Pembayaran
Internasional
Tresna Wulandari
Slide Title
1. Latar Belakang
2. Definisi Neraca Pembayaran Internasional
3. Penggolongan Penduduk Berdasarkan
Neraca Pembayaran Internasional
4. Tujuan Neraca Pembayaran Internasional
5. Struktur Neraca Pembayaran Internasional
6. Komponen yang Termuat dalam Balance of Payment
Textbook
7. Neraca Pembayaran Defisit & Surplus
8. Pengertian “Balance” dalam Neraca Pembayaran
Internasional
9. Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran
10. Proses Penyeimbangan Neraca Pembayaran
Latar Belakang
Perekonomian modern sekarang ini sudah tidak ada lagi yang disebut perekonomian
tertutup (close economy). Semua negara di dunia ini melakukan transaksi ekonomi
tidak hanya terbatas di dalam negara itu sendiri, namun melakukan transaksi
ekonomi dengan negara lain atau disebut perekonomian terbuka (open economy).
Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan sumber daya yang
ada disekitarnya terbatas, sehingga perlu melakukan perdagangan dengan negara
lain. Disinilah terjadinya tukar menukar barang dan jasa, bahkan terjadi arus aliran
modal dari satu negara ke negara lainnya. Suatu negara dalam mengatur dan
mengelola transaksi ekonomi internasional inilah, maka diperlukan sebuah catatan
resmi oleh pemerintah yang disebut neraca pembayaran (balance of payment/BOP).
Definisi Neraca Pembayaran Internasional
1. Orang perorangan/individu
Orang perorangan atau individu yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya para turis), peduduk yang
bersifat individu tersebut mereka mempunyai tempat tinggal di suatu negara dan mereka melakukan kegiatan atau
kujungan di negara lain.
2. Perusahaan atau Badan hukum
Suatu perusahaan yang berbadan hukum dari suatu negara melakukan transaksi ekonomi di negara lain. Transaksi
tersebut bisa dengan perusahaan di negara lain atau individu yang menyebabkan adanya transaksi internasional.
Cabang-cabang perusahaan di negara lain di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri.
3. Pemerintah
Badan-badan pemerintah dikatakan sebagai penduduk dari negara yang diwakili oleh penduduknya di negara lainya
yang menimbulkan transaksi ekonomi internasional. Misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai
penduduk dari negara yang mereka wakili. Transaksi yang mereka lakukan di negara lain merupakan transaksi
ekonomi internasional.
Tujuan
Neraca Pembayaran Internasional
Penyusunan neraca pembayaran dilakukan oleh pemerintah suatu negara dengan maksud dan mempunyai beberapa tujuan,
sebagai berikut:
1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk dalam negeri dan penduduk luar
negeri.
2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara, misalkan barang/jasa yang di ekspor
atau di impor.
3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam melakukan transaksi ekonomi dengan negara kita dalam hubungan ekonomi
internasional.
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara, misalkan berapa cadangan devisa negara tersebut.
5. Sebagai salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara donor untuk memberikan bantuan keuangan,
terutama negara yang mengalami kesulitan balance of payment.
6. Sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi satu negara selain tingkat inflasi, pertumbuhan GDP, tingkat pengangguran
dan sebagainya.
7. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di bidang ekonomi, seperti melakukan ekspor
dan impor, hubungan utang piutang, hubungan penanaman modal, dan hubungan lainnya yang menyangkut neraca pembayaran.
8. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan di bidang moneter dan fiskal.
9. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap
perekonomian nasional seperti pendapatan nasional.
10. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan di bidang politik perdagangan Internasional.
Struktur
Neraca Pembayaran Internasional
Struktur neraca pembayaran (balance of payment) secara umum dapat dilihat seperti berikut
ini:
4. Bencana Alam
Bencanan alam termasuk faktor non ekonomi yang juga turut andil dalam mempengaruhi kondisi neraca
perdagangan manakala relatif ekstrim, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan hebat, serangan hama,
penyakit tanaman, iklim dan lain-lain. Hal ini dapat mempengaruhi neraca pembayaran dalam hal produksi barang
terutama di sektor primer barang-barang hasil pertanian dan barang terusan dari sektor pertanian.
5. Keadaan Struktur Produksi
Negara-negara yang sangat menggantungkan pada sektor primer atau struktur produksinya bergantung pada faktor
alamiah, seperti pertanian, perkebunan dll, maka penawaran terhadap barang tersebut kurang elastis. Sebagai
contoh, jika suatu negara mengandalkan sektor pertanian sebagai produk unggulan akan sangat sulit untuk
menyesuaikan penawaran maupun permintaannya. Jika permintaan dari luar negeri meningkat maka kebutuhan
akan ekspor sektor pertanian tidak dapat didorong secara cepat, bisa jadi banyak gagal panen, atau tidak pada
musim panen dll dan begitu juga sebaliknya.
6. Hutang Luar Negeri
Hutang luar negeri yang dikelola dengan kurang baik, maka akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Kasus di
Indonesia tahun 1998, krisis ekonomi terjadi karena manajemen hutang tidak dilakukan dengan baik, sehingga
pembayaran hutang yang jatuh tempo sangat membebani sistem keuangan nasional dan akhirnya nilai dollar
meningkat pesat dan menyulitkan kondisi neraca pembayaran kita dan berdampak pada ekonomi secara makro.
Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran (4)
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan neraca pebayaran adalah karena disebabkan oleh pola perubahan,
seperti sebagai berikut.
1. Disekuilibrium neraca pembayaran karena musiman
Perubahan transaksi yang dikarenakan oleh seasional atau musiman biasanya terjadi setiap tahun pada bulan-bulan tertentu,
misalkan pada hari raya atau pada bulan akhir tahun. Perubahan transaksi ini akan menyebabkan perubahan pada neraca
pembayaran suatu negara. Kebanyakan gejala ekonomi tersebut mempunyai sifat musiman yang berakar pada gejala alam
atau musiman yang diciptakan oleh manusia yang semuanya itu berulang tiap tahunnya. Perubahan-perubahan yang sifatnya
musiman yang terjadi dalam perekonomian dalam negeri maupun luar negeri dengan sendirinya akan menimbulkan
perubahan pada neraca pembayaran yang sifatnya juga musiman juga. Perubahan neraca pembayaran internasional yang
terjadi karena mengikuti pola seasonal atau musiman ini pada umumnya tidak banyak menimbulkan masalah, sebab defisit
neraca pembayaran pada bulan-bulan tertentu akan tertutup oleh surplus pada bulan-bulan lainnya.
2. Disekuilbrium neraca pembayaran karena siklis
Disekuilibrium ini timbul karena akibat dari adanya gelombang konjungtur yang terjadi dalam perekonomian dalam negeri
atau yang terjadi dalam perekonomian negara lain. Ketidakseimbangan ini disebabkan oleh perubahan tingkat produksi
nasional, perubahan harga-harga atau inflasi, pengangguran, dan sebabainya. Biasanya pemerintah dalam mengatasi
disekuilibrium siklis ini digunakankebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Perubahan yang bersifat konjungtur ini oleh lembaga
moneter dunia Internasional Monetary Fund (IMF) akan memberikan bantuan kepada negara yang mengalami kesulitan
keuangan akibat defisit neraca pembayaran yang sifatnya siklis.
Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran (5)
Terjadinya defisit pada neraca pembayaran suatu negara dapat mempengaruhi fundamental
makroekonomi pada negara tersebut, sehingga penyeimbangan neraca pembayaran menjadi hal
penting yang perlu dilakukan oleh negara dengan melakukan pendekatan pada perubahan pendapatan
nasional, tingkat harga dan kurs yang stabil dan dapat melalui sektor moneter.
1. Tingkat Harga
Surplus pada neraca pembayaran akan mendorong jumlah uang yang beredar meningkat, kenaikan
JUB tersebut akan mendorong harga-harga naik dan dapat menyebabkan inflasi. Kenaikan pada
inflasi akan membuat daya saing produsen dalam negeri menurun dengan produsen dari luar negeri,
hal tersebut dapat terjadi karena kenaikan pada inflasi akan mendorong impor juga meningkat dari
pada ekspor sehingga barang-barang impor akan lebih banyak diminati karena harga barang impor
tersebut relatif lebih murah dibandingkan harga barang dalam negeri. Begitu juga yang terjadi ketika
terjadi defisit neraca pembayaran, jumlah uang beredar akan turun sehingga meningkatkan daya
saing produsen dalam negeri dengan produsen luar negeri dan dapat mendorong ekpsor karena
harga barang relatif murah diluar negeri dan untuk memproduksi barang tersebut juga cukup murah.
Proses Penyeimbangan Neraca Pembayaran (2)
2. Tingkat Kurs
Negara yang menganut sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate), penyeimbangan neraca pembayaran melalui
tingkat kurs dapat dilakukan dengan mendevaluasi mata uang domestik untuk kasus neraca pembayaran yang
defisit dan merevaluasi untuk neraca pembayaran yang surplus. Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan atau
mengurangi ketidakseimbangan tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran valuta asing. Negara
dengan sistem kurs yang fleksibel (freely floating exchange rate) nilai tukar ditentukan oleh pasar, sehingga tidak
ada lagi campur tangan pemerintah dalam mengontrol nilai tukar, kecuali dengan sistem mengambang yang
dimanaged, pemerintah masih bisa melakukan intervensi di pasar valas. Dengan demikian nilai tukar yang bebas
(freely) diperlukan faktor fundamental ekonomi yang lain untuk membuat nilai tukar dalam kondisi yang
diinginkan.
3. Sektor moneter
Pendekatan sektor moneter terhadap ketidakseimbangan pada neraca pembayaran merupakan pendekatan yang
digunakan oleh kaum monetaris. Ketidakseimbangan neraca pembayaran tersebut terjadi karena
ketidakseimbangan pada portofolio atau terdapat gap antara saldo kas saat ini dengan saldo kas yang diinginkan
oleh masyarakat. Ketidakseimbangan tersebut menjadi bahasan penting pada kalangan kaum monetaris. Langkah
yang dapat ditempuh melalui kebijakan moneter adalah dengan mengatur jumlah uang beredar secara efektif agar
dapat membuat neraca pembayaran menjadi lebih seimbang dan stabil.
Literatur