Anda di halaman 1dari 32

PENDAPATAN NASIONAL, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

STRUKTUR EKONOMI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perekonomian Indonesia
Yang dibina oleh Ibu Hanjar Ikrima Nanda

Oleh :

Kelompok 1 Offering NN

1. Dika Obbi Saputra ( 160422608321 )


2. Kurnia Lestari ( 160422608334 )
3. Michaela Anindita R ( 160422608345 )
4. Salsabila Hanif Raharjo ( 160422608363 )
5. Sugeng Riyanto ( 160422600653 )
6. Syahban Maulana ( 160422608289 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
September 2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
2.1 Pendapatan Nasional ...........................................................................
2.1.1. Pengertian Pendapatan Nasional
2.1.2. Konsep Pendapatan Nasional
2.1.3. Manfaat Pendapatan Nasional
2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional
2.1.5. Tolak Ukur Kesejahteraan Penduduk
2.1.6. Data Perkembangan PDB di Indonesia
2.1.7. Perhitungan Pendapatan Nasional
2.2 Pertumbuhan Ekonomi
2.2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
2.2.3. Faktor yang Menghambat Pertumbuhan Ekonomi
2.2.4. Ciri-ciri Negara yang Mengalami Pertumbuhan Ekonomi
2.2.5. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
2.2.6. Peranan Penting Pemerintah dalam Pertumbuhan Ekonomi
2.2.7. Data Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
2.2.8. Rumus Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi
2.3 Struktur Ekonomi
2.3.1. Pengertian Struktur Ekonomi
2.3.2. Tinjauan Ekonomi Murni
2.3.3. Tinjauan Politik
2.3.4. Bagaimana Struktur Ekonomi di Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "Pendapatan Nasional, Pertumbuhan Ekonomi dan
Struktur Ekonomi
Makalah ini telah penulis susun dengan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, sebagai penulis telah berusaha semaksimal
mungkin dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah ini.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca mengenai Pendapatan Nasional, Pertumbuhan Ekonomi dan
Struktur Ekonomi.

Malang, 15 September 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi
perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari
perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang
diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai
sektor perkonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno,
2008)
Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai dapat
digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut
pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku
bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga
untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan
pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008)
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting
yang dialami hanya semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode
tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila
dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ditinjau dari segi ekonomi,
perkembangan ekonomi dunia yang belaku semenjak lebih dua abad yang
lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Pendapatan Nasional?
2. Apa saja Konsep Pendapatan Nasional?
3. Apa Manfaat dari Pendapatan Nasional?
4. Apa saja Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nasional?
5. Bagaimana tolak ukur kesejahteraan penduduk?
6. Bagiamana data perkembangan PDB di Indonesia?
7. Bagaimana Perhitungan Pendapatan?
8. Apa Pengertian dari Pertumbuhan Ekonomi?
9. Apa saja Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi?
10. Apa saja Faktor yang menghambat Pertumbuhan Ekonomi?
11. Bagaimana ciri-ciri negara yang mengalami Pertumbuhan
Ekonomi?
12. Apa Manfaat dari Pertumbuhan Ekonomi?
13. Bagiamana Peranan Penting Pemerintah dalam Petumbuhan
Ekonomi?
14. Bagaimana Data Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia?
15. Bagaimana perhitungan Pertumbuhan Ekonomi?
16. Apa Pengertian dari Struktur Ekonomi?
17. Bagaimana Tinjauan Ekonomi Murni?
18. Bagaimana Tinjauan Politik?
19. Bagiamana Struktur Ekonomi di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pendapatan Nasional.
2. Untuk mengetahui konsep Pendapatan Nasional.
3. Untuk mengetahui manfaat Pendapatan Nasional.
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Pendapatan
Nasional.
5. Untuk mengetahui tolak ukur kesejahteraan penduduk.
6. Untuk mengetahui data perkembangan PDB di Indonesia.
7. Untuk mengetahui perhitungan Pendapatan Nasional.
8. Untuk mengetahui pengertian Pertumbuhan Ekonomi.
9. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi.
10. Untuk mengetahui faktor yang menghambat Pertumbuhan
Ekonomi.
11. Untuk mengetahui manfaat dari Pertumbuhan Ekonomi.
12. Untuk mengetahui ciri-ciri negara yang mengalami Pertumbuhan
Ekonomi.
13. Untuk mengetahui peran penting pemerintah dalam Pertumbuhan
Ekonomi.
14. Untuk mengetahui data Pertumbuhan Ekonomi terbaru di
Indonesia.
15. Untuk mengetahui rumus perhitungan Pertumbuhan Ekonomi.
16. Untuk mengetahui pengertian dari Struktur Ekonomi.
17. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi murni dari Struktur Ekonomi.
18. Untuk mengetahui tinjauan politik dari Struktur Ekonomi.
19. Untuk mengetahui bagiamana struktur ekonomi Indonesia saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendapatan Nasional


