Anda di halaman 1dari 23

PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro

Dosen Pengampu : Yudi Saputra, M.A.

Disusun Oleh:
1. IPUNG SETIANINGSIH 63010180041
2. NASYIATUL AISYIAH 63010180075
3. LENA ANGGRAENI 63010180140
4. ANGGI AGUSTIN PUTRI 63010180141
5. ZALI ANWAR 63010180188
6. RIZKY SAVITRI 63010180107

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, dan tak lupa shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan kepada
panutan alam, Nabi Muhammad SAW, kami merasa bahagia dapat meyelesaikan makalah
“Pendapatan dan Pengeluaran”. Makalah ini di buat untuk melengkapi Tugas dari Dosen
Pengampu Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro Bapak Yudi Saputra, M.A.

Penulis menyadari bahwa kami tidak mampu menyelesikan makalah ini tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang secara materiil maupun moril memberikan bantuan demi
terselesaikannya makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yudi Saputra,
M.A.selaku dosen Teori Ekonomi Makro di IAIN Salatiga, dan tidak lupa kepada kedua
Orang tua yang selalu memberi dukungan.

Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semoga bisa dipergunakan dengan baik. Kami mengharap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.

Salatiga, 18 Oktober 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat
dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi (economic growth)
dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional (produksi nasional) pada periode
tertentu. Oleh karena itu, nilai dari pendapatan nasional (national income) ini merupakan
gambaran dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat
pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi.
Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran
masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang maupun negara-
negara maju, semua mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pendapatan Nasional (national income) merupakan tolak ukur yang paling baik untuk
menunjukkan keberhasilan dan kegagalan perekonomian suatu negara, dari tingkat
kesempatan kerja, tingkat harga barang, dan posisi neraca pembayaran luar negeri, serta
pendapatan per kapitanya. Jika faktor-faktor yang memengaruhi tersebut menunjukkan posisi
yang sangat menguntungkan atau positif, maka tingkat keberhasilan atau tingkat kemajuan
ekonomi suatu negara akan mudah tercapai, dan begitu pula sebaliknya. Dalam perhitungan
ekonomi Islam terdapat prinsip yang harus dipegang teguh dalam perhitungan pendapatan
nasional agar tujuan negara dapat terlaksanakan dengan baik dan masyarakat mendapatkan
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam bernegara.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pendapatan Dan Pengeluaran Dalam Perekonomian?
2. Apa Saja Komponen-Komponen PDB?
3. Apa Saja Macam-Macam Perhitungan Pendapatan Nasional?
4. Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional?
5. Apa Kegunaan Data Pendapatan Nasional?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pendapatan Dan Pengeluaran Dalam Perekonomian
2. Untuk Mengetahui Apa Itu Produk Nasional Bruto
3. Untuk Mengetahui Macama-Macam Pendapatan Nasional
4. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional
5. Untuk Mengetahui Kegunaan Data Pendapatan Nasional

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENDAPATAN DAN PENGELUARAN DALAM PEREKONOMIAN


Jika kita hendak mengukur suatu prestasi ekonomi seseorang, kita kemungkinan
memeriksa pendapatannya terlebih dahulu. Orang yang berpenghasilan besar dapat lebih
mudah menjangkau kebutuhan dan kemewahan hidup. Tidak mengherankan jika orang yang
berpenghasilan besar menikmati standar hidup yang lebih tinggi – rumah yang lebih bagus,
perawatan kesehatan yang lebih baik, mobil yang lebih mewah, liburan yang lebih mahal dan
sebagainya.
Logika yang sama berlaku untuk perekonomian suatu negara secara keseluruhan.
Dalam menilai apakah perekonomian dan jumlah pembelanjaan berjalan dengan baik atau
buruk, merupakan hal alamiah untuk melihat pendapatan total yang diperoleh semua orang
dalam perekonomian tersebut, inilah fungsi dari Produk Domestik Bruto (PDB).
PDB mengukur dua hal sekaligus, yaitu pendapatan total semua orang dalam
perekonomian dan jumlah pembelanjaan untuk membeli barang dan jasa asil dari
perekonomian. Alasan PDB dapat mengukur pendapatan total dan pengeluaran secara
bersamaan adalah kedua hal ini pada dasarnya sama saja. Untuk suatu perekonomian secara
keseluruhan, pendapatan total harus sama dengan pengeluaran total.
Pendapatan perekonomian sama dengan pengeluarannya karena setiap transaksi
melibatkan dua pihak yakni penjual dan pembeli. Setiap uang yang dibelanjakan oleh
pembeli merupakan pendapatan bagi penjual. Sebagai contoh, anggap saja Bapak Nanda
adalah penjual jasa dan Bapak Roni adalah pembelinya. Dalam sebuah kasus, Bapak Roni
membayar kepada Bapak Nanda untuk memoton rumput dihalaman rumahnya. Dalam kasus
ini, Bapak Nanda memperoleh pendapatan sebesar Rp 100.000, sedangkan Bapak Roni
membelanjakan uangnya sebesar Rp 100.000 juga. Dengan demikian, transaksi tersebut
sama-sama berkontribusi terhadap pendapatan perekonomian dan pengeluarannya.
Cara lain untuk melihat kesetaraan pendapatan dan pengeluaran adalah melalui
diagram sirkuler. Diagram ini menjelaskan semua transaksi antara rumah tangga dan
perusahaan dalam sebuah perekonomian sederhana.

