitatif akan
dihubungkan dengan harta, maka, zakat adalah bagian dari harta yang
wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-
karena suci dan berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan
yang punya)12.
12
Rozalinda, , Ekonomi Islam; Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: .
Raja Grafindo Persada. 2014). Hlm 248-262
15
Dalam al-Qur‟an terdapat 32 buah kata zakat, bahkan sebanyak 82
[73]: 20, al-Bayyinah [98]: 5; Maryam [19]: 31; al-Baqarah [2]: 43, 83,
227; al-Anbiya [21]: 73, dan al-Maidah [5]: 12,55. Hal ini memberi isyarat
dari harta tertentu yang telah sampai nisabnya untk orang-orang yang
Orang yang menjadi mustahiq zakat berdasarkan surah At-Taubah [9] ayat
60 adalah fakir, miskin, amil, para muallaf, hamba sahaya (riqab), orang-
sabil)13.
Zakat adalah tiang agama setelah syahadat dan shalat, dan telah
diwajibkan Allah sejak Nabi Ibrahim a.s dan Nabi-nabi sesudahnya sampai
Nabi Isa a.s, dan Nabi Muhammad SAW (QS. Al-Anbiya‟ [21]: 73, Al-
Maidah [5]: 12, Maryam [19]: 55, ECONOMICA SHARIA Volume 2
dampak sosial ekonomi yang baik dan efektif. Bahkan, Abu Bakar
13
Sholahuddin, M. Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Penerbit
Ombak2014.) hlm 249
16
Di dalam zakat mengandung aspek moral, sosial, dan ekonomi.Dalam
orang kaya. Dalam aspek sosial, zakat bertindak sebagai alat khas yang
14
Huda, Nurul, dkk, Zakat; Perspektif Mikro-Makro Pendekatan Riset, (Jakarta: PT.
Kencana Prenada Media Group. 2015). Hlm 10
15
Karim, Adiwarman : Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Edisi Ketiga, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2010) Hlm 90
17
1) Prinsip keyakinan dalam beragama, artinya bahwa orang
4) Prinsip nalar, sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu
harus dikeluarkan.
mena.
umumnya.
5) Menghilangkan sifat iri dan dengki bagi orang-orang fakir dan miskin.
18
7) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri orang
Implikasi zakat dalam arti khusus, dalam hal ini ekonomi, yaitu:
nilainya hampir 10% dari APBN. Sayangnya, zakat yangterhimpun baru 1,2%
Rp. 400 triliun, hanya saja masihada masalah dalam "marketing" dan
19
pengelola zakat selama ini. Adanya kesenjangan yang cukup besar antara potensi
zakat yang ada dengan besarnya zakat yang berhasil dihimpun dan
(Baznas), Total potensi zakat di Indonesia, sebesar Rp 327,6 triliun, Besar potensi
tersebut dirinci berdasarkan ragam jenisnya yakni zakat pertanian Rp 19,9 triliun,
zakat peternakan Rp 19,51 triliun, zakat uang Rp 58,78 triliun, zakat penghasilan
hikmah zakat, harta objek zakat sekaligus tata cara perhitungannya, dan
kaitan zakat dengan pajak. Dalam kaitan dengan hikmah dan fungsi
lainnya.
dan profesional. Untuk mencapai hal ini, diperlukan SDM zakat yang
16
Hisamuddin, N. Transparansi dan Pelaporan Keuangan Lembaga Zakat. Ziswaf: Jurnal
Zakat dan Wakaf, 4(2): 2018. Hlm. 327-346.
20
memiliki akhlakul karimah, pengetahuan tentang fiqihzakat, dan
hadis).
Zakat yang secara bahasa berarti tumbuh, bersih, berkembang dan berkah
merupakan ibadah yang berdimensi vertikal dan horizontal secara bersamaan.
kebaikan yang banyak dan akan memberikan kemakmuran kepada seluruh umat.
Malaikat-Nya pada setiap pagi dan petang: “Ya Allah berilah orang berinfak
17
Nurhasanah, S. Akuntabilitas LaporanKeuangan Lembaga Amil Zakat
dalamMemaksimalkan Potensi Zakat. Akuntabilitas, 11(2): (2018). Hlm 327-348.