2.1.1. Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang
diterima oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dalam kurun waktu
tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun.
Pendapatan nasional dapat juga diartikan sebagai produksi
nasional, yang berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh
seluruh anggota masyarakat suatu negara dalam waktu tertentu,
biasanya satu tahun.
2.1.2. Konsep Pendapatan Nasional
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara atau
domestik selama satu tahun.
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) +
Pendapatan Asing DN
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing yang
terkait, asalkan wilayah nya masih dalam wilayah suatu negara atau
domestik tersebut. Contohnya seperti perusahaan X dari Jepang,
yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa barang dan jasa
tersebut termasuk kedalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk
modal yang belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto
atau/kotor.
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk
yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang dihasilkan diluar
negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia yang
menjual pakaian di Malaisya, hasil berupa barang dan jasanya
termasuk dalam GNP.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar
negeri) Pendapatan Asing DN
3. Produk Nasional Netto (NNP)
Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi
peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya
bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan
meskipun relatif kecil.
NNP = GNP depresiasi (penyusutan barang modal)
4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)
merupakan pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
NNI = NNP Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dll.
5. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat ,
temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan
apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negeri, maupun pendapatan
pengusaha yang didapatkan secara berantai.
PI = NNI Pajak Perusahaan Iuran Laba Ditahan +
Transfer Payment
Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang
bukan merupakan balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian
dari pendapatan nasional tahun lalu. Seperti pembayaran dana
pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya.
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan
Disebut juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi.
DI = PI Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain, seperti pajak pendapatan.
2.1.3. Manfaat Pendapatan Nasional
1. Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu
Dapat dibandingkan peranan suatu pemimpin atau
penggerak ekonomi bangsa, juga untuk mengetahui kelemahan atau
kesalahan yang pernah terjadi dari segi ekonomi untuk dikoreksi di
masa selanjutnya.
2. Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa
Pendapatan nasional menjadi tolak ukur kesuksesan dan
kemakmuran suatu bangsa. Yang menjadi penghargaan ketika
pendapatan nasional suatu negara itu tinggi.
3. Membandingkan perekonomian dengan negara lain
Di samping mencari celah untuk meningkatkan
perekonomian negara sendiri, membandingkan perekonomian
dengan negara lain juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri
ketika perekonomian di negara sendiri mempunyai peringkat yang
lebih tinggi.
4. Menerangkan struktur perekonomian negara
Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur
untuk mengetahui dimana kelemahan perekonomian yang perlu di
evaluasi. Hal ini juga dapat menyatakan persentase pendapatan
nasional berdasarkan jenis pendapatan (income) maupun produksi
(product)
5. Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
Pentingnya melakukan evaluasi terhadap perekonomian
negara agar perekonomian mengalami peningkatan setiap
tahunnya.
6. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah
Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari
bawah, untuk menyadarkan pemerintah seberapa pentingnya
perekonomian suatu negara. Masyarakat dapat beropini,
memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas perekonomian.
2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional
1. Kualitas Sumber Daya Manusia
Dapat diketahui bahwa untuk menghitung besarnya
pendapatan nasional, yaitu dengan pendekatan pendapatan yang
diterima oleh pemilik faktor produksi. Salah satu komponen di
dalam pendekatan tersebut adalah upah (W) yang diterima oleh
pemilik faktor produksi tenaga kerja. Tenaga kerja yang unggul
dan juga memiliki kompetensi sesuai bidang pekerjaannya dapat
menerima upah yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga
kerja yang memiliki kemampuan rendah, hingga dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan
nasional.
Kualitas tenaga kerja yang tinggi itu dapat diperoleh
melalui proses pendidikan formal maupun juga pelatihan.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
memungkin kan pula untuk memperoleh jabatan pekerjaan yang
lebih tinggidan menghasilkan gaji yang besar atau semakin
terlatih seseorang tenaga kerja maka akan semakin besar pula
upah yang diterima.
2. Keadaan Sumber Daya Alam
Keadaan alam suatu negara akan mempengaruhi
pendapatan nasional negara tersebut. Keadaan alam meliputi
keadaan geografis, sumber daya alam yang tersedia dan iklim suatu
negara. Semakin banyak sumber daya alam di suatu negara dan
digunakan untuk berproduksi maka akan semakin menghasilkan
keuntungan yang banyak.
Begitu juga dengan kondisi geografis dan iklim yang stabil
(jarang terjadi bencana) memberikan peluang yang lebih besar
untuk dapat menarik investor agar menanamkan modalnya di
negara tersebut. Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan
membantu meningkatkan pendapatan nasional.

3. Ketersediaan Modal

Modal memiliki andil yang sangat besar untuk


meningkatkan pendapatan nasional. Suatu negara yang memiliki
modal yang besar untuk mengolah sumber daya dan melakukan
produksi maka dapat dipastikan pendapatan nasionalnya akan
tinggi, sementara negara yang kekurangan modal sehingga tidak
dapat melakukan kegiatan produksi maka pendapatan nasionalnya
akan rendah.

4. Stabilisasi dan Kebijakan yang Mantap

Kebijakan pemerintah peru jelas, adil dan tegas karena bila


tidak maka akan menghambat jalannya roda perekonomian.
Kebijakan yang baik perlu di dukung juga oleh aparatur negara
yang berkualitas agar pelaksanaan kebijakan dapat dilakukan oleh
semua pihak dengan penuh rasa tanggung jawab.

5. Kesejahteraan Masyarakat

Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli yang tinggi,


tingkat menabung dan investasi yang tinggi pula hingga dapat
menggulirkan roda perekonomian dan juga meningkatkan
pendapatan nasional suatu negara.
2.1.5. Tolak Ukur Kesejahteraan Penduduk
Sebuah penduduk dikatakan sejahtera jika telah memenuhi
tolak ukur untuk kesejahteraan penduduk. Tolak ukur ini
mencerminkan kebutuhan penduduk dalam kehidupan
bermasyarakat. Tolak ukur kesejahteraan penduduk ada 10
yaitu:
1. Memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemausiaan
2. Memperoleh perlindungan hukum
3. Memperoleh rasa aman
4. Memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang, papan &
pangan) yang terjangkau
5. Memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan
6. Memperoleh akses atas kebutuhan kesehatan
7. Memperoleh keadilan
8. Berpartisipasi dalam politik dan perubahan
9. Berinovasi
10. Memeluk agama masing-masing dan untuk beribadat
menurut agama dan kepercayaannya
2.1.6. Data Perkembangan PDB di Indonesia
2.1.7. Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional ini dapat dihitung dengan 3
pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Produksi
Dalam metode ini dijelaskan bahwa perhitungan
pendapatan nasional dihitung dari penjumlahan seluruh hasil
produksi suatu produk baik barang maupun jasa yang dihasilkan
atau diperoleh dari seluruh pelaku kegiatan ekonomi yang ada
dalam satu negara serta dalam satu periode ekenomi tertentu
kurang lebih tiap tahun sekali.Cara menghitung pendapatan
nasionalnya yaitu dengan mengalikan jumlah seluruh produk
baik barang ataupun jasa yang telah dihasilkan atau diproduksi
dalam kurun waktu satu tahun dengan harga satuan tiap
produknya dapat berbentuk barang maupun jasa.
Hal ini dirumuskan dengan :
{(P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + .. + (Pn x Qn)}
Keterangan :
Y : Pendapatan nasional
P : Jumlah produk yang diproduksi
Q : Harga satuan suatu produk
Dalam perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
produksi ini ada satu hal penting yang perlu diingat yaitu
janagan sampai melakukan penjumlahan berulang (multiple
accounting) terhdapat suatu produk baik barang maupun jasa.
Oleh sebab itulah aspek yang perlu dijumlahkan dalam
perhitungan yakni nilia tambah (value added) suatu produk baik
brang maupun jasa, bukan dilihat dari nilai akhirnya.
2. Pendekatan Pengeluaran
Metode pendekatan pengeluaran ini menghitung
pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pos
pengeluaran yang dipakai untuk membeli atau mengkonsumsi
suatu produk baik yang berupa barang maupun jasa yang
dilakukan oleh seluruh pelaku kegiatan ekonomi, mulai dari
ruang lingkup besar hingga kecil, yakni rumah tangga
konsumen, pemerintah, rumah tangga produksi (perusahaan),
serta sektor luar negeri yang ada, dan hal ini terjadi dan dihitung
pada periode ekonomi tertentu yang biasanya berlangsung
selama satu tahun.
Cara menghitung pendapatan nasional dengan metode ini
dirumuskan sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X-M)
Keterangan :
Y : Pendapatan nasional
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi perusahaan
G : Pengeluaran yang dilakukan pemerintah (baik konsumsi
dan investasi)
(X-M) : Ekspor neto (selisih antara nilai ekspor dengan nilai
impor)
Ada poin penting yang perlu anda ingat dalam metode
pendekatan ini, investasi yang dilakukan oleh pemerintah dan
perusahaan dapat dijadikan satu atau dipisah seperti di rumus
tersebut. Namun tenang saja hasil dari pendapatan nasional akan
tetap sama tidak ada perbedaan meskipun investasi perusahaan
dan investasi pemerintah dijadikan satu atau dipisahkan.
3. Pendekatan Pendapatan
Metode ini berfokus pada pendapatan dari semua pelaku
ekonomi atau pihak yang bersangkutan. Untuk mencari jumlah
atau besarnya pendapatan nasional metode ini menggunakan
rumus penjumlahan selururh pendapatan atau pemasukan yang
diterima dan didapat oleh semua pelaku ekonomi dari hasil
penyediaan dan pengadaan segala produk baik barang maupun
jasa.Sama seperti metode lainnya periode atau kurun waktu yang
digunakan adalah kurang lebih satu tahun. Dalam hal ini
pendapatan dapat berupa upah atau gaji, sewa, bunga,
keuntungan dan lain sebagainya yang penting merupakan
pemasukan.
Perhitungan pendapatan nasional disini dirumuskan dengan
Y=W+r+i+P
Keterangan :
Y : Pendapatan Nasional
W : Wage (gaji atau upah), hal ini merupakan
pemasukan yangditerima oleh pemilik faktor tenaga kerja
r : Rent (sewa) merupakan salah satu bentuk
pemasukan yang diperoleh oleh pemilik faktor produksi berupa
tanah, gedung, harta dan lainnya.
i : Interesrt (bunga) merupakan bentuk pemasukan
yang diperoleh oleh pemiliki faktor produksi yang berupa modal
P : Profit (keuntungan) adalah pendapatan atau
pemasukan yang diterima oleh pemilik faktor produksi
kewirausahaan.

