Anda di halaman 1dari 11

Nama : Bayu Segoro, S.Pd.

No. UKG : 201900647683


Instansi : SMAN 1 Suboh
Kelas : 001 Ekonomi

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 2


KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO

Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pendapatan Nasional


2. APBN, APBD dan Pajak
3. Indeks Harga, Inflasi, Pengangguran dan
Kebijakan ekonomi
4. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1 Pendapatan Nasional
dipelajari
A. Konsep Dasar Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah total pendapatan yang
diterima oleh masyarakat suatu negara sebagai bentuk balas
jasa berhubungan dengan proses produksi barang dan jasa.
Pendapatan nasional menunjuk kepada seperangkat aturan dan
teknik untuk mengukur aliran seluruh output barang dan jasa
yang dihasilkan dan aliran seluruh input yang digunakan oleh
seluruh perekonomian untuk menghasilkan output barang dan
jasa tersebut. Dengan kata lain perhitungan pendapatan
nasional adalah merupakan suatu kerangka perhitungan yang
digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi
atau berlangsung didalam perekonomian yang terjadi atau
berlangsung didalam perekonomian. (Mankiw, 2006)

Perhitungan pendapatan nasional suatu negara memiliki tujuan


yang sangat utama yang bermanfaat antara lain:
1. Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke
waktu Dari sini kita dapat membandingkan peranan suatu
pemimpin atau penggerak ekonomi bangsa, juga untuk
mengetahui kelemahan atau kesalahan yang pernah terjadi
dari segi ekonomi untuk dikoreksi di masa selanjutnya.
2. Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa Pendapatan nasional
menjadi tolak ukur kesuksesan dan kemakmuran suatu bangsa.
Yang menjadi penghargaan ketika pendapatan nasional suatu
negara itu tinggi.
3. Membandingkan perekonomian dengan negara lain Di
samping mencari celah untuk meningkatkan perekonomian
negara sendiri,
membandingkan perekonomian dengan negara lain juga
merupakan suatu kebanggaan tersendiri ketika perekonomian
di negara sendiri mempunyai peringkat yang lebih tinggi.
4. Menerangkan struktur perekonomian negara
Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur
untuk mengetahui dimana kelemahan perekonomian yang
perlu di evaluasi. Hal ini juga dapat menyatakan persentase
pendapatan nasional berdasarkan jenis pendapatan (income)
maupun produksi (product)
5. Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
perkapita Pentingnya melakukan evaluasi terhadap
perekonomian negara agar perekonomian mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
6. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah
Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari
bawah, untuk
menyadarkan pemerintah seberapa pentingnya perekonomian
suatu negara. Masyarakat dapat beropini, memberikan
masukan untuk meningkatkan kualitas perekonomian.
Beberapa konsep yang berhubungan dengan pendapatan
nasional yaitu:

1. Gross Domestic Product (GDP) atau Produk


Domestik Bruto (PDB)
Produk domestik bruto (PDB) diartikan sebagai seluruh
jumlah produksi yang dihasilkan masyarakat dalam suatu
negara pada periode tertentu, biasanya 1 tahun.
GDP/PDB = Produksi barang dan jasa WNI dalam negeri dan
WNA dalam negeri

2. Gross National Product (GNP) atau Produk


Nasional Bruto (PNB)
GNP merupakan jumlah dari seluruh nilai barang dan jasa
akhir berdasarkan harga pasar yang dihasilkan dalam setahun.
GNP= GDP/PDB - Pendapatan neto terhadap luar negeri
(PFN)

3. Net National Product (NNP)


NNP adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang
dihasilkan masyarakat suatu negara dalam satu tahun.
NNP= GNP – Penyusutan barang modal

4. Net National Income (NNI)


NNI adalah produk nasional neto dikurangi pajak tidak
langsung.Pajak tidak langsung merupakan unsur pembentuk
harga pasar, tetapi tidak termasuk dalam biaya faktor
produksi.
NNI = NNP – Pajak tidak langsung

5. Personal Income (PI)


PI adalah jumlah penerimaan yang diperoleh setiap orang
dalam masyarakat. Balas jasa yang diterima oleh pemilik
faktor-faktor produksi tidak
seluruhnya merupakan pendapatan perseorangan, karena
masih ada sebagian laba yang ditahan sebagai simpanan
intern, pajak perseorangan, dan iuran untuk jaminan sosial.
PI = NNI + Transfer Payment – (Laba yang tidak dibagikan +
Pajak Perseroan + Asuransi + Jaminan Sosial)

6. Disposable Income (DI)


Disposable Income adalah pendapatan yang diterima
seseorang yang siap digunakan untuk keperluan konsumsi
maupun untuk ditabung.Besarnya pendapatan perseorangan
dikurangi pajak langsung (misal pajak penghasilan).
DI = PI – Pajak Langsung
7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai produksi berupa barang dan jasa
yang dihasilkan suatu daerah tertentu (regional) selama satu
tahun tertentu.

