Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dari mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang berjudul “Metode Serta Turunan
dalam Perhitungan Pendapatan Nasional”. Dengan adanya makalah ini kami
berharap ini dapat digunakan sebagai acuan penilaian pada semester genap.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak atas dukungan
dan kerja samanya sehingga terwujudnya makalah ini. Kami menyadari
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan atas perhatian dan koreksinya, kami
mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat serta mendapatkan
tanggapan yang antusias dari semua pihak yang membacanya.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi Pendapatan Nasional .......................................................................3
a). Konsep Pendapatan Nasional……………………………………………..4
2.2 Perhitungan Barang Akhir, Barang Antara, Nilai Tambah, dan Perhitungan
Ganda……………………………………………………………………………5
a). Barang Akhir...............................................................................................5
b). Barang Antara..............................................................................................6
c). Nilai Tambah……………………………………………………………...6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam makalah ini akan dipaparkan materi mengenai pendapatan nasional,
beserta berbagai jenis konsep perhitungannya. Tujuan dari makalah ini
adalah agar pembaca dapat mengetahui pentingnya perhitungan
pendapatan nasional sebagai modal awal dalam mempelajari teori ekonomi
makro.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari pendapatan nasional
2. Untuk mengetahui definisi dan konsep perhitungan barang akhir,
barang antara, nilai tambah, dan perhitungan ganda
3. Untuk mengetahui defini dan konsep perhitungan pendapatan
nasional harga konstan dan harga berlaku?
4. Untuk mengetahui definisi dan konsep penghitungan pendapatan
nasional dengan metode produksi, pendapatan, dan pengeluaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nilai total dari hasil produksi akhir suatu produk (barang/jasa). Hal
ini berarti nilai yang dihitung merupakan nilai akhir dari barang
dan jasa.
2. Pendapatan Nasional sebagai bagian dari perekonomian nasional
yang menjadi indikator dan batasan penduduk pada suatu negara.
3
3. Terdapat periode waktu dalam perhitungannya (1 tahun). Adanya
batasan waktu dibuat untuk membandingkan perhitungan
dengan tahun-tahun sebelumnya
4
barang dan jasa yang dihasilkan warga negara asing yang berada di
wilayah negara tersebut tidak dihitung ke dalam Produk Nasional
Bruto. Ini berarti secara konseptual, pendapatan warga negara
Singapura yang bekerja di Indonesia dan keuntungan perusahaan
multinasional Jepang yang beroperasi di Indonesia tidak termasuk
dalam Produk Nasional Bruto Indonesia. Tetapi sebaliknya
pendapatan pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri termasuk
dalam Produk Nasional Bruto Indonesia.
Dimana PFN dari LN adlah pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN
dari LN adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar
negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang
dibayarkan ke luar negeri.
5
Dalam mengukur output nasional, produk domestik bruto
(PDB) didasarkan pada nilai barang jadi. Perhitungan juga hanya mencakup
barang baru. Barang yang telah dihitung pada tahun sebelumnya tidak
dimasukkan untuk mencegah penghitungan ganda akibat penjualan kembali
barang yang sama. Contohnya adalah penjualan kembali mobil bekas tidak
dihitung dalam PDB karena tidak mencerminkan output baru dari
perekonmian. Tidak hanya barang konsumen, perhitungan PDB juga
mencakup barang-barang yang dibeli oleh bisnis dan pemerintah. Contohnya
adalah mesin, alat berat, computer dan lain sebagainya.
b) Barang Antara
Barang antara (intermediate good) adalah barang-barang yang
belum menjadi barang akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat
digunakan oleh konsumen. Barang Antara adalah meliputi bahan baku
maupun bahan penolong yang belum melalui proses pengolahan ataupun
sudah melalui proses pengolahan dan biasanya habis dipakai dalam proses
produksi atau umur pemakaiannya relatif pendek (kurang dari satu tahun).
Contohnya adalah besi baja, tekstil.
a) Nilai Tambah
Dalam perhitungan GDP terdapat istilah nilai tambah (Value
Added), nilai tambah berlaku dalam perhitungan GDP apabila suatu
perusahaan memproses barang mentah hingga memproduksinya menjadi
barang jadi. Untuk menghitung nilai GDP suatu negara, maka yang
digunakan dalam perhitungan adalah total nilai tambah (Nilai output –
Nilai input) Sehingga dapat disimpulkan bahwa, nilai tambah merupakan
nilai selisih antara nilai penjualan perusahaan dengan nilai pembelian
bahan mentah serta jasa dari perusahaan lain. Perhitungan GDP
menggunakan nilai tambah untuk menghindari perhitungan ganda atas
barang input yang dibeli pada perusahaan lain.
6
No Sektor Produksi Nilai Output Nilai Input Nilai
(Rp.) (Rp.) Tambah
(Rp.)
1. Nelayan 300 0 300
2. Pabrik Penggilingan ikan 400 300 100
3. Pabrik Pengolahan Ikan 600 400 200
4. Pabrik Pengalengan 800 600 200
(pengemasan)
5. Pabrik pembekuan (cool 1000 800 200
storage)
TOTAL 1000
Berdasarkan table 1 diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Saat Nelayan menjual ikan di pabrik penggilingan ikan seharga Rp.
300, maka pabrik penggilingan ikan akan mengeluarkan uang sebesar Rp.
300 untuk membeli ikan. Namun nilai input nelayan sebesar 0, artinya
ikan belum menjadi input pabrik penggilingan dan ikan beluim masuk
tahap pemrosesan (tidak ada biaya produksi), sehingga nilai tambah
nelayan sama dengan nilai output ikan sebesar Rp. 300.
2. Ikan dari nelayan seharga Rp. 300 menjadi input pabrik penggilingan,
kemudian pabrik melakukan proses penggilingan ikan menjadi tepung,
sehingga output produksi sebesar Rp. 400. Nilai tambah pabrik
penggilingan ikan sebesar Rp. 100.
3. Tepung ikan dibeli pabrik pengolahan ikan dari pabrik penggilingan
sebesar Rp 400, tepung ikan menjadi input perusahaan pengolahan ikan,
perusahaan pengolahan ikan melakukan proses penambahan bumbu untuk
menjadi surimi, sehingga output surimi ikan menjadi Rp. 600. Nilai
tambah perusahaan menjadi Rp. 200.
4. Surimi ikan dibeli perusahan pengemasan dari pabrik pengolahan
sebesar Rp. 600, surimi menjadi input perusahaan pengemasan. Pabrik
mengemas surimi sehingga biaya output pengemasan surimi sebesar Rp.
800. Nilai tambah pabrik pengemasan sebesar Rp. 200.
7
5. Pabrik pembekuan membeli surimi seharga Rp 800 dari perusahan
pengemasan surimi ikan sehingga surimi menjadi input pabrik pembekuan.
Pabrik pembekuan melakukan proses pembekuan surimi menggunakan
teknologi pendingin, sehingga output menjadi Rp 1000. Nilai tambah
pabrik pembekuan sebesar Rp. 200.
6. Total nilai tambah dari seluruh sector produksi sebesar Rp. 1000.
Jumlah nilai tambah harus sama dengan niali output barang jadi akhir
sebesar Rp. 1000. Nilai tambah muncul akibat proses produksi yang
dilakukan pabrik, mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Nilai
tambah dapat berupa sewa, upah, gaji dan profit (keuntungan) dari pabrik
pengolahan.
b) Perhitungan Ganda
Perhitungan pendapatan nasional rawan akan suatu kesalahan, yang
disebut perhitungan ganda. Kesalahan ini terjadi ketika suatu barang yang
dihasilkan dihitung lebih dari satu kali. Perhitungan ganda ini dapat terjadi
misalnya ketika barang berada dalam proses produksi dan perakitan yang
multi tahap.
2.3 Perhitungan Pendapatan Nasional Harga Konstan dan Harga Berlaku
Berdasarkan harga yang digunakan untuk menilai, pendapatan
nasional dapat dibedakan berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada
masing-masing tahun perhitungannya dan dapat pula dihitung berdasarkan
tingkat harga konstan pada tahun dasar tertentu. Istilah yang sering dipakai
untuk menerangkan konsep pendapatan nasional adalah Produk Domestik
Bruto (PDB) . Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
unit ekonomi.
8
Menghitung nilai hasil PDB dengan menggunakan harga berlaku
dapat memberi hasil yang menyesatkan, karena pengaruh inflasi. Untuk
memperoleh gambaran yang lebih akurat, maka perhitungan PDB sering
menggunakan perhitungan berdasarkan harga konstan. Hasil perhitungan
ini menghasilkan nilai PDB atas harga konstan. Yang dimaksud dengan
harga konstan adalah harga yang dianggap tidak berubah. Untuk
memperoleh PDB harga konstan, kita harus menentukan tahun dasar
(based year), yang merupakan tahun di mana perekonomian berada dalam
kondisi baik/stabil. Harga barang pada tahun tersebut kita gunakan sebagai
harga konstan. Deflator = (Harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100%.
Manfaat dari perhitungan PDB harga konstan, selain dengan segera dapat
mengetahui apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak,
juga dapat menghitung perubahan harga (inflasi).
b) Pendapatan Nasional Harga Berlaku
Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang
dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun dan dinilai
menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah
cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari
suatu periode ke periode lainnya. Dapat diramalkan bahwa apabila
dibandingkan data pendapatan nasional dalam berbagai tahun tersebut,
nilainya akan berbeda-beda dan menunjukan kecenderungan yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Pertambahan nilai tersebut disebabkan oleh
dua faktor, yaitu:
a. Pertambahan fisikal barang dan jasa yang dihasilkan dalam
perekonomian dan,
b. Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke periode
lainnya.
Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang
sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk dapat
meghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang
dihasilkan harus dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku
9
pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang
dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Nilai pendapatan
nasional yang didapat dalam perhitungan secara ini dinamakan pendapatan
nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil.
10
a) Metode Produksi
Metode Produksi merupakan nilai tambah yang di ciptakan
dalam suatu proses produksi. Kegiatan produksi sendiri adalah
kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Jadi, pada
perhitungan dengan metode produksi, hanya mencakup
perhitungan niai tambah pada setiap sektor (lahan) produksi.
Dengan metode ini, pendapatan nasional dihitung dengan cara
menjumlahkan nilai tambah (value added) dari seluruh sektor
produksi selama satu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun).
Nilai tambah yang dimaksud disini adalah selisih antara nilai
produksi (nilai output) dengan nilai biaya antara (nilai input), yang
terdiri atas bahan yang terlibat dalam proses produksi termasuk
bahan baku dan bahan penolong.
Keterangan :
Y= Pendapatan nasional
11
Pertambangan dan penggalian.
2) Sektor Sekunder
Industri pengolahan.
Listrik, air, dan gas.
3) Sektor Tersier
Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
Pengangkutan dan telekomunikasi.
Jasa lain-lain.
CONTOH SOAL
12
b) Metode Pendapatan
Metode Pendapatan (income a product) adalah jenis
perhitungan pendapatan nasional yang diperoleh dengan cara
menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang
memberikan sumbangan terhadap proses produksi. Metode
pendapatan merupakan pendapatan nasional hasil dari penjumlahan
seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi
dalam suatu negara selama satu periode / tahun.
Yang termasuk faktor produksi adalah tenaga kerja, modal,
tanah, dan keahlian/kewirausahaan. Masing-masing dari faktor
produksi akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda,
misalnya:
- tenaga kerja dapat memperoleh gaji/upah,
- pemilik modal akan mendapat bunga,
- pemilik tanah dapat memperoleh sewa, dan
- keahlian atau skill dapat memperoleh laba.
Y=r+w+i+p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
CONTOH SOAL
Pada periode awal tahun 2017 diperoleh data sebagai berikut :
13
Sewa sebesar Rp. 400 juta, upah yang diterima per individu sebesar
Rp. 300 ribu, profit pengusaha mencapai Rp. 450 juta, ekspor luar
negeri sebesar Rp. 650 juta, bunga pemilik modal sebesar Rp. 350
juta, dan impor luar negeri sebesar Rp. 230 juta. Berapa jumlah
Pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan
pendapatan?
Diketahui:
r = 400 juta p = 450 juta
w = 300 ribu x = 650 juta
i = 350 juta m = 230 juta
Jawab :
Pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pendapatan
hanya menggunakan penjumlah besar sewa, upah yang diterima,
bunga pemilik modal, dan profit pengusaha. Pada soal diketahui
juga nilai ekspor dan impor, tetapi nilai tersebut tidak perlu
dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional jika
menggunakan metode pendapatan. Jadi pendapatan nasional
berdasarkan metode pendapatan adalah sebagai berikut :
Y=r+w+i+p
Y = 400 juta + 300 ribu + 350 juta + 450 juta
Y=12.000.300.000
c) Metode Pengeluaran
Perhitungan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran
dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran
berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, pemerintah,
perusahaan, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode
tertentu. Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi
terdiri dari :
14
Pengeluaran untuk pemerintah (G),
Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M).
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
I = investment ( investasi )
X = ekspor
M = impor
CONTOH SOAL
15
Rumur Pendapatan nasional dengan pendekatan nasional :
Y = C + I + G + (X – M)
Y = 90.000.000 + 50.000.000 + 130.000.000 + (15.000.000 -
20.000.000)
Y = 270.000.000 - 5.000.000.
Y = 265.000.000
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendapatan Nasional adalah seluruh perolehan pendapatan yang
diperoleh oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama
satu tahun. Pendapatan nasional juga merupakan salah satu indikator untuk
dapat mengukur perkembangan tingkat pembangunan dan kesejahteraan
pada suatu negara dari waktu ke waktu. Dengan metode perhitungan
pendapatan nasional, dapat diketahui arah, tujuan, dan struktur
perekonomian negara.
Metode perhitungan pendapatan nasional memiliki beberapa fungsi
selain untuk mengetahui jumlah pendapatan nasional suatu negara, metode
perhitungan ini juga bisa dijadikan alat evaluasi, dengan hasil yang
diberikan pemerintahan suatu negara bisa menilai dan mengevaluasi
kinerja para sumber daya manusianya, mereka bisa mengukur
produktifitas negaranya. Adapun untuk mengetahui jumlah atau nilai dari
pendapatan nasional ada 3 metode dalam perhitungannya, yakni metode
perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi, metode
pendapatan, dan metode pengeluaran.
17
DAFTAR PUSTAKA