Anda di halaman 1dari 21

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

METODE SERTA TURUNAN DALAM PERHITUNGAN PENDAPATAN


NASIONAL

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

Ni Made Dwi Jayanti 17 / 2002622010482

Ni Nyoman Julianti 18 / 2002622010483

Ni Komang Santi Jayantini 19 / 2002622010484

I Dewa Gede Suyoga Darmayasa 20 / 2002622010485

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dari mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang berjudul “Metode Serta Turunan
dalam Perhitungan Pendapatan Nasional”. Dengan adanya makalah ini kami
berharap ini dapat digunakan sebagai acuan penilaian pada semester genap.

Meskipun dalam penyusunan makalah ini kami banyak menemukan


hambatan dan kesulitan, tetapi karena motivasi dan kerja sama dari berbagai pihak
makalah ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak atas dukungan
dan kerja samanya sehingga terwujudnya makalah ini. Kami menyadari
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan atas perhatian dan koreksinya, kami
mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat serta mendapatkan
tanggapan yang antusias dari semua pihak yang membacanya.

Om Santih Santih Santih Om

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi Pendapatan Nasional .......................................................................3
a). Konsep Pendapatan Nasional……………………………………………..4

2.2 Perhitungan Barang Akhir, Barang Antara, Nilai Tambah, dan Perhitungan
Ganda……………………………………………………………………………5
a). Barang Akhir...............................................................................................5
b). Barang Antara..............................................................................................6
c). Nilai Tambah……………………………………………………………...6

d). Perhitungan Ganda………………………………………………………..8

2.3 Perhitungan Pendapatan Nasional Harga Konstan dan Harga Berlaku..........8


a). Harga Konstan.............................................................................................9
b). Harga Berlaku..............................................................................................9
2.4 Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Metode Produksi, Pendapatan,
Pengeluaran........................................................................................................10
a). Metode Produksi…………………………………………………………11

b). Metode Pendapatan……………………………………………………...13

c). Metode Pengeluaran……………………………………………………..14

BAB III PENUTUP..............................................................................................17


3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Teori makroekonomi memusatkan perhatian dan analisisnya
kepada memperhatikan kegiatan ekonomi negara ditinjau secara global,
yaitu secara gambaran yang menyeluruh. Suatu perekonomian tidak akan
dapat memberikan informasi mengenai pertumbuhan ekonomi negara
apabila tidak terdapat data mengenai Produk Nasional Bruto, Produk
Domestik Bruto, dan komponen-komponen lain dari konsep produksi
nasional atau pendapatan nasional tersebut. Setiap negara akan
mengumpulkan berbagai informasi mengenai kegiatan ekonominya agar
secara kontinu dapat diperhatikan perubahan-perubahan tingkat dan corak
kegiatan ekonomi yang berlaku. Salah satu informasi penting yang akan
dikumpulkan adalah data mengenai pendapatan nasional, yaitu nilai barang
dan jasa yang diwujudkan pada suatu tahun tertentu.
Pendapatan Nasional atau “national income” dimaksudkan untuk
menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara.
Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah negara,
karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan
perekonomian suatu negara. Namun sesungguhnya pendapatan nasional
suatu negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya
tingkat kesejahteraan rakyat di suatu negara. Hal tersebut disebabkan
karena pendapatan nasional merupakan kumpulan pendapatan dari setiap
kegiatan perekonomian berbagai sektor yang terdapat pada suatu negara
dalam periode satu tahun, jadi ada kemungkinan terjadinya kesenjangan
pendapatan antar daerah di Negara ini.
Itulah sebabnya perhitungan pendapatan nasional merupakan
pokok pembahasan awal dalam teori ekonomi makro. Tanpa memiliki
pemahaman tentang konsep pendapatan nasional, kita tidak akan dapat
memahami model-model ekonomi makro dan juga analisis kebijakannya.

1
Dalam makalah ini akan dipaparkan materi mengenai pendapatan nasional,
beserta berbagai jenis konsep perhitungannya. Tujuan dari makalah ini
adalah agar pembaca dapat mengetahui pentingnya perhitungan
pendapatan nasional sebagai modal awal dalam mempelajari teori ekonomi
makro.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan pendapatan nasional?
2. Bagaimana konsep dari perhitungan barang akhir, barang antara,
nilai tambah, dan perhitungan ganda?
3. Bagaimana konsep dari perhitungan pendapatan nasional harga
konstan dan harga berlaku?
4. Bagaimana konsep dari penghitungan pendapatan nasional dengan
metode produksi, pendapatan, dan pengeluaran?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari pendapatan nasional
2. Untuk mengetahui definisi dan konsep perhitungan barang akhir,
barang antara, nilai tambah, dan perhitungan ganda
3. Untuk mengetahui defini dan konsep perhitungan pendapatan
nasional harga konstan dan harga berlaku?
4. Untuk mengetahui definisi dan konsep penghitungan pendapatan
nasional dengan metode produksi, pendapatan, dan pengeluaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator untuk dapat
mengukur perkembangan tingkat pembangunan dan kesejahteraan pada
suatu negara dari waktu ke waktu. Dengan metode perhitungan pendapatan
nasional, dapat diketahui arah, tujuan, dan struktur perekonomian negara.
Pendapatan Nasional didefinisikan dalam berbagai bentuk kalimat yang
sebenarnya memiliki makna yang sama. Pendapatan Nasional adalah
seluruh perolehan pendapatan yang diperoleh oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi
dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
Pendapatan nasional atau “national income” dimaksudkan untuk
menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara.
Dengan demikian dalam konsep tersebut istilah pendapatan nasional
adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto.
Selain itu, pengertian lain dari pendapatan nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan
untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam
sistem perhitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan
Produk Nasional Neto pada harga faktor atau secara ringkas Pendapatan
Nasional.

Dilihat dari pengertian pendapatan nasional tersebut dapat disimpulkan


beberapa poin penting yang harus menjadi perhatian, yaitu :

1. Nilai total dari hasil produksi akhir suatu produk (barang/jasa). Hal
ini berarti nilai yang dihitung merupakan nilai akhir dari barang
dan jasa.
2. Pendapatan Nasional sebagai bagian dari perekonomian nasional
yang menjadi indikator dan batasan penduduk pada suatu negara.

3
3. Terdapat periode waktu dalam perhitungannya (1 tahun). Adanya
batasan waktu dibuat untuk membandingkan perhitungan
dengan tahun-tahun sebelumnya

a) Konsep Pendapatan Nasional


Terdapat beberapa konsep penting mengenai pendapatan nasional, antara
lain :
1) Produk Domestik Bruto / Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) adalah nilai
barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dalam periode
tertentu (biasanya satu tahun). Di dalam perekonomian suatu
negara, barang dan jasa diproduksi bukan saja oleh warga negara
atau perusahaan milik negara tetapi juga diproduksi oleh penduduk
negara lain atau perusahaan asing. Selalu didapati produksi
nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari
luar negeri. Perusahaan multinasional beroperasi di berbagai
negara dan membantu meningkatkan nilai barang dan jasa yang
dihasilkan negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut
menyediakan modal, teknologi, dan tenaga ahli kepa negara di
mana perusahaan itu beroperasi. Operasi mereka merupakan bagian
yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara dan nilai
produksi yang disumbangkannya perlu dihitung dalam pendapatan
nasional. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto / Gross
Domestic Product (GDP) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu
negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga
negara tersebut dan negara asing.
2) Produk Nasional Bruto / Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) adalah jumlah
nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara
selama satu tahun, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat negara tersebut yang berada di negara lain. Sedangkan

4
barang dan jasa yang dihasilkan warga negara asing yang berada di
wilayah negara tersebut tidak dihitung ke dalam Produk Nasional
Bruto. Ini berarti secara konseptual, pendapatan warga negara
Singapura yang bekerja di Indonesia dan keuntungan perusahaan
multinasional Jepang yang beroperasi di Indonesia tidak termasuk
dalam Produk Nasional Bruto Indonesia. Tetapi sebaliknya
pendapatan pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri termasuk
dalam Produk Nasional Bruto Indonesia.

Dengan memperhatikan perbedaan antara arti PDB dan PNB maka


didapatkanlah rumus sifat hubungan di antara Produk Domestik Bruto dan
Produk Nasional Bruto, yaitu seperti yang dinyatakan oleh persamaan
berikut

PDB = PNB – PFN dari LN

Dimana PFN dari LN adlah pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN
dari LN adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar
negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang
dibayarkan ke luar negeri.

2.2 Perhitungan Barang Akhir, Barang Antara, Nilai Tambah, dan


Perhitungan Ganda
a) Barang Akhir
Barang Akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh
berbagai kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Barang Akhir dapat dibedakan ke dalam 2(dua)
golongan, yaitu :
a. Barang tahan lama (durable good), misalnya mobil, televisi, lemari
es, perabot rumah tangga.
b. Barang tidak tahan lama (non – durable good), misalnya makanan
segar, buah-buahan, sayur-sayuran.

5
Dalam mengukur output nasional,  produk domestik bruto
(PDB) didasarkan pada nilai barang jadi. Perhitungan juga hanya mencakup
barang baru. Barang yang telah dihitung pada tahun sebelumnya tidak
dimasukkan untuk mencegah penghitungan ganda akibat penjualan kembali
barang yang sama. Contohnya adalah penjualan kembali mobil bekas tidak
dihitung dalam PDB karena tidak mencerminkan output baru dari
perekonmian. Tidak hanya barang konsumen, perhitungan PDB juga
mencakup barang-barang yang dibeli oleh bisnis dan pemerintah. Contohnya
adalah mesin, alat berat, computer dan lain sebagainya.
b) Barang Antara
Barang antara (intermediate good) adalah barang-barang yang
belum menjadi barang akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat
digunakan oleh konsumen. Barang Antara adalah meliputi bahan baku
maupun bahan penolong yang belum melalui proses pengolahan ataupun
sudah melalui proses pengolahan dan biasanya habis dipakai dalam proses
produksi atau umur pemakaiannya relatif pendek (kurang dari satu tahun).
Contohnya adalah besi baja, tekstil.
a) Nilai Tambah
Dalam perhitungan GDP terdapat istilah nilai tambah (Value
Added), nilai tambah berlaku dalam perhitungan GDP apabila suatu
perusahaan memproses barang mentah hingga memproduksinya menjadi
barang jadi. Untuk menghitung nilai GDP suatu negara, maka yang
digunakan dalam perhitungan adalah total nilai tambah (Nilai output –
Nilai input) Sehingga dapat disimpulkan bahwa, nilai tambah merupakan
nilai selisih antara nilai penjualan perusahaan dengan nilai pembelian
bahan mentah serta jasa dari perusahaan lain. Perhitungan GDP
menggunakan nilai tambah untuk menghindari perhitungan ganda atas
barang input yang dibeli pada perusahaan lain.

Tabel 1. Perhitungan Nilai Tambah

6
No Sektor Produksi Nilai Output Nilai Input Nilai
(Rp.) (Rp.) Tambah
(Rp.)
1. Nelayan  300 0 300
2. Pabrik Penggilingan ikan  400 300 100
3. Pabrik Pengolahan Ikan  600 400 200
4. Pabrik Pengalengan  800 600 200
(pengemasan)
5. Pabrik pembekuan (cool 1000 800 200
storage)
TOTAL 1000
Berdasarkan table 1 diatas dapat dijelaskan bahwa :
1.    Saat Nelayan menjual ikan di pabrik penggilingan ikan seharga Rp.
300, maka pabrik penggilingan ikan akan mengeluarkan uang sebesar Rp.
300 untuk membeli ikan. Namun nilai input nelayan sebesar 0, artinya
ikan belum menjadi input pabrik penggilingan dan ikan beluim masuk
tahap pemrosesan (tidak ada biaya produksi), sehingga nilai tambah
nelayan sama dengan nilai output ikan sebesar Rp. 300.
2.    Ikan dari nelayan seharga Rp. 300 menjadi input pabrik penggilingan,
kemudian pabrik melakukan proses penggilingan ikan menjadi tepung,
sehingga output produksi sebesar Rp. 400. Nilai tambah pabrik
penggilingan ikan sebesar Rp. 100.
3.    Tepung ikan dibeli pabrik pengolahan ikan dari pabrik penggilingan
sebesar Rp 400, tepung ikan menjadi input perusahaan pengolahan ikan,
perusahaan pengolahan ikan melakukan proses penambahan bumbu untuk
menjadi surimi, sehingga output surimi ikan menjadi Rp. 600. Nilai
tambah perusahaan menjadi Rp. 200.
4.    Surimi ikan dibeli perusahan pengemasan dari pabrik pengolahan
sebesar Rp. 600, surimi menjadi input perusahaan pengemasan. Pabrik
mengemas surimi sehingga biaya output pengemasan surimi sebesar Rp.
800. Nilai tambah pabrik pengemasan sebesar Rp. 200.

7
5.    Pabrik pembekuan membeli surimi seharga Rp 800 dari perusahan
pengemasan surimi ikan sehingga surimi menjadi input pabrik pembekuan.
Pabrik pembekuan melakukan proses pembekuan surimi menggunakan
teknologi pendingin, sehingga output menjadi Rp 1000. Nilai tambah
pabrik pembekuan sebesar Rp. 200.
6.    Total nilai tambah dari seluruh sector produksi sebesar Rp. 1000.
Jumlah nilai tambah harus sama dengan niali output barang jadi akhir
sebesar Rp. 1000. Nilai tambah muncul akibat proses produksi yang
dilakukan pabrik, mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Nilai
tambah dapat berupa sewa, upah, gaji dan profit (keuntungan) dari pabrik
pengolahan.
b) Perhitungan Ganda
Perhitungan pendapatan nasional rawan akan suatu kesalahan, yang
disebut perhitungan ganda. Kesalahan ini terjadi ketika suatu barang yang
dihasilkan dihitung lebih dari satu kali. Perhitungan ganda ini dapat terjadi
misalnya ketika barang berada dalam proses produksi dan perakitan yang
multi tahap.
2.3 Perhitungan Pendapatan Nasional Harga Konstan dan Harga Berlaku
Berdasarkan harga yang digunakan untuk menilai, pendapatan
nasional dapat dibedakan berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada
masing-masing tahun perhitungannya dan dapat pula dihitung berdasarkan
tingkat harga konstan pada tahun dasar tertentu. Istilah yang sering dipakai
untuk menerangkan konsep pendapatan nasional adalah Produk Domestik
Bruto (PDB) . Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
unit ekonomi.

a) Pendapatan Nasional Harga Konstan

8
Menghitung nilai hasil PDB dengan menggunakan harga berlaku
dapat memberi hasil yang menyesatkan, karena pengaruh inflasi. Untuk
memperoleh gambaran yang lebih akurat, maka perhitungan PDB sering
menggunakan perhitungan berdasarkan harga konstan. Hasil perhitungan
ini menghasilkan nilai PDB atas harga konstan. Yang dimaksud dengan
harga konstan adalah harga yang dianggap tidak berubah. Untuk
memperoleh PDB harga konstan, kita harus menentukan tahun dasar
(based year), yang merupakan tahun di mana perekonomian berada dalam
kondisi baik/stabil. Harga barang pada tahun tersebut kita gunakan sebagai
harga konstan. Deflator = (Harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100%.
Manfaat dari perhitungan PDB harga konstan, selain dengan segera dapat
mengetahui apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak,
juga dapat menghitung perubahan harga (inflasi).
b) Pendapatan Nasional Harga Berlaku
Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang
dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun dan dinilai
menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah
cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari
suatu periode ke periode lainnya. Dapat diramalkan bahwa apabila
dibandingkan data pendapatan nasional dalam berbagai tahun tersebut,
nilainya akan berbeda-beda dan menunjukan kecenderungan yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Pertambahan nilai tersebut disebabkan oleh
dua faktor, yaitu:
a. Pertambahan fisikal barang dan jasa yang dihasilkan dalam
perekonomian dan,
b. Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke periode
lainnya.
Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang
sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk dapat
meghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang
dihasilkan harus dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku

9
pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang
dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Nilai pendapatan
nasional yang didapat dalam perhitungan secara ini dinamakan pendapatan
nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil.

Perbedaan antara PDB harga berlaku dengan harga konstan yaitu


Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada
setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai
tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga
berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi,
sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun.

2.4 Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Metode Produksi,


Pendapatan, dan Pengeluaran
Metode perhitungan pendapatan nasional merupakan salah satu cara
untuk menentukan jumlah atau besar dari nilai pendapatan nasional
tersebut. Metode perhitungan pendapatan nasional memiliki beberapa
fungsi selain untuk mengetahui jumlah pendapatan nasional suatu negara,
metode perhitungan ini juga bisa dijadikan alat evaluasi, dengan hasil yang
diberikan pemerintahan suatu negara bisa menilai dan mengevaluasi
kinerja para sumber daya manusianya, mereka bisa mengukur
produktifitas negaranya. Adapun untuk mengetahui jumlah atau nilai dari
pendapatan nasional ada 3 metode dalam perhitungannya, yakni metode
perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi, metode
pendapatan, dan metode pengeluaran.

10
a) Metode Produksi
Metode Produksi merupakan nilai tambah yang di ciptakan
dalam suatu proses produksi. Kegiatan produksi sendiri adalah
kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Jadi, pada
perhitungan dengan metode produksi, hanya mencakup
perhitungan niai tambah pada setiap sektor (lahan) produksi.
Dengan metode ini, pendapatan nasional dihitung dengan cara
menjumlahkan nilai tambah (value added) dari seluruh sektor
produksi selama satu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun).
Nilai tambah yang dimaksud disini adalah selisih antara nilai
produksi (nilai output) dengan nilai biaya antara (nilai input), yang
terdiri atas bahan yang terlibat dalam proses produksi termasuk
bahan baku dan bahan penolong.

RUMUS METODE PRODUKSI

Y=(P1 x Q1)+(P2 x Q2)+….(Pn x Qn)

Keterangan :

Y= Pendapatan nasional

P1= harga barang ke-1             Pn= harga barang ke-n

Q1= jenis barang ke-1             Qn= jenis barang ke-n

Selain itu, metode ini juga dapat ditentukan menurut


lapangan usaha. ISIC (International Standard Industrial
Classification) mengklasifikasikan perekonomian Indonesia
menjadi 9 sektor atau lapangan usaha yang terbagi dalam tiga
kelompok, diantaranya:
1) Sektor Primer
 Pertanian, Pertenakan, Kehutanan, dan Perikanan.

11
 Pertambangan dan penggalian.
2) Sektor Sekunder
 Industri pengolahan.
 Listrik, air, dan gas.
3) Sektor Tersier
 Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
 Pengangkutan dan telekomunikasi.
 Jasa lain-lain.

CONTOH SOAL

Diketahui data harga barang dan jumlah yang diproduksi pada


negara ABC pada tahun 2016 sebagai berikut :

Nama Barang Harga Barang Jumlah barang


(Dalam rupiah)

Kain Batik 250.000 20.000

Sepatu 350.000 5.000

Beras 100.000 100.000

Berapa besar pendapatan nasional berdasarkan pendekatan


produksi?
Diketahui:
P1 = 250.000 Q1 = 20.000
P2 = 350.000 Q2 = 5.000
P3 = 100.000 Q3 = 100.000
Jawab :
Y = (P1xQ1) + (P2xQ2) + (P3xQ3)
Y = (250.000x20.000) + (350.000x5.000) + (100.000x100.000)
Y = 16.750.000.000

12
b) Metode Pendapatan
Metode Pendapatan (income a product) adalah jenis
perhitungan pendapatan nasional yang diperoleh dengan cara
menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang
memberikan sumbangan terhadap proses produksi. Metode
pendapatan merupakan pendapatan nasional hasil dari penjumlahan
seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi
dalam suatu negara selama satu periode / tahun.
Yang termasuk faktor produksi adalah tenaga kerja, modal,
tanah, dan keahlian/kewirausahaan. Masing-masing dari faktor
produksi akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda,
misalnya:
- tenaga kerja dapat memperoleh gaji/upah,
- pemilik modal akan mendapat bunga,
- pemilik tanah dapat memperoleh sewa, dan
- keahlian atau skill dapat memperoleh laba.

RUMUS METODE PENDAPATAN

Y=r+w+i+p

Keterangan :

Y = Pendapatan Nasional

r (rent) = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya

w (wage) = Pendapatan bersih dari sewa

i (interest) = Pendapatan dari bunga

p (profit) = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha


perorangan

CONTOH SOAL
Pada periode awal tahun 2017 diperoleh data sebagai berikut :

13
Sewa sebesar Rp. 400 juta, upah yang diterima per individu sebesar
Rp. 300 ribu, profit pengusaha mencapai Rp. 450 juta, ekspor luar
negeri sebesar Rp. 650 juta, bunga pemilik modal sebesar Rp. 350
juta, dan impor luar negeri sebesar Rp. 230 juta. Berapa jumlah
Pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan
pendapatan?
Diketahui:
r = 400 juta p = 450 juta
w = 300 ribu x = 650 juta
i = 350 juta m = 230 juta
Jawab :
Pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pendapatan
hanya menggunakan penjumlah besar sewa, upah yang diterima,
bunga pemilik modal, dan profit pengusaha. Pada soal diketahui
juga nilai ekspor dan impor, tetapi nilai tersebut tidak perlu
dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional jika
menggunakan metode pendapatan. Jadi pendapatan nasional
berdasarkan metode pendapatan adalah sebagai berikut :
Y=r+w+i+p
Y = 400 juta + 300 ribu + 350 juta + 450 juta
Y=12.000.300.000
c) Metode Pengeluaran
Perhitungan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran
dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran
berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, pemerintah,
perusahaan, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode
tertentu. Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi
terdiri dari :

 Pengeluaran untuk konsumsi (C),


 Pengeluaran untuk investasi (I),

14
 Pengeluaran untuk pemerintah (G),
 Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M).

RUMUS METODE PENGELUARAN


Y=C+I+G+(X–M)

Keterangan :

Y = Pendapatan nasional

C = consumption ( konsumsi rumah tangga )

I = investment ( investasi )

G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )

X = ekspor

M = impor

CONTOH SOAL

Suatu negara mempunyai data pendapatan nasional sebagai


berikut:
Konsumsi masyarakat   Rp.  90.000.000
Pendapatan laba usaha  Rp.  20.000.000
Pengeluaran Negara      Rp.130.000.000
Pendapatan sewa          Rp.  40.000.000
Pengeluaran investasi     Rp.  50.000.000
Ekspor                          Rp.  15.000.000
Impor                            Rp.   20.000.000
dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran...
Jawab :

15
Rumur Pendapatan nasional dengan pendekatan nasional :
Y = C + I + G + (X – M)
Y = 90.000.000 + 50.000.000 + 130.000.000 + (15.000.000 -
20.000.000)
Y = 270.000.000 - 5.000.000.
Y = 265.000.000

Jadi, jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan


pendekatan pengeluaran adalah Rp. 265.000.000,00

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendapatan Nasional adalah seluruh perolehan pendapatan yang
diperoleh oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama
satu tahun. Pendapatan nasional juga merupakan salah satu indikator untuk
dapat mengukur perkembangan tingkat pembangunan dan kesejahteraan
pada suatu negara dari waktu ke waktu. Dengan metode perhitungan
pendapatan nasional, dapat diketahui arah, tujuan, dan struktur
perekonomian negara.
Metode perhitungan pendapatan nasional memiliki beberapa fungsi
selain untuk mengetahui jumlah pendapatan nasional suatu negara, metode
perhitungan ini juga bisa dijadikan alat evaluasi, dengan hasil yang
diberikan pemerintahan suatu negara bisa menilai dan mengevaluasi
kinerja para sumber daya manusianya, mereka bisa mengukur
produktifitas negaranya. Adapun untuk mengetahui jumlah atau nilai dari
pendapatan nasional ada 3 metode dalam perhitungannya, yakni metode
perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi, metode
pendapatan, dan metode pengeluaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.


Jakarta : Rajawali Pers.

Blogspot.com. (2016, Maret). Barang Akhir, Barang Modal, Barang Antara.


Diakses pada 19 Februari 2021, dari Ekonomi123.com : Barang Akhir,
Barang Modal, dan Barang Antara (ilmuekonomi123.blogspot.com)

Blogspot.com. (2017, November). Pengertian Nilai Tambah dalam Pendapatan


Nasional . Diakses pada 19 Februari 2021, dari PENGERTIAN NILAI
TAMBAH DALAM PENDAPATAN NASIONAL
(nurumaulinuha.blogspot.com)

Blogspot.com. (2018, April). Pendapatan Nasional. Diakses pada 20 Februari


2021, dari https://ilmuekonomi123.blogspot.com/2018/04/pendapatan-
nasional-menurut-harga-yang.html

Detik.com. (2021, 28 Januari). Pendapatan Nasional. Diakses pada 20 Februari


2021, dari Pendapatan Nasional: Pengertian, Komponen, dan Rumus Cara
Menghitungnya (detik.com)

Akuntansilengkap.com. (2019). Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Beserta


Contohnya. Diakses pada 20 Februari 2021, dari √ 3 Metode Perhitungan
Pendapatan Nasional Beserta Contohnya (akuntansilengkap.com)

Bahanbelajar.com. (2016, Agustus). Pendapatan Nasional. Diakses pada 22


Februari 2021, dari https://www.bahanbelajar.com/2016/08/soal-dan-
jawaban-pokok-bahasan.html

Blogspot.com. (2017, Maret). Pendapatan Nasional. Diakses pada 22 Februari


2021, dari
https://belajarekonomidanakuntansi.blogspot.com/2017/03/pendekatan-
menghitung-pendapatan-nasional-dan-contoh-soal-serta-jawabannya.html

Anda mungkin juga menyukai