2.2 Pertumbuhan Ekonomi


2.2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dan
kehidupan masyarakat.
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana
sumber daya manusia selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-
daerah.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada
sumber daya alam dan melaksanakan proses pembangunannya.
Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan
proses pembangunan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
sumber daya manusianya dalam menelola sumber daya alam
yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya
kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil
tambang dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengtahuan Dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan,
penggantian polakerja yang semula menggunakan tanggan
manusia digantikan oleh mesin-mesin cangih berdampak kepada
aspek efisiensi, kualitan, dan kuantitas serangkaina aktivitas
pembangunan ekonimi yang dilakukan pada akhirnya berakibat
pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri tehadap
pembangunan terhadap pembanguanan ekomoni yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau
pendorong proses pertumbuhan tetapi dapat juga menjadi
penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendoring
pembanunan diantaranya kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet
dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses
pembangunan diantarnya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan
sebagainya
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal yang dibutuhkan manusia untuk
mengelola SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber
daya modal berupa barang-barang modal yang sangat penting
badi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi
karena barang-barang modal juga dapat menngkatkan
produktifitas.
2.2.3. Faktor yang Menghambat Pertumbuhan Ekonomi
Faktor Internal
1. Sumber daya alam : tentang kekayaan alam Indonesia yang
menunjang kegiatan ekonomi.
2. Sumber daya manusia : tentang sejauh mana kualitas
sumber daya manusia yang dapat diberdayakan untuk
membangun dan mengembangkan kegiatan ekonomi.
3. Sumber daya modal : tentang modal dasar yang dimiliki
negara dalam rangka menjalankan kegiatan ekonomi.
4. Skill/keahlian : kemampuan pribadi yang dimiliki manusia
yang diperlukan untuk memperkaya ketiga sumber diatas.
Faktor Eksternal
1. Kondisi ekonomi global/dunia, yang mencangkup peristiwa
resesi ekonomi dunia yang dapat memicu timbulnya krisis.
2.2.4. Ciri-ciri Negara yang Mengalami Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Economic Commission For Asia and Far East
(ECAFE) ciri-ciri negara yang mengalami pertumbuhan
ekonomi yaitu sebagai berikut,
1. Negara tersebut mengalami peningkatan GNP dan
pendapatan per kapita dari tahun ke tahun (Flow Of Output
Approach)
2. Negara tersebut mengalami peningkatan investasi potensial
(Level Of Living Approach)
3. Di Negara tersebut ditemukan sumber-sumber produktif dan
dapat didayagunakan dengan lebih baik (Stock Of Resources
or Productive Approach)
2.2.5. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi adalah sebagai berikut,
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi
sebagai hasil pembangunan nasional
2. Pendapatan perkapitanya untuk mengukur tingkat
kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat
pendapatan perkapita dengan kerja konstan maka semakin
tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga
produktivitasnya
3. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan
negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau
sektoral dan regional
4. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar
negeri oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya
5. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya
persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar
penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumber
daya (tenaga kerja dan modal) (Dornbuch, R dan Fischer, S.
1994: (649-651)
2.2.6. Peranan Penting Pemerintah dalam Pertumbuhan Ekonomi
Lesunya konsumsi dan investasi ini dapat distimulasi melalui
belanja pemerintah (government spending). Meskipun kontribusi
belanja pemerintah terhadap PDB tidak besar, tetapi jika belanja
itu dapat dimaksimalkan, maka akan memberikan dampak
positif dalam menggerakkan daya beli dan investasi.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa belanja pemerintah
memiliki peran yang cukup vital, khususnya di saat siklus
ekonomi bergerak ke bawah. Sayangnya, kondisi APBN yang
tak memungkinan, membuat pemerintah tidak dapat
memaksimalkan peran belanja tersebut. Bahkan, pada tahun
2016, pemerintah perlu menggunting belanja untuk
menghindarkan APBN dari pelanggaran UU.
Kebijakan pemangkasan belanja inilah yang membuat
pertumbuhan ekonomi tahun 2016 tidak dapat dimaksimalkan,
meski menunjukkan tren perbaikan dari tahun sebelumnya.
Untuk itulah, agar pertumbuhan ekonomi tahun ini dan ke depan
dapat didorong, maka pemangkasan belanja perlu dapat
diminimalkan.
Pemerintah perlu dapat memaksimalkan penerimaan pajak.
Saat ini, pemerintah cukup terbantu untuk menggali potensi
penerimaan pajak, karena didukung oleh data dari amnesti pajak
dan rencana pemerintah meluncurkan perpu kerahasian
perbankan untuk melihat nasabah perbankan yang selama ini
mengemplang pajak.
Agar APBN memberikan daya kejut pada perekonomian,
maka pemerintah terus meningkatkan kualitas belanja APBN,
yaitu dengan menitikberatkan alokasi belanja pada sektor-sektor
prioritas untuk menggerakkan perekonomian, seperti
infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan, dana desa, serta
pemberdayaan masyarakat.
Sementara itu, belanja yang tidak menunjang prioritas akan
diperketat dan dipangkas, seperti subsidi, belanja barang, dan
alokasi transfer daerah. Bahkan, menurut Sri Mulyani bahwa di
dalam APBN 2017, ada potensi penghematan belanja barang
sebesar Rp 34 triliun. Dengan kata lain, selama ini banyak
alokasi anggaran yang terbuang percuma, padahal seharusnya
dapat dialokasikan untuk hal-hal yang memberi daya kejut pada
pertumbuhan.
Sementara untuk alokasi transfer daerah, pemerintah akan
menyesuaikan dengan kebutuhan. Pemerintah daerah perlu
menerima kenyataan bahwa dana transfer daerah dapat berubah
setiap tahunnya. Jika tidak dapat dikelola dengan baik, maka
akan dilakukan transfer non tunai melalui penyertaan di Surat
Berharga Negara (SBN).
Perlu diakui bahwa sejak lima tahun terakhir, alokasi dana
transfer daerah terus meningkat. Namun, alokasi yang besar ini
tidak diikuti dengan akselerasi pertumbuhan di daerah.
Sebaliknya, pemerintah daerah lebih senang memarkir dana
tersebut di bank daerah. Kondisi ini tentu tidak akan dapat
menggerakkan pertumbuhan ekonomi di daerah dan memutus
rantai kemiskinan dan pengangguran.
Selain melalui anggaran, pemerintah juga dapat memainkan
peran untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui
kebijakan non anggaran, yaitu melalui regulasi yang
dimilikinya.
Paket-paket ekonomi yang telah diluncurkan pemerintah
beserta kebijakan deregulasi dan debirokratisasi merupakan
kebijakan yang sangat vital untuk menjaga kepercayaan,
khususnya pelaku usaha yang menjadi agen utama dalam
perekonomian.
2.2.7. Data Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 diyakini


akan lebih kencang dibanding dua tahun sebelumnya. Meski
demikian, fondasi ekonomi perlu diperkuat agar pertumbuhan
tetap kokoh dan tidak mudah terpengaruh kondisi global yang
penuh ketidakpastian.
Kinerja ekspor nasional tengah bergerak menuju tren positif
selama kuartal IV diiringi membaiknya permintaan dan harga
komoditas mentah andalan ekspor di pasar global.
Proyeksi BI soal pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017
sebesar 5- 5,4% membutuhkan perbaikan harga komoditas untuk
menyentuh batas atas. Perekonomian China tahun ini
diproyeksikan tumbuh sekitar 6,5% dan naik menjadi 6,7% pada
2017.
Pertumbuhan ini diyakini dapat mendorong berlanjutnya
penguatan harga komoditas. Faktor kedua adalah kebijakan suku
bunga bank sentral AS. Pernyataan Presiden baru AS, Donald
Trump, yang mengisyaratkan akan mendorong kebijakan fiskal
AS yang lebih ekspansif diprediksi menyedot kembali likuiditas
global ke Negeri Paman Sam. Hal ini tentu menjadi risiko bagi
Indonesia yang tengah membutuhkan likuiditas untuk
menjadikan investasi sebagai mesin utama pertumbuhan
ekonomi.
Ekspor dan investasi akan menjadi mesin penentu
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan, termasuk nilai
tukar rupiah yang tahun depan dipatok Rp13.300 per dolar AS.
Dua sumber pertumbuhan tersebut nantinya akan berpengaruh
terhadap konsumsi masyarakat yang porsinya mencapai 56%
terhadap produk domestik bruto (PDB).
Seiring dengan itu, sektor swasta atau korporasi pun
diyakini lebih siap melakukan investasi atau ekspansi selambat-
lambatnya pada semester II/2017. Menurut pandangan Mirza,
dunia usaha akan lebih siap ekspansi tahun depan, setelah
adanya tax amnesty dan repatriasi dan restrukturisasi kredit
perbankan yang sebagian besar juga sudah selesai pada 2016.
Untuk menjaga daya beli BI pun akan terus berkoordinasi
bersama pemerintah untuk menjaga inflasi tetap berada di level
yang rendah.
Risiko inflasi tahun depan disebutnya lebih besar daripada
tahun ini. Di samping risiko inflasi yang berasal dari harga
pangan yang berfluktuasi, rencana pemerintah yang mencabut
subsidi listrik golongan 900 va dan elpiji dapat mengancam
target inflasi tahun depan sebesar 4% plus minus 1%. Di sisi
lain, pemerintah menyadari bahwa membaiknya kinerja ekspor
yang masih didorong komoditas perlu tetap didukung dengan
reformasi struktural yang telah dilakukan untuk memperkuat
fondasi ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini, fondasi
ekonomi yang kuat penting menjaga kepercayaan investor asing
yang saat ini porsinya mencapai 38% di pasar keuangan. Sri
Mulyani menuturkan, belanja modal, terutama infrastruktur,
yang dialokasikan dalam APBN 2017 mencapai Rp378,3 triliun
atau lebih besar daripada APBN-P 2016 sebesar Rp317,1 triliun.
Dia menyebutkan bahwa belanja pemerintah akan ikut
memberikan dampak positif dalam mendorong laju ekonomi
2017.
Tidak hanya di sektor fiskal, sektor riil juga perlu
mendapatkan sentuhan pemerintah.
Struktur perekonomian yang lemah selama ini membuat
defisit transaksi rentan. Setiap siklus ekonomi membaik, maka
defisit transaksi berjalan membesar akibat naiknya impor.
Situasi inilah yang dipahami BI sehingga otoritas moneter itu
memprediksi defisit transaksi berjalan tahun depan akan
meningkat di level 2,3- 2,5% terhadap PDB seiring perbaikan
ekonomi domestik.
2.2.8. Rumus Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi
Rumus Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi

Keterangan:
Gt = Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Periode t
PDBt = Produk Domestik Bruto Periode t
PDB(t-1) = Produk Domestik Bruto Periode Sebelumnya
Contoh soal:

Dari tabel di atas besarnya laju pertumbuhan ekonomi tahun


2009 adalah ...
Diketahui:
GDP tahun 2009 (sebagai tahun t) = 325 triliun
GDP tahun 2008 (sebagai tahun dasar ( t - 1)) = 300 triliun
Ditanyakan:
Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2009 adalah?
Penyelesaian:
Growth = [ (GDPt - GDPt-1) / GDPt-1] x 100%
Growth = [ (325 - 300) / 300 ] x 100%
Growth = [ 25 / 300 ] x 100%
Growth = 0,0833 x 100%
Growth = 8,33%

2.3 Struktur Ekonomi


2.3.1. Pengertian Struktur Ekonomi
Kata struktur berasal dari bahasa inggris, yaitu Structure
yang artinya kerangka atau susunan. Sedangkan ekonomi
berasal dari bahasa latin yaitu oikos dan nomos. Oikos
artinya rumah tangga sedangkan nomos artinya mengatur atau
menyusun sehingga ekonomi adalah mengatur suatu rumah
tangga. Jadi apabila disatukan, pengertian dari Struktur
Perekonomian adalah suatu susunan elemen-elemen yang
berfungsi untuk mengatur suatu rumah tangga. Pengertian lebih
luasnya adalah suatu bagian-bagian yang ada dalam suatu
Negara yang berfungsi untuk mengatur rumah tangga Negara
tersebut.
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan
komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu
perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan
mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan
menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.Struktur
perekonomian juga memperlihatkan satuan-satuan
perekonomian, hubungan-hubungan dan saluran-saluran
wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu
perekonomian.
2.3.2. Tinjauan Ekonomi Murni
1. Makro-Sektoral
Apabila ditinjau dari makro-sektoral maka suatu
perekonomian dapat dikelompokkan ke dalam struktur
industrial, agraris dan niaga, tergantung pada sektor produksi
apa atau mana yang menjadi tulang punggung perekonomian
yang bersangkutan.
Dalam Perekonomian di Indonesia, selama ini yang
menjadi tulang punggungnya ialah padasektor pertanian. Namun
telah mulai digeser oleh struktur industrial seiring dengan
perkembangan sektor industri yang semakin membaik. Namun,
sektor industri sendiri belum menjadi kekuatan ekonomi
sesungguhnya karena pertumbuhannya yang masih baru.
Sehingga dari struktur makro-sektoral, struktur perekonomian
Indonesia masih dualisme. Dilihat dari kesiapan dan proses
penyerapan angkatan kerja dalam sektor pertanian lebih unggul
dari sektor industri sehingga struktur agraris menjadi struktur
ekonomi yang kuat.
2. Keruangan
Ditinjau dari keruangan, struktur ekonomi dilihat sebagai
pergeseran dari struktur pedesaan ke struktur perkotaan.
Pemekaran kota kota serta lapangan kerja yang dianggap lebih
baik di daerah perkotaan menyebabkan urbanisasi penduduk.
Selain itu, modernisasi dan globalisasi membuat masyarakat
semakin menjauhi kegiatan ekonomi yang tradisional dan
beralih ke hal hal yang berkaitan dengan perusahaan besar,
industri di perkotaan dan lapangan kerja lain yang tidak
ditemukan di desa.
2.3.3. Tinjauan Politik
1. Penyelenggaraan Kenegaraan
Ditinjau dari penyelenggaraan kenegaraan, maka struktur
ekonomi menjadi tiga struktur yakni egaliter, etatis, dan borjuis.
Struktur egaliter yaitu struktur ekonomi dimana rakyatlah yang
berperan lebih banyak dalam suatu perekonomian, sedangkan
struktur etatis yakni struktur ekonomi dimana pemerintah yang
berperan sebagai pelaku utama dalam perekonomian, sementara
borjuis yaitu dimana kalangan pemodal dan usahawan yang
berperan lebih banyak dalam suatu perekonomian.
Indonesia pada masa orde baru merupakan struktur
ekonomi etatis dengan pemerintah menjadi sentral, lalu
berangsur berubah menjadi borjuis ketika pemilik modal
menguasai pasar, dan saat ini ada usaha untuk membuatnya
menjadi egaliter dimana rakyat dan seluruh elemen penggerak
ekonomi juga berperan.
2. Birokrasi pembuat keputusan
Bila dipantau dari tinjauan ini maka struktur ekonomi
terdiri dari struktur ekonomi sentralisasi dan struktur eknomi
desentralisasi. Pada zaman orde baru, stuktur ekonomi indoesia
yang berlaku meruapakan sentralisasi atau terpusat. Lalu pada era
reformasi, sentralisasi mulai kabur dan keinginan menjadi
desentralisasi semakin kuat, sehingga setelah keluarnya UU tahun
2004 mengenai peran pemerintah daerah, sentralisasi diubah
menjadi desentralisasi dimana pemerintah pusat tidak lagi sebagai
satu-satunya pengambil keputusan dan peran pemerintah daerah
tidak lagi hanya sebagai pelaksana.
2.3.4. Bagaimana Struktur Ekonomi Indonesia
Menurut Dumairy struktur perekonomian suatu negara
dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Setidak-tidaknya
struktur perekonomian dapat dilihat dari empat sudut tinjauan,
