Disusun oleh :
AGUS SAEFUL ROHMAN (201010500143)
HERU ADI PRAYOGA (201010504691)
KATRINA NUR FITRIA (201010500210)
LAULIA FARYINA (201010505203)
LIVIA UKRAINI (201010500077)
MEYGIHA INDRIAN TARI (201010503336)
MOCH AGUNG GUNAWAN (201010500148)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua
kehendaknya, sehingga tim menyusun berhasil menyelesaikan tugas
makalah dengan tepat waktu yang berjudul “Neraca Pembayaran”
Dalam penyusunan makalah ini, semua isi ditulis berdasarkan buku-
buku dan jurnal serta modul yang berkaitan dengan Neraca
Pembayaran. Apabila dalam isi makalah ditemukan kekeliriuan atau
informasi yang kurang valid, kami tim penyusun sangat terbuka dengan
kritik dan saran yang membangun untuk diperbaiki selanjutnya.
Akhir kata, tim penyusun makalah mengucapkan terima kasih
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Neraca Pembayaran Internasional
2.2 Tujuan Neraca Pembayaran Internasional
2.3 Kegunaan Analisis Neraca Pembayaran Internasional
2.4 Masalah Dalam Analisis Neraca Pembayaran Internasional
2.5 Pos-pos Neraca Pembayaran
2.6 Beberapa Sumber Neraca Pembayaran Indonesia
2.7 Fluktuasi Neraca Pembayaran
2.8 Proses Penyeimbangan Neraca Pembayaran
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
merumuskan masalah
Penulis merumuskan
1
7. Apa saja sumber neraca pembayaran?
8. Bagaimana proses penyeimbangan neraca pembayaran jika terdapat masalah pada
neraca pembayaran Internasional?
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengambil kebijkandi bidang
moneter dan fiscal.
3. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengetahui
pengaruhhubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakndi bidang
politik perdagangan Internasional.
3
transaksi dagang nyata (visible trade transaction),sebaliknya jika meliputi barang-
barang yang tidak nyata atau transaksi jasa(invisible trade transaction).
Contohnya ekspor kopi Indonesia ke luar negeridijumpai dalam pos transaksi
dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran Indonesia. Sebaliknya
apabila orang Malaysia yang menaiki pesawatGaruda Indonesia Airways dari Kuala
Lumpur ke Jakarta, pos transaksinyatermasuk dalam transaksi jasa di sebelah
kredit. Dalam pos transaksi jasa(invisible trade transaction) termasuk juga biayabiaya
transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa lainnya ialah
langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa bangunan. Impor ekspor
emas sebagai barang dagangan yang biasanya dipergunakan untuk bahan pembuatan
perhiasan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor
eksporemas dalam arti moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan kedalam
pos transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam poster sendiri. Dalam pos
transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasukpula pengeluaran-pengeluaran
pemerintah yang belum termasuk dalam pos-poslainnya, seperti gaji pegawai asing di luar
negeri
2. Pos Pendapatan Modal
Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua
transaksipenerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka,
danpenerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya didalam
negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan deviden dan bunga.Keuntungan,
dividen dan bunga yang diterima dari hasil penanaman modal di luarnegeri dalam neraca
pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit, dalam pospendapatan modal. Sebaliknya,
keuntungan, deviden dan bunga yang dikirim keluar negeri, sebagai hasil dari
penanaman modal di dalam negeri kita, akanditemui dalam transaksi debet padapos
pendapatan modal.
3. Pos Transaksi-Transaksi Unilateral
Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di dalamnya hadiah
(gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral transfer), pengertiannya sebagai
berikut:
a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak
mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar hargahadiah
yang telah diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksipenyerahan barang
tidak menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran.Transaksi yang tidak
menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagaitransaksi unilateral (unilateral
transaction), atau sering pula disebutsebagai transaksi sepihak (one way transaction), atau
“transaksi tanpa quit proquo”, dimana dimana suatuprestasi tidak diimbangi dengan prestasi
balasan.
