Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Keuangan Internasional

Dosen Pembimbing : Lutfi Nurfita, S.E.SY., M.E.

Disusun Oleh:

Rianilda Filliandini 63010180103

Rika Puspitasari 63010180106

Suprihatin Nur Safitri 63010180111

Kelas 6A/Kelompok 6

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
telah memberikan berkah rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami selaku pemakalah mampu
dan berhasil menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional diampu
oleh Lutfi Nurfita, S.E.SY., M.E. yang berjudul “Neraca Pembayaran Internasional”.

Makalah ini sudah disusun sebaik mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai sumber
dan pihak sehingga kami diberikan kemudahan dalam pembuatan makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut serta dalam pembuatan tugas
makalah ini.

Dengan ini, kami menyadari apabila ada kesalahan dan kekurangan dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Kami mohon maaf sebesar-besarnya dan siap menerima
saran maupun kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini lebih baik dari
sebelumnya.

Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

Salatiga, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5

C. Tujuan............................................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

A. Pengertian Neraca Pembayaran..................................................................................6

a. Kegunaan Neraca Pemabayaran Internasional............................................................6

b. Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran Internasional...............................................8

c. Konsep Neraca Pembayaran Intenasional..................................................................8

B. Mekanisme Neraca Pembayaran Internasional.......................................................10

a. Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran............................10

b. Tata Cara Pembayaran Internasional.........................................................................12

c. Alat Pembayaran Internasional..................................................................................16

C. Komponen Neraca Pembayaran Internasional........................................................17

a. Pos-Pos Debit dan Kredit dalam Neraca Pembayaran...............................................20

b. Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran...................................................................21

D. Dampak Neraca Pembayaran Internasional............................................................22

a. Dampak Neraca Pembayaran Internsional terhadap Perekonomian Negara.............22

b. Dampak Neraca Pembayaran Internasional terhadap Kurs Valuta Asing.................24

BAB III....................................................................................................................................26

PENUTUP...............................................................................................................................26

A. Kesimpulan..................................................................................................................26
B. Saran.............................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi Internasional adalah ilmu yang mempelajari bagaimana transaksi
internasional mempengaruhi kesejahteraan sosial, distribusi pendapatan, kesempatan
kerja, pertumbuhan ekonomi, kestabilan harga, dan pengaruh kebijakan publik
terhadap outcome. Dalam sebuah transaksi internasional baik transaksi ekspor
maupun impor tentunya akan mengakibatkan adanya pembayaran. Pembayaran dari
transaksi tersebut akan dicatat dalam neraca pembayaran internasional.

Neraca pembayaran internasional merupakan suatu catatan sistematis mengenai


transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam
suatu periode tertentu. Dalam transaksi internasional harga menjadi bahan
pertimbangan. Namun, Seperti yang kita ketahui bahwa tiap – tiap negara di dunia
memiliki mata uang yang berbeda – beda. Oleh karena itu maka ditetapkannya suatu
kurs. Suatu negara menggunakan kurs untuk menerjemahkan harga – harga luar
negeri ke dalam satuan mata uang domestik. Apabila harga barang domestik dan
impor telah ternyatakan dalam mata uang yang sama, suatu negara dapat
meperhitungkan harga – harga relatif yang besar pengaruhnya terhadap arus
perdagangan internasional. Ketika kurs dua mata uang dan dua negara diketahui,
maka harga ekspor salah satu negara dalam uang negara lain dapat dihitung.

Transaksi internasional tentunya akan dapat meningkatkan devisa suatu negara.


Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas dan
mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri. Kebijaksanaan neraca pembayaran
yang serasi dan terpadu dengan kebijaksanaan pembangunan lainnya merupakan
faktor penting dalam pencapaian sasaran pembangunan. Kondisi neraca pembayaran
yang mantap mendorong arus perdagangan luar negeri, meningkatkan lalu lintas
modal luar negeri untuk kepentingan pembangunan nasional, serta mendukung
pertumbuhan yang berlanjut dari perekonomian nasional. Sistem devisa bebas yang
merupakan kebijaksanaan mendasar di bidang neraca pembayaran merupakan
prasyarat dan perangkat ekonomi pokok bagi terciptanya efisiensi perekonomian
nasional dalam berinteraksi dengan perekonomian internasional.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca pembayaran perlu
dipegang dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian, yaitu bahwa
pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan
kekuatan sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian bangsa. Untuk itu, seluruh
sumber kekuatan nasional, baik yang efektif maupun potensial, didayagunakan dan
dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh faktor dominan yang dapat
mempengaruhi lancarnya pencapaian sasaran pembangunan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud neraca pembayaran internasional?

