Anda di halaman 1dari 25

EKONOMI MAKRO LANJUTAN (EKI 214) KELAS A2 EP

PEREKONOMIAN TERBUKA

Dosen Pengampu:

I Made Endra Kartika Yudha, S.E., M.Sc.

Disusun Oleh

Anggota Kelompok 3 :

I Komang Mahendra Kesuma (2007511052)

I Putu Satria Julang Wicaksana (2007511089)

Ni Luh Putu Ema Juniantari (2007511131)

I Made Bagus Arimanu Dwipayana (2007511178)

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat Beliaulah paper yang berjudul “Perekonomian Terbuka” ini dapat terselesaikan dengan
baik dan benar. Paper ini disusun dalam rangka penyelesaian tugas semester. Dalam
penulisannya, penulis banyak dibimbing oleh berbagai pihak baik bantuan secara material,
serta pikiran. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak I Made Endra
Kartika Yudha, S.E., M.Sc. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Ekonomi Makro
Lanjutan.

Di dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa paper ini kurang sempurna akibat dari
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari Bapak
I Made Endra Kartika Yudha, S.E., M.Sc. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Ekonomi
Makro Lanjutan untuk kesempurnaan paper ini. Harapan penulis yaitu agar para pembaca dapat
memahami betapa pentingnya mengetahui bagaimana Perekonomian Terbuka. Paper ini
sepenuhnya merupakan hasil kerja keras penulis dan jika nanti terdapat banyak kesalahan serta
penyimpangan, penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Denpasar, 18 Februari 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II............................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
2.1 Arus Modal dan Barang Internasional .................................................................. 5
2.1.1 Peran Ekspor Neto (Net Export) .............................................................................. 5
2.1.2 Arus Modal Internasional dan Neraca Perdagangan .................................................... 6
2.1.3 Contoh Arus Barang dan Modal Internasional............................................................ 7
2.1.4 Ketidakrelevanan Neraca Perdagangan Bilateral ........................................................ 8
2.2 Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil .............................. 9
2.2.1 Mobilitas Modal dan Tingkat Bunga Dunia ............................................................... 9
2.2.2 Bagaimana Kebijakan Mempengaruhi Neraca Perdagangan ........................................11
2.2.3 Mengevaluasi Kebijakan Ekonomi..........................................................................13
2.3 Kurs.............................................................................Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Nilai Tukar Riil dan Neraca Perdagangan.................................................................16
2.3.2 Penentu Nilai Tukar Riil........................................................................................17
2.3.3 Bagaimana Kebijakan Mempengaruhi Nilai Tukar Riil ..............................................17
2.3.4 Penentu Nilai Tukar Nominal.................................................................................20
2.4 Perekonomian Terbuka Besar.............................................................................. 21
BAB III ........................................................................................................................... 23
PENUTUP ...................................................................................................................... 23
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 24

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika perekonomian disebut, “terbuka,” berarti pengeluaran negara di tiap tahun tertentu
tidak sama dengan output barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih
banyak ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan
pengeluaran lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain.

Pada sistem perekonomian terbuka, terdapat empat sektor pelaku ekonomi yaitu sektor
rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah, dan sektor luar negeri. Analisis
perekonomian terbuka merupakan suatu analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan
ekonomi (pendapatan nasional) suatu negara dengan mempertimbangkan pengaruh dari
kegiatan ekspor dan impor negara tersebut. Dengan demikian dalam analisis ini muncul dua
aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan yakni aliran pendapatan yang diterima dari
mengekspor dan aliran pengeluaran untuk membeli barang yang diimpor dari negara lain. Hal
ini berpengaruh terhadap besarnya pendapatan nasional pada perekonomian. Perekonomian
empat sektor hampir sama dengan perkonomian tiga sektor, yaitu dengan menjumlahkan
pengeluaran dari sektor-sektor ekonomi. Pengeluaran sektor luar negeri ini berupa ekspor (X)
dan impor (M) dan selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor (X-M) disebut dengan ekspor
netto.

Besar kecilnya permintaan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara san gat
berpengaruh pada tingkat pendapatan mereka. Oleh karena itu, dalam ekonomi makro
permintaan ekspor dianggap tetap. Saat ini, perubahan besar terjadi dan menuju ekonomi pasar
telah berlangsung dibeberapa negara, termasuk Indonesia dengan sistem yang seb elumnya
dominan ekonomi perencanaan terpusat (otoriter). Makro ekonomi meneliti pengaruh interaksi
antar segmen yang penting dari perekonomian nasional pada negara yang satu dan negara
lainnya atau rumah tangga nasional dengan pasar tenaga kerja, uang, mod al, barang dan jasa
serta sumber daya alam.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Arus Modal dan Barang Internasional?
1.2.2 Bagaimana Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan Kurs?

3
1.2.4 Bagaimana Perekonomian Terbuka Besar?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Arus Modal dan Barang Internasional.
1.3.2 Untuk mengetahui Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil.
1.3.3 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kurs.
1.3.4 Untuk mengetahui Perekonomian Terbuka Besar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arus Modal dan Barang Internasional

Perbedaan ekonomi makro utama antara ekonomi terbuka dan tertutup adalah bahwa,
dalam ekonomi terbuka, pengeluaran suatu negara pada tahun tertentu tidak harus sama dengan
output barang dan jasanya. Suatu negara dapat membelanjakan lebih banyak daripada yang
dihasilkannya dengan meminjam dari luar negeri, atau dapat membelanjakan lebih sedikit
daripada yang diproduksinya dan meminjamkan selisihnya kepada orang asing.