21
gantinya”, bukan termasuk hambaNya yang didoakan kehancuran: “Ya Allah
jadikanlah orang yang menahan infak kehancuran”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Jelas bahwa keberhasilan khalifah Umar bin Abdul Aziz pada saat itu tidak
hanya dengan menggunakan zakat dalam arti harfiah materiil semata, tetapi
zakat. Zakat pada kepemimpinan beliau dijadikan tolok ukur akan kesejahteraaan
masyarakat, baik jumlah orang yang berzakat, besar zakat yang dibayarkan,
maupun jumlah penerima zakat. Berbeda dengan tolok ukur lain yang cenderung
biasa. Tolak ukur zakat sebagai pengatur kesejahteraan benar-benar bisa dijadikan
Jelas bahwa keberhasilan khalifah Umar bin Abdul Aziz pada saat itu tidak
hanya dengan menggunakan zakat dalam arti harfiah materiil semata, tetapi
zakat. Zakat pada kepemimpinan beliau dijadikan tolok ukur akan kesejahteraaan
masyarakat, baik jumlah orang yang berzakat, besar zakat yang dibayarkan,
maupun jumlah penerima zakat. Berbeda dengan tolok ukur lain yang cenderung
biasa. Tolak ukur zakat sebagai pengatur kesejahteraan benar-benar bisa dijadikan
pedoman standar, baik dalam konteks ekonomi mikro maupun makro. Terkait
dengan ini, Monzer Kahl dalam bukunya ‘Ekonomi Islam; telaah analitik terhadap
fungsi sistim Ekonomi Islam’ menyatakan bahwa zakat dan sistim pewarisan
dalam Islam cenderung berperan sebagai sistem distribusi harta yang egaliter
sehingga harta akan selalu berputar dan beredar kepada seluruh lapisan rakyat,
karena memang akumulasi harta di tangan seseorang atau suatu kelompok saja
harta tidak hanya beredar di kalangan orang-orang kaya saja diantara kamu..”.
(Al-Hasyr: 7).
22
Ketika kita mendengar Khutbah dan ceramah tentang zakat dan sedekah
yang di bawakan oleh Kiai dan Ustadz, kita selalu diberi khutbah yang berisi
bahwa mengeluarkan zakat dan sedekah akan diganti 10 sampai 700 kali lipat oleh
Allah SWT. Sekilas mungkin orang berpikir bahwa tidak mungkin uang yang kita
keluarkan untuk zakat akan diganti begitu saja. Sama bingungnya dengan
bagaimana mungkin uang itu bisa kembali kepada kita?apakah ada uang senilai
sepuluh kali lipat yang turun dari langit atau kita diberi uang oleh malaikat atau
ada orang yang dengan cuma-cuma memberikan uang kepada kita di jaman
sekarang seperti ini. Dengan membayar zakat kita akan di ganjar sepuluh kali lipat
bahkan lebih adalah benar. Di dalam Al-Quran telah di jelaskan dalam surah Al-
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir,
pada tiap-tiap bulir seratus biji.Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia
kehendaki.Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 261).
Misal seorang penjual baju akan semakin kaya apabila banyak pembeli dan
akan bangkrut apabila pembelinya tidak ada. Untuk meningkatkan daya beli
masyarakat maka si penjual baju akan mengeluarkan zakat. Penjual baju adalah
mustahiq saja. Kita ambil contoh penjual baju tadi memberikan zakat dan
untung senilai Rp. 30.000 dan penjual beras membelanjakannya untuk membeli
baju di penjual baju tadi. Hal yang sama juga berlaku pada profesi lain. Bisakah
23
anda membayangkan jika semua Muzakki yang ada di Indonesia mengeluarkan
pihak yang di untungkan dalam ilustrasi ini. Zakat akan meningkatkan MPC
bagian terbesar dalam masyarakat. Hal ini secara langsung akan meningkatkan
permintaan barang dan jasa dari kelompok miskin yang umumnya adalah
kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. Permintaan yang lebih tinggi
komposisi produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Hal ini
yang lebih diinginkan secara sosial. Hal ini berarti bahwa terdapat peningkatan
masyarakat sering tidak tercermin dalam permintaan pasar. Barang dan jasa yang
amat dibutuhkan rakyat banyak, seperti pangan, papan, air bersih, kesehatan, dan
pendidikan, sering kali tidak diproduksi. Dengan mekanisme zakat dimana terjadi
transfer pendapatan dari orang kaya ke orang miskin maka permintaan barang dan
jasa orang miskin akan meningkat. Dalam konteks ini kita dapat memandang
24
fungsi alokatif zakat yang merealokasi sumber daya dari orang kaya ke orang
Di sisi lain, sejak lama zakat telah dianjurkan sebagai instrumen kebijakan
fiskal untuk stabilisasi perekonomian dengan adanya diskresi yang dimiliki oleh
pemerintah atau otoritas fiskal. Di sini, belanja dana zakat bisa tidak sama dengan
dana zakat yang terkumpul, tergantung pada situasi perekonomian. Pada saat
naiknya basis zakat. Namun demikian, pada saat yang sama, jumlah penerima
zakat akan berkurang karena kondisi ekonomi yang sedang baik. Dengan
sebaliknya jumlah mustahik meningkat. Hal ini akan membawa kita pada defisit
dana zakat (zakat deficit), di mana defisit ditutup dengan surplus tahun
Zakat dengan tarif tetap bertindak sebagai pajak proporsional yang akan
kelompok ini dapat terus berjalan tanpa terpengaruh oleh kondisi ekonomi. Hal ini
kombinasi fungsi zakat sebagai pajak proporsional dan tunjangan bagi kelompok
18
Zakiyah, Kuni.. Peran Negara Dalam Distribusi Kekayaan (Perspektif Ekonomi Islam).
Al Falah: Journal of Islamic Economics, Vol.2, No. 1. Universitas Airlangga. 2017.
25
Sebagai belanja publik yang khusus dialokasikan ke kelompok miskin, zakat
sistem jaminan sosial merupakan suatu elemen yang built-in di dalam sistem,
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan bank yang
produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus
dibayarkan kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus
Fungsi suku bunga yaitu sebagai daya tarik bagi para penabung yang
tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang
permintaan akan uang dari suatu negara; merupakan alat penting menyangkut
investasi.
Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini dan masa
depan. Tingkat suku bunga nominal adalah tingkat bunga yang dapat diamati di
pasar yakni tingkat bunga yang dibayar oleh bank dengan tidak memperhitungkan
inflasi.
Tingkat suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat suku bunga
memperhitungkan inflasi.
27
waktu, kualitas jaminan, repurtasi perusahaan, produk yang kompetitif, hubungan
jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha. Para
Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah
sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya
oleh sistem ekonomi yang dianut. Sistem ekonomi menunjuk pada satu kesatuan
itu, sistem ekonomi merupakan sesuatu yang penting bagi perekonomian suatu
Penghapusan Riba.Maka Tidak Dapat Disebut Sistem Ekonomi Islam Jika Dua
28
Ciri Utama Ini Tidak Ada Atau Diabaikan.Karena Keduanya Disebutkan Secara
Eksplisit Dalam Alqur‟An Dan Sunnah. Zakat Bukanlah Amal Kemurahan Hati,
Bukan Pula Pajak. Zakat Mencakup Semua Jenis Harta Dan Batas Serta Tarif
nilainya hampir 10% dari APBN. Sayangnya, zakat yangterhimpun baru 1,2%
Rp. 400 triliun, hanya saja masihada masalah dalam "marketing" dan
pengelola zakat selama ini. Adanya kesenjangan yang cukup besar antara potensi
zakat yang ada dengan besarnya zakat yang berhasil dihimpun dan
beberapa faktor.
Zakat yang secara bahasa berarti tumbuh, bersih, berkembang dan berkah
kebaikan yang banyak dan akan memberikan kemakmuran kepada seluruh umat.
29
Dari aspek makro-ekonomi, zakat memiliki berbagai implikasi ekonomi
bagian terbesar dalam masyarakat. Hal ini secara langsung akan meningkatkan
permintaan barang dan jasa dari kelompok miskin yang umumnya adalah
kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. Permintaan yang lebih tinggi
komposisi produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Hal ini
yang lebih diinginkan secara sosial. Hal ini berarti bahwa terdapat peningkatan
B. Saran
Indonesia.
3. Bagi Badan Amil Zakat untuk lebih memberikan sosialisasi dan promosi
30
Daftar Pustaka
Kasmir. Dasar Dasar Perbankan. Edisi Revisi 2014. Jakarta: Rajawali Pers.
2016.
Rozalinda, 2014, Ekonomi Islam; Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi,
Jakarta: .Raja Grafindo Persada.