yaitu tinjauan makro-sektoral, tinjauan keuangan, tinjauan
penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi pengambilan
keputusan.
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu
negara dapat berstruktur agraris, industri, atau niaga. Hal ini
tergantung pada sektor apa/mana yang dapat menjadi tulang
punggung perekonomian Negara yang bersangkutan. Dilihat
secara makro sektoral dalam bentuk produk domestik bruto maka
struktur perekonomian Indonesia sampai tahun 1990-an masih
agraris, namun sekarang sudah berstruktur industri.
Berdasarkan tinjauan keruangan perekonomian dapat
dinyatakan berstruktur kedesaan / tradisional dan berstruktur
kekotaan/modern. Ditinjau dari sudut pandang keruangan,
struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan
menjadi struktur perkotaan. Hal ini diketahui bahwa sejak Pelita I
hingga era reformasi sekarang ini. Kemajuan perekonomian di
kota-kota jauh lebih besar dibandingkan dengan di pedesaan. Hal
ini disebabkan pembangunan industri-industri pengolahan di
daerah perkotaan dan juga makin berkembangnya sarana dan
prasarana transportasi dan komunikasi. Berdasarkan tinjauan
penyelenggaraan kenegaraan, struktur perekonomian dapat
dibedakan menjadi struktur etatis, egaliter, atau borjuis. Predikat
ini bergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi
pemeranm utama dalam perekonomian yang berangkutan, yaitu
dapat pemerintah/negara, dapat rakyat kebanyakan atau kalangan
pemodal dan usahawan.
Struktur ekonomi Indonesia sejak awal Orde Baru hingga
pertengahan dasawarsa 1980-an berstruktur etatis dimana
pemerintah atau Negara dengan BUMN dan BUMD merupakan
pelaku utama perekonomian Indonesia. Mulai pertengahan
dasawarsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian
berangsur-angsur dikurangi, Struktur ekonomi untuk sementara
adalah ke perekonomian yang berstruktur borjuis, dan belum
mengarah ke struktur perekonomian yang egaliter, karena baru
kalangan pemodal dan usahawan kuatlah yang dapat dengan cepat
menanggapi undangan dari pemerintah tersebut. Hal ini berakibat
terjadinya ekonomi konglomerasi dimana hanya beberapa orang
pemodal kuat yang mengendalikan sektor-sektor ekonomi di
Indonesia, yang dampaknya yaitu ambruknya perekonomian
Indonesia karena tidak terkendalinya investasi-investasi yang
dananya berupa pinjaman dari luar negeri.
Pada era reformasi, struktur ekonomi Indonesia diarahkana
pada struktur ekonomi egaliter dimana seluruh penggerak roda
perekonomian dilibatkan dalam membangun perekonomian
Indonesia. Misalnya dengan memperkuat peran usaha-usaha
koperasi, pengusaha mikro, kecil dan menengah karena dianggap
pelaku-pelaku ekonomi yang tahan menghadapai krisis ekonomi,
dan dianggap sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang mampu
menjadi penyangga perekonomian Indonesia. Struktur ekonomi
dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambila
keputusan. Dilihat dari sudut tinjauan ini, struktur ekonomi dapat
dibedakan menjadi struktur ekonomi yang terpusat (sentralisasi)
dan desentralisasi. Struktur perekonomian Indonesia selama era
pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis.
Dalam struktur ekonomi yang sentralistis pembuatan
keputusannya lebih banyak ditetapkan oleh pemrintah pusat atau
kalangan pemerintahan. Namun sejak diberlakukannya UU
Nomor 22 tahun 1999 dan telah diubah menjadi UU Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka terjadi perubahan
struktur perekonomian yang etatis menjadi egaliter, yang tadinya
sentralistis menjadi desentralistis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendapatan nasional merupakan jumlah seluruh pendapatan yang
diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
Ada beberapa konsep pendapatan nasional, antara lain; Produk
domestik bruto (Gross Domestic Bruto), Produk Nasional Bruto (Gross
National Product), Produk Nasional Neto (Net National Product),
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income), Pendapatan
perseorangan (Personal Income) dan Pendapatan yang siap dibelanjakan
(Disposible Income).
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Suatu wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi
apabila terjadi peningkatan GNP rill di wilayah tersebut.
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi
atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor
yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas
dalam struktur tersebut dan menjadi cirri khas dari suatu perekonomian.
Struktur ekonomi yang tsedang dihadapi Indonesia saat ini
sesungguhnya merupakan suatu struktur yang tradisional. Indonesia
sedang beralih struktur yang agrarus ke industrial dari struktur yang etatis
ke borjulis, dari struktur yang kedesaan/tradisonal ke kotaan/modern.

