Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EKONOMI INTERNASIONAL

NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional)

D
I
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok 3 :

Pinasti Nur Islami ( 200430069 )


Rara Fitria Ananda ( 200430078 )
Rahmat Alfiansyah ( 200430066 )

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat serta karuniaNya. Sehingga
pada peluang ini bisa menuntaskan tugas makalah dengan judul “Neraca Pembayaran Internasional”
ini tepat pada waktuya. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat kami mengucapkan terimakasih kepada
Ibu Devi Andriyani SP.,M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Internasional.
Adapun makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok. Dengan makalah ini semoga
bisa menambah wawasan dan pegetahuan pada mata kuliah Ekonomi Internasional. Penulis menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi bahasa maupun
penyusunannya serta masih ada berbagai hambatan, keterbatasan ilmu dan rujukannya. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik maupun sarannya atau hal tambahan lainnya yang dapat membangun
untuk menyempurnakan makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna sehingga dapat dibergunakan
dan dapat menambah pengetahuan.
Akhir kata dari kami berharap mudah-mudahaan makalah ini bisa berguna dan bermanfaat sekian dan
terimakasih

Bukit Indah , 19 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Neraca Pembayaran Internasional........................................................................................5
2.1.1 Transaksi Ekonomi Internasional...................................................................................................5
2.1.2 Dasar-dasar Waktu Pencatatan Transaksi Perdagangan.................................................................6
2.1.3 Pos-pos Dasar Neraca Pembayaran................................................................................................7
2.1.4 Neraca Hutang Piutang Luar Negeri..............................................................................................9
2.2 Tujuan Neraca Pembayaran Internasional............................................................................................10
2.3 Fungsi Neraca Pembayaran..................................................................................................................10
2.4 Masalah-Masalah dalam Neraca Pembayarn Internasional..................................................................11
BAB III................................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Ekonomi internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang sangat menarik untuk
dipelajari dan dianalisis. Karena ekonomi internasional mempelajari dan menganalisis tentang
transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor) dimana salah satu permasalahan
yang dihadapi dalam ekonomi internasional yaitu mengenai defisit neraca pembayaran. Neraca
pembayaran erat kaitannya dengan perdagangan atau perniagaan. Dalam perdagangan internasional
tentu kita kenal dengan istilah neraca pembayaran. Neraca ini menunjukkan pendapatan yang diterima
suatu Negara sekaligus kewajiban yang harus diselesaikan oleh suatu Negara.
Kondisi neraca pembayaran di Indonesia akhir-akhir ini mengalami ketidakseimbangan, di karenakan
utang luar negeri meningkat. Keadaan dimana aliran uang luar negeri sebagai akibat dari impor barang
dan jasa. Pemerintah mengambil kebijakan utang luar negeri untuk meningkatkan cadangan dollar
dalam negeri dimana dapat digunakan untuk menjaga nilai tukar rupiah. Maka dari itu, faktor-faktor
yang mempengaruhi deficit neraca pembayaran dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan pada neraca
perdagangan (balance of trade ). Adanya neraca perdagangan tidak lepas dari nilai tukar rupiah dalam
negeri dan nilai tukar asing. Sehingga setiap negara akan berusaha menjaga kestabilan dalam neraca
pembayarannya dan pandai memahami keadaan di mana neraca perdagangan ( balance of trade ) ke
luar negeri sebagai akibat impor barang dan jasa serta aliran modal ke luar seimbang dengan
pendapatan yang masuk dari hasil ekspor barang dan jasa serta aliran masuk modal asing.
Pada tingkat mikroekonomis, neraca pembayaran dipergunakan untuk menganalisis peranan ekonomis
dari rekening barang dan jasa individual, mengkuantifisir variasi dalam sifat dan arah arus kapital,
serta mengidentifikasi sumber-sumber dan penggunaan valuta asing. Aplikasi mikroekonomis ini
melukiskan aktivitas internasional secara individual yang dampak ekonomisnya dapat diimbangi
(counter balance) oleh aktivitas yang tercatat di mana saja dalam neraca pembayaran.
Neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis mengenai transaksi ekonomi antara penduduk
suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam suatu periode tertentu. Transaksi tersebut
diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu lintas moneter. Transaksi
berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus
modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian, neraca pembayaran
memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa serta perubahan neto cadangan devisa.
Kebijaksanaan neraca pembayaran yang serasi dan terpadu dengan kebijaksanaan pembangunan
lainnya merupakan faktor penting dalam pencapaian sasaran pembangunan. Kondisi neraca
pembayaran yang mantap mendorong arus perdagangan luar negeri, meningkatkan lalu lintas modal
luar negeri untuk kepentingan pembangunan nasional, serta mendukung pertumbuhan yang berlanjut
dari perekonomian nasional. Sistem devisa bebas yang merupakan kebijaksanaan mendasar di bidang
neraca pembayaran merupakan prasyarat dan perangkat ekonomi pokok bagi terciptanya efisiensi
perekonomian nasional dalam berinteraksi dengan perekonomian internasional.
1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Apa Pengertian dari Neraca Pembayaran Internasional ?


B. Apa Tujuan dari Neraca Pembayaran Internasional ?
C. Apa Fungsi dari Neraca Pembayaran ?
D. Apa Masalah – masalah yang teradapat pada Neraca Pembayaran Internasional ?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran internasional suatu negara yang biasanya juga disebut neraca pembayaran,
neraca pembayaran luar negeri, ‘balance of payments’, ‘balance of international payments’, atau
‘international balance of payments’, biasa didefinisikan sebagai suatu ikhtisar yang tersusun secara
sistematik yang memuat semua transaksi-transaksi ekonomi luar negeri yang diadakan oleh
penduduk negara bersangkutan, untuk jangka waktu tertentu. Pada umumnya jangka waktu yang
digunakan adalah jangka waktu satu tahun.

2.1.1 Transaksi Ekonomi Internasional


Dikemukakan bahwa neraca pembayaran internasional adalah transaksi-transaksi ekonomi
internasional yang diadakan oleh penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran internasional
tersebut. Pada umumnya transaksi-transaksi ekonomi berupa pemindahtanganan hak milik atas suatu
benda dari tangan orang yang satu ke tangan orang yang lain ataupun berupa penunaian jasa yang
dilakukan oleh orang yang satu untuk orang yang lain.

Selain itu, perubahan susunan dan nilai hutang piutang serta kekayaan penduduk negara bersangkutan
di negara lain juga tercakup dalam istilah transaksi ekonomi internasional.

Transaksi Kredit dan Transaksi Debet

Transaksi-transaksi internasional digolongkan ke dalam transaksi kredit dan transaksi debit, prinsip-
prinsip yang perlu kita perhatikan ialah:

a. Suatu transaksi merupakan transaksi kredit, apabila transaksi tersebut mengakibatkan timbul
atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran
internasional tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.
b. Suatu transaksi merupakan transaksi debit, apabila transaksi tersebut mengakibatkan timbul
atau bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran
tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.

2.1.2 Dasar-dasar Waktu Pencatatan Transaksi Perdagangan


Semua transaksi jual beli barang dan juga transaksi penunaian jasa selalu terdiri dari tiga fase, yaitu:

1. Fase terjadinya perjanjian/penawaran;

2. Fase penyerahan barang atau penunaian jasa; dan

3. Fase pembayaran.

Ketiga fase dalam transaksi jual beli yang sederhana ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat
pendek. Keadaan seperti ini sedikit sekali kita jumpai dalam dunia peniagaan antar negara. Jarak
antara saat perjanjian, saat pengiriman, dan saat pembayaran untuk transaksi jual beli antar negara
biasanya memakan waktu yang cukup lama; kebanyakan sampai berbulan-bulan, bahkan tidak jarang
pula lebih dari satu tahun. Oleh karena itu, dalam menyusun suatu neraca pembayaran internasional,
sangat perlu bagi kita untuk menetapkan dasar waktu yang mana yang harus kita jadikan sebagai
pedoman dalam menentukan bahwa suatu transaksi telah terjadi. Sebab kalau tidak demikian, kita
akan sukar untuk mengelakkan diri dari bahaya terjerumus pada kesalahan berupa pencatatan ganda
yaitu kesalahan berupa pencatatan di mana satu transaksi dicatat beberapa kali.
Transaksi jual beli terdiri atas tiga fase dalam pelaksanaannya, maka bagi kita dalam mengatasi
persoalan di atas terbuka juga tiga macam pilihan time basis atau dasar waktu yang masing-masing
mempunyai kebaikan-kebaikan serta kelemahan-kelemahannya sendiri- sendiri.
Ketiga macam ‘time basis’ tersebut ialah:

1 Dasar waktu pembayaran atau ‘the payments time basis’ yang biasa juga disebut ‘the cash basis’
Di sini transaksi dianggap terjadi pada saat diadakan pembayaran. Bagi negara yang
menggunakannya ‘exchange control’ cara seperti ini merupakan cara yang paling mudah dalam
menggunakannya, oleh karena itu dalam penggunaan ‘exchange control’ semua pengeluaran serta
penerimaan alat-alat pembayaran luar negeri harus seizin pemerintah.

2 Dasar waktu perjanjian atau ‘the transaction time basis’


Di sini ekspor dan impor dianggap terjadi bukan pada saat pembayarannya, melainkan pada saat
perjanjian ditandatangani. Dengan digunakannya cara ini, kelemahan yang timbul sebagai akibat
penggunaan kredit dalam transaksi ekspor dan impor dapat kita hindarkan. Akan tetapi kesulitan yang
sama beratnya akan timbul kalau terjadi suatu kontrak jual beli yang meliputi jangka waktu sampai
beberapa tahun.
3 Dasar waktu penyerahan atau ‘the movement time basis’
Di sini transaksi ekspor dianggap terjadi pada saat barang meninggalkan daerah pabean negara
pengekspor, sedangkan transaksi impor dianggap terjadi pada saat barang memasuki daerah pabean
negara pengimpor. Ditinjau dari segi pengaruhnya terhadap ‘tingkat konsumsi’ serta sebagian dari
pengaruhnya terhadap ‘tingkat employment’ dan ‘tingkat harga’, tima basis semacam ini lebih tepat
untuk dipergunakan bila dibandingkan dengan kedua macam time basis di atas.

2.1.3 Pos-pos Dasar Neraca Pembayaran


Pengelompokan pos-pos dasar dalam neraca pembayaran adalah sebagai berikut :

 Transaksi Dagang (‘Trade’)


Dalam pos ini,semua transaksi ekspor dan transaksi impor barang-barang dan jasa. Ekspor barang-
barang dan ekspor jasa kita catat dalam pos perdagangan di sebelah kredit, sedangkan transaksi
impor barang dan impor jasa-jasa kita catat dalam pos perdagangan di bagian kredit. Transaksi
perdagangan kita sebut visibel trade, apabila benda yang kita ekspor atau yang kita impor adalah
benda ekonomi yang berwujud. Sedangkan apabila yang kita ekspor atau yang kita impor merupakan
penunaian jasa, maka transaksi tersebut kita golongkan sebagai ‘invisible trade’ atau transaksi jasa.

 Pendapatan Modal (‘Income on Investment’)

Pos ini meliputi semua transaksi penerimaan pendapatan yang berasal dari penanaman modal kita di
luar negeri dan penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang merupakan akibat adanya
modal asing yang tertanam dalam perekonomian kita. Pendapatan yang kita maksud di sini dapat
berbentuk keuntungan, dividen, dan bunga. Keuntungan, dividen, dan bunga yang diterima oleh
penduduk negara kita, pada neraca pembayaran internasional kita akan terlihat sebagai transaksi
kredit pada pos ‘income on investment’. Sedangkan keuntungan, dividen, dan bunga yang dibayar
oleh penduduk negara kita kepada penduduk negara lain yang memiliki perusahaan yang tempat
kedudukannya di negara kita atau yang memiliki surat-surat obligasi yang diterbitkan oleh badan-
badan swasta di negara kita ataupun yang diterbitkan oleh pemerintah, atau yang memberikan
pinjaman berbunga kepada penduduk negara kita dalam bentuk-bentuk lainnya, semuanya adalah
merupakan transaksi debit pendapatan modal pada neraca pembayaran internasional kita.

 Transaksi-transaksi Unilateral (‘Unilateral Transaction’)

Yang tergolong dalam transaksi unilateral antara lain ialah transaksi-transaksi hadiah, bantuan dan
transfer unilateral. Berbeda dengan transaksi jual beli, transaksi hadiah atau ‘gifts’ tidak
mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima barang untuk mengadakan pembayaran
harganya kepada si penyerah barang tersebut. Dari segi si pemberi hadiah, transaksi penyerahan
barang tidak pula menimbulkan hak kepadanya untuk menerima pembayaran dari si penerima barang.
Transaksi yang tidak menimbulkan hak atau kewajiban secara yuridis adalah merupakan transaksi
sepihak yaitu yang biasa disebut transaksi unilateral. Selain ‘gift’ atau hadiah, yang tergolong
sebagai transaksi unilateral ialah transaksi-transaksi aids atau bantuan, dan transaksi ‘unilateral
transfer’.

 Penanaman Modal Langsung (‘Direct Investment’)

Dalam istilah neraca pembayaran internasional yang tergolong sebagai transaksi ‘direct investment’
ialah transaksi jual beli saham dan perusahaan yang diadakan oleh penduduk negara yang satu dengan
penduduk negara yang lain dan penanaman modal langsung yang diadakan oleh penduduk suatu
negara di negara lain. Bagi suatu negara ops ‘direct investment’ akan didebit kalau dalam tahun
bersangkutan ada di antara penduduknya yang membeli saham dari penduduk negara lain, atau
membeli perusahaan dari tangan penduduk negara lain atau mendirikan perusahaan di negara lain.

 Hutang piutang jangka panjang (‘Long term Loan’)

Yang tercatat pada pos ini meliputi semua transaksi kredit jangka panjang. Pada umumnya yang
dimaksud dengan kredit jangka panjang ialah kredit dengan jangka waktu pembayaran lebih dari satu
tahun. Jual beli surat-surat obligasi antara penduduk negara yang memiliki neraca pembayaran
internasional dengan penduduk negara lain termasuk dalam kategori ini juga. Dengan demikian suatu
neraca pembayaran pos ‘long term laon’nya akan dikredit apabila penduduk negaranya ada yang
berhasil menjual surat-surat obligasi (entah surat obligasi tersebut surat obligasi yang diterbitkan oleh
penduduk negara lain ataukah surat obligasi tersebut surat obligasi yang diterbitkan oleh penduduk
negara bersangkutan) kepada penduduk negara lain, penduduk negara tersebut menerima pembayaran
kembali pinjaman-pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara-negara lain
dan apabila penduduk negara tersebut dalam tahun neraca pembayaran mendapatkan pinjaman jangka
panjang dari penduduk negara lain.
 Hutang piutang jangka pendek (‘Short term Capital’)

Uraian mengenai pos ini sama dengan uraian pos ‘long term loan’, hanya saja bedanya ialah bahwa
dalam pos ‘long term laon’, transaksi hutang piutang yang dicatat adalah hutang piutang jangka
panjang, sedangkan dalam pos ‘short term capital’ transaksi hutang piutang yang dicatat hanyalah
transaksi hutang piutang jangka pendek,yang jatuh temponya tidak melebihi satu tahun.

 Sektor Moneter (‘Monetary Sector’)

Transaksi-transaksi yang terjadi pada pos sektor moneter pada dasarnya merupakan transaksi-
transaksi pembayaran. Yaitu pembayaran terhadap transaksi-transaksi yang tercatat pada ‘current
account’ ( = transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transaksi unilateral), dan
‘investment account’ ( = transaksi-transaksi penanaman modal langsung, hutang piutang jangka
panjang dan hutan piutang jangka pendek bukan moneter). Apabila jumlah pengeluaran untuk
‘current account’ dan ‘investment account’ perbedaannya merupakan defisit yang harus ditutup
dengan saldo kredit pada ‘monetary sector’.

Sektor moneter sendiri terdiri dari:


1. Bank Sentral:
 Hubungan dengan IMF
Pos hubungan dengan IMF akan terisi apabila cadangan pada IMF dan saldo SDR ( = Special
Drawing Right) mengalami perubahan. Kerja sama antar bank sentral dari berbagai negara
memungkinkan mereka dalam batas-batas tertentu saling membantu mengatasi kesulitan likuiditas
luar negeri negara-negara anggotanya yang sangat mendesak dan berlangsung tidak lama dengan
fasilitas yang disebut ‘swap’. Transaksi swap ini akan tercatat pada pos kewajiban-kewajiban jangka
pendek.
 Kewajiban-kewajiban jangka pendek
 Mutasi cadangan devisa
Mutasi cadangan devisa merupakan pos di mana dicatat transaksi-transaksi penerimaan dan
pemakaian valuta asing. Baik untuk bank sentral maupun untuk bank-bank swasta, penerimaan valuta
asing dari luar negeri akan merupakan transaksi debit, sedangkan pemakaian valuta asing ke luar
negeri merupakan transaksi kredit pada masing-masing pos.
 Mutasi cadangan emas moneter
Ke dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-perubahan yang terjadi pada besarnya
cadangan emas moneter. Yaitu apabila terjadi aliran emas moneter ke luar negeri, yang biasa disebut
‘gold outflow’, pos ini kita kredit, sedangkan sebaliknya kalau ada aliran emas moneter ke dalam
negeri, yang biasa disebut juga ‘gold inflow’, pos ini kita debit.

2. Bank-bank devisa:
 Kewajiban-kewajiban jangka pendek
 Mutasi cadangan devisa

2.1.4 Neraca Hutang Piutang Luar Negeri

Kalau neraca pembayaran suatu negara mengikhtiarkan semua transaksi ekonomi luar negeri yang
diadakan oleh oleh penduduk negara bersangkutan dengan penduduk negara lain, ‘balance of
indebtedness’ atau neraca hutang piutang luar negeri mengikhtiarkan nilai semua kekayaan
penduduk negara tersebut di luar negeri, besarnya hutang piutang penduduk negara tersebut dengan
penduduk negara lain, serta harta kekayaan milik penduduk negara lain yang ada dalam
perekonomian negara tersebut. Karena yang dicatat adalah keadaan harta kekayaan dan utang piutang
bukan suatu transaksi, maka sebagai dasar pencatatannya adalah waktu (momen) tertentu.

Kesulitan yang dihadapi di dalam penyusunannya antara lain:

a. Pengumpulan datanya. Hal ini disebabkan karena:


- Pemerintah sendiri tidak mempunyai administrasi yang baik dalam pencatatan kekayaan
penduduknya yang ada di luar negeri.
- Mungkin penduduknya sendiri, secara diam-diam tidak melaporkan kekayaannya yang ada
di luar negeri.
b. Dalam penentuan nilai kekayaan. Misalnya perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia,
bagaimanakah nilai bersihnya, amatlah sukar ditentukan.
 Neraca Transaksi Berjalan

Adalah ringkasan arus dana antara suatu negara tertentu dengan negara-negara lain yang disebabkan
oleh pembelian barang atau jasa, atau cadangan laba dalam bentuk asset keuangan.
Semua transaksi barang dan jasa yang dicatat dalam Neraca Perdagangan, yang terdiri atas:

1. Neraca perdagangan barang (visible trade);


a. Barang-barang
b. Emas bukan moneter

2. Neraca jasa (invisible trade);


a. Ongkos pengangkutan dan asuransi
b. Hasil turisme
c. Pendapatan modal
d. Pemerintah
e. Pos dan telekomunikasi
f. Jasa-jasa lain

2.2 Tujuan Neraca Pembayaran Internasional

Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :

a) Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di bidang


ekonomi. Bidang ekonomi di sini termasuk ekspor dan impor, hubungan utang piutang,
hubungan penanaman modal, dan hubungan lainnya yang menyangkut neraca pembayaran.
b) Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengambil kebijkan di bidang moneter
dan fiscal.
c) Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan ekonomi
internasional terhadap pendapatan nasional.
d) Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakn di bidang politik
perdagangan Internasional.

2.3 Fungsi Neraca Pembayaran

Kondisi masuk dan keluarnya dana yang terjadi pada neraca pembayaran dapat menandakan bahwa
neraca pembayaran berfungsi dengan baik. Penting bagi suatu negara untuk memperhatikan transaksi
ekonomi agar berjalan dengan semestinya bahkan diusahakan untuk berjalan ke arah yang
menguntungkan.Dengan demikian, neraca pembayaran memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi
neraca pembayaran di antaranya:

a) Sebagai bahan pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang perdagangan


internasional.
b) Sebagai bahan pemerintah dalam membuat keputusan atau kebijakan moneter yang
dilaksanakan oleh suatu negara.
c) Sebagai alat untuk mengukur atau menilai keadaan ekonomi yang berhubungan
dengan transaksi ekonomi internasional dari suatu negara.
d) Sebagai data-data keuangan internasional.
e) Sebagai alat pendataan transaksi ekonomi supaya pemerintah suatu negara ketika
melakukan kegiatan ekspor dan impor tidak mengalami kerugian dan bisa melakukan
penyelesaian pembayaran tepat waktu.
f) Sebagai alat untuk mencatat anggaran yang akan dikeluarkan dalam transaksi
internasional

2.4 Masalah-Masalah dalam Neraca Pembayarn Internasional

Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain :
 Sering kali meabaikan saling hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan
yang lain, sehingga ketidak seimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan
satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain.
 Surplus Transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap
jelek.
 Keputusan untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan
ekonomi Negara secara keseluruhan.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Neraca pembayaran suatu negara merupakan catatan sistematis mengenai semua transaksi ekonomi
antara penduduk dari negara yang melaporkan dan penduduk dari semua negara asing. Masalah-
masalah tertentu harus diselesaikan untuk menentukan siapa penduduk, dan apa yang disebut sebagai
transaksi. Akan tetapi, setiap cara pelaporan konsisten sesuai dengan tujuannya, selama hal ini disusun
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai-mana dimaksudkan. Penggunaan neraca
pembayaran yang paling penting pada kebanyakan negara adalah untuk menggambarkan secara
ringkas keadaan hubungan ekonomi internasional dari suatu negara sebagai suatu panduan bagi
kebijakan moneter, fiskal, nilai tukar, dan kebijakan lainnya.
Meskipun secara keseluruhan kredit harus sama dengan debet dalam neraca pembayaran, namun
seringkali berguna untuk menarik garis melalui rekening-rekening yang memisahkan beberapa mutasi
di atas garis dari yang lainnya yang berada di bawah garis. Dengan melakukan hal ini akan tampak
surplus atau defisit dari sisi kredit secara netto di atas garis pemisah. Salah satu prosedurnya adalah
pengukuran neraca barang atau, neraca perdagangan yang seringkali dikutip oleh pers, yang
merupakan surplus ekspor barang-barang netto saja. Neraca kedua dan terpenting di dalam neraca
pembayaran itu adalah transaksi berjalan, yang memisahkan semua arus barang dan jasa serta hadiah
yang berada di atas garis, dari semua arus modal dan cadangan yang berada di bawah garis. Surplus
transaksi berjalan sama dengan investasi luar negeri netto suatu negara (termasuk akumulasi
cadangan), yang dapat juga menunjukkan kesenjangan antara produk nasional dan pengeluaran
nasional. Saldo keseluruhan (atau saldo penyelesaian resmi) memusatkan pada persoalan
mempertahankan mata uang suatu negara dan kemampuannya untuk membayar berbagai kewajiban.
Saldo ini membandingkan akumulasi cadangan dengan pertumbuhan kewajiban lancar kepada pihak
luar negeri.
Pusat-pusat keuangan memiliki kecenderungan untuk mengalami hal-hal yang nampak sebagai defisit
keseluruhan sambil memberikan pinjaman dengan jangka waktu yang cukup lama, untuk menaikkan
aktiva luar negeri netto mereka. Investasi luar negeri netto ini mengakibatkan posisi investasi
internasional yang lebih positif, yaitu suatu persediaan aktiva luar negeri yang semakin meningkat
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2001.
Eachern. MA. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, PT. Salemba Empat Jakarta. 2000.
Prayitno, Soediyono, Ekonomi Makro, BPFE. Yogyakarta. 2000.
Syahril, Ekonomi Internasional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996.
http://m?isc.Swoullege.com
org.organisasi komunitas perpustakaan Indonesia. Com

[1]Sadono sukirno, Pengantar Makro Ekonomi, hlm.17.


[2]Lihat http://www.brook.edu/pol/review/oldtoc.htm.
[3]Lihat org. organisasi komunitas perpustakaan Indonesia. com
[4]Sadono Sukarno. Pengantar Teori Makro Eknomi, hlm. 362.
[5]Nopirin, Ekonomi Internasional, hlm. 97.
[6]Mc. Eachern, Ekonomi Makro. Hlm. 177.
[7]Lihat. http://mcisl.swollege.com

Anda mungkin juga menyukai