2.1.1 Peran Ekspor Neto (Net Export)

Pengeluaran atas output barang dan jasa suatu perekonomian dilambangkan sebagai Y.
Dalam perekonomian tertutup, semua output dijual di dalam negeri, dan pengeluaran dibagi
menjadi tiga komponen, yaitu konsumsi (C), investasi (I), dan pembelian pemerintah (G).
Dalam perekonomian terbuka, sebagian output dijual di dalam negeri dan sebagian lagi
diekspor untuk dijual ke luar negeri. Selain itu, beberapa barang dan jasa yang termasuk dalam
konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah, diproduksi di luar negeri dan diimpor. Dengan
demikian dapat ditulis identitas neraca pendapatan nasional sebagai Y = C + I + G + X – IM,
di mana X (ekspor) dan IM (impor). Karena pengeluaran untuk impor termasuk dalam
pengeluaran domestik (C + I + G), dan karena barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri
bukan merupakan bagian dari output suatu negara, persamaan ini mengurangi pengeluaran
untuk impor. Mendefinisikan ekspor bersih menjadi ekspor dikurangi impor (NX = X − IM),
dapat ditulis identitasnya sebagai Y = C + I + G + NX. Persamaan ini menyatakan bahwa
pengeluaran untuk output domestik adalah jumlah konsumsi, investasi, pembelian pemerintah,
dan ekspor neto.
Identitas neraca pendapatan nasional menunjukkan bagaimana output domestik,
pengeluaran domestik, dan ekspor neto terkait. Secara khusus, NX = Y − (C + I + G) atau
Ekspor Bersih = Output − Belanja Domestik. Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam
perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak harus sama dengan output barang dan jasa.
Jika output suatu negara melebihi pengeluaran domestiknya, maka negara itu mengekspor
selisihnya, sehingga nilai ekspor neto positif. Jika output suatu negara kurang dari pengeluaran
domestiknya, maka negara itu mengimpor selisihnya, sehingga nilai ekspor neto negatif.

5
2.1.2 Arus Modal Internasional dan Neraca Perdagangan

Dalam perekonomian terbuka, pasar keuangan dan pasar barang saling berkaitan erat.
Untuk melihat hubungannya, dapat dilakukan dengan menulis persamaan identitas Y = C + I
+ G + NX. Kemudian kurangi C dan G dari kedua ruas, sehingga didapatkan Y – C – G = I +
NX. Y – C − G adalah tabungan nasional (S) yang sama dengan jumlah tabungan swasta (Y –
T − C), dan tabungan publik (T − G), di mana T adalah pajak. Oleh karena itu didapat S = I +
NX. Dengan mengurangkan I dari kedua ruas persamaan, dapat ditulis identitas akun
pendapatan nasional sebagai S – I = NX. Bentuk identitas neraca pendapatan nasional ini
menunjukkan bahwa ekspor neto suatu perekonomian harus selalu sama dengan selisih antara
tabungan dan investasinya.

Pada sisi kanan (NX) adalah ekspor bersih barang dan jasa. Nama lain untuk ekspor
neto adalah neraca perdagangan, karena menunjukkan bagaimana perdagangan suatu negara
dalam barang dan jasa berangkat dari tolok ukur impor dan ekspor yang se tara. Pada sisi kiri
identitas adalah perbedaan antara tabungan domestik dan investasi domestik (S−I), yang
disebut arus keluar modal neto atau dapat disebut investasi asing neto. Arus keluar modal neto
sama dengan jumlah yang dipinjamkan penduduk domestik ke luar negeri dikurangi jumlah
yang dipinjamkan penduduk asing kepada penduduk domestik. Jika arus keluar modal neto
positif, tabungan perekonomian melebihi investasinya, dan kelebihannya dipinjamkan kepada
orang asing. Jika arus keluar modal neto negatif, perekonomian mengalami arus masuk modal,
yaitu investasi melebihi tabungan, dan perekonomian membiayai investasi tambahan ini
dengan meminjam dari luar negeri. Dengan demikian, arus keluar modal neto mencerminkan
aliran dana internasional untuk membiayai akumulasi modal.

Identitas neraca pendapatan nasional menunjukkan bahwa arus keluar modal neto selalu
sama dengan neraca perdagangan. Yaitu Arus Keluar Modal Bersih = Neraca Perdagangan atau
S – I = NX. Jika S − I dan NX positif, suatu negara mengalami surplus perdagangan (trade
surplus). Dalam hal ini, negara tersebut adalah pemberi pinjaman bersih di pasar keuangan
dunia, dan diidentifikasikan bahwa negara tersebut lebih banyak mengekspor barang dan jasa
ke luar negeri dibandingkan mengimpor barang dan jasa dari negara lain. Jika S − I dan NX
negatif, maka suatu negara memiliki defisit perdagangan (trade deficit). Dalam hal ini, negara
tersebut adalah peminjam bersih di pasar keuangan dunia, dan diidentifikasikan bahwa negara
tersebut lebih sedikit mengekspor barang dan jasa ke luar negeri dibandingkan mengimpor
barang dan jasa dari negara lain. Jika S – I dan NX tepat nol, maka suatu negara dikatakan

6
memiliki neraca perdagangan yang seimbang (trade balance), karena impor dan ekspornya
memiliki nilai yang sama.