3.2 Saran
Meningkatnya pendapatan nasional memang merupakan suatu
prestasi bagi sebuah negara. Akan tetapi, bukan berarti kesejahteraan dan
kemakmuran warga masyarakat mengikuti begiu saja. Untuk itu
pemerintah perlu memaksimalkan pemerataan dalam pendistribusian
pendapatan, agar tidak terjadi kesenjangan di dalam tingkat kehidupan
masyarakat yang berakibat munculnya suatu konflik.
DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Eeng & Indriani, Epi. 2007. Ekonomi dan Akuntansi: Membina
Kompetensi Ekonomi. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Ali,Mohammad. 2009. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Jakarta:


Grasindo

Arlina. 2016. Pertumbuhan Ekonomi: Pengertian dan Rumus Pertumbuhan


Ekonomi.(Online),(http://www.ilmuekonomi.id.com/2016/09/pertumbuhan
-ekonomi-pengertian-dan.html), diakses 15 September 2017

Badan Pusat Statistika. 2017. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan Ii-2017

Dian, Ahmad. 2016. Perhitungan Pendapatan Nasional. (Online),


(http://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/metode-
perhitungan-pendapatan-nasional), diakses 16 September 2017.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga

Harahap, Alimudin. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Ekonomi Indonesia.


(Online),(https://www.google.co.id/amp/s/alimudinharahap.wordpress.com
/2014/05/10/faktor-yang-mempengaruhi-ekonomi-indonesia/amp/),
diakses 16 September 2017.

Kurnia, Jaya. 2015. Faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional. (Online),


(http://pengayaan.com/5-faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan-
nasional/), diakses tanggal 16 September 2017.

Puji, Rizki. 2015. Pengertian, konsep, manfaat, dan perhitungan pendapatan


nasional. (Online), (http://www.softilmu.com/2015/11/pengertian-konsep-
menfaat-perhitungan-pendapatan-nasional-adalah/), diakses tanggal 16
September 2017.
Sindo. 2017. Fokus Perkuat Fondasi Ekonomi 2017. (Online),
(http://economy.okezone.com/read/2016/12/22/20/1572921/fokus-perkuat-
fondasi-ekonomi-2017), diakses 15 September 2017.

Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai