Anda di halaman 1dari 20

PENDAPATAN NASIONAL

Oleh:
Ninda Ramayani
Kelas

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA NEGERI 04 BENGKULU SELATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Pendapatan Nasional ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Ekonomi.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Pendapatan Nasional ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Pendapatan Nasional ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Pendapatan Nasional ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Kedurang,.... Juli 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendapatan Nasional.............................................................. 3
B. Konsep Pendapatan Nasional................................................................... 4
C. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional.............................................. 7
D. Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional........................................... 10
E. Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan........................................ 12
F. Perbandingan Pendapatan Nasional Indonesia dengan Negara Lain....... 13
G. Usaha Meningkatkan Pendapatan Nasional............................................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 15
B. Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendapatan nasional merupakan inti dari teori dan kebijakan ekonomi
makro. Tingkat pendapatan nasional, selain memberikan informasi
produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara, juga sebagai gambaran
awal atas masalah-masalah fundamental (mendasar) yang dihadapi dalam
suatu perekonomian. Dengan demikian, analisis atas pendapatan nasional
sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah pokok yang berkaitan
dengan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi. Data pendapatan
nasional membantu para perumus kebijakan (pemerintah) untuk menjalankan
roda perekonomian menuju tercapainya sasaran atau tujuan nasional
Salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu negara dapat
diukur dari pendapatan nasionalnya. Meskipun bukan merupakan satu-satunya
ukuran untuk menilai keberhasilan perekonomian suatu negara, namun cukup
representatif dan lazim digunakan. Pendapatan nasional bukan hanya berguna
untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu,
tetapi juga dapat digunakan untuk membandingkannya dengan negara lain.
Dari rincian secara sektoral dan angka pendapatan nasional dapat diterangkan
struktur perekonomian negara yang bersangkutan, pertumbuhan ekonomi, dan
pendapatan per kapita.
Aktivitas ekonomi seperti produksi di pabrik dalam sebuah negara atau
wilayah akan menyumbang pada pendapatan nasional. Pendapatan nasional
merupakan masalah pokok yang sangat penting dalam pembahasan ekonomi
makro. Dengan mengetahui besarnya pendapatan nasional, Anda bisa
mengetahui seberapa efisien sumber daya atau faktor produksi digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa. Dan yang terakhir, pendapatan nasional
merupakan gambaran tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi suatu
perekonomian.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Pendapatan Nasional ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian pendapatan nasional?
2. Bagaimana konsep pendapatan nasional?
3. Bagaimana metode perhitungan pendapatan nasional?
4. Apa saja manfaat penghitungan pendapatan nasional?
5. Apa yang dimaksud dengan indikator ketimpangan distribusi pendapatan?
6. Bagaimana perbandingan pendapatan nasional Indonesia dengan negara
lain?
7. Bagaimana upaya meningkatkan pendapatan nasional?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Pendapatan Nasional
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian pendapatan nasional.
2. Untuk menjelaskan konsep pendapatan nasional.
3. Untuk menjelaskan metode perhitungan pendapatan nasional.
4. Untuk menjelaskan manfaat penghitungan pendapatan nasional.
5. Untuk menjelaskan indikator ketimpangan distribusi pendapatan.
6. Untuk menjelaskan perbandingan pendapatan nasional dengan negara lain.
7. Untuk menjelaskan upaya meningkatkan pendapatan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan Nasional


Pendapatan menurut KBBI adalah hasil kerja (usaha). Bila
dihubungkan dengan ilmu ekonomi, pendapatan adalah sesuatu yang diterima
seseorang sebagai hasil kerja (usaha) dan imbalan atas penyediaan faktor-
faktor produksi yang dapat berupa gaji, upah, sewa, bunga, atau laba. Bila
setiap individu, keluarga atau perusahaan mempunyai pendapatan, negara juga
memiliki pendapatan, yang dikenal dengan istilah pendapatan nasional.
Besarnya pendapatan nasional yang diperoleh pemerintah digunakan sebagai
alat ukur kemakmuran negara tersebut dari waktu ke waktu. Selain itu,
pendapatan nasional juga dapat digunakan sebagai pembanding tingkat
perekonomian dengan negara lain.
Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun waktu satu tahun tertentu.
Dengan demikian pendapatan nasional mempunyai peran penting dalam
menggambarkan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai serta perubahan dan
pertumbuhannya dari tahun ke tahun. Kegiatan perekonomian negara dalam
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, merupakan upaya
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Aktivitas tersebut melibatkan individu, keseluruhan masyarakat baik
pemerintah, swasta, dan rumah tangga. Setiap negara akan mengumpulkan
berbagai informasi mengenai kegiatan ekonominya agar secara kontinu dapat
diperhatikan perubahan-perubahan tingkat dan corak kegiatan ekonomi yang
berlaku.
Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkan adalah data
mengenai pendapatan nasionalnya. Setiap negara akan mewujudkan suatu
sistem penghitungan pendapatan nasional yang dinamakan national income
accounting system atau sistem penghitungan pendapatan nasional.

3
4

B. Konsep Pendapatan Nasional


Dalam menjelaskan konsep pendapatan nasional akan ditemui
beberapa istilah yang dianggap sama meskipun sebenarnya tidak demikian.
Istilah yang paling dominan tentang pendapatan nasional antara lain istilah
PDB, GNP, dan NNI, kemudian istilah lain yang sekarang ini sering muncul
adalah PDRB. Keempatnya merupakan istilah yang menunjukkan pendapatan
nasional suatu negara, namun demikian instrumen yang digunakan untuk
masing-masing negara berbeda sehingga akan memiliki arti yang berbeda pula
untuk penggunaan istilah-istilah tersebut. Selain istilah di atas, ada istilah lain
yang merupakan penggambaran konsep pendapatan nasional, antara lain NNP,
PI, dan DI. Ada perbedaan yang mendasar dari istilah-istilah tersebut di atas.
Di bawah ini akan dibahas tentang perbedaan di antara istilah-istilah
pendapatan nasional, sebagai berikut.
1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product
(GDP) adalah jumlah dari seluruh produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun termasuk di dalamnya
barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing dan perusahaan asing
yang beroperasi di dalam negeri. Tetapi tidak termasuk hasil barang dan
jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar
negeri (misal untuk Indonesia TKI atau TKW yang bekerja di Luar
negeri). Ada sembilan lapangan usaha yang masuk dalam perhitungan
Produk Domestik Bruto (PDB), antara lain:
a. Pertanian;
b. Pertambangan dan penggalian;
c. Industri;
d. Listrik, gas dan air bersih;
e. Bangunan atau konstruksi;
f. Perdagangan, hotel dan restoran;
g. Pengangkutan dan komunikasi;
h. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan;
i. Jasa-jasa lainnya, misalkan jasa konsultan, pengacara, dll.
5

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang ada di
daerah selama 1 (satu) tahun. Dalam perhitungan PDRB ini juga termasuk
produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang beroperasi di daerah
tersebut.
Keberadaan perusahaan-perusahaan baik nasional maupun multi
nasional yang menghasilkan nilai barang/jasa akhir secara tidak langsung
juga akan membawa pengaruh bagi perolehan pendapatan suatu daerah.
Struktur perekonomian suatu daerah baik provinsi atau kabupaten akan
mempengaruhi atau juga dipengaruhi oleh jumlah perusahaan-perusahaan
yang beroperasi di daerah yang bersangkutan.
Semakin tinggi nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
perusahaan-perusahaan yang ada di daerah-daerah provinsi atau kabupaten
maka akan semakin tinggi pula perolehan PDRB-nya dan nantinya
pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga akan mengalami peningkatan.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan PDRB
akan memacu peningkatan pertumbuhan perekonomian nasional.
3. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama
satu tahun termasuk di dalamnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri tetapi tidak
diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat asing yang
bekerja di dalam negeri. Jika dirumuskan sebagai berikut:

GNP = GDP - Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri

Ada tingkat perbandingan yang bisa dilakukan antara GDP dan


GNP untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu negara, antara lain:
a. Bila GDP lebih besar dari GNP menunjukkan bahwa perekonomian
negara tersebut belum maju, karena akan terjadi net factor income to
abroud (pendapatan neto ke luar negeri) artinya investasi negara
6

tersebut di luar negeri lebih kecil dari pada investasi asing di dalam
negeri.
b. Bila GDP lebih kecil dari pada GNP menunjukkan bahwa
perekonomian negara tersebut sudah maju, karena negara tersebut
mampu menanamkan investasinya di luar negeri lebih besar
dibandingkan investasi asing di dalam negeri.
4. Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)
Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)
adalah produksi nasional kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-
barang modal. NNP ini sama dengan pendapatan nasional (PN) atau
national income (NI). NNP dan NI ini dihitung berdasarkan harga pasar
yang sering dirumuskan:

NNP = GNP - Penyusutan Barang - Barang Modal

5. Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI)


Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI)
adalah produksi nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung.
Pajak tidak langsung merupakan unsur pembentuk harga pasar, tetapi tidak
termasuk dalam biaya faktor produksi. Pajak ini dapat dialihkan kepada
pihak lain, yang termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah
pajak penjualan , PPN, bea masuk, dan cukai.

NNI = NNP - Pajak Tidak Langsung

6. Pendapatan Perseorangan (PI) atau Personal Income (PI)


Pendapatan Perseorangan (PI) atau Personal Income (PI) adalah
Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang sebagai bentuk balas jasa
atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Tidak semua pendapatan ini
sampai ke tangan pemilik faktor produksi (perseorangan) , karena masih
dikurangi laba yang tidak dibagikan, pajak perseorangan, asuransi,
jaminan sosial dan ditambah dengan pindahan atau transfer (transfer
payment) misalnya dana pensiun, iuran sosial, tunjangan bekas pejuang,
bantuan korban bencana, bea siswa, subsidi pemerintah atau bantuan pada
panti asuhan dan sebagainya. Pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut:
7

PI = (NNI + Transfer Payment) - (Laba yang Tidak Dibagikan +


Pajak Perseroan + Asuransi + Jaminan Sosial)

7. Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI)


Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI) adalah
pendapatan dari seseorang yang siap digunakan baik untuk keperluan
konsumsi maupun untuk ditabung Pendapatan bebas (DI) secara langsung
akan mempengaruhi permintaan karena sebagian digunakan untuk
konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk tabungan sebagai unsur
pembentuk modal. Besarnya pendapatan bebas ini adalah pendapatan
perseorangan dikurangi dengan pajak langsung (misal pajak penghasilan).
Pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut:

DI = PI - Pajak Langsung

C. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan pendapatan
nasional dapat dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, antara lain.
1. Metode Pendekatan Pendapatan
Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan
menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor produksinya kepada
perusahaan.

Faktor Produksi Pendapatan Simbol


Tanah Sewa r (rent)
Tenaga kerja Upah/gaji w (wages)
Modal Bunga i (interest)
Skill Laba p (profit)

Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan:

Y=r+w+i+p
8

2. Metode Pendekatan Produksi


Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi
dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) yang
diwujudkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian, antara lain:
a. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;
b. Pertambangan dan penggalian;
c. Industri pengolahan;
d. Listrik, gas dan air bersih;
e. Bangunan;
f. Perdagangan, restoran, dan hotel;
g. Pengangkutan dan komunikasi;
h. Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan; serta
i. Jasa-jasa.
Sebagai contoh, untuk memproduksi kemeja harus diproduksi
terlebih dahulu kain, benang, dan kapas. Jika menjumlahkan nilai akhir
produksi tiap-tiap komponen maka akan terjadi penghitungan ganda
(double accounting). Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir kemeja
sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai
akhir benang, dan seterusnya. Oleh karena itulah untuk memperoleh total
produk yang dihasilkan suatu negara harus dilihat dari nilai tambahnya.
Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka akan terhindar dari
adanya perhitungan ganda. Dengan demikian metode ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + ……… NTBn

Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
NTB = Nilai tambah dari tiap-tiap sektor ekonomi
3. Metode Pendekatan Pengeluaran
Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode
ini maka dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran
masyarakat dari tiap-tiap rumah tangga yang ada. Adapun pengeluaran
yang dihitung bukan berasal dari nilai transaksi barang jadi, hal ini
9

dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda. Empat sektor Rumah


tangga sebagai pelaku ekonomi yang digunakan sebagai acuan dalam
menghitung pengeluaran adalah:
a. Rumah Tangga Konsumen
Nilai belanja atau pengeluaran yang dilakukan rumah tangga
konsumen untuk membeli berbagai jenis kebutuhan dalam satu tahun
tertentu disebut pengeluaran konsumsi rumah tangga dan ditulis
dengan huruf C (consumption).
b. Rumah Tangga Produsen atau Perusahaan
Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai
pembentukan barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa lebih lanjut atau yang diistilahkan dengan investasi (I).
c. Rumah Tangga Pemerintah
Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya
oleh pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal
tetap domestik bruto dan komponen perubahan stok yang diistilahkan
goverment expenditure (G).
d. Rumah Tangga Luar Negeri/Ekspor Bersih
Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari
nilai ekspor terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara
dalam kegiatan perdagangan internasional atau ekspor-impor (X-M).
Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah
yang merupakan komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan
pendapatan nasional ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X - M)

Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah (government expenditure)
X = Ekspor
M = Impor
10

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Pendapatan Nasional


Komponen pendapatan nasional sebagai unsur pembentuk
pendapatan nasional dilihat dari sumbernya terdiri dari konsumsi (C) dan
Investasi (I) sehingga persamaan matematiknya Y = C + I. Sedangkan
dilihat dari penggunaannya komponen pendapatan nasional terdiri
konsumsi (C) dan tabungan (S) dan persamaan matematisnya Y = C + S.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Konsumsi
Komponen konsumsi dipengaruhi oleh:
1) Besarnya pendapatan bersih atau neto.
2) Tingkat komposisi rumah tangga (usia dan jumlah).
3) Tuntutan lingkungan (geografis dan sosial).
4) Dugaan untuk masa depan (naik turunnya harga).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Tabungan
Komponen tabungan dipengaruhi oleh:
1) Tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat.
2) Motif berjaga-jaga dari masyarakat untuk waktu yang akan datang.
3) Tingkat suku bunga bank untuk tabungan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Investasi
Komponen investasi dipengaruhi oleh:
1) Tingkat suku bunga bank untuk modal.
2) Kekuatan permintaan di pasar terhadap barang dan jasa.
3) Tingkat perkembangan teknologi yang mampu menjamin efisiensi
produksi.

D. Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional


Penghitungan pendapatan nasional bertujuan mendapatkan taksiran
yang akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara
selama satu tahun. Manfaat-manfaat dilakukannya penghitungan pendapatan
nasional itu, antara lain sebagai berikut.
11

1. Menjadi Sumber Informasi bagi Pemerintah


a. Data Pendapatan Nasional
Data pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk
menilai efektivitas kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Misalnya,
untuk menilai pengaruh kebijakan perubahan tingkat pajak terhadap
pengeluaran masyarakat suatu negara.
b. Kecenderungan (Trend) Perkembangan Pendapatan Nasional
Kecenderungan (trend) perkembangan pendapatan nasional
digunakan oleh pemerintah untuk mengidentifikasi masalah dan
merencanakan program untuk menanggulangi masalah tersebut.
Misalnya, kenaikan pendapatan nasional diikuti dengan peningkatan
keinginan masyarakat untuk membeli lebih banyak mobil pribadi.
Kenaikan jumlah mobil pribadi akan menimbulkan masalah berupa
tidak memadainya lagi lebar jalan raya yang tersedia. Oleh karena itu,
pemerintah perlu merencanakan program pelebaran jalan lebih dini.
2. Mengetahui Struktur Perekonomian
Dari penghitungan PNB, dapat diketahui struktur perekonomian
suatu negara. Misalnya, jika sumbangan terhadap pendapatan nasional
lebih besar daripada sektor industri, struktur perekonomian negara tersebut
bergerak ke negara industri.
3. Mengetahui Perekonomian Antardaerah
Dengan membandingkan produksi pendapatan daerah dan jumlah
penduduk daerah masing-masing, akan diketahui kehidupan ekonomi
daerah yang satu berbeda dengan daerah lainnya.
4. Memperkirakan Perubahan Pendapatan Riil
Penghitungan pendapatan nasional memungkinkan suatu negara
mengetahui perubahan pendapatan riil penduduknya.
5. Membandingkan Kemajuan Ekonomi Antarnegara
Perhitungan pendapatan nasional memungkinkan dilakukannya
perbandingan kemajuan ekonomi antarnegara. Perbandingan itu bisa
dilaksanakan berdasarkan wilayah, misalnya antarnegara ASEAN,
antarnegara maju, atau antarnegara berkembang.
12

E. Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan


Cara distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana
tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan mampu menciptakan perbaikan
masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan, pengangguran dan
keterbelakangan. Pendistribusian pendapat yang tidak merata justru akan
menciptakan kemakmuran golongan masyarakat tertentu saja. Indikator yang
digunakan untuk mengetahui adanya ketimpangan distribusi pendapatan
nasional adalah dengan koefisien gini (Gini Ratio).

Dalam Kurva Lorenz, Garis Diagonal OE merupakan garis kemerataan


sempurna karena setiap titik pada garis tersebut menunjukkan persentase
penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan. Koefisien
Gini adalah perbandingan antara luas bidang A dan ruas segitiga OPE.
Semakin jauh jarak garis Kurva Lorenz dari garis kemerataan sempurna,
semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya, dan sebaliknya. Pada kasus
ekstrem, jika pendapatan didistribusikan secara merata, semua titik akan
terletak pada garis diagonal dan daerah A akan bernilai nol (0). Sebaliknya
pada ekstrem lain, bila hanya satu pihak saja yang menerima seluruh
pendapatan, luas A akan sama dengan luas segitiga sehingga angka koefisien
Gininya adalah satu (1). Jadi suatu distribusi pendapatan makin merata jika
nilai koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan
dikatakan makin tidak merata jika nilai koefisien Gininya mendekati satu.
Tabel berikut ini memperlihatkan patokan yang mengategorikan
ketimpangan distribusi berdasarkan nilai koefisien Gini.
13

Nilai Koefisien Gini Distribusi Pendapatan


.... < 0,4 Tingkat ketimpangan rendah
0,4 < 0,5 Tingkat ketimpangan sedang
.... > 0,5 Tingkat ketimpangan tinggi
.... < 0,4 Tingkat ketimpangan rendah

F. Perbandingan Pendapatan Nasional Indonesia dengan Negara Lain


Adanya kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per
kapita biasanya dipakai sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu
negara. Baik PDB maupun pendapatan per kapita sebenarnya bukan
merupakan ukuran yang ideal. Michael P. Todaro, seorang profesor ekonomi
dari Universitas New York menyatakan bahwa pendapatan nasional maupun
pendapatan per kapita meru pakan indeks kesejahteraan dan pembangunan
yang bias. Pendapatan per kapita misalnya, hanya merupakan konsep rata-rata,
karena sama sekali tidak memberi indikasi bagaimana pendapatan nasional
sebuah negara dibagikan kepada masyarakat secara keseluruhan. Dengan kata
lain, baik pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita tidak memiliki
pengaruh apapun terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
Walaupun demikian, kenaikan dalam pendapatan nasional maupun
pendapatan per kapita tetap merupakan unsur penting dalam setiap program
pembangunan dalam usaha meningkatkan taraf hidup rakyat. Kenaikan
pendapatan per kapita dan tingginya kesejahteraan rakyat bukan merupakan
tujuan pembangunan yang harus dipisahkan, karena keduanya bisa
diwujudkan secara bersama-sama.
Strategi pembangunan yang memadukan antara pertumbuhan dan
pemerataan dalam distribusi pendapatan (redistribution with growth) pernah
direkomendasikan oleh Bank Dunia pada era 1970-an terhadap negara-negara
sedang berkembang. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
(antara 7%-8% per tahun) dan rata-rata pendapatan per kapita yang meningkat
setiap tahun. Indonesia pada masa Orde Baru pernah diprediksikan sebagai
salah satu calon negara industri baru. Akan tetapi, akibat krisis ekonomi sejak
14

pertengahan tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia terus memburuk dan


mengalami kemunduran.
Sebagai perbandingan, tabel di bawah menjelaskan perkembangan
pendapatan nasional Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia lainnya,
sebelum dan pada masa krisis ekonomi.

