OLEH :
KELOMPOK 2
JUWITA (1924043)
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karuninya kepada kami sehinga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan. Petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karna itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi usaha kita.
Penyusun
DAFTARA ISI
PENDAHULUAN
Adapun tujuan penulis makalah agar pembaca dapat memperluas wawasan tentang
pendapatan nasional khususnya di Negara Indonesia, untuk mengetahui seberapa besar dan
sejauh mana pertumbuhan ekonomi Negara kita dan bagaiamana cara supaya ekonomi
Indonesia jga dapat meningkat seperti halnya dengan Negara-negara maju.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang
dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlaj seluruh pendapataan yang
diterima oleh masyarakat dalm suatu Negara dalam satu tahun. Karena pendapatan nasional
memilki peran yang sangat vitalbagi sebuah Negara. Karena pendapatan nasional merupakan
salah stu tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara.
Penghitungan nilai PDB dapat dilakukan atas dua macam dasar Negara yaitu:
1. PDB atas dasar harga berlaku, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga
yang berlaku pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga berlaku berfungsi untuk
melihat dinamika / perkembangan struktur ekonomi yang rill pada tahun tersebut.
2. PDB atas dasar harga konstan, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga
yang berlaku pada tahun tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk
melihat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
B. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun,
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di
luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
negara tersebut
Jadi produk nasional bruto (PNB) / Gross National Product (GNP) adalah jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara baik yang tinggal
didalam Negara maupun di luar Negara, tetapi tidak termasuk warga Negara asing yang
tinggal di Negara tersebut, atau dengan kata lain PNB/ GNP adalah jumlah produk demostik
bruto di tambah dengan pendapatan neto dari luar negeri (penghasilan neto) adalah
penghasilan dari warga Negara yang berkerja di luar negeri dikurangi penghasilan warga
negara lain yang berkerja didalam negeri.
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud
pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti
pajak penjualan, pajak hadiah, dll. Atau jika kita menghitung dari GNP dapat kita rumuskan :
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 miliar rupiah,
sedangkan depresiasi / penyusutan sebesar 104.337,9 miliar dan pajak tidak langsung
dikurang subsidi sebesar 85.272,2 miliar maka :
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang
bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh
wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
F. Pendapatan kapital
Pendapatan per kapital = pendapatan nasional
Jumlah penduduk
Perhitungan pendapatan perkapital adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah
penduduk yang tinggi dalam suatau Negara tersebut. Penghitungan pendapatan nasional pada
umumnya dilakukan dengan membagi komponen pendapatan nasional seperti pendapatan
nasional bruto (PNB) atau pendapatan daerah bruto (PDB) dengan jumlah pendudk suatu
Negara.
Cara Pengeluaran
Digunakan di negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat,
dimana pendapatan nasional yang dihasilkan metode ini dapat memberi gambaran tentang
sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana baiknya
tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati, serta
memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi (Sukirno,
2008, p37).
Cara Produk Neto
Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses
produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan cara neto
diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan di berbagai
lapangan usaha dalam perekonomian negara tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi
tentang seberapa besar pengaruh sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian negara.
Cara Pendapatan
Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan pendapatan-
pendapatan yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk mewujudkan barang dan
jasa (Sukirno, 2008, p44). Pendapatan tersebut digolongkan menjadi pendapatan para
pekerja (gaji/upah), pendapatan dari usaha perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga neto
dan keuntungan perusahaan.
Bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan
data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama
satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain,
diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data
pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara
industri, pertanian, atau negara jasa.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional. Jika
terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat
kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung
mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang
selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran
agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan
nasional) dan menambah pengangguran.
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan
(saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara
konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari
pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah
laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Investasi
atau secara lebih spesifik investasi demostik swasta bruto, adalah belaja pada barang
kapital baru dan tambahan untuk persediaan .Contohnya: baguanan dan mesin baru yang
dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengeluaran untuk investasi
merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran.
c. Pemerintah pusat
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana perimbangan
Pinjaman pemerintah daerah
Pinjaman untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lain-lain
penapatan yang sah
Indeks harga konsumen (consumer price index – CPI) mengukur harga pokok / untuk
membeli sejumlah barang tentu, yang mewakili pembeli yang dilakukan oleh para konsumen
di toko. Deflantor GNP berbeda dengan CPI dalama emapat segitiga. Pertama, deflantor
mengukur harga dari sekelompok barang yang lebih jauh luas dari pada CPI. Harga CPI ini di
ukur oleh para perkerja lapangan yang pergi kekeota dan mengadakan hubungan telepon
untuk memebahas harga dari barang – barang itu.
Kedua , CPI mengukur harga pokok biaya dari sekeranjang barang –barang tartentu
yang sama dari tahun ke tahun. Tetapi keranjang barang yang termaksud dalam deflator GNP
berbeda dari tahun ke tahun, tergantung pada yang di produksi dalam perekonomian setiap
tahun. Barang yang di nilai dalam deflator pada tahun tetentu adalah barang – barang yang di
produksi dalam perekonomian pada tahun itu, jian panan juga tinggi, juga menerima bobot
(weight) yang relatif besar dalam perhitungan deflator GNP.
Sebaliknya, CPI mengukur harga pokok sejumlah barang tertentu yang tidak berubah
sepanjang waktu. Ketiga, CPI mencakup harga impor, sedangkan deflator, mencakup hanya
harga barang – barang yang yang di produksi di amerika serikat dengan demikian, kedua
indeks utama yang di gunakan untuk menghitung inflasi, deflator GNP, dan CPI mempunyai
prilaku yang bebeda dari waktu. Misalnya , pada saat harga minyak impor naik dengan cepat,
CPI mungkin akan naik lebih cepat dari pada deflator.
Indeks Harga Produsen (producer price index –PPI) adalah indeks ketiga yang
digunakan secara luas. Seperti CPI, indek harga produsen adalah ukuran dari biaya harga
pokok sekeranjangan barang tertentu. PPI berbeda dari CPI, sebagian dari hal cakupnya
misalnya saja bahan baku dan barang – barang setengah jadi. Dia juga berbeda dalam hal
bahwa PPI dimaksudkan unruk mengukur harga – harga pada tahap paling dini dari sistem
distribusi. Sedangkan CPI mengukur harga – harga dimana rumah tangga kota sesungguhnya
berbelanja yakni pada tingkat eceran PPI disusun dari harga – harga pada tingkat transaksi
perdagangan pertama kali terjadi.
Perbedaan ini membuat PPI merupakan indeks harga yang secara relative fleksibal
dan yang memberi isyarat adanya perubahan tingkat harga pada umumnya, atau CPI,
beberapa saat sebelum perubahan itu benar-benar terujut. Untuk alasan ini PPI, dan lebih
khusus lagi beberapa sub-indeksnya, seperti indeks dari “barang sensitif”, di pakai sebagai
salah satu indilator siklus ekonomi yang diwariskan dengan cermat oleh para perumus
kebijakan .
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang
dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlaj seluruh pendapataan yang
diterima oleh masyarakat dalm suatu Negara dalam satu tahun.
2. Konsep pendapatan nasional adalah sebagai berikut
Produk domestic bruto (GDP)
Produk nasional bruto (GNP)
Pendapatan nasional netto (NNI)
Pendapatan perseorangan (PI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendpatan kapital
3. Cara untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
4. Manfaat penghitungan pendapatan nasional adalah Bertujuan untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode,
perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya
untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan
nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,
pertanian, atau negara jasa.
5. Faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional adalah permintaan dan penawaran
agregat, konsumsi dan tabungan, dan investasi.
6. Sumber – sumber pendapatan nasional
Penerimaan dalam negri
Hibah
7. Indeks Harga Konsumen adalah mengukur harga pokok / untuk membeli sejumlah
barang tentu, yang mewakili pembeli yang dilakukan oleh para konsumen di toko.
8. Indeks Harga Produsen adalah indeks ketiga yang digunakan secara luas. Seperti CPI,
indek harga produsen adalah ukuran dari biaya harga pokok sekeranjangan barang
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
http://desyrisnawati312.blogspot.com/2011/03/konsep-pendapatan-nasional.html
http://www.materiakuntansi.com/pengitungan-pendapatan-nasional-dengan-pendekatan-
pengeluaran/
http://blogspot.com/2011/01/faktor-yang-memepengaruhi-pendapata.