Identitas neraca perdagangan nasional menunjukkan bahwa aliran dana internasional


untuk membiayai akumulasi modal dan aliran barang dan jasa internasional adalah dua sisi
mata uang yang sama. Berikut merupakan tabel ringkasan arus barang dan modal internasional,
yaitu:

Surplus Perdagangan Neraca Perdagangan Defisit Perdagangan


Ekspor > Impor Ekspor = Impor Ekspor < Impor
Ekspor Neto > 0 Ekspor Neto = 0 Ekspor Neto < 0
Y> C+I+ G Y= C+I+ G Y< C+I+ G
Tabungan > Investasi Tabungan = Investasi Tabungan < Investasi
Arus Keluar Modal Neto > 0 Arus Keluar Modal Neto = 0 Arus Keluar Modal Neto < 0

2.1.3 Contoh Arus Barang dan Modal Internasional


Ekspor neto mengukur ketidakseimbangan antara ekspor dan impor suatu negara.
Sedangkan aliran keluar modal neto mengukur ketidakseimbangan antara jumlah aset asing
yang dibeli oleh warga domestik dan jumlah aset domestik yang dibeli oleh warga asing. Fakta
yang penting menyatakan, bahwa untuk sebuah ekonomi sebagai satu keseluruhan,
ketidakseimbangan ini harus mengimbangi satu sama lain. Yakni, aliran keluar modal neto
(NCO) selalu sama dengan ekspor neto (NX) atau NCO = NX. Persamaan ini ada karena setiap
transaksi yang memengaruhi salah satu sisi persamaan ini juga memengaruhi sisi lain dengan
jumlah yang sama.

Seperti contoh berikut, Andi adalah seorang programer komputer yang tinggal di
Amerika Serikat. Suatu hari Andi membuat beberapa perangkat lunak dan menjualnya kepada
konsumen Jepang senilai 10.000 yen. Penjualan dari perangkat lunak tersebut adalah ekspor
bagi Amerika Serikat, sehingga hal itu meningkatkan ekspor neto AS. Selanjutnya tergantung
pada apa yang Andi lakukan dengan 10.000 yen yang diterimanya.

Pertama, anggaplah bahwa Andi memperoleh tambahan yen dalam matras Andi
(dimisalkan Andi memiliki yen untuk yen). Dalam kasus ini, Andi menggunakan beberapa
pendapatan Andi untuk berinvestasi dalam ekonomi Jepang. Yaitu, warga domestik (Andi)
telah memperoleh aset asing (mata uang Jepang) peningkatan dalam ekspor neto AS sejalan
dengan peningkatan dalam aliran keluar modal neto AS.

7
Namun, semakin realistis, apabila Andi ingin berinvestasi dalam ekonomi Jepang, Andi
tidak akan melakukannya dengan mata uang Jepang. Besar kemungkinan, Andi akan
menggunakan uang senilai 10.000 yen untuk membeli saham pada perusahaan Jepang, atau
mungkin membeli surat obligasi pemerintah Jepang. Namun, hasil keputusan Andi akan sama,
yaitu seorang warga domestik akhirnya memperoleh aset asing. Peningkatan dalam aliran
keluar modal neto AS (pembelian saham atau surat obligasi Jepang) sejalan dengan
peningkatan dalam ekspor neto AS (penjualan perangkat lunak).

Sekarang untuk contoh yang berbeda, anggaplah bahwa di samping menggunakan uang
senilai 10.000 yen untuk membeli aset Jepang, Andi menggunakan yen tersebut untuk membeli
barang buatan Jepang, misalnya Nintendo. Karena dampak dari pembelian Nintendo, impor
Amerika meninghat. Bersamaan dengan itu, ekspor perangkat lunak dan impor Nintendo
mempresentasikan neraca perdagangan. Karena ekspor dan impor meningkat dengan jumlah
yang sama, ekspor neto tidak berubah. Dalam kasus ini, tidak ada warga Amerika yang
akhirnya memperoleh aset asing dan tidak seorang pun warga asing yang akhirnya memperoleh
aset AS, sehingga tidak ada juga dampak pada aliran keluar modal neto AS.

Kemungkinan akhirnya adalah Andi pergi ke bank setempat untuk menukarkan uang
10.000 yen Andi ke dolar AS. Namun, hal ini tidak mengubah situasi karena bank sekarang
harus melakukan sesuatu dengan uang senilai 10.000 yen. Tindakan tersebut dapat berupa
membeli aset Jepang (aliran keluar modal neto AS); atau membeli sebuah barang buatan Jepang
(dianggap sebagai impor AS); atau dapat menjual mata uang yen kepada warga Amerika
lainnya yang ingin melakukan transaksi tersebut. Pada akhirnya, ekspor neto AS sejalan dengan
aliran keluar modal neto AS.

2.1.4 Ketidakrelevanan Neraca Perdagangan Bilateral

Terkadang mungkin terdengar laporan media tentang neraca perdagangan suatu negara
dengan negara lain yang disebut bilateral neraca perdagangan. Misalnya, neraca perdagangan
bilateral AS dengan China sama dengan ekspor yang dijual Amerika Serikat ke China dikurangi
impor yang dibeli Amerika Serikat dari China. Neraca perdagangan secara keseluruhan, seperti
yang telah dilihat, terkait erat dengan tabungan dan investasi suatu negara. Itu tidak benar dari
neraca perdagangan bilateral. Memang, suatu negara dapat memiliki defisit dan surplus
perdagangan yang besar dengan mitra dagang tertentu sambil memiliki perdaga ngan yang
seimbang secara keseluruhan. Misalnya, dunia memiliki tiga negara, yaitu Amerika Serikat,
Cina, dan Australia. Amerika Serikat menjual $100 miliar peralatan mesin ke Australia,

8
Australia menjual $100 miliar gandum ke China, dan China menjual $100 miliar mainan ke
Amerika Serikat. Dalam hal ini Amerika Serikat mengalami defisit perdagangan bilateral
dengan China, China mengalami defisit perdagangan bilateral dengan Australia, dan Australia
mengalami defisit perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat. Tetapi masing-masing dari
ketiga negara memiliki perdagangan yang seimbang secara keseluruhan karena telah
mengekspor dan mengimpor barang senilai $100 miliar.
Defisit perdagangan bilateral menerima lebih banyak perhatian di arena politik daripada
yang seharusnya mereka terima. Ini sebagian karena hubungan internasional dilakukan dari
satu negara ke negara lain, sehingga politisi dan diplomat secara alami tertarik pada statistik
yang mengukur transaksi ekonomi negara ke negara. Kebanyakan ekonom, bagaimanapun,
percaya bahwa neraca perdagangan bilateral tidak terlalu berarti. Dari sudut pandang ekonomi
makro, yang penting adalah neraca perdagangan suatu negara dengan semua negara asing.

Pelajaran yang sama berlaku untuk individu seperti halnya untuk negara. Neraca perdagangan
pribadi adalah perbedaan antara pendapatan dan pengeluaran yang dimiliki, dan mungkin akan
khawatir jika kedua variabel ini tidak sejalan. Tetapi tidak perlu khawatir dengan perbedaan
antara pendapatan dan pengeluaran yang dimiliki dengan orang atau perusahaan tertentu.

2.2 Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil


2.2.1 Mobilitas Modal dan Tingkat Bunga Dunia

Kasus sederhana dari sebuah perekonomian terbuka kecil (small open economy) dengan
mobilitas modal sempurna. Yang dimaksud dengan “kecil” adalah perekonomian ini adalah
bagian kecil dari pasar dunia dan, dengan sendirinya, tidak memiliki dampak yang berarti
terhadap tingkat bunga dunia. Dengan ”mobilitas modal sempurna” kita mengartikan bahwa
penduduk Negara itu memiliki akses penuh kepasar uang dunia.

Karena asumsi mobilitas modal sempurna tersebut, tingkat bunga dalam perekonomian
terbuka kecil (r) harus sama dengan tingkat bunga dunia (world interest rate) (r*) yaitu tingkat
bunga riil yang berlaku di pasar uang dunia:

r = r*

Penghuni ekonomi terbuka kecil tidak perlu meminjam dengan tingkat bunga berapa
pun di atas r* karena mereka selalu dapat memperoleh pinjaman sebesar r* dari luar negeri.
Demikian pula warga perekonomian ini tidak perlu meminjamkan pada tingkat bunga di bawah

9
r*, karena mereka dapat selalu dapatkan r* dengan meminjamkan ke luar negeri. Dengan
demikian, tingkat bunga dunia menentukan suku bunga dalam perekonomian terbuka kecil.

Dalam perekonomian tertutup, keseimbangan tabungan domestik da n investasi


domestik menentukan tingkat bunga, Oleh karena itu, keseimbangan tabungan dunia dan
investasi dunia menentukan tingkat bunga dunia. Perekonomian terbuka kecil memiliki efek
yang dapat diabaikan pada tingkat bunga riil dunia, karena sebagai bagian kecil dari dunia,
sehingga memiliki efek yang dapat diabaikan pada tabungan dunia dan investasi dunia. Oleh
karena itu, perekonomian terbuka kecil menganggap tingkat bunga dunia sebagai yang
diberikan secara eksogen.

3 Model

Untuk mengembangkan model perekonomian terbuka kecil, kita ambil tiga asumsi dari bab
sebelumnya.

1. Output perekonomian Y di tentukan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi.


Dinyatakan dengan :
Y = Y = F(K,L).
2. Konsumsi C berhubungan secara positif dengan pendapatan disposebel Y – T.
Dinyatakan fungsi konsumsi dengan:
C = C(Y-T)
3. Investasi I berhubungan secara negative dengan tingkat bunga riil r. Dinyatakan fungsi
investasi dengan:
I = I(r)

Kembali ke identitas akuntansi dan menulisnya sebagai:

NX= (Y-C-G)-I

NX= S-I

Dengan menggabungkan tiga asumsi di atas dan asumsi bahwa tingkat bunga sama dengan
tingkat bunga dunia, maka akan memperoleh :

̅ − 𝑪(𝒀
𝑵𝑿 = [𝒀 ̅ − 𝑻) − 𝑮] − 𝑰(𝒓∗ )

10
Persamaan ini menunjukkan bahwa neraca perdagangan NX tergantung pada variable-
variabel tersebut yang menentukan tabungan S dan investasi I. Karena tabungan bergantung
pada kebijakan fiscal (belanja pemerintah G yang lebih rendah atau pajak T yang lebih tinggi
meingkatkan tabungan nasional ) dan investasi bergantung pada tingkat bunga riil dunia r*
(tingkat bunga yang lebih tinggi membuat beberapa proyek investasi menjadi tidak
menguntngkan), maka neraca perdagangan juga bergantung pada variable -variabel tersebut.
Dalam perekonomian tertutup, tingkat bunga riil menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan
tabungan dan investasi- yaitu, tingkat bunga riil berada di perpotongan kurva tabungan dan
investasi. Namun, dalam perekonomian terbuka kecil, sama dengan tingkat bunga riil dunia.
Selisih antara tabungan dan investasi menentukan neraca perdagangan. Neraca perd agangan
ditentukan oleh selisih antara tabungan dan investasi pada tingkat bunga dunia. Dalam gambar,
terjadi surplus perdagangan, karena pada tingkat bunga dunia, tabungan melebihi investasi.

2.2.2 Bagaimana Kebijakan Mempengaruhi Neraca Perdagangan

1. Kebijakan fiskal dalam negeri

Pertimbangkan dulu apa yang terjadi pada perekonomian terbuka kecil jika pemerintah
meningkatkan pengeluaran domestik dengan meningkatkan pembelian pemerintah G
mengurangi tabungan nasional, karena S = Y – C – G .Dengan tingkat bunga riil dunia yang
tidak berubah, investasi tetap sama. Oleh karena itu, tabungan turun di bawah investasi, dan
beberapa investasi sekarang harus dibiayai dengan meminjam dari luar negeri. Karena NX = S
– I jatuhnya S menyiratkan jatuh NX. Perekonomian sekarang mengalami defisit perdagangan.
Logika yang sama berlaku untuk penurunan pajak menjadi lebih rendah. Disposable
penghasilan Y – T merangsang konsumsi, dan mengurangi tabungan nasional. Karena NX = S
– I pengurangan tabungan nasional pada gilirannya menurunkan NX.

11
Gambar di atas mengilustrasikan efek ini. Perubahan kebijakan fiskal yang
meningkatkan konsumsi swasta C atau konsumsi publik G mengurangi tabungan nasional ( Y
– C _ G ) dan, oleh karena itu, menggeser garis vertikal yang menunjukkan penghematan dari
S1 ke S2. Karena NX adalah jarak antara skedul tabungan dan skedul investasi pada tingkat
bunga dunia, pergeseran ini berkurang NX. Oleh karena itu, mulai dari perdagangan yang
seimbang, perubahan kebijakan fiskal yang mengurangi tabungan nasional menyebabkan
defisit perdagangan.

2. Kebijakan fiscal luar negri

Kenaikan tingkat bunga dunia akan menigkatkan biaya untuk berutang dan, dengan
demikian, mengurangi investasi dalam perekonomian terbuka kecil. Karena tidak ada
perubahan dalam tabungan domestik, maka tabungan S sekarang melebihi investasi I ,dan
sebagian tabungan mulai mengalir ke luar negri. Karena NX = S-I, penurunan I juga harus
meningkatkan NX. Jadi, mengurangi tabungan luar negri dapat menyebabkan surplus
perdagangan didalam negeri.

12
Gambar di atas mengilustrasikan bagaimana perekonomian terbuka kecil yang dimulai
dari perdagangan berimbang merespons ekspansi fiskal luar negeri. Karena perubahan
kebijakan terjadi di luar negeri, jadwal tabungan dan investasi dalam negeri tetap sa ma. Satu-
satunya perubahan adalah kenaikan suku bunga dunia dari r 1* ke r2*. Neraca perdagangan
adalah perbedaan antara jadwal tabungan dan investasi; karena menabung melebihi investasi
di r2*, terjadi surplus perdagangan. Oleh karena itu, mulai dari perdagangan berimbang, dan
kenaikan tingkat bunga dunia karena ekspansi fiskal ke luar negeri menyebabkan surplus
perdagangan.

3. Pergeseran dalam permintaan investasi

Pertimbangkan apa yang terjadi pada perekonomian terbuka kecil jika jadwal
investasinya bergeser ke luar—yaitu, jika permintaan barang-barang investasi pada setiap
tingkat bunga meningkat. Pergeseran ini akan terjadi jika, misalnya, pemerintah mengubah
undang-undang perpajakan untuk mendorong investasi dengan memberikan kredit pajak
investasi.

Pergeseran kekanan dalam kurva investasi dari I(r)1 ke I(r)2 ,meningkatkan jumlah investasi
pada tingkat bunga dunia r*, akibatnya investasi melebihi tabungan,yang berarti perekonomian
meminjam dari luar negeri dan mengalami deficit perdagangan.

2.2.3 Mengevaluasi Kebijakan Ekonomi

Model perekonomian terbuka menunjukkan bahwa arus barang dan jasa yang di ukur
oleh neraca perdagangan bisa di kaitkan dengan arus dana internasional untuk akumulasi
modal. Arus modal keluar neto adalah selisih antara tabungan domestik dan investasi domestik.
Jadi, dampak kebijakan ekonomi terhadaap neraca perdagangan selalu bisa ditemukan dengan

13
menelaah dampaknya terhadap tabungan domestik dan investasi domestik. Kebijakan yang
meningkatkan investasi atau mengurangi tabungan cenderung menyebabkan defisit
perdagangan,dan kebijakan yang menurunkan investasi atau menigkatkan tabungan cenderung
menyebabkan surplus perdagangan. Analisis tentang ekonomi terbuka positif, bukan normatif.
Artinya, analisis kita tentang bagaimana kebijakan ekonomi mempengaruhi arus modal dan
barang internasional belum memberitahu kita apakah kebijakan ini diinginkan. Mengevaluasi
kebijakan ekonomi dan dampaknya terhadap ekonomi terbuka sering menjadi topik perdebatan
di antara para ekonom dan pembuat kebijakan.

Ketika suatu negara mengalami defisit perdagangan, para pembuat kebijakan harus
menghadapi pertanyaan apakah itu merupakan masalah nasional. Defisit perdagangan bisa
menjadi cerminan dari tabungan yang rendah. Dalam perekonomian tertutup, tabungan yang
rendah menyebabkan investasi yang rendah dan persediaan modal masa depan yang lebih kecil.
Dalam perekonomian terbuka, tabungan yang rendah menyebabkan defisit perdagangan dan
meningkatnya utang luar negeri, yang pada akhirnya harus dilunasi. Dalam kedua k asus,
konsumsi tinggi saat ini mengarah pada konsumsi masa depan yang lebih rendah, yang
menyiratkan bahwa generasi mendatang menanggung beban tabungan nasional yang rendah.

Namun defisit perdagangan tidak selalu merupakan cerminan dari masalah ekonomi.
Ketika ekonomi pedesaan yang miskin berkembang menjadi ekonomi industri modern, mereka
terkadang membiayai tingkat investasi mereka yang tinggi dengan pinjaman luar negeri. Dalam
kasus ini, defisit perdagangan adalah tanda pembangunan ekonomi. Misalnya, Kore a Selatan
mengalami defisit perdagangan yang besar sepanjang tahun 1970 -an, dan awal 1980-an, dan
itu menjadi salah satu kisah sukses pertumbuhan ekonomi. Pelajarannya adalah bahwa
seseorang tidak dapat menilai kinerja ekonomi dari neraca perdagangan saja. Sebaliknya, kita
harus melihat penyebab yang mendasari arus internasional.

2.3 Kurs atau Nilai Tukar

Nilai tukar atau kurs merupakan nilai tukar antar dua negara yang disepakati penduduk
kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Ada dua jenis nilai tukar yang dipakai
yaitu Kurs Nominal dan Kurs Riil.

a) Kurs Nominal

Kurs Nominal (nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat
menukar mata uang sutau negara dengan mata uang negara lain. Misalnya, jika nilai tukar

14
antara dolar AS dan yen Jepang adalah 100 yen per dolar, maka kita dapat menukar satu dolar
dengan 100 yen di pasar dunia dengan mata uang asing. Orang Jepang yang ingin mendapatkan
dolar akan membayar 100 yen untuk setiap dolar yang dibelinya. Orang Amerika yang ingin
mendapatkan yen akan mendapatkan 100 yen untuk setiap dolar yang dia bayarkan . Ketika
orang merujuk pada “nilai tukar” antara dua negara, yang mereka maksudkan biasanya adalah
nilai tukar nominal. Nilai tukar dapat ditunjukkan dalam dua cara. Jika satu dolar membeli 100
yen, maka satu yen membeli 0,01 dolar. Kita dapat mengatakan nilai tukar adalah 100 yen per
dolar, atau kita dapat mengatakan nilai tukar adalah 0,01 dolar per yen. Karena 0,01 sama
dengan 1/100, kedua cara untuk menyatakan nilai tukar ini setara.

Jika nilai tukar berubah sehingga dolar dapat membeli mata uang yen lebih banyak,
katakanlah dari 100 menjadi 110 yen per dolar perubahan tersebut disebut apresiasi
(appreciation). Jika nilai tukar berubah sehingga satu dolar dapat membeli mata uang yen lebih
sedikit, perubahan tersebut disebut depresiasi (deppreciation). Dengan kata lain kenaikan nilai
tukar disebut apresiasi sedangkan penurunan nilai tukar disebut depresiasi. Apresiasi juga
disebut penguatan mata uang, dan depresiasi juga disebut pelemahan mata uang.

b) Kurs Riil

Kurs Riil (real exchange rate) adalah nilai tukar yang digunakan seseorang saat
menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lainnya. Artinya, nilai
tukar riil memberi tahu kita tingkat di mana kita dapat memperdagangkan barang-barang dari
satu negara untuk barang-barang negara lain.

Misalkan, satu kilogram beras Amerika dijual dengan harga $100, dan satu kilogram
beras Jepang dijual seharga 16.000 yen. Untuk mengetahui berapa nilai tuka r riil antara beras
Amerika dan beras Jepang terlebih dahulu kita harus menggunakan nilai tukar nominal untuk
mengubah harga ke dalam mata uang biasa. Jika nilai tukar nominalnya adalah 80 yen per
dolar, maka harga beras Amerika seharga $100 per kilogram atau setara dengan 8000 yen per
kilogram. Kita dapat merumuskan perhitungan nilai tukar riil tersebut sebagai berikut:

Nilai tukar riil = ∈ = e × (P/P*).


Nilai tukar nominal
=
Rasio tingkat harga

15
Dengan menggunakan angka dalam contoh, rumus tersebut berlaku sebagai berikut:
(80 yen / dolar) × ($100 / kg beras Amerika)
Nilai tukar riil =
16000 yen / kg beras Amerika
8000 yen / kg beras Amerika
=
16000 yen / kg beras Jepang

= 1⁄ kg beras Jepang / kg beras Amerika


2

Dengan demikian, nilai tukar riil bergantung pada nilai tukar nominal dan pada harga barang
di dua negara yang diukur dengan mata uang lokal.

2.3.1 Nilai Tukar Riil dan Neraca Perdagangan

Apa pengaruh makroekonomi yang diberikan oleh nilai tukar riil? Untuk menjawab
pertanyaan ini, ingatlah bahwa nilai tukar riil tidak lebih dari harga relatif. Misalnya, anggaplah
nilai tukar riil untuk Amerika Serikat rendah. Dalam hal ini, karena barang-barang Amerika
relatif murah, orang Amerika akan membeli lebih sedikit barang impor. Hal sebaliknya terjadi
jika nilai tukar riil Amerika Serikat tinggi. Dalam hal ini, barang-barang Amerika relatif mahal
dibandingkan barang-barang asing. Orang Amerika akan membeli banyak barang impor, dan
orang asing akan membeli sedikit barang Amerika. Oleh karena itu, ekspor bersih AS akan
rendah. Hubungan antara nilai tukar riil dan ekspor neto dapat ditulis sebagai:

NX = NX (∈)

Gambar dibawah ini mengilustrasikan hubungan negatif antara neraca perdagangan dan nilai
tukar riil.

16
2.3.2 Penentu Nilai Tukar Riil

Secara khusus, dapat disimpulkan hubungan antara ekspor neto dan nilai tukar riil yang
baru saja dibahas dengan model neraca perdagangan yang dikembangkan sebelumnya. Nilai
riil mata uang berbanding terbalik dengan ekspor bersih. Ketika nilai tukar riil lebih rendah,
barang-barang domestik relatif lebih murah dibandingkan barang-barang asing, dan ekspor
neto lebih besar. Neraca perdagangan (ekspor bersih) harus sama den gan arus keluar modal
neto, yang pada gilirannya sama dengan tabungan dikurangi investasi. Tabungan ditentukan
oleh fungsi konsumsi dan kebijakan fiskal; investasi ditentukan oleh fungsi investasi dan
tingkat bunga dunia.
Gambar dibawah ini menggambarkan dua kondisi. Garis yang menunjukkan hubungan
antara ekspor neto dan nilai tukar riil miring ke bawah karena nilai tukar riil yang rendah
membuat barang-barang domestik relatif murah. Garis yang menunjukkan kelebihan tabungan
atas investasi, S−I, adalah vertikal karena baik tabungan maupun investasi tidak bergantung
pada nilai tukar riil. Perpotongan kedua garis ini menentukan keseimbangan nilai tukar riil.
2.3.3 Bagaimana Kebijakan Mempengaruhi Nilai Tukar Riil

Kita dapat menggunakan model ini untuk menunjukkan bagaimana perubahan kebijakan
ekonomi yang telah kita bahas sebelumnya mempengaruhi nilai tukar riil.

a) Kebijakan Fiskal di Dalam Negeri

17
Apa yang terjadi pada nilai tukar riil jika pemerintah mengurangi tabungan nasional dengan
meningkatkan pembelian pemerintah atau memotong pajak? Pengurangan tabungan
menurunkan S−I dan dengan demikian NX juga menurun. Artinya, pengurangan tabungan
menyebabkan defisit perdagangan. Gambar dibawah ini menunjukkan perubahan kebijakan
menggeser garis vertikal dari S1−I ke S2, menurunkan penawaran dolar untuk diinvestasikan di
luar negeri. Penawaran yang lebih rendah menyebabkan nilai tukar riil ekuilibrium naik dari
∈1 ke ∈2. Karena kenaikan nilai dolar, barang-barang domestik menjadi lebih mahal
dibandingkan barang-barang asing, menyebabkan ekspor turun dan impor naik. Perubahan
ekspor dan impor ini sama-sama mengurangi ekspor neto.

b) Kebijakan Fiskal Luar Negeri

Apa yang terjadi pada nilai tukar riil jika pemerintah asing meningkatkan pembelian
atau memotong pajak? Perubahan dalam kebijakan fiskal mengurangi tabungan dunia dan
menaikkan tingkat bunga dunia. Kenaikan tingkat bunga dunia mengurangi investasi domestik
I, yang meningkatkan S−I dan dengan demikian NX pun meningkat. Artinya, kenaikan suku
bunga dunia menyebabkan surplus perdagangan. Gambar dibawah menunjukkan bahwa

18
perubahan kebijakan ini menggeser garis vertikal S−I ke kanan, meningkatkan penawaran dolar
untuk diinvestasikan di luar negeri. Nilai tukar riil ekuilibrium turun dari ∈1 ke ∈2. Artinya,
dolar menjadi kurang berharga, dan barang-barang domestik menjadi lebih murah
dibandingkan barang-barang asing.

c) Pergeseran Permintaan Investasi

Apa yang terjadi pada nilai tukar riil jika permintaan investasi di dalam negeri meningkat? Pada
tingkat bunga dunia tertentu, peningkatan permintaan investasi menyebabkan investasi yang
lebih tinggi. Nilai lebih tinggi I yang berarti nilai S−I dan NX yang lebih rendah. Artinya,
peningkatan permintaan investasi menyebabkan defisit perdagangan. Gambar dibawah ini
menunjukkan bahwa peningkatan permintaan investasi menggeser garis vertikal S−I ke kiri,
mengurangi penawaran dolar untuk diinvestasikan ke luar negeri. Nilai tukar riil ekuilibrium
naik. Oleh karena itu, ketika kredit pajak investasi membuat investasi di Amerika Serikat lebih
menarik, hal ini juga meningkatkan nilai dolar AS yang diperlukan untuk melakukan investasi
tersebut. Ketika dolar terapresiasi, barang-barang domestik menjadi lebih mahal dibandingkan
barang-barang asing, menyebabkan ekspor neto turun.

d) Pengaruh Kebijakan Perdagangan

19
Kebijakan perdagangan didefinisikan secara luas, adalah kebijakan yang dirancang
untuk secara langsung mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang diekspor atau diimpor.
Paling sering, kebijakan perdagangan berbentuk melindungi industri dalam negeri dari
persaingan asing baik dengan mengenakan pajak atas impor asing (tarif) atau membatasi
jumlah barang dan jasa yang dapat diimpor (kuota).

Sebagai contoh kebijakan perdagangan proteksionis, pertimb angkan apa yang akan
terjadi jika pemerintah melarang impor mobil asing. Untuk setiap nilai tukar riil tertentu, impor
sekarang akan lebih rendah, menyiratkan bahwa ekspor neto (ekspor dikurangi impor) akan
lebih tinggi. Dengan demikian, jadwal ekspor neto akan bergeser ke luar, seperti pada gambar
dibawah.

Untuk melihat efek dari kebijakan tersebut, kita membandingkan keseimbangan lama dan
keseimbangan baru. Dalam ekuilibrium baru, nilai tukar riil lebih tinggi, dan ekspor neto tidak
berubah. Meskipun ada pergeseran dalam jadwal ekspor neto, tingkat ekuilibrium ekspor neto
tetap sama, karena kebijakan proteksionis tidak mengubah tabungan atau investasi.

2.3.4 Penentu Nilai Tukar Nominal

Nilai di mana mata uang dua negara diperdagangkan. Ingat kembali hubun gan antara nilai
tukar riil dan nominal:

Nilai Tukar Riil (∈)= Nilai Tukar Nominal (e) × Rasio Tingkat Harga (P/P*)

Kita dapat merumuskan nilai tukar nominal sebagai:

e = ϵ × (P*/P).

Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai tukar nominal tergantung pada nilai tukar riil dan
tingkat harga di kedua negara. Mengingat nilai nilai tukar riil, jika tingkat harga domestik (P)

20
naik, maka nilai tukar nominal € akan turun: karena satu dolar kurang berharga, satu dolar akan
membeli lebih sedikit yen. Namun, jika tingkat harga Jepang (P*) naik, maka nilai tukar
nominal akan meningkat: karena nilai yen lebih rendah, satu dolar akan membeli lebih banyak
yen.
Persamaan nilai tukar dapat ditulis dengan:

% Perubahan e = % Perubahan ∈ + % Perubahan P* − % Perubahan


P
Persentase perubahan ∈ adalah perubahan nilai tukar riil. Persentase perubahan P adalah
tingkat inflasi domestik π, dan persentase perubahan P* adalah tingkat inflasi negara asing π*.
Jadi, persentase perubahan nilai tukar nominal adalah:

% Perubahan e = % Perubahan ϵ + (π *−π)

Persentase Perubahan Nilai Tukar Nominal = Persentase Perubahan Nilai Tukar Riil + Selisih
Nilai Inflasi
Persamaan ini menyatakan bahwa persentase perubahan nilai tukar nominal antara mata
uang dua negara sama dengan persentase perubahan nilai tukar riil ditambah perbedaan tingkat
inflasi. Jika suatu negara memiliki tingkat inflasi yang tinggi dibandingkan dengan Amerika
Serikat, satu dolar akan membeli mata uang asing dalam jumlah yang meningkat dari waktu ke
waktu. Jika suatu negara memiliki tingkat inflasi yang rendah dibandingkan dengan Amerika
Serikat, satu dolar akan membeli mata uang asing dalam jumlah yang menurun dari waktu ke
waktu.

2.4 Perekonomian Terbuka Besar

Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbuka besar. Amerika Serikat
tidak begitu besar atau terisolasi sehingga kebal terhadap perkembangan yang terjadi di luar
negeri. Defisit perdagangan yang besar pada tahun 1980 -an, 1990-an, dan 2000-an
menunjukkan pentingnya pasar keuangan internasional untuk mendanai investasi AS. Oleh
karena itu perkonomian tertutup tidak dapat dengan sendirinya menjelaskan sepenuhnya
dampak kebijakan terhadap ekonomi AS. Terdapat beberapa alasan mengenai hal tersebut :

≠ Pertama, Amerika Serikat cukup besar sehingga dapat mempengaruhi pasar keuangan
dunia
≠ Kedua, modal mungkin tidak bergerak secara sempurna antar negara. Jika individu
lebih suka menyimpan kekayaan mereka di dalam negeri daripada aset asing, dana

21
untuk akumulasi modal tidak akan mengalir bebas untuk menyamakan suku bunga di
semua negara. Untuk dua alasan ini, kami tidak dapat secara langsung menerapkan
model ekonomi terbuka kecil kami ke Amerika Serikat.

Dalam analisis tersebut, terdapat pinjaman dan pinjaman internasional, tetapi tingkat bunga
tidak ditentukan oleh pasar keuangan dunia. Sebaliknya, semakin banyak ekonomi meminjam
dari luar negeri, semakin tinggi tingkat bunga yang harus ditawarkannya kepada investor asing.
Namun, pengurangan tabungan nasional karena ekspansi fiskal. Seperti dalam perekonomian
tertutup, kebijakan ini menaikkan tingkat bunga riil dan menekan investasi domestik. Seperti
dalam perekonomian terbuka kecil, kebijakan ini juga mengurangi arus keluar modal neto,
menyebabkan defisit perdagangan dan apresiasi nilai tukar. Oleh karena itu, meskipun model
perekonomian terbuka kecil yang diteliti di sini tidak secara tepat menggambarkan
perekonomian seperti perekonomian Amerika Serikat, model ini memberikan jawaban yang
kira-kira tepat tentang bagaimana kebijakan mempengaruhi neraca perdagangan dan nilai
tukar.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan


internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain.
Ketika perekonomian disebut, “terbuka,” berarti pengeluaran negara di tiap tahun tertentu tidak
sama dengan output barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih
banyak ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan
pengeluaran lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain.

Kemudian di dalam perekonomian terbuka ini ada tabungan dan investasi dalam
perekonomian terbuka kecil yaitu mobilitas modal dan tingk at bunga dunia yang dimana
keseimbangan tabungan dunia dan investasi dunia menentukan tingkat bunga dunia.
Perekonomian terbuka kecil ini memiliki efek yang dapat di abaikan pada tingkat bunga riil
dunia, tabungan dunia dan investasi dunia. Oleh karena itu perekonomian terbuka kecil
menganggap tingkat bunga dunia sebagai apa yang di berikan secara eksogen.

Kurs atau nilai tukar adalah harga/nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan mata
uang negara lain. Nilai tukar dibagi menjadi dua yakni nilai tukar nominal dan nilai tukar riil.
Nilai tukar nominal adalah nilai dimana seseorang dapat memperdagangkan mata uang satu
negara untuk mata uang negara lain. Nilai tukar riil adalah nilai tukar dimana seseorang dapat
memperdagangkan barang dan jasa satu negara untuk barang dan jasa negara lain.

Di dalam perekonomian terbuka juga terdapat perekonomian terbuka besar yaitu arus
modal keluar riil adalah jumlah yang di pinjamkan investor domestik ke luar negeri di kurangi
jumlah yang di pinjamkan investor asing di sini. Kemudian untuk memahami bagaimana
ekonomi terbuka besar bekerja, dapat mempertimbangkan dua pasar utama yaitu pasar dana
pinjaman dan pasar valuta asing. Dalam perekonomian terbuka juga terdapat kebijakan yang
dapat mempengaruhi perekonomian yaitu, kebijakan fiskal di dalam negeri, pergeseran
permintaan investasi, kebijakan perdagangan, dan pergeseran arus keluar modal bersih.

23
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory, 2015. Macroeconomics. Edisi Ke-Sembilan. New York Worth :


Publishers

Mankiw, N. Gregory, 2018. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Ke-Tujuh. Jakarta : Salemba
Empat.

Purnomo, R. N. (2020) ‘Analisis Pengaruh Keterbukaan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi (Studi Kasus: Asean Tahun 2007 – 2017)’, Jurnal Dinamika Ekonomi
Pembangunan, 2(2), p. 20. doi: 10.14710/jdep.2.2.20-35.

24

Anda mungkin juga menyukai