Produk Domestik Bruto (dalam Miliar Dolar AS)


Negara
1995 1998 1999
Cina 700,2 946,3 991,2
Filipina 74,1 65,1 75,3
Indonesia 202,1 94,2 141,0
Korea Selatan 489,3 317,1 406,9
Malaysia 87,3 72,5 74,6
Singapura 83,7 82,8 84,9
Thailand 168,0 112,1 123,9
Vietnam 20,2 27,2 28,6
Sumber: Bank Dunia (dikutip dari Tambunan, 2001)

G. Usaha Meningkatkan Pendapatan Nasional


Usaha yang sesuai untuk meningkatkan pendapatan nasional, yaitu
dengan beberapa cara yang dianggap cocok antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan pembangunan nasional di segala bidang, khususnya sektor
ekonomi tanpa harus meninggalkan aspek-aspek kepribadian bangsa.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu
pendidikan nasional dan pemberian pelatihan-pelatihan.
3. Memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan swasta untuk bisa
mengembangkan usahanya bagi terciptanya kemajuan ekonomi.
4. Mendorong dan meningkatkan perkembangan industri kecil dan rumah
tangga sebagai penopang sekaligus mitra bagi pergerakan industri
menengah dan industri besar.
5. Membuka dan meningkatkan kesempatan untuk berinvestasi bagi para
pemilik modal baik lewat PMDN maupun lewat PMA.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendapatan nasional dapat dihitung baik dengan pendekatan atau
metode produksi, yaitu menghitung jumlah seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Pendekatan atau metode
pengeluaran, yaitu dengan menghitung jumlah pengeluaran seluruh pelaku
ekonomi di suatu negara selama periode tertentu, ataupun pendekatan atau
metode pendapatan dengan menghitung jumlah pendapatan yang diterima
seluruh pemilik faktor produksi di suatu negara selama periode tertentu.
Product Domestic Buto (PDB atau GDP) adalah jumlah dari seluruh
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara selama satu tahun
termasuk di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing dan
perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri. Produksi Nasional Kotor
atau Gross National Product (GNP) adalah jumlah seluruh barang dan jasa
yang dihasilkan masyarakat selama satu tahun termasuk di dalamnya jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat Negara tersebut yang bekerja di
luar negeri tetapi tidak diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat asing yang bekerja di dalam negeri.
Produksi nasional neto atau Net National Product (NNP) adalah
produksi nasional kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-barang modal.
Pendapatan nasional bersih atau Net National Income (NNI) adalah produksi
nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pendapatan
perseorangan (PI) adalah Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang
sebagai bentuk balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi.
Pendapatan bebas (DI) adalah pendapatan dari seseorang yang siap digunakan
baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung.

15
16

B. Saran
Terdapat permasalahan, seperti inflasi dan ketimpangan distribusi
pendapatan, yang harus selalu diperhatikan pemerintah dalam kaitan untuk
meningkatkan level pendapatan nasional negaranya.
DAFTAR PUSTAKA

Gilarso, T. (1991). Pendapatan Nasional. Yogyakarta: Kanisius.

Partadiredja, Ace. (1985). Perhitungan Pendapatan Nasional. Jakarta: LP3ES.

Sudiyono. (1992). Ekonomi Makro (Pengantar Analisa Pendapatan Nasional).


Yogyakarta: Liberty.

Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Sulistyo. (1999). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: Universitas Terbuka.

Supriyanto, Ali Muhson. (2009). Ekonomi 1: Untuk SMA dan MA Kelas X.


Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suryana.. (2002). Ekonomi Pembangunan, Problematika, dan Pendekatan.


Bandung: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai