Anda di halaman 1dari 12

MENGANALISIS NERACA PEMBAYARAN,

ARUS MODAL ASING, UTANG LUAR NEGERI

Dosen Pengampu

Siti Sriningsih, SE., ME

NAMA KELOMPOK:

 M. RIZKY JUNIARDI WAHID (A1A021117)

 M. ZAINURRAHMAN (A1A021118)

 WULANDARI (A1A021256)

 TIA HARIANI (A1A021267)

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. atas terselesaikannya
Buku Ajar mengenai materi “MENGANALISIS NERACA PEMBAYARAN, ARUS
MODAL ASING, UTANG LUAR NEGERI”. Buku ajar ini masih perlu dikembangkan
lebih jauh lagi agar dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Buku Ajar ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perekonomian Indonesia pada prodi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Mataram. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Siti
Sriningsih., SE,ME Selaku dosen pengampu mata kuliah Perekonomian Indonesia. Kami
menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif, terutama dari ibu Siti Sriningsih, SE., ME.
Dan teman-teman.

Mataram, 3 Maret 2023

Penyusun

i
A. NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan
jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial,
dan item-item finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi:
1. Transaksi Debit
Transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar
negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan
berkurangnya posisi cadangan devisa.
2. Transaksi Kredit
Transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam
negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan
bertambahnya posisi cadangan devisa negara.

Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran


1. Mengetahui Peranan Sektor Eksternal Dalam Perekonomian Suatu Negara
Peranan sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah permintaan produk
domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin besar permintaan terhadap produk
domestik oleh bukan penduduk, yang tercermin dari nilai ekspor Negara bersangkutan,
semakin besar pula peranan sektor eksternal dalam pembentukan produk domestik.

2. Mengetahui Aliran Sumber Daya Antar Negara.


Berdasarkan Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran sumber daya antara
suatu Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga terlihat apakah Negara tersebut
merupakan pengekspor barang dan atau modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang
atau modal.

3
3. Mengetahui Struktur Ekonomi dan Perdagangan Suatu Negara
Dengan mengamati perkembangan Neraca Pembayaran, dapat diketahui pola umum kegiatan
perekonomian suatu Negara dalam berinteraksi dengan Negara lain, seperti ketergantungan
sumber pendapatan nasional dari hasil ekspor produk pertanian dan ketergantungan sumber
pembiayaan investasi dari Negara lain.

4. Mengetahui Permasalahan Utang Luar Negeri Suatu Negara


Berdasarkan catatan transaksi modal dan keuangan di Neraca Pembayaran, dapat diketahui
seberapa jauh suatu Negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap Negara lain.

5. Mengetahui Perubahan Posisi Cadangan Devisa Suatu Negara.


Bertambah atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus atau defisit
Neraca Pembayaran. Apabila terjadi surplus Neraca Pembayaran maka posisi cadangan
devisa akan bertambah sebesar surplus tersebut. Dan sebaliknya.

6. Dipergunakan Sebagai Sumber Data dan Informasi Dalam Penyusunan


Anggaran Devisa (foreign exchange budget).
Dengan memperhatikan surplus atau defisit Neraca Pembayaran pada tahun tertentu, dapat
diperlukan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus dapat
ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan.

7. Dipergunakan Sebagai Sumber Data Penyusunan Statistik Pendapatan


Nasional (national account).
Statistik Neraca Pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional mengingat
salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor-impor barang dan jasa yang
tercatat dalam Neraca Pembayaran.

Komponen Neraca Pembayaran


1. Transaksi Berjalan (current account).
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek
(mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
a. Ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yang
diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali
sebagai debit.
b. net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa karena
merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal.

4
c. net transfer (transfer unilateral), meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian
dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net transfer bukan
merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain transaksi berjalan
merangkum aliran dana antara satu Negara tertentu dengan seluruh negara lain
sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset
finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan antar pemerintah dan antar pihak
swasta).
Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan internasional yang luas. Defisit
transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar dari dana-dana
yang diterimanya. Komponen transaksi berjalan meliputi neraca
perdagangan dan neraca barang dan jasa.
2. Neraca Modal (Capital Account)
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam
kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real estate)
suatu negara, Yang meliputi :
1. Arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu Negara menjual aset
berharga kepada pihak asing untuk memperoleh uang tunai.
2. Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu Negara membeli aset
berharga dari pihak asing (luar negeri).
3. Transaksi-transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portofolio,
langsung atau jangka pendek.
Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal
neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan
oleh demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk
membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu
negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas.
3. Cadangan Devisa Negara (Official Reserves Account)
Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas
keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit transaksi-transaksi
ekonomi neraca berjalan dan neraca modal suatu negara yang dihasilkan dengan cara mencari
nilai selisih (netting) dari cadangan aset dan cadangan hutang.
Cadangan devisa terdiri dari :
1. Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat
diperdagangkan.

5
2. Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit
3. Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit
Fungsi Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Fungsi neraca
pembayaran internasional antara lain sebagai berikut.

1. Sebagai alat pembukuan agar pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat,
mengenai jumlah barang dan jasa yang sebaiknya keluar atau masuk dalam batas
wilayah suatu negara serta untuk mendapatkan keterangan-keterangan mengenai
anggaran alat-alat pembayaran luar negerinya.
2. Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait dengan perdagangan
internasional dari suatu negara. Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh
transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional negara yang bersangkutan.
3. Sebagai alat untuk memperoleh informasi rinci terkait dengan perdagangan luar
negeri.
4. Sebagai alat untuk membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara
tersebut dengan negara tertentu.
5. Sebagai alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.

Manfaat Neraca Pembayaran


1. Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk
dalam negeri dan penduduk luar
2. Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.
3. Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
5. Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk memberikan bantuan
keuangan.
6. Indikator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan
sebagainya.
7. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam; mengambil langkah-langkah
dibidang ekonomi; mengambil kebijakan dibidang moneter dan fiskal; mengetahui
pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional; mengambil
kebijakan dibidang politik internasional.

6
Tahapan dalam Neraca Pembayaran
Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya, dari
negara debitur muda hingga negara kreditur madya.
1. Negara debitur muda dimana pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor
daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri
sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.
2. Negara debitur madya dimana pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah
surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman
luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang.
3. Negara kreditur muda dimana pada tahapan ini suatu negara mengembangkan
ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang kepada negara-negara
lain.
4. Negara kreditur madya dimana pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar
negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak yang kemudian
diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan.

Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran


1. Seringkali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain,
sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu
transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Contoh: investasi di luar
negeri dianggap menambah defisit neraca pembayaran, karena menyebabkan
terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut, investasi ini
nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau lainnya. Demikian juga
pemberian bantuan dari negara lain akan menambah defisit neraca pembayaran,
padahal kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju) berupa bantuan dalam
bentuk uang yang dibelanjakan di dalam negeri ataupun bantuan terikat yang artinya
bantuan tersebut digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh
negara pemberi bantuan.
2. Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit
dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun surplus di
dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau
surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah yang
sama.

7
B. ARUS MODAL ASING
Besarnya arus modal masuk ke Indonesia, sebagai akibat pertumbuhan perekonomian yang
tetap terjaga dalam beberapa tahun terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk mendanai
proyek-proyek jangka panjang. Mengelola arus modal masuk (capital inflow) ke dalam
kawasan merupakan sebuah tantangan yang sulit, yang dihadapi negara-negara emerging
market seperti Indonesia karena dapat membawa berbagai risiko potensial terhadap stabilitas
keuangan.

Seperti yang telah diketahui, untuk menjaga stabilitas moneter akibat derasnya arus modal
masuk ke Indonesia dan besarnya likuiditas saat ini, BI menerapkan beberapa kebijakan yang
diapresiasi Bank Dunia dan IMF sebagai langkah yang tepat.
Neraca modal yang menggambarkan arus keluar masuk devisa yang bukan merupakan
pembayaran atas barang atau jasa. Arus devisa yang di catat di neraca modal ialah devisa
dalam arti arus modal masuk, baik berupa dana investasi maupun pinjaman atau utang luar
negeri. Investasi dan pinjaman dari luar negeri merupakan arus masuk. Sedangkan investasi
kita ke luar negeri dan pinjaman yang kita berikan kepada pihak luar negeri dicatat dalam
arus keluar. Sebagian besar pinjaman luar negeri yang diperoleh pemerintah berasal dari
sebuah konsorsium bernama Consultative Group for Indonesia (CGI) yang sebelumnya
bernama Inter Group on Indonesia (IGGI). Arus modal asing bisa mendatangkan manfaat
yang lebih besar ketimbang risikonya jika dikelola dengan benar. Diperkirakan hingga akhir
tahun ini arus modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai sekitar US$25 miliar. Manfaat
tersebut antara lain, penurunan biaya bunga APBN, sumber investasi swasta, pembiayaan
Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal. Sementara risikonya adalah
terjadinya pembalikan, tekanan penguatan rupiah dan gelembung ekonomi. Pemerintah perlu
lebih aktif lagi untuk mendorong perusahaan swasta untuk masuk bursa lewat penawaran
saham perdana (IPO) atau right issue. kemudian, memperbanyak penerbitan obligasi negara
dengan berbagai macam seri dan jangka waktu.

8
C. UTANG LUAR NEGERI
Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara
yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Dalam jangka pendek, utang luar
negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran
pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan yang cukup besar.

Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar
kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah. Termasuk
dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan
kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri. Pinjaman luar negeri yang diterima
Pemerintah, dimaksudkan sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan, disamping sumber
pembiayaan yang berasal dari dalam negeri berupa hasil perdagangan luar negeri, penerimaan
pajak dan tabungan baik tabungan masyarakat dan sektor swasta. Salah satu masalah dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk
Indonesia adalah keterbatasan modal dalam negeri.
Penyebab Besarnya Utang Luar Negeri
• Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya utang luar negeri Indonesia:
1) Strategi defisit anggaran
2) Tidak menyadari secara penuh biaya yang harus ditanggung di masa depan
3) Adanya faktor sosial politik dari penentu kebijakan Faktor sosial dan politik lebih
dominan dibanding faktor ekonomi dalam melakukan utang
Bentuk-bentuk Pinjaman Luar Negeri
1.Dilihat dari sumber dananya
 Pinjaman Multilateral
 Pinjaman Bilateral
 Pinjaman Sindikasi
2. Dilihat dari segi persyaratannya
 Pinjaman Lunak
 Pinjaman setengah lunak

9
Utang Luar Negeri 2022
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV 2022 tetap terkendali

 Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2022 tercatat sebesar 396,8 miliar dolar
AS. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ULN Indonesia pada triwulan IV
2022 secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 4,1% (yoy), melanjutkan kontraksi
pada triwulan sebelumnya sebesar 6,7% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ini terutama
bersumber dari ULN Pemerintah dan sektor swasta. Perkembangan posisi ULN pada
triwulan IV 2022 juga dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan mata uang
dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

 ULN Pemerintah melanjutkan tren kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN Pemerintah


pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 186,5 miliar dolar AS, atau secara tahunan
mengalami kontraksi sebesar 6,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan
kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3% (yoy). Perkembangan ULN
tersebut didorong oleh peningkatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga
Negara (SBN) domestik seiring dengan sentimen positif kepercayaan pelaku pasar
global yang tetap terjaga. Selain itu, terdapat penarikan neto pinjaman luar negeri
yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek. ULN pemerintah
berperan penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor
produktif serta belanja prioritas pemerintah, termasuk kelanjutan upaya akselerasi
program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah terus berkomitmen agar
ULN dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja,
yang antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,4% dari total
ULN Pemerintah), jasa pendidikan (16,5%), administrasi pemerintah, pertahanan, dan
jaminan sosial wajib (15,5%), konstruksi (14,2%), serta jasa keuangan dan asuransi
(11,4%). Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir
seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8% dari
total ULN Pemerintah.

 ULN swasta juga melanjutkan tren kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada
triwulan IV 2022 tercatat sebesar 201,2 miliar dolar AS, atau secara tahunan
mengalami kontraksi sebesar 1,8% (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan

1
0
sebelumnya sebesar 2,0% (yoy). Perkembangan ini didorong oleh pembayaran neto
utang dagang, surat utang, dan pinjaman sejalan dengan pola kuartalan pembayaran
ULN. Pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial
corporations) mengalami kontraksi sebesar 1,5% (yoy), lebih dalam dibandingkan
kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,3% (yoy). Selain itu, pertumbuhan
ULN lembaga keuangan (financial corporations) juga mengalami kontraksi 2,8%
(yoy), meskipun lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan
sebelumnya sebesar 4,4% (yoy). Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar
bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/air
panas, dan udara dingin; industri pengolahan; serta pertambangan dan penggalian,
dengan pangsa mencapai 77,9% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap
didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,4% terhadap total
ULN swasta. 7. Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip
kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada triwulan IV 2022 tetap
terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,1%, menurun dibandingkan dengan rasio pada
triwulan sebelumnya sebesar 30,3%. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat,
ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang,
dengan pangsa mencapai 87,3% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur
ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam
pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian
dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang
pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan
meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

1
1
DAFTAR PUSTAKA

Susilo, hadi & Santoso Budi, Wibowo Tri.2001. buku EKONOMI Indonesia.

https://yuniariani37.wordpress.com/2014/07/07/neraca-pembayaran-arus-modal-
asingdan-utang-luar-negeri/

1
2

Anda mungkin juga menyukai