2. Bagaimanakah mekanisme neraca pembayaran internasional?

3. Apa saja komponen neraca pembayaran internasional?

4. Bagaimana dampak neraca pembayaran internasional?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian neraca pembayaran internasional.

2. Mengetahui mekanisme neraca pembayaran internasional.

3. Mengetahui komponen neraca Pembayaran internasional.

4. Mengetahui dampak neraca pembayaran internasional.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Neraca Pembayaran


Pengertian neraca pembayaran internasional atau Balance of Payment(BOP)
menurut Balace of Payment Manual (BPM) adalah:

“ A statement that systematically, for spesific time period, the economic


transactions of an economic with the rest of the world. Transactions, for the most part
between residents and non residents, consist of those involving goods, services and
income: those involving financial claim on assets and liabilities to, the rest of the
world: and those (such gift) classified as transfers, which involve offsetting entries to
balance in an accounting sense-one set transactions”.

Secara umum definisi diatas dapat diartikan sebagai berikut:Neraca


pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang
seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan
dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest
of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa neraca pembayaran


internasional merupakan suatau catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu
sistem akuntansi yang dikenal sebagai “ double entry bookkeeping” sehinga setiap
transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi
kredit dan sebagai transaksi debet.

Dengan sistem double entry bookkeeping, maka neraca pembayaran


internasional secara ove all akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki
cadangan devisa positif atau negatif.

a. Kegunaan Neraca Pemabayaran Internasional


Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca pembayaran internasional berguna
sebagai berikut:
a) Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi
antara penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri.

b) Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internsional


suatu negara.

c) Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi


internasional.

d) Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.

Dari neraca pembayaran, bisa mengetahui bagaimanakah posisi ataupun


struktur keuangan suatu negara. Jika posisi neraca pembayaran pada suatu
negara menunjukkan angka surplus, berarti negara tersebut lebih banyak
melakukan ekspor barang daripada melakukan impor barang.

Selain itu juga bisa diketahui, bahwa surplus pada neraca pembayan suatu
negara berarti tidak terlalu banyak investor asing yang menanamkan
investasinya di suatu negara. Kondisi tersebut bisa terjadi karena dengan
adanya investor, secara otomatis akan semakin banyak barang yang
diimpor guna memenuhi kebutuhan investor tersebut.

e) Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau
negara donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang
mengalami kesulitan neraca pembayaran internasional.

Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah neraca pembayaran adalah
sebagai patokan jika suatu negara hendak mengajukan dana ke negara lain
atau ke lembaga pendonor seperti IMF. Dengan kondisi neraca
pembayaran yang baik maka kepercayaan negara asing terhadap suatu
negara juga akan semakin baik. Sedangkan bila yang terjadi adalah
sebaliknya, kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman semakin kecil.

Hal tersebut bisa terjadi karena jika suatu negara mempunyai neraca
pembayaran yang defisit, mengindikasikan bahwa negara tersebut
memiliki cadangan devisa yang sedikit. Sehingga besar kemungkinan
negara itu akan mengalami kesulitan dalam pengembalian dana pinjaman.
f) Sebagai salah satu indikator fondamental ekonomi suatu negara selain
tingkat inflasi, pertumbuhan GDP.