4
Dalam perekonomian ini, rumah tangga membeli barang dan jasa dari perusahaan,
berarti pengeluaran ini mengalir melalui pasar barang dan jasa. Perusahaan kemudian
menggunakan uang yang mereka terima dari penjualannya untuk membayar upah pekerja,
sewa tanah dan sisanya menjadi keuntungan pemilik perusahaan.
Dengan kata lain, pendapatan ini mengalir melalui pasar faktor produksi. Jadi, uang
mengalir dari rumah tangga ke perusahaan dan kemudian kembali ke rumah tangga.

Salah satu cara untuk menghitung PDB perekonomian yaitu dengan cara
menjumlahkan pengeluaran rumah tangga atau menjumlahkan pendapatan (upah, sewa, dan
keuntungan) yang dibayar oleh perusahaan. Karena seluruh pengeluaran dalam perekonomian
pada akhirnya menjadi pendapatan bagi seseorang. PDB selalu sama tanpa memandang cara
perhitungannya.
Perekonomian yang nyata, tentu saja jauh lebih rumit daripada perekonomian yang
diilustrasikan dalam skema diatas. Secara spesifik, rumah tangga tidak membelajakan seluruh
pendapatannya. Mereka memberikan sebagian pendapatan mereka kepada pemerintah dalam
bentuk pajak dan mereka menyimpan sebagia pendapatan mereka untuk digunakan pada
masa depan. Selain itu, rumah tangga tidak membeli seluruh barang dan jasa yang diproduksi
dalam perekonomian. Sebagian barang dan jasa dibeli oleh pemerintah dan sebagian lain
dibeli oleh perusahaan yang berencana untuk menggunakannya pada masa depan untuk
memproduksi produk mereka sendiri. Namun, tanpa memandang apakah rumah tangga,
pemerintah, atau perusahaan yang membeli barang atau jasa, transaksi tersebut melibatkan
penjual dan pembeli. Dengan demikian, dalam perekonomian secara keseluruhan,
pengeluaran dan pendapatan selalu sama.

5
A. PENGUKURAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar seluruh barang dan jasa akhir yang
diproduksi di suatu negara pada periode tertentu. Definisi ini mungkin terlihat cukup
sederhana. Namun, sebenarnya banyak persoalan rumit yang muncul dala perhitungan
PDB suatu perekonomian. Oleh karena itu, mari kita kaji setiap fase dalam definisi ini
secara seksama.
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan PDB ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di
wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang
modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan
dari PDB dianggap bersifat bruto/kotor.
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut : PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar
negeri (Net Factor Income from Abrood), di mana :
 PNB = Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP)
 PDB = Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product (GDP)
 Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar negeri
dikurangi pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri.
“PDB Adalah Nilai Pasar...”
PDB dalam hal ini adalah menjumlahkan berbagai jenis produk menjadi satu
ukuran nilai kegiatan ekonomi. Untuk melakukan hal ini, PDB menggunakan harga
pasar. Karena mengukur jumlah yang bersedia dibayarkan oleh orang untuk membeli
berbagai barang, harga pasar mencerminkan nilai barang-barang tersebut.
Contoh: Jika harga sebuah apel dua kali lebih mahal daripada harga jeruk, maka sebuah
apel berkontribusi terhadap PDB dua kali lebih besar daripada harga sebuah jeruk.
“...Dari Semua...”
PDB dibuat agar komprehensif, karena PDB mencakup seluruh barang yang
diproduksi dalam perekonomian dan dijual secara legal dipasar. PDB dalam hal ini juga
mencakup nilai pasar jasa perumahan yang disediakan oleh stok perumahan dalam
perekonomian. Untuk sewa rumah, nilainya dapat dihitung dengan mudah-harga sewa
sama denga pengeluaran penyewa dan pendapatan pemilik rumah. Namun banyak orang
memiliki rumah sendiri yakni rumah yang mereka huni sehingga mereka tidak membayar

6
sewa. Pemerintah memasukkan perumahan milik sendiri ini dalam PDB dengan
mengestimasi nilai sewanya. Artinya, PDB dibuat berdasarkan asumsi bahwa pemilik
rumah, pada dasarnya membayar sewa kepada dirinya sendiri, sehingga biaya sewa
tersebut termasuk kedalam pengeluaran maupun pendapatannya.
Namun, ada sebagian produk yang tidak dimasukkan kedalam PDB karena
nilainya sulit diukur. PDB tidak memasukkan sebagian besar barang yang diproduksi dan
dijual secara tidak sah. Misalnya, obat-obatan terlarang.
PDB juga tidak memasukkan besar barang yang diproduksi dan dikonsumsi di
rumah sehingga tidak pernah memasuki pasar. Misalnya, kita membeli sayuran di
minimarket maka ini adalah bagian dari PDB, namun sayuran yang kita tanam sendiri
dirumah bukan bagian dari PDB.
“...Akhir...”
Apabila sebuah International Paper memproduksi kertas yang kemudian
digunakan oleh Hallmark untuk membuat kartu ucapan maka kertas itu disebut barang
antara dan kartu ucapan itu disebut sebagai barang jadi. Dalam hal ini, PDB hanya
memasukkan nilai barang jadi. Menambahkan nilai pasar kertas kedalam nilai pasar kartu
ucapan berarti perhitungan ganda. Artinya, nilai kertas akan dihitung (secara tidak tepat)
sebanyak dua kali.
Pengecualian penting untuk prinsip ini timbul apabila suatu barang antara
diproduksi, bukan digunakan kemudian dimasukkan ke dalam persediaan barang
perusahaan untuk digunakan atau dijual kemudian hari. Dalam kasus ini, barang antara
tersebut sementara dianggap sebagai barang “jadi”, dan nilainya sebagai investasi
persediaan dimasukkan kedalam PDB. Apabila persediaan barang antara digunakan atau
dijual pada kemudian hari maka investasi persediaan perusahaan ini menjadi nol dan
PDB pada periode tersebut berkurang sesuai jumkah barang antara yang digunakan atau
dijual kembali.
“...Barang dan Jasa...”
PDB mencakup baik barang berwujud (makanan, pakaian, mobil) maupun jasa
tidak berwujud (pangkas rambut, membersihkan rumah, kunjungan dokter). Ketika
membeli DVD band favorit Anda,Anda membeli barang dan harga pembelian DVD
tersebut dimasukkan kedalam PDB. Ketika Anda membayar tiket konser band yang
smas, Anda membeli jasa dan harga tiket itu juga termasuk kedalam PDB.

7
“...Yang Diproduksi...”
PDB mencakup barang dan jasa yang sedang diproduksi. PDB tidak termasuk
transaksi yang melibatkan barang-barang yang diproduksi pada masa lalu. Ketika Mobil
Toyota memproduksi dan menjual sebuah mobil baru, nilai mobil itu dimasukkan
kedalam PDB. Apabila seseorang menjual mobil bekas kepada orang lain, nilai mobil
bekas itu tidak dimasukkan kedalam PDB.
“...Dalam suatu Negara...”
PDB mengukur nilai produksi didalam batas-batas wilayah geografis suatu
negara. Apabila seseorang warga Malaysia bekerja untuk sementara waktu di Indonesia,
produksi yang ia hasilkan menjadi bagian dari PDB Indonesia. Ketika seorang warga
Vietnam mendirikan pabrik di Singapura, produksinya bukan merupakan bagian drai
PDB Vietnam (Produksi pabriknya merupakan bagian dari PDB Singapura). Dengan
demikian, barang-barang yang dimasukkan ke dalam PDB suatu negara jika diproduksi
secara domestik tanpa memandang kewarganegaraan produsennya.
“...Pada Suatu Periode...”
PDB mengukur nilai produksi yang dilakukan dalam rentang waktu tertetu.
Rentang waktu tersebut biasanya selama satu tahun atau satu triwulan (tiga bulan). PDB
mengukur arus pendapatan dan pengeluaran perekonomian selama rentang waktu
tertentu.
Ketika melaporkan PDB untuk satu triwulan, pemerintah biasanya menyajikan
PDB “pada tingkat tahunan”. Ini berarti bahwa angka PDB triwulanan yang dilaporkan
adalag pendapatan total da pengeluaran selama satu triwulan dikali 4. Pemerintah
menggunakan konvensi ini agar angka PDB triwulanan dan tahunan dapat dibandingkan
dengan mudah.
Selain itu, ketika melaporkan PDB triwulanan, pemerintah menyajikan data yang
telah dimodifikasi melalui suatu prosedur statistik yang disebut dengan penyesuaian
musiman. Data yang belum disesuaikan memperlihatkan dengan jelas bahwa
perekonomian memproduksi lebih banyak barang dan jasa selama waktu tertentu pada
tahun berjalan daripada waktu lainnya. Seperti dapat Anda duga, musim belanja hari raya
Imlek di sebagian negara Asia merupakan titik puncak. Ketika memonitor kondisi
perekonomian, para ekonom dan pembuat sering ingin melihat lenih dari sekadar
perubahan musiman rutin ini. Oleh karena itu, badan statistik negara menyesuaikan data

8
triwulanan dengan siklus musiman. Data PDB yang dilaporkan oleh berita biasanya
adalah data yang telah disesuaikan.

B. KOMPONEN - KOMPONEN PDB


Pembelanjaan dalam perekonomian bervariasi bentuknya. Saat ini, keluarga Lee
mungkin tengah bersantap siang di sebuah restoran sushi. Hyundal mungkin sedang
membangun sebuah pabrik mobil, Angkatan Laut AS mungkin sedang membeli
sebuah kapal selam dan Air Asia mungkin sedang membeli sebuah pesawat terbang
dari Boeing. PDB memasukkan semua bentuk pembelanjaan ini kedalam barang dan
jasa yang diproduksi secara domestik.
Untuk memahami bagaimana ekonomi memanfaatkan sumber daya langka, para
ekonomi sering tertarik untuk mempelajari komposisi PDB dari berbagai jenis
pembelanjaan. Untuk melakukannya, PDB (yang dilambangkan Y) dibagi menjadi
empat komponen, yaitu Konsumsi (C), Investasi (I), belanja pemerintah (G), dan
ekspor neto (NX).

Y = C + I + G +NX

Persamaan ini merupakan persamaan identitas – persamaan yang


kebenarannya ditentukan oleh definisi variabel-variabel didalamnya. Dalam kasus ini,
karena setiap unit pengeluaran yang dimasukkan kedalam PDB merupakan satu dari
empat komponen PDB maka jumlah keempat komponen tersebut harus sama dengan
PDB.
a. Konsumsi (C)
Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang
dan jasa. Barang dalam hal ini meliputi pembelanjaan rumah tangga, dan barang
tidak awet, seperti makanan dan pakaian. Jasa disini meliputi barang-barang tidak
kasat mata, seperti potong rambut dan layanan kesehatan. Pembelanjaan rumah
tangga untuk pendidikan juga termasuk ke dalam konsumsi jasa (meskipun kita
dapat berpendapat bahwa pembelanjaan untuk pendidikan lebih cocok
dikelompokkan dalam komponen berikutnya).
b. Investasi (I)
Investasi (investment) adalah pembelian barang yang aka digunakan pada
masa depan untuk meghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak. Investasi

9
adalah jumlah pembelian peralatan, persediaan, dan bangunan atau struktur.
Investasi pada bangunan meliputi pengeluaran untuk rumah baru. Sesuai
kesepakatan bersama, pembelian rumah tangga yang dikategorikan sebagai
investasi, bukan konsumsi.
Contoh ketika Toshiba memproduksi sebuah komputer dan memasukkannya
kedalam persediaan, bukan menjualnya, Toshiba dianggap telah “membeli”
komputer itu untuk dirinya sendiri. Artinya, akuntan pendapatan nasional
memperlakukan komputer sebagai bagian dari pengeluaran investasi Toshiba (jika
Toshiba kemudian menjual komputer itu dari persediaan maka investasi
persediaan Toshiba menjadi negatif sehingga saling menghapuskan pengeluaran
pembeli yang menjadi positif). Persediaan diperlakukan seperti ini karena salah
satu tujuan PDB adal untuk mengukur nilai produksi ekonomi dan barang yang
ditambahkan ke dalam persediaan merupakan bagian dari produksi pada periode
tersebut.
c. Belanja Pemerintah
Belanja pemerintah (government purchase) meliputi pengeluaran untuk barang
dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Belanja pemerintah mencakup upah
pegawai negeri dan pengeluaran untuk pekerjaan umum.
Arti “belanja pemerintah” perlu diperjelas. Apabila pemerintah membayar
upah seorang jenderal, upah tersebut merupakan bagian dari belanja pemerintah.
Namun, bagaimana jika pemerintah membayar uang pensiun bagi warga lanjut
usia? Pengeluaran pemerintah seperti itu disebut dengan pembayaran transfer
karena tidak untuk ditukar dengan barang atau jasa yang diproduksi pada saat itu.
Pembayaran transfer memengaruhi pendapatan rumah tangga, namun tidak
mencerminkan produksi ekonomi. (Dari sudut pandang ekonomi makro,
pembayaran transfer sama seperti pajak negatif). Karena PD bertujuan untuk
mengukur pendapatan dan pengeluaran untuk produksi barang atau jasa,
pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah.
d. Ekspor Neto
Ekspor neto (net export) sama dengan pembelian barang produksi domestik
oleh warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian barang asing oleh warga
domestik (impor). Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan domestik kepada
pembeli luar negeri, seperti penjualan Boeing kepada Air Asia, meningkatkan
ekspor neto.

10
Kata neto dalam istilah “ekspor neto” berarti bahwa impor dikurangi dari
ekspor. Pengurangan ini dilakukan karena impor barang dan jasa termasuk ke
dalam komponen PDB lainnya. Sebagai contoh, anggap bahwa sebuah rumah
tangga membeli mobil dari Hyundai, produsen milik Korea. Transaksi tersebut
meningkatkan konsumsi dalam jumlah tertentu karena mobil tersebut merupakan
barang impor. Dengan kata lain, ekspor neto mencakup barang dan jasa yang
diproduksi di luar negeri (dengan tanda minus) karena barang dan jasa ini
termasuk ke dalam konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah (dengan tanda
plus). Dengan demikian, apabila rumah tangga, perusahaan, atau pemerintah
membeli barang atau jasa dari luar negeri, pembelian tersebut mengurangi ekspor-
namun karena meningkatkan konsumsi, investasi, atau belanja pemerintah,
pembelian itu tidak mempengaruhi PDB.
C. PENDAPATAN NASIONAL NEGARA
Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam
satu periode, biasanya selama satu tahun. Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan
untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional.
Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang
diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor
perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai. Selain itu, data pendapatan
nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang
perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat
digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa
depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan
pembangunan negara di masa mendatang.
Pendapatan nasional dapat disebut juga sebagai ukuran nilai output berupa barang
dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun.
Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena
pendapatan nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian
suatu Negara.
Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara,
semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan semakin

11
tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya. Namun, sesungguhnya pendapatan
nasional suatu Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya
tingkat kesejahteraan rakyat di suatu Negara. Sebagai contoh, meskipun pendapatan
nasional Indonesia pada tahun 2010 naik dari tahun sebelumnya, tetapi tetap saja
masih (sangat) banyak rakyat Indonesia yang sampai saat ini hidup di bawah garis
kemiskinan.
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang
dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang
diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun.
Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena
pendapatan nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian
suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu
Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan
semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.
D. PRODUK NASIONAL BRUTO (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan
asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Contoh:
Hardi warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan
Rp2.000.000,00 Paul warga negara asing tinggal dan bekerja di Indonesia, pendapatan
Rp3.000.000,00 Ali warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan
pendapatan Rp1.000.000,00.
 Maka PDB (GDP) = pendapatan Hardi + pendapatan Paul
= Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 = Rp5.000.000,00.
 Penghasilan Neto = pendapatan Ali − pendapatan Paul
= Rp1.000.000,00 − Rp3.000.000,00 = -Rp2.000.000,00,
 Dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:
PNB (GNP) = PDB + Penghasilan Net
= Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000)
= Rp3.000.000,00

12
E. PRODUK NASIONAL NETO (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement) atas barang modal dalam
proses produksi selama satu tahun. Replacement penggantian barang
modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi
umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Persamaan matematiknya: NNP = GNP - Depresiasi
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah
dan depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar maka: NNP       =  2.007.191,1  −
104.337,9 =  1.902.853,2 milliar
F. PENDAPATAN NASIONAL NETO (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Jika kita menghitung dari GNP dapat kita rumuskan:
NNI = GNP - Depresiasi - Pajak tidak langsung
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah,
sedangkan depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar dan pajak tidak langsung
dikurangi subsidi sebesar 85.272,2 milliar maka:
NNI        =  2.007.191,1  − 104.337,9  − 85.272,2
               =  1.817.519 milliar

13
G. PENDAPATAN PERSEORANGAN (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung
pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-
penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil
dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan,
tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah,
dan sebagainya.
Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi
dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada
pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam
perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan),
dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap
perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut
tidak lagi bekerja).
Rumusan untuk menghitung PI adalah :
PI = NNI – (Laba ditahan + pajak perseorangan + iuran jaminan sosial +
transfer payment).

H. PENDAPATAN YANG SIAP DIBELANJAKAN (DI)


Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang
siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh
dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya
harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

14
Rumusan untuk menghitung DI adalah :
DI = PI – Pajak Langsung.
Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di
bawah ini:
GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI

2.2 MACAM-MACAM PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


Macam-macam perhitungan pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan,
yaitu sebagai berikut:
A. Pendekatan Pendapatan
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan dilakukan
dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang
diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu
sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Rumus Pendekatan pendapatan : Y = R + W + I + P
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
B. Pendekatan Produksi
Perhitungan pendapatan nasionala dengan pendekatan produksi dilakukan
dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari
bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai
produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan
bahan mentah atau barang setengah jadi).
Rumus Pendekatan produksi :
Y = Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +…..(PXQ)n
Keterangan :
P = harga
Q = kuantitas
Perhitungan pendapatan nasional dengan konsep pendapatan nasioanl GDP,
perhitungan pendapatn produksi di Indonesia dilakukan dengan menjumlahkan semua

15
sektor industry yang ada, sektor industry tersebut dikelompokkan menjadi 11 atas
dasar ISIC(Internasioanl Standard Industrial Classification) meliputi:
1. Sektor produksi pertanian
2. Sektor produksi
pertambangan dan penggalian
3. Sektor industry manufaktur
4. Sektor produksi bangunan
5. Sektor produksi sewa rumah,
dll
C. Pendekatan Pengeluaran
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran ini dilakukan
dengan menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan
pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat
pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah
(Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor
dikurangi impor (X − M).
Rumus Pendekatan Pengeluaran : Y = C + I + G + (X-M)
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor

Perhitungan pendapatan nasional dengan konsep pendapatan nasional GNP, dapat


dilakukan dengan menjumlahkan permintaan akhir unit-unit ekonomi, yaitu:
1. Rumah tangga berupa konsumi
2. Perusahaan berupa investasi
3. Pengeluaran pemerintah
4. Pengeluaran ekspor dan impor
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional
Faktor-faktor yang memepengaruhi pendapatan nasional dibagi menjadi tiga aspek yaitu
sebagai berikut:

16
a. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat
adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-
sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan
pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan
output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan
harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah
pengangguran.
b. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun),
sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan
untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat
hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan
psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
c. Investasi
Investasi adalah suatu pembelanjaaan pada suatu barang dan tambahan untuk
persediaan. Pada dasarnya pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu
komponen penting dari pengeluaran agregat. Contohnya : bangunan dan mesin baru
yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengeluaran untuk
investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
2.4 KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL
Data pendapatan nasional memberikan informasi yang berguna mengenai berbagai aspek
dari kegiatan ekonomi. Data pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu memberi
gambaran tentang:

17
i. Tingkat kegiatan ekonomi negara yang dicapai dan nilai output yang
diproduksikan
ii. Komposisi dari perbelanjaan agregat
iii. Sumbangan berbagai sektor dalam mewujudkan pendapatan nasional
iv. Taraf kemakmuran yang dicapai
Seterusnya, membandingkan data pendapatan nasional dari tahun ke tahun akan
memberikan gambaran tentang:
i. Tingkat pertumbuhan ekonomi
ii. Perubahan struktur ekonomi
iii. Peningkatan taraf kemakmuran masyarakat
Disamping itu data pendapatan nasional berguna sebagai dasar dalam membuat ramalan
dan perencanaan ekonomi dimasa depan. Uraian berikut menerangkan dengan lebih
mendalam berbagai kegunaan tersebut.
Menilai Prestasi Kegiatan Ekonomi
Pendapatan nasional pada hakikatnya merupakan ukuran dari sejauh mana
perusahaan-perusahaan beroperasi dan mengeluarkan barang-barang dan jasa. Semakin
tinggi pendapatan nasional, semakin besar jumlah output yang diciptakan dalam sesuatu
negara dan semakin tinggi kapasitas barang-barang modal yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan. Kenaikan pendapatan nasional juga berkaitan rapat dengan
kenaikan kesempatan kerja.
Apabila negara tersebut membuat ramalan mengenai pendapatan nasional
potensialnya, perbedaan diantara PDB-potensial dan PDB-sebenarnya akan memberi
gambaran tentang sejauh mana PNB-sebenarnya adalah berbeda dengan PNB-
potensialnya- yaitu sejauh mana kegiatan ekonomi yang sebenarnya berbeda dengan
potensi yang dapat dicapainya.
Cara lain dalam menggunakan data pendapatan nasional sebagai pengukur prestasi
kegiatan ekonomi adalah dengan melihat keadaan pengangguran dalam perekonomian
tersebut. Apabila pengangguran masih tinggi tingkatnya, keadaan itu berarti pendapatan
nasional yang dicapai adalah masih dibawah potensinya yang maksimum. Keadaan itu
berarti kegiatan ekonomi belum mencaoai taraf yang menggalakkan.
Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi yang Dicapai
Dengan membandingkan data pendapatan nasional riil pada tahun tertentu dengan
pendapatan nasional riil pada masa lalu akan dapat ditentukan tingkat pertumbuhan

18
ekonomi. Setiap negara menghendaki pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga
kesempatan kerja penuh dapat dicapai secara terus-menerus. Tetapi keadaan ini sukar
dicapai. Pertumbuhan ekonomi sudah dapat digolongkan “menggalakkan” apabila tingkat
yang dicapai mampu mengurangi tingkat pengangguran. Paling minimum setiap negara
harus berusaha agar tingkat pertumbuhan ekonominya melebihi dari tingkat pertumbuhan
penduduk, agar pendapatan per kapita (atau taraf kemakmuran masyarakat) dapat
ditingkatkan.

Memberi Informasi Mengenai Struktur Kegiatan Ekonomi


Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara perbelanjaan dapat menunjukkan
nilai dan komposisi perbelanjaan agregat. Dengan menggunakan data ini akan diketahui
persentasi konsumen rumah tangga, pembelanjaan pemerintah, investasi, ekspor dan
impor. Maka dari data ini dapat diketahui kepentingan relatif dari berbagai jenis
perbelanjaan ini kepada pendapatan nasional. Sebagai contoh : dari data pendapatan
nasional Indonesia dapat dilihat bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga sangat
penting peranannya dalam pembelanjaan agregat Indonesia.
Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara produk neto memberikan
gambaran tentang peranan berbagai sektor perekonomian-yaitu menunjukkan nilai output
yang mereka ciptakan dan persentasi sumbangan berbagai sektor dalam pendapatan
nasional.
Apabila data untuk berbagai tahun dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran
mengenai pola perubahan kegiatan ekonomi dalam negara tersebut. Dalam perekonomian
yang berkembang, peranan sektor industri meningkat manakala peranan sektor pertanian
merosot. Data pendapatan nasional yang dihitung menurut cara produk neto dapat
memberikan informasi secara angka (kuantitatif) tentang perubahan sebenarnya yang
berlaku.
Memberi Gambaran Mengenai Taraf Kemakmuran
Pendapatan per kapita penduduk berbagai negara selalu digunakan sebagai ukuran
kasar untuk menentukan tingkat kemakmuran penduduknya. Data itu memberikan
gambaran kasar tentang sebanyak mana uang yang tersedia kepada seorang individu untuk

