MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelompok 1
SEPTEMBER 2022
i
KATA PENGANTAR
Semoga makalah yang kami buat ini, dapat dinilai dengan baik dan dihargai
oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasa, maupun materinya. Oleh karena itu, kami selaku
penyusun memohon kritik dan sarannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendapatan dan pertumbuhan ekonomi nasional merupakan variabel
penting dalam suatu perekonomian. Secara teoritis, makin maju pembangunan
ekonomi suatu negara makin besar pula pendapatan nasionalnya, baik secara
total maupun perkapitanya (dengan asumsi bahwa laju pertumbuhannya
penduduk lebih tinggi dibanding dengan laju pertumbuhan penduduk). 1
Model Solow menjelaskan bahwa dalam pertumbuhan ekonomi dan
output suatu negara dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan populasi, tabungan,
dan kemajuan teknologi. Para ekonom menggunakan data Gross Domestic
Product (GDP) dalam mengukur pertumbuhan ekonomi dan mengetahui
tingkat pendapatan setiap orang dalam perekonomian. Pertumbuhan ekonomi
merupakan variabel makro ekonomi yang penting dalam menganalisis suatu
pembangunan ekonomi suatu negara, sehingga dapat dengan jelas diketahui
jumlah pendapatan total maupun pendapatan perkapita di negara tersebut. Pada
kesempatan ini, penulis ingin membahas lebih lanjut tentang konsep
pendapatan nasional serta metode dalam perhitungannya. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan nasional?
2. Bagaimana konsep-konsep dalam pendapatan nasional?
3. Bagaimana metode dalam penghitungan pendapatan nasional?
4. Bagaimana cara menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi?
5. Apa saja masalah yang ada dalam penghitungan pendapatan nasional?
6. Apa saja manfaat dari adanya penghitungan pendapatan nasional?
1
Firdaus, "Analisis Pendapatan, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Nasional," Jurnal Plano
Madani 01, no. 1 (2012): 63.
2
Andinata, dkk, "Analisis Pendapatan Nasional di Negara-negara Anggota (ASEAN)," Jurnal
Ekonomi Ekuilibrium (JEK) 02, no. 01 (2018): 31-44.
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendapatan nasional.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep dalam pendapatan nasional.
3. Untuk mengetahui metode-metode dalam penghitungan pendapatan
nasional.
4. Untuk mengetahui cara menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.
5. Untuk mengetahui masalah yang ada dalam penghitungan pendapatan
nasional.
6. Untuk mengetahui manfaat dari adanya penghitungan pendapatan nasional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Apriliana, "Upaya Peningkatan Pendapatan Nasional di tengah Wabah Virus Corona Perspektif
Ekonomi Islam," AL-IQTISHADIYAH Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah 06,
no. 01 (2020): 19-28.E. S. (2020).
4
Veritia, dkk, Teori Ekonomi Makro, (Banten: UNPAM PRESS, 2019), hal. 19.
5
Priyono dan Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Makro, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2016), hal.
25.
3
Contoh:
Shofi WNI, ia bekerja di Indonesia yang pendapatannya 2 juta rupiah. Paul
WNA yang tinggal dan bekerja di Indonesia, ia berpendapatan 3 juta rupiah.
Ali WNI yang tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan 1 juta
rupiah. Maka:
PDB = pendapatan Shofi + pendapatan Paul
= Rp 2.000.000 + Rp 3.000.000
= Rp 5.000.000
Penghasilan netto = pendapatan Ali - pendapatan Paul
= Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000
= - Rp 2.000.000
Jadi, PNB = PDB + penghasilan netto
= Rp 5.000.000 + (-Rp 2.000.000)
= RP 3.000.000
3. PNB/ NNP (Produk Nasional Netto/ Nett National Product)
NNP atas dasar harga pasar merupakan GNP dikurangi dengan
depresiasi atas barang modal dalam proses produksi selama satu tahun.
NNP = GNP - depresiasi
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 miliar
rupiah dan depresianya sebesar 104.337,9 miliar. Maka:
NNP = 2.007.191 - 104.337,9
= 1.902.853,2 miliar 6
4. PN/ NI (Pendapatan Nasional/ National Income)
NNI merupakan total pendapatan masyarakat setelah dikurangi pajak
tidak langsung. Jadi, masyarakat juga wajib membayar pajak kepada negara
untuk membantu mendanai pembangunan fasilitas negara. 7
NNI = GNP - depresiasi - pajak tidak langsung
6
Naf'an, Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2014), hal.
202-204.
7
Adinugraha, dkk, Ekonomi Makro Islam, (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management,
2021).
4
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 miliar
rupiah dan depresianya sebesar 104.337,9 miliar, dan pajak tidak langsung
dikurangi subsidi sebesar 85.272,2 miliar. Maka:
NNI = 2.007.191,1 - 104.337,9 - 85.272,2
= 1.817.519 miliar
5. Pendapatan Perseorangan (Personal Income)
Personal income adalah pendapatan yang diterima oleh setiap lapisan
masyarakat dalam satu tahun. Tidak semua pendapatan nasional diterima
oleh pemilik faktor produksi, karena ada sebagian pendapatan yang tidak
dibagikan. Diantaranya yaitu laba yang ditahan, pajak perseorangan, iuran
jaminan sosial dan transfer payment/ bantuan sosial (misalnya untuk
masyarakat miskin, penyandang cacat, dan sebagainya).
PI = NNI - (laba ditahan + pajak perseorangan + iuran jaminan sosial +
transfer payment)
6. Pendapatan Bersih Setelah Pajak (Disposible Income)
Disposible Income merupakan personal income setelah dikurangi
pajak langsung (misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan
bermotor dan sebaginya). Disposible Income merupakan pendapatan yang
siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun ditabung.
DI = PI - pajak langsung8
8
Naf'an, Op. Cit., 204-205.
5
Dari persamaan di atas, dapat dikatakan bahwa proses produksi
merupakan proses menciptakan atau meningkatkan nilai tambah. Aktivitas
produksi yang baik adalah aktivitas yang menghasilkan NT > 0. Dengan
demikian, besarnya PDB adalah:
6
Dapat kita lihat bahwa perekonomian Indonesia terdiri atas 9 sektor.
Angka-angka dalam tabel menunjukkan besarnya nilai tambah masing-
masing sektor ekonomi di Indonesia. 9
2. Metode pendapatan (income approach)
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai
nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi.
Q = f (L, K, U, E)
Dimana: Q = output
L = tenaga kerja
K = barang modal
U = uang/ finansial
E = kemampuan enterpreneur atau kewirausahaan
Persamaan di atas menunjukkan bahwa untuk memproduksi output
dibutuhkan input berupa tenaga kerja, barang modal, dan uang yang banyak
tidak akan menghasilkan apa-apa jika tidak ada kemampuan enterpreneur.
Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal
adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/ aset finansial adalah
9
Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar Edisi
Keempat, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), hal. 16-18.
7
pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total
balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut pendapatan nasional (PN).
PN : w + I + e + π
Dimana: w = upah/ gaji
i = pendapatan bunga
r = pendapatan sewa
π = keuntungan
Di Indonesia, penghitungan pendapatan nasional seperti teori ini
jarang dipublikasikan. Karena itu mengambil contoh data pendapatan
nasional perekonomian Amerika Serikat, seperti disajikan dalam data di
bawah ini.
8
X = ekspor
M = impor
Dimana:
g = tingkat pertumbuhan ekonomi (dinyatakan dalam persen)
10
Ekawarna & Fachruddinsyah, Pengantar Teori Ekonomi Makro, (Jakarta: Gaung Persada (GP
Press), 2010), hal. 198-201.
9
PN-riil1 = pendapatan nasional untuk tahun di mana tingkat pertumbuhan
ekonominya dihitung
PN-riil0 = pendapatan nasional pada tahun sebelumnya
Contoh:
Dimisalkan kita dapat memperoleh data PDB riil dari tahun ke tahun.
Misalkan kita mendapat data berikut: pada tahun 2001 pendapatan nasional
riil adalah Rp 120,2 triliun, sedangkan pada tahun 2002 nilainya telah
meningkat kepada Rp 128,8 triliun. Dengan demikian tingkat pertumbuhan
yang dicapai negara itu adalah:
Dimana:
PN-riiln = pendapatan nasional riil tahun n
HIn = indeks harga atau pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator)
pada tahun n
PN masa ini = pendapatan nasional pada harga masa ini, yaitu pada tahun
n
b. Menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (menggunakan persamaan g
yang telah diterangkan di atas).
Contoh:
Pada tahun 2001 PDB menurut harga yang berlaku bernilai Rp 198,5 triliun
dan pada tahun 2002 nilainya telah menjadi Rp 225,7 triliun. Indeks harga
tahun 2001 adalah 152 dan dalam tahun 2002 indeks harganya adalah 160.
10
Dengan data seperti ini terlebih dahulu harus dihitung pendapatan nasional
riil tahun 2002, yaitu:
Nilai Rp 214,4 triliun tersebut adalah nilai PDB tahun 2002 yang dihitung
berdasarkan pada harga-harga yang berlaku pada tahun 2001. Dengan
demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2002 adalah:
11
11
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011), hal. 49-51.
11
d. Ganjaran bukan berupa uang.
3. Masalah perhitungan dua kali
Sulit menghitung barang antara barang jadi dengan barang setengah
jadi. Sering terjadi perhitungan dua kali untuk beberapa barang tersebut.
4. Menentukan harga barang-barang
Harga barang akan berubah sewaktu-waktu, bahkan ada yang berubah
setiap hari. Akibatnya, terjadi kesulitan dalam perhitungan pendapatan
nasional.
5. Investasi bruto dan netto
Perbedaan persepsi definisi investasi bruto dengan netto antara
perusahaan dan pemerintah sangat berbeda. Bagi suatu negara, terjadi
kesulitan untuk menghitung penyusutan (depresiasi), karena perbedaan
antara investasi bruto dengan investasi neto adalah depresiasi.
6. Masalah kenaikan harga dan perubahan kualitas barang
Perubahan kenaikan harga dan kualitas barang yang cepat akan
mempersulit perhitungan data pendapatan nasional. Indeks harga
memberikan gambaran mengenai tingkat perubahan harga umumnya dari
tahun ke tahun. Maka menentukan menyebabkan indeks harga tidak
dihitung cepat.12
12
Veritia, dkk, Op. Cit., 53-54.
12
penurunan, apakah terjadi perubahan struktur dalam perekonomian tersubut.
Misalnya, dari negara agraris menjadi negara industri.
3. Dapat membandingkan perekonomian, baik antar negara maupun
antar daerah
Dengan membandingkan besarnya pendapatan perkapita yang
diperoleh dengan cara membagi pendapatan nasional dengan jumlah
penduduk dalam suatu negara tertentu kita dapat mengetahui seberapa jauh
suatu negara tertinggal atau jauh di depan dari negara lain atau seberapa
besar suatu daerah tertinggal atau jauh di depan dibandingkan dengan
daerah lain.
4. Dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijaksanaan pemerintah
Misalnya, jika ingin diusahakan pertumbuhan pendapatan nasional,
dengan melihat potensi dari masing-masing sektor perekonomian
pemerintah dapat melakukan perencanaan dengan cara mengalokasikan
usaha untuk meningkatkan pertumbuhan tersebut pada masing-masing
sektor. Sebagai contohnya, pemerintah mentargetkan terjadi peningkatan
sektor pertanian sebesar 5%, sektor industri sebesar 10%, dan sektor jasa
sebesar 12%, agar usaha meningkatkan pendapatan nasional sebesar 8%
dapat tercapai.13
13
Ahmad Jamli, Teori Ekonomi Makro Edisi Pertama, (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA,
2001), hal. 11.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pendapatan nasional merupakan jumlah dari semua pendapatan yang
diterima oleh orang-orang di suatu negara selama satu tahun.
2. Konsep pendapatan nasional terdiri dari PDB/ GDP, PNB/ GNP, PNB/
NNP, NNI, personal income, dan disposible income.
3. Terdapat tiga metode dalam penghitungan pendapatan nasional, yaitu
metode output (output approach) atau metode produksi, metode pendapatan
(income approach), dan metode pengeluaran (expenditure approach).
4. Data pendapatan nasional mempunyai kegunaan penting, salah satunya
adalah untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang di capai suatu
negara dari tahun ke tahun.
5. Terdapat beberapa masalah dalam penghitungan pendapatan nasional,
diantaranya yaitu: masalah pengumpulan data dan informasi, memilih
kegiatan yang nilai produksinya dihitung, masalah perhitungan dua kali,
menentukan harga barang-barang, investasi bruto dan netto, dan masalah
kenaikan harga dan perubahan kualitas barang.
6. Terdapat beberapa manfaat atau kegunaan dari adanya penghitungan
pendapatan nasional, yaitu: dapat mengetahui struktur perekonomian suatu
negara, dapat melihat perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu,
dapat membandingkan perekonomian baik antar negara maupun antar
daerah, dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijaksanaan
pemerintah
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami susun. Semoga dapat menambah
pengetahuan mengenai "konsep pendapatan nasional". Kami meminta maaf
jika dalam penulisan masih banyak kekurangan, baik pada teknik penulisan
maupun materi. Oleh karna itu, kami memohon kritik dan sarannya demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.
14
DAFTAR PUSTAKA
15