Fungsi lain dari neraca pembayaran selain untuk mengetahui kondisi


perekonomian khususnya yang berkaitan dengan dengan negara asing
adalah juga digunakan sebagai indikator fundamental dalam sebuah
perekonomian. Jika saat ini yang mungkin Anda ketahui bahwa indikator
perkonomian tersebut hanya berputar pada ekonomi makro seperti inflasi,
tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing serta pertumbuhan
ekonomi, sebenarnya neraca pembayaran memiliki dampak yang cukup
signifikan bagi perkembangan perekonomian. Dengan necara keuangan
yang positif, dapat diketahui bahwa suatu negara tersebut memiliki
cadangan devisa yang berarti negara memiliki sebuah kekuatan ekonomi.

b. Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran Internasional


Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1) Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi Negara di


perdagangan internasional,

2) Memberikan bantuan dan sistem pembayarannya,

3) Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam mentapkan kebijakan moneter


dan fiskal,

4) Memberikan keterangan kepada pemerintah di dalam menetapkan berbagai


kewajiban perekonomian nasional seperti ekspor impor, lalu lintas moneter
serta produksi, dan

5) Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam bidang politik


perdagangan dan urusan pembayarannya.

c. Konsep Neraca Pembayaran Intenasional


 Konsep Penyajian Neraca Pembayaran

Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar


(standard presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).

1) Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standar
disusun menurut panduan bagaimana dimuat dalam BOP manual.
Penentuan komponen standar neraca pembayaran didasarkan atas
beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.

2) Penyajian Analitis

disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-


masing negara. Namun, komponen utama yang disajikan tetap
mengacu pada komponen standar dengan menonjolkan rincian
komponen yang dirasakan sangat diperlukan.

 Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran

Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:

1) Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)

Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction


(transaksi yang mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor
dan impor barang sehingga keseimbangan neraca pembayaran diukur dari
berapa besarnya surplus atau defisit kedua transaksi tersebut.

2) Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)

Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain


diperhitungkan ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk
penghasilan (income) dan transfer.

3) Konsep Basic Balance

Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain


pos-pos dalam transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam
transaksi modal dan keuangan jangka panjang.

4) Konsep Overall Balance

Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah


komponen-komponen transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang
maupun jangka pendek.
B. Mekanisme Neraca Pembayaran Internasional
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca
pembayaran internasional, yaitu sebagai berikut :

a) Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price


effects).

b) Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme


pendapatan (income effects).

c) Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real


balance effects).

a. Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran


Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh
perekonomian dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium) neraca
pembayaran. Neraca pembayaran yang defisit akan merisaukan keadaan
perekonomian suatu negara, namun bukan berarti surplus neraca pembayaran
yang cukup besar tidak menimbulkan masalah. Keadaan neraca pembayaran yang
dapat dianggap ideal bagi perekonomian suatu negara adalah keadaan neraca
pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang.

Untuk menyeimbangkan neraca pembayaran internasional terdapat beberapa


mekanisme adjustment atau penyesuain secara teoritisyang digunakan oleh
masing – masing negara.

Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran


internasional antara lain sebagai berikut :

a) Perubahan tingkat harga di dalam negeri.

b) Struktur produksi suatu negara.

c) Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.

d) Pergeseran permintaan luar negeri terhadap produk dalam negeri.

e) Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri, ditandai dengan menurunnya


kegiatan ekspor dan meningkatnya impor.
f) Bencana alam.

Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca


pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur
tersebut bekerja melalui perubahan komponen-komponen berikut ini :

a) Pendapatan Nasional

Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua


tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya
perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

b) Tingkat Harga

Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu


segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.

c) Kurs Valuta Asing

Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu


kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata
uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan
menambah devisa suatu negara.

d) Tingkat Bunga

Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan


tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi
atau neraca modal. Oleh karena itu, proses ini dapat dilakukan melalui
perubahan jumlah uang yang beredar dengan menaikkan atau menurunkan
tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi
akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan
meningkat.

e) Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan
pemerintah yang dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk
campur tangan pemerintah dalam lapangan ekonomi internasional. Dalam
sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh pemerintah, artinya semua
alat-alat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh seluruh
penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk
selanjutnya pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta
asing.

b. Tata Cara Pembayaran Internasional


Perdagangan internasional selalu menimbulkan impor dan ekspor. Suatu
negara yang mengadakan transaksi dengan luar negeri atau ekspor impor
menimbulkan suatu pertanyaan: bagaimana cara melakukan pembayaran akibat
perdagangan tersebut? Dari perdagangan antarnegara akan menuntut suatu negara
untuk melakukan pinjaman dari luar negeri, sehingga diperlukan beberapa cara
dalam penyelesaian akhir dari utang piutang tersebut atau sering disebut dengan
pembayaran internasional.

Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang timbul akibat


perdagangan dan peminjaman internasional antara lain sebagai berikut:

a) Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange


atau Commercial draft atau Trade Bill)

Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara


eksportir menarik surat wesel atas importer sejumlah harga barang-barang
beserta biaya-biaya pengirimannya.

Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen – dokumen berupa:

- Faktur (invoice),

- Konosemen atau surat muatan (bill of lading),

- Daftar isi barang (packing list),

- Surat keterangan asal barang (certificate of origin),

- Surat keterangan pabean,


- Surat asuransi (insurence).

Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang (penarik wesel)


yang ditujukan kepada orang lain (yang kena tarik) untuk membayar
sejumlah uang tertentu (nilai nominal wesel) kepada seseorang yang
ditunjuk dalam surat wesel (pemegang wesel) pada tanggal yang sudah
ditentukan (hari jatuh tempo).

Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan dalam


lalu lintas pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila eksportir
membutuhkan uang sebelum jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya
kepada pihak lain, yang kelak akan menukarkannya kepada importir setelah
wesel itu jatuh tempo.

b) Kompensasi Pribadi (Private Compensation)

Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan


penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk dalam satu negara
tempat penduduk tersebut tinggal.

Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an,


namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan
internasional.

c) Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka

Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang


dilakukan dengan menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan
bersama-sama dengan surat pesanan atau menunggu diterimanya kabar
bahwa barang yang telah dipesan dikapalkan oleh eksportir.

Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar. Kelemahan cara


pembayaran secara tunai di antaranya sebagai berikut:

- Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana,


walaupun barang yang dibeli belum diterimanya. Importir dalam hal
ini harus menanggung biaya untuk barang yang dipesan
- Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan
barang yang diterima.

- Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun


ketidakjujuran pihak eksportir.

- Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka keadaan


pengekspor (bonafiditasnya) tidak sepenuhnya diketahui pengimpor.

d) Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)

Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang


dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah barang di mana
bank sendiri yang mengakseptir (menyetujui) dan membayar surat wesel
yang ditarik oleh eksportir.

Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi letter of
credit, yaitu:

- Opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan


pembukaan L/C kepada bank

- Issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang


mengeluarkan L/C atas permintaan importir.

- Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C


oleh importir.

- Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:

- L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa la-ngsung


membayar sesuai dengan harga barang melalui bank yang ditunjuk

- Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat


memasukkan barang terlebih dahulu dengan melakukan pembayaran
sebagian, sedangkan sisanya dibayar kemudian.

- Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang


modal secara cepat dan tidak dipakai untuk barang konsumsi.
- Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada
Advising Bank (bank yang ditunjuk) untuk melaksanakan
pembayaran sebagian dari jumlah L/C kepada eksportin sebelum
mengapalkan barang-barang ekspor.

- Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan


dengan tenggang waktu tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan
barang atau 1 bulan setelah penunjukan dokumen.

e) Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)

Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara membiayai


transaksi perdagangan internasional di mana eksportir mengirimkan barang
kepada importir tanpa adanya dokumen-dokumen untuk meminta
pembayaran. Pembayaran dilakukan setelah barang laku dijual atau satu
sampai dengan tiga bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai dengan
penjanjian yang disepakati bersama. Sistem ini sangat membantu
pengimpor melakukan transaksi perdagangan, akan tetapi berisiko besar
bagi pengekspor.

Kelemahan cara pembayaran ini adalah sebagai berikut:

- Tidak digunakannya dokumen yang menjamin pembayaran.

- Eksportir harus membiayai seluruh transaksi dagang.

f) Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)

Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim


sudah terjual seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan
kepada orang yang telah dikenal dengan baik. Jadi, barang yang akan dijual
merupakan barang titipan untuk jangka waktu tertentu dan pembayaran
dengan termin waktu. Untuk memperkecil risiko penjual, sebaiknya
menggunakan jasa bank dalam pengiriman dokumen penagihan dan bonded
warehouse untuk penitipan barangnya. Apabila barang sudah terjual,
pembeli membayar kepada bank sejumlah uang atas nilai barang dan
sebagai gantinya bank akan menyerahkan delivery instruction kepada
bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.
c. Alat Pembayaran Internasional
Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri karena adanya transaksi
internasional diperlukan suatu alat pembayaran internasional atau alat
pembayaran luar negeri, yang disebut dengan devisa. Sistem devisa yang
digunakan antara Negara satu dengan negara lain berbeda-beda, karena setiap
Negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri yang diperlukan dalam
perdagangan. Sistem devisa yang pada umumnya dipakai oleh sebagian besar
negara di dunia dalam lalu lintas keuangan intarnasional membentuk suatu sistem
yang disebut system moneter internasional.

Pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam bentuk
mata uang, digunakan dengan membandingkan kurs valuta asing (exchange rate).
Berdasarkan sumber perolehannya, valuta asing atau devisa dapat debedakan
menjadi dua, yaitu :

a) Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau
dari penjualan jasa dan transfer. Tingkat kurs devisa umum ditentukan oleh
penawaran dan permintaan valuta asing di pasar valuta asing.

b) Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar
negeri. Tingkat kurs devisa kredit ditentukan oleh pemerintah, yang
bertindak sebagai debitur, bukan oleh permintaan dan penawaran valuta
asing di pasar valuta asing.

Permintaan akan valuta asing berasal dari:

a) importir, karena seorang importir dalam melakukan pembayaran atas


suatu transaksinya dengan menggunakan mata uang asing,

b) pemerintah yang akan melakukan pembayaran ke luar negeri untuk


barang-barang yang diimpor,

c) para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk


menyelesaikan kewajiban-kewajiban luar negeri yang timbul dari
transaksi pembelian surat berharga penduduk negara lain atau transaksi
pemberian pinjaman kepada penduduk negara lain,

d) wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar negeri,


e) perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham di luar negeri.

Penawaran atas valuta asing berasal dari:

a) eksportir, karena eksportir selalu menerima pembayaran atas transaksi


perdagangan,

b) valuta asing dari kredit luar negeri yang disalurkan ke pasar valuta,

c) wisatawan-wisatawan mancanegara,

d) pemerintah yang menerima pinjaman dari luar negeri,

e) investor asing yang menanamkan modalnya di dalam negeri

C. Komponen Neraca Pembayaran Internasional


Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi ke
dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi
internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai
berikut :

a) Transaksi Dagang (Trade Account)

Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang


(merchandise) dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi
barang (visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang
dagangan, dan transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor
dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi
impor dicatat di sisi debit.

b) Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)

Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau


pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan
pendapatan modal asing di negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga,
dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan dividen merupakan
transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga dan dividen kepada penduduk
negara asing merupakan transaksi debit.
c) Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)

Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya
transaksi tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang
atau bantuan yang diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi
unilateral adalah hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila
suatu negara memberi hadiah atau bantuan ke negara lain, maka transaksi ini
termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara menerima hadiah atau
bantuan dari negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.

d) Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)

Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang


berhubungan dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan
oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi
pembelian saham atau perusahaan dari tangan penduduk negara lain, maka pos
direct investment didebit, dan bila terjadi penjualan saham atau penduduk asing
yang mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini dikredit.

e) Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)

Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka
panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh transaksi
penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali
pinjaman-pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara
lain, atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari negara lain, maka pos ini
dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi atau
lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini
dicatat di sebelah debit.

f) Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)

Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang
yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri
atas transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.

g) Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)


Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-transaksi
pada current account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi
unilateral) dan investment account (transaksi penanaman modal langsung, utang
piutang jangka pendek, dan utang piutang jangka panjang). Apabila jumlah
pengeluaran current account dan investment account lebih besar daripada
penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup
dengan saldo kredit monetary acomodating.

h) Services Account ( Neraca Jasa)

Transaksi yang dimasukkan ke servise account adalah seluruh transaksi ekspor


dan impor jassa atau invisible atau intangible goods yang meliputi hal – hal
berikut:

- Pembayaran Bunga

- Biaya transportasi

- Biaya asuransi

- Remittance ( jassa TKI/TKW/TKA, fee/ royalty teknologi dan konsultasi,


dll.)

- Tourism

i) Reserve Cadangan Devisa ( perubahan cadangan devisa)

Reserve account adalah neraca yang menunjukkan perubahan cadangan atau


saldo devisa yang diperoleh dari tahun yang bersangkutan dari hasil
penjumlahan saldo current account dan saldo capital account.

Perubahan cadangan devisa atau saldo devisa dari tahun yang bersangkutan ini
pada dasarnya sudah menunjukkan posisi keuangan internasional suatu negara
berdasarkan transaksi yang tercatat pada currant account dan capital account.

Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional dikelompokkan


menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Transaksi Berjalan (Current Account)


Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang
dan jasa-jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi
pendapatan modal dan transaksi unilateral.

2) Neraca Modal (Capital Account)

Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta


kekayaan (asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di
luar aset cadangan pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman
modal langsung, transaksi utang piutang jangka panjang dan transaksi utang
piutang jangka pendek.

3) Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)

Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang apabila


nilai transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit.
Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai
transaksi kredit dari suatu Neraca Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu
sama dengan transaksi debitnya.

a. Pos-Pos Debit dan Kredit dalam Neraca Pembayaran


Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat pada
sisi debit dan sisi kredit. Pos-pos yang di debit dan pos-pos yang di kredit dalam
neraca pembayaran di antaranya sebagai berikut :

Transaksi Debit

1) Neraca Barang
· Impor barang dari negara lain
2) Neraca Jasa
· Pembayaran jasa ke penduduk LN
· Pembayaran biaya pariwisata ke LN
3) Neraca Hasil Modal
· Pembayaran bunga dan deviden
4) Neraca Modal
· Kredit yang diberikan ke LN dan Pembayaran cicilan utang
5) Neraca Utang Piutang jangka panjang
· Pembelian obligasi dari LN

Transaksi Kredit

1) Neraca barang
· Ekspor barang ke negara lain
2) Neraca Jasa
· Penerimaan jasa dari penduduk LN
· Penerimaan pariwisata dari LN
3) Neraca Hasil Modal
· Penerimaan bunga dan deviden
4) Neraca Modal
· Kredit yang dipeoleh dari LN dan penerimaan cicilan utang
5) Neraca Utang Piutang jangka panjang
· Penjualan obligasi ke LN

b. Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran


Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan
defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor,
sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca
pembayaran menunjukkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga dapat
dikatakan seimbang apabila stok nasional (cadangan devisa) tidak berubah dan
tidak ada aliran modal/pinjaman akomodatif.

Pada umumnya neraca pembayaran akan dikatakan sehat jika mengalami


surplus, dan neraca penawaran akan dikarenakan kurang sehat jika mengalami
defisit. Akan tetapi, tidak selamanya bahwa defisit neraca pembayaran berarti
kurang sehat atau membahayakan. Hal ini harus dilihat pada komponen mana
yang mengalami defisit.

Jika defisit terdapat pada transaksi berjalan, maka untuk menutup defisit
tersebut harus ditimbangkan penerimaan pada transaksi modal, misalnya dengan
cara mencari pinjaman luar negeri atau menarik investor asing untuk
menanamkan modalnya di dalam negeri. Demikian pula jika penyebab devisit
tersebut pada komponen transaksi berjalan, maka untuk menyehatkan atau
menutup defisit tersebut harus diusahakan meningkatkan pada komponen
transaksi berjalan, misalnya dengan meningkatkan ekspor barang dan jasa dan
sebagainya.

Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan


kurang berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Cadangan devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus
neraca pembayaran tidak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak
digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara
dikarenakan oleh komponen berikut :

a) Stok Nasional

Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi
kenaikan stok nasional berarti surplus.

b) Pinjaman Akomodatif

Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor


berarti merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk
atas kemauannya sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.

c) Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman


akomodatif.
d) Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.