19
dibelanjakan dalam satu tahun. Pada tahun 2000 pendapatan per kapita Malaysia adalah
U$$3,832 dan pendapatan per kapita Singapura adalah U$$22,984 yaitu di Singapura
pendapatan per kapitanya adalah 6 kali ganda dari Malaysia. Keadaan tersebut berarti
secara rata-rata penduduk Singapura dapat melakukan perbelanjaan yang jauh lebih
banyak dari penduduk Malaysia.
Dalam jangka panjang, apabila data pendapatan per kapita menurut harga tetap
dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran tentang peningkatan taraf kemakmuran yang
dicapai penduduk suatu negara. Seterusnya dapat pendapatan per kapita diberbagai negara
dalam satu periode tertentu dapat digunakan untuk membandingkan kesuksesan berbagai
negara dalam usaha untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakatnya.

Data Asas untuk Membuat Ramalan dan Perencanaan


Data pendapatan nasional pada masa ini dan masa lalu dapat memberi informasi penting
mengenai ciri-ciri dari kegiatan ekonomi, seperti dapat menunjukkan tingkat pertumbuhan
yang dicapai dan sektor-sektor yang mewujudkan pertumbuhan tersebut, perkembangan
sektor manufaktru (industri) dan sektor ekspor, dan berbagai informasi lain. Data seperti
ini dapat digunakan untuk landasan dalam membuat ramalan mengenai keadaan ekonomi
di masa datang. Ramalan tersebut dapat digunakan perusahaan-perusahaan untuk
merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan. Data tersebut juga berguna kepada
pemerintah utnuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan di
masa mendatang, seperti meramalkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang aka dicapai,
membuat ramalan mengenai perkembangan investasi dan ekspor, dan pertambahan
kesempatan kerja yang akan berlaku.

20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jika kita hendak mengukur suatu prestasi ekonomi seseorang, kita kemungkinan
memeriksa pendapatannya terlebih dahulu. Orang yang berpenghasilan besar dapat lebih
mudah menjangkau kebutuhan dan kemewahan hidup. Tidak mengherankan jika orang yang
berpenghasilan besar menikmati standar hidup yang lebih tinggi – rumah yang lebih bagus,
perawatan kesehatan yang lebih baik, mobil yang lebih mewah, liburan yang lebih mahal dan
sebagainya. Logika yang sama berlaku untuk perekonomian suatu negara secara keseluruhan.
Dalam menilai apakah perekonomian dan jumlah pembelanjaan berjalan dengan baik atau
buruk, merupakan hal alamiah untuk melihat pendapatan total yang diperoleh semua orang
dalam perekonomian tersebut, inilah fungsi dari Produk Domestik Bruto (PDB).

21
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di
luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
negara tersebut. Macam-macam perhitungan pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga
pendekatan, yaitu sebagai berikut : (1) pendekatan pendapatan (2) pendekatan produksi (3)
pendekatan pengeluaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional : (a)
permintaan dan penawaran agregat (b) konsumsi dan tabungan (c) investasi. Beberapa
manfaat mempelajari pendapatan nasional suatu negara, yaitu sebagai berikut: (1)
mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara (2) dapat membandingkan keadaan
perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi (3) dapat
membandingkan keadaan perekonomian antar Negara (4) dapat membantu merumuskan
kebijakan pemerintah.

B. SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh mahasiswa,
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas pendapatan
dan pengeluaran dalam perekonomian dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan
mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N.Gregory. PENGANTAR EKONOMI MAKRO:Edisi Asia. Jakarta: Salemba Empat, 2014.

Sukirno, Sadono. MAKROEKONOMI TEORI PENGANTAR. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

https://www.gurupendidikan.co.id/pendapatan-nasional/
https://iinwulandari13.blogspot.com/2015/02/pendapatan-nasional-ekonomi-makro_27.html
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/metode-perhitungan-pendapatan-
nasional
http://fasaiful.blogspot.com/2017/06/makalah-tentang-pendapatan-nasional.html

22
23

Anda mungkin juga menyukai