4
b. Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa,seperti
bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu yang sedangdilanda bencana
alam juga termasuk transaksi sepihak.
c. Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksiunilateral atau
transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak debetatau kredit, maka pos transfer
akan menjadi debet dan kredit.
4. Pos Penanaman Modal Langsung
Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment), ialah seluruh
transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau Perusahaan antara penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam halini adalah penanaman modal
langsung oleh penduduk suatu negara seperti mendirikan perusahan baru di negara
lain. Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk suatu negara
dari penduduk negara lain,maka pos penanaman modal langsung akan di debet. Sebaliknya akan
di kreditjika terjadi penjualan saham kepada penduduk negara lain atau ada penduduk negara
lain yang mendirikaan perusahaan di dalam negeri.
5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang
Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit
yangjangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat obligasi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.Penjualan obligasi oleh penduduk
Indonesia kepada penduduk negara lain, akan terlihatdalam pos hutang piutang jangka panjang
dalam neraca pembayaran Indonesia disebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet pos
hutang piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli obligasi dari penduduk
negara lain.Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian:
a. Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)
b. Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)
6. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang jangka waktunya
tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan pembayaran surat-surat
wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos hutang piutang
jangka pendek sering diusahakan menjadi:
1. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)
2. Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)
7. Pos Sektor Moneter
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas moneter
(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi pembayaran.Pembayaran itu
meliputi pembayaran-pembayaran terhadap transaksi-transaksiyang tercatat dalam rekening
5
berjalan (current account), seperti transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan
transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi penanaman modal
langsung (investmentaccount), seperti hutang piutang jangka panjang dan hutang
piutang jangkapendek bukan moneter. Jika pengeluaran current account dan investment
accountlebih besar dari penerimaan pada current account dan investment account, makaakan
terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutupdengan saldo
kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau sering jugadisebut sebagai neraca
pembayaran sektor moneter (monetary sector account).Biasanya dalam neraca pembayaran
sektor moneter ini terdiri dari:a. Bank Sentralb. Bank-Bank Devisa Pos hubungan dengan
Dana Moneter Internasional akan terdapat jikacadangan pada badan tersebut dan saldo hak
dari SDR (Special Drawing Right)mengalami perubahan. Kerjasama antar bank sentral
berbagai negara akanmembantu memecahkan kesulitan-kesulitan likuiditas luar negeri negara-
negaraanggota yang sangat mendesak dan berjangka pendek, hal ini dapat dilakukandengan
fasilitasfasilitas yang disebut swap. Transaksi-transaksi swap ini akandicatat pula dalam
kewajiban-kewajiban jangka pendek. Mutasi cadangan devisamerupakan pos dimana dicatat
transaksi-transaksi penerimaan dan pemakaianvaluta asing. Baik untuk bank sentral maupun
untuk bankbank swasta, penerimaanvaluta asing ari luar negeri akan merupakan transaksi
debet, sedangkanpemakaian valuta asing ke luar negeri merupakan transaksi kredit pada
masing-masing pos. Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-
perubahanyang terjadi pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow
ataualiran emas ke luar negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow ataualiran emas ke
dalam negeri dicatat di sebelah debet.
8. Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)
Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidaksama
dengan nilai transaksi-transaksi debet.Dengan adanya pos selisihperhitungan ini, maka
jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neracapembayaran internasional akan selalu
sama (balance).
6
5. Indikator Ekonomi, yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik
sebulansekali.Namun perlu diingat bahwa neraca-neraca pembayaran yang
diterbitkan olehberbagai penerbit resmi tersebut di atas susunan dan angka-angkanya
tidak selalusesuai.
7
kekurangan cadangan devisa dan akhirnya akan menimbulkan ketidakseimbangan neraca
pembayaran.
3. Ketidakstabilan Ekonomi
Ketidakstabilan biasanya ditandai dengan goncangan harga dan kurs yang terus menerus.
Hal ini menyebabkan pengusaha luar negeri kehilangan pegangan untuk membaca situasi
ekonomi dalam negeri. Kemungkinan goncangan ini disebabkan oleh kondisi politik
yang kurang stabil, sehingga sulit meramalkan keputusan politik dalam
perekonomian dalam dan luar negeri. Hal ini akan menyebabkanturunnya ekspor yang
akhirnya juga akan menyulitkan neraca pembayaran.
4. Bencana Alam Bencanan alam yang cukup besar seperti banjir, gempa bumi, tsunami,
serangan hama, penyakit tanaman, iklim dan lain-lain. Hal ini dapat mempengaruhi
neracapembayaran terutama dalam hal produksi.
5. Keadaan Struktur ProduksiIndonesia merupakan negara agraris, dimana struktur
produksinya sangattergantung pada faktor alamiah, sehingga penawarannya kurang
elastis atau malahsama sekali inelastis, oleh karena itu produksi agraris ini sukar
untuk menyesuaikan penawaran dengan perubahan permintaan luar negeri. Ekspor
tidakbisa ditingkatkan dengan segera bila permintaan luar negeri meningkat,
demikianjuga sebaliknya jika permintaan luar negeri menurun ekspor dengan segera tidak
dapat dibatasi.
6. Perubahan Posisi Hutang Piutang Luar Negeri
Hutang piutang luar negeri biasanya jangka panjang. Hutang akan menambah
cadangan internasional suatu negara. Sebaliknya bagi negara kreditur,pinjaman
pinjaman itu akan mengurangi cadangan internasionalnya. Bila manajumlah
pinjaman itu cukup besar, maka adanya hutang piutang tersebut, akandapat
menyebabkan timbulya ketidakseimbangan neraca pembayaran yangbersangkutan.
Nilai pos – pos dalam neraca pembayaran suatu negara dapat berfluktuasi
dengan cara pola random, musiman, siklis dan trend.
Berdasarkan pola fluktuasinya dapat dibedakan tiga macam diseekuilibriumneraca
pembayaran internasional, yaitu :
a. Disekuilbrium neraca pembayaran musiman
Transaksi transaksi ekonomi luar negeri suatu negara besar kecilnya
sangattergantung pada keadaan perekonomian dalam negeri dan juga
keadaanperekonomian luar negeri. Kalau keadaan ekonomi dalam hal tingkat
pendapatan,permintaan akan barang dan jasa mengalami perubahan, maka transaksi-
transaksiluar negeri yang diadakan oleh penduduk dalam negera tersebut akan
mengalami perubahan juga. Kebanyakan gejala ekonomi tersebut mempunyai sifat
musimanyang berakar pada gejala alam atau musiman yang diciptakan oleh manusia
yangsemuanya itu berulang tiap tahunnya. Perubahan-perubahan yang
sifatnyamusiman yang terjadi dalam perekonomian dalam negeri maupun
8
luar negeridengan sendirinya akan menimbulkan perubahan pada neraca
pembayaran yang sifatnya juga musiman. Akan tetapi pada perubahan neraca
pembayaraninternasional yang mempunyai pola seasonal atau musiman ini pada
umumnyatidak banyak menimbulkan masalah , sebab defisit neraca
pembayaran padabulan-bulan tertentu akan tertutup oleh surplus pada bulan-bulan
lainnya.b. Disekuilbrium neraca pembayaran siklis Disekuilibrium ini timbul karena
akibat dari adanya gelombang kongjuntur yangterjadi dalam perekonomian dalam
negeri atau yang terjadi dalam perekonomiannegara lain. C.P. kindleberger
mengatakan bahwa tidak selalu gelombangkonjungtur terjadi dalam suatu
perekonomian akan mengakibatkan terjadinyacylical disequilibrium neraca
pembayaran internasional apabila negara tersebutmempunyai elastisitas pendapatan
yang sama, elastisitas harga yang sama, polagelombang konjungtur yang sama dan
gelombang konjungtur bekerja pada waktuyang bersamaan. Apabila semua itu tidak
sama/berbeda maka akan terjadi cylicaldisequilibrium. Solusi untuk mengatasi
disekuilibrium siklis adalah dengandigunakannya kebijaksanaan-kebijaksanaan
moneter atau fiskal. Dan juga untuklembaga moneter dunia Internasional Monetary
Fund akan memberikan bantuandengan memberikan pinjaman untuk menutupi defisit
neraca pembayaran yangsifatnya siklis.c. Disekuilibrium neraca pembayaran
StrukturalDisekuilibrium ini timbul dari ketidakserasian antara perubahan-perubahan
padapermintaan dan penawaran akan barang barang perdagangan internasional
denganperubahan pada penawaran faktor produksi. Beberapa penyebab
StructuralDisequilibrium menurut Delbert a. snider yaitu : Berkurangnya
stok capital nasional yang sangat drastis mengurangi kapasitas produksi nasional,
berubahnya pola produksi berubahnya pola permintaan berubahnya pola
perdagangan berubahnya pola aliran capital jangka panjang, perubahan
perubahan dalambidang kelembagaan
2. Tingkat Kurs
Dalam penyeimbangan melalui tingkat kurs ini adalah devaluasi untuk defisit
danrevaluasi untuk surplus. Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan
ataumengurangi ketidakseimbangan tergantung pada elastisitas permintaan
danpenawaran valuta asing.
3. Sektor moneter
Pendekatan sektor moneter neraca pembayaran menganggap bahwa
timbulnyaketidakseimbangan neraca pembayaran karena ketidakseimbangan
portopolio yaitu saldo kas yang terjadi berbeda dengan saldo kas yang
diinginkanmasyarakat. Menyamakan saldo kas yang terjadi dengan yang diinginkan
inilahyang menyebabkan timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran
danberfluktuasinya kurs valuta asing. Ketidakseimbangan neraca pembayaran
adalahsemata-mata merupakan gejala moneter, oleh karena itu mengendalikan
jumlahuang yang beredar dalam sistem kurs tetap tidak akan ada
hasilnya.Mempengaruhi jumlah uang secara efektif akan dapat dilakukan dalam
sistemkurs bebas, dalam penyeimbangan neraca pembayaran. Pengaruh
timbal balikantara kebijaksanaan moneter dinegara-negara lain hanya akan
berpengaruhkepada kurs dan tidak pada neraca pembayaran.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian diatas jelaskiranya bahwa Kebijaksanaan
neracapembayaran yang serasi dan terpadu dengan kebijaksanaan pembangunan
lainnyamerupakan faktor penting dalam pencapaian sasaran
pembangunan. Kondisineraca pembayaran yang mantap mendorong arus
perdagangan luar negeri, meningkatkan lalu lintas modal luar negeri
untuk kepentingan pembangunan nasional, serta mendukung pertumbuhan
yang berlanjut dari perekonomian nasional. Sistem devisa bebas yang
merupakan kebijaksanaan mendasar di bidang neraca pembayaran merupakan
prasyarat dan perangkat ekonomi pokok bagiterciptanya efisiensi
perekonomian nasional dalam berinteraksi dengan perekonomian
internasional.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com
http://bisniskeuangan.kompas.com
http://digilib.itb.ac.id
http://www.wikipedia.com
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional : Pengantar
Ekonomi dan Bisnis Global. Jogjakarta: BPFE
Krugman, Paul R. 2004. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta:Indeks
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Jogjakarta: BPFE
13
15 2. Apa tujuan neraca
pembayaran internasional?
16 3. Apa kegunaan analisis
neraca pembayaran
internasional?
17 4. Apa masalah dalam
nalisis neraca pembayaran?
18 5. Apa saja pos-pos neraca
pembayaran?
19 6. Apa saja sumber neraca
pembayaran Indonesia?
20 7. Apa saja fluktuasi
neraca pembayaran?
14
21 Penulis merumuskan
masalah yang akan menjadi
pokok bahasan dalam makalah
22 ini adalah:
23 1. Apa pengertian neraca
membayaran internasional?
24 2. Apa tujuan neraca
pembayaran internasional?
25 3. Apa kegunaan analisis
neraca pembayaran
internasional?
26 4. Apa masalah dalam
nalisis neraca pembayaran?
27 5. Apa saja pos-pos neraca
pembayaran?
15
28 6. Apa saja sumber neraca
pembayaran Indonesia?
29 7. Apa saja fluktuasi
neraca pembayaran
16