D. Dampak Neraca Pembayaran Internasional


a. Dampak Neraca Pembayaran Internsional terhadap Perekonomian Negara
Sebagaimana kita ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat
semua transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun dampak neraca
pembayaran terhadap perekonomian adalah sebagai berikut :

a) Perubahan Kurs Devisa

Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami


kenaikan dan kurs rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus,
maka kurs valuta asing mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami
kenaikan.

b) Perubahan Harga

Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam
negeri sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri
menjadi meningkat.

c) Perubahan Tingkat Pendapatan

Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya


nilai ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.

d) Perubahan Tingkat Bunga

Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka
tingkat bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga
dengan tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika
investasi yang terjadi menurun, maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.

1) Dampak Neraca Pembayaran Surplus

Secara ekonomi neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh


terhadap tingkat harga dalam negeri, yaitu mempunyai pengaruh inflatoir
mendorong/ menjurus kearah kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan
oleh adanya penambahan permintaan efektif.

Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan


akan kurang berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. Cadangan devisa yang tertumpuk terus
menerus karena surplus neraca pembayaran tidak akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat jika tidak digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat

2) Dampak Neraca Pembayaran Defisit

Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami defisit, maka


dampak yang akan terjadi sebagai berikut:
· Produsen dalam negeri tidak adapat bersaing dengan barang-barang
impor
· Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar
· Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran
meningkat akibat dari PHK

Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/


menjurus ke arah penurunan harga (deflasi).

3) Dampak Neraca Pembayaran Seimbang

Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap


kegiatan ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak
dapat mencapai surplus dalam neraca pembayaran, maka minimal harus
dalam kondisi seimbang. Dengan demikian akan dapat menghindari neraca
pembayaran yang defisit.

b. Dampak Neraca Pembayaran Internasional terhadap Kurs Valuta Asing


Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs valuta asing dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Kasus I.

Neraca transaksi berjalan yang merupakan selisih antara ekspor dan impor
barang dan jasa nilainya tidak sama dengan nol. Misal nilai ekspor lebih kecil
daripada impor, atau sebaliknya nilai ekspor lebih besar daripada impor.
Sedangkan nilai capital inflow sama dengan capital outflow, dan nilainya selalu
dalam satuan Dollar Amerika.

Misal untuk neraca pembayaran Indonesia, total nilai ekspor dalam Dollar
Amerika dinyatakan dengan $x dan total nilai impor dalam Dollar Amerika
dinyatakan dengan $m. Sedangkan total nilai capital inflow dalam Dollar
Amerika dinyatakan dengan $ci dan total nilai capital outflow dalam Dollar
Amerika dinyatakan dengan $co.

Nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika dinyatakan dengan


kurs USD/IDR, satuan unit Rupiah per satu Dollar Amerika. Kurs USD/IDR
pada kondisi awal adalah USD/IDR(1) dan kurs setelah mengalami perubahan
untuk kesetimbangan BOP adalah USD/IDR(2). Untuk mempersingkat
penulisan, maka pembuktian matematisnya tidak diturunkan pada bahasan ini.

Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan


persamaan berikut:

Kurs kesetimbangan USD/IDR(2) ditentukan oleh rasio antara nilai impor dan
ekspor Indonesia. Jika rasio $m/$x lebih besar daripada satu, maka rasio kurs
USD/IDR(2)/USD/IDR(1) lebih besar daripada satu. Artinya kurs USD/IDR
menguat. Jika kurs USD/IDR mengalami penguatan, maka Dollar Amerika
mengalami apresiasi sedangkan Rupiah Indonesia mengalami depresiasi.

Kasus II.

Ketika nilai ekspor tidak sama dengan impor dan nilai capital inflow tidak
sama dengan capital outflow, maka neraca pembayaran dalam kondisi
ketidaksetimbangan. Neraca pembayaran dapat mengalami surplus atau BOP
lebih besar daripada nol. Atau sebaliknya, neraca pembayaran dapat mengalami
defisit atau BOP lebih kecil daripada nol.

Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan


persamaan berikut:

Kondisi BOP akan surplus, jika rasio ($m + $co)/($x + $ci) kurang
daripada satu. Dengan demikian rasio USD/IDR(2)/USD/IDR(1) memiliki nilai
kurang daripada satu. Artinya kurs USD/IDR melemah. Jika kurs USD/IDR
melemah artinya Dollar Amerika mengalami depresiasi dan Rupiah Indonesia
mengalami apresiasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara
sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa,
transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk
luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Neraca pembayan internasional memiliki beberapa kegunaan dan tujuan dalam
penyusunannya. Konsep dalam penyajian neraca pembayaran internasional ada dua
yaitu penyajian standart dan penyajian analitis.

Selain itu neraca pembayaran internasional juga memiliki beberapa konsep


kesimbangan. Cara pembayaran dalam neraca pembayaran internasional antara lain
yaitu Pembayaran dengan Surat Wesel, Dagang Kompensasi Pribadi, Pembayaran
Tunai, Pembayaran dengan Letter of Credit, Pembayaran Kemudian atau Rekening
Terbuka, dan Pembayaran dengan Konsinyasi. Alat pembayarannya yaitu
menggunakan devisa. Devisa terbagi menjadi dua yaitu devisa umum dan devisa
kredit. Komponen dalam neraca pembayaran internasional terdiri dari Transaksi
Dagang, Transaksi Pendapatan Modal, Transaksi Unilateral, Transaksi Penanaman
Modal Langsung, Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang, Transaksi Utang-piutang
jangka pendek, Transaksi Lalu Lintas Moneter, Services Account, Reserve Cadangan
Devisa.

Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat pada sisi
debit dan sisi kredit. Transaksi tersebut antara lain Neraca Barang, Neraca Jasa,
Neraca Hasil Modal, Neraca Modal, Neraca Utang Piutang jangka panjang. Dalam
neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan defisit. Adapun
defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor, sedangkan apabila
jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca pembayaran menunjukkan
surplus.

Dampak akibat surplus pada neraca pembayaran internasional Perubahan Kurs


Devisa, Perubahan Harga, Perubahan Tingkat Pendapatan, Perubahan Tingkat Bunga.
Selain itu defisit neraca pembayaran internasional juga memiliki beberapa dampak
salah satunya yaitu Produsen dalam negeri tidak adapat bersaing dengan barang-
barang impor. Apabila suatu Negara tidak dapat mencapai surplus dalam neraca
pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi seimbang.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional.
Jakarta: Ghalia Indonesia.

Krugman, Paul R & Obstfeld Maurice. 1994. Ekonomi Interansional: Teori dan Kebijakan.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Smith, Stephen C & Todaro Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.
Jakarta: Erlangga.

Biz, Ardra. Pengaruh Neraca Pembayaran terhadap Kurs Valuta Asing. Diakses dari :
http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/pengertian-definisi-neraca-pembayaran-
balance-of-payment/. Pada tanggal 04/05/2015.

Dwi, Wahyuningsih. Makalah Perdagangan dan Pembayaran Internasional. Diakses dari:


http://paparazinew.blogspot.com/2014/09/makalah-perdagangan-dan-pembayaran.html. Pada
tanggal 04/05/2015.

Farida. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Indonesia. Diakses dari:


http://tulisanpkfarida.blogspot.com/2010/10/neraca-pembayaran-perdagangan-
indonesia.html. Pada tanggal 29/04/2015.

Ismawanto. Cara dan Alat Pembayaran Internasional. Diakses dari:


http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/pembayaran-internasional.html. Pada tanggal
04/05/2015.

Puspa. Perdagangan dan Pembayaran Internasional. Diakses dari:


http://poespha714.blogspot.com/2013/06/perdagangan-dan-pembayaran-internasional.html.
Pada tanggal 29/04/2015.

Susanto, Adi. Makalah Tentang Neraca Pembayaran. Diakses dari: http://mynet-


singojuruh.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-neraca-pembayaran.html. Pada tanggal
29/04/2015.

Anda mungkin juga menyukai