B. Komponen pendapatan nasional


Komponen utama pendapatan nasional dapat dilihat dari
pendekatan yang digunakan dalam menghitung pendapatan itu
sendiri.Jika dilihat dari sisi pendekatan pendapatan yang
digunakan, maka komponen pendapatan nasional terdiri dari:
a. sewa (rent) yang diterima pemilik sumber daya
alam;
b. upah/gaji (wage) yang diterima tenaga kerja;
c. bunga (interest) yang diterima pemilik modal;
d. laba (profit) yang diterima pemilik skill/kewirausahaan.
Apabila dengan menggunakan pendekatan produksi maka
pendapatan nasional memiliki komponen sebagai berikut:
a. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;
b. pertambangan dan penggalian;
c. industri pengolahan;
d. listrik, gas dan air minum;
e. bangunan;
f. perdagangan, hotel dan restoran;
g. pengangkutan dan komunikasi;
h. bank dan lembaga keuangan lainnya;
i. sewa rumah;
j. pemerintah dan pertahanan;
k. jasa-jasa.
Sedangkan dilihat dari pendekatan pengeluaran, maka
komponen pendapatan nasional terdiri dari:
a. konsumsi/consumption (C);
b. investasi/investment (I);
c. pengeluaran pemerintah / government expenditure (G);
d. selisih ekspor dengan impor/export - import (X-
M)

E. Pendapatan Per Kapita


Pendapatan perkapita adalah hasil bagi pendapatan
nasional dan jumlah penduduk suatu negara, jika
ditulis dalam notasi sebagai berikut:
Pendapatan Nasional Pendapatan Per kapita =
Jumlah pendapatan nasional Jumlah penduduk suatu
negara Pendapatan per kapita merupakan ukuran
internasional yang biasanya dipakai
untuk menentukan tingkat kemakmuran suatu
negara.

KB 2 APBN, APBD dan Pajak


A. Konsep Dasar APBN
1. Pengertian APBN
APBN adalah undang-undang, sehingga merupakan
kesepakatan antara Pemerintah dan DPR, sesuai pasal 23
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan
undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

2. Fungsi dan Tujuan APBN


APBN digunakan sebagai alat mengatur pengeluaran dan
pendapatan negara untuk membiayai kegiatan pemerintahan
dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas
perekonomian.
1) Fungsi Otorisasi.
2) Fungsi Perencanaan.
3) Fungsi Pengawasan.
4) Fungsi Alokasi
5) Fungsi Didtribusi
6) Fungsi Stabilisasi

b. Tujuan APBN
Secara umum tujuan penyusunan APBN adalah sebagai
berikut.
1) Memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah
terjadinya defisit anggaran
2) Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara
dalam rangka pelaksanaan kegiatan kenegaraan dan
peningkatan kesempatan kerja yang diarahkan pada
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran
masyarakat.
3) Memungkinan pemerintah memenuhi prioritas
belanja
4) Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam
menyediakan barang dan jasa publik melalui proses
pemrioritasan

Sumber-sumber Penerimaan Negara


a. Penerimaan dalam negeri, terdiri atas :
1) Penerimaan perpajakan, yang meliputi :
a) Pajak dalam negeri, terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), cukai dan pajak lainnya.
b) Pajak perdagangan internasional, terdiri atas bea
masuk dan bea keluar
2) Penerimaan negara bukan pajak meliputi :
a) Bagian laba BUMN
b) Penerimaan sumber daya alam, seperti migas dan
nonmigas
c) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya
d) Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)
b. Hibah
Hibah merupakan pemberian dana secara sukarela yang tidak
perlu dibayar kembali dan tidak mengikat, yang berasal dari
dalam negeri atau luar negeri
Jenis-jenis Pengeluaran Negara
Jika ditinjau menurut sifatnya, belanja atau pengeluaran
tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut :
a. Belanja yang bersifat ekskausif, yaitu belanja untuk
membeli barang atau jasa yang langsung dikonsumsi atau
dapat menghasilkan barang lain. Misalnya, penyediaan vaksin
untuk imunisasi (langsung dikonsumsi), pembelian pesawat
atau kapal terbang (dapat menghasilkan pendapatan untuk
memperoleh barang lain)
b. Belanja yang bersifat transfer, yaitu belanja untuk kegiatan-
kegiatan sosial yang tidak produktif. Misalnya sumbangan
untuk korban bencana alam, subsidi, bea siswa dan lain-lain

2. Fungsi dan Tujuan APBD

a. Fungsi APBD
APBD yang disusun oleh setiap daerah memiliki
fungsi sebagai berikut :
1) Fungsi otorisasi
2) Fungsi perencanaan
3) Fungsi pengawasan
4) Fungsi alokasi
5) Fungsi distribusi
6) Fungsi stabilitasi

b. Tujuan APBD
1) Untuk memberikan arahan bagi pemerintah dalam
melaksanakan fungsi yang
diembannya
2) Untuk melihat dan mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
upaya menyejahterahkan masyarakat karena anggaran disusun
berdasarkan
kinerja
3) Sebagai sumber data yang akurat bagi rakyat untuk
mengevaluasi kinerja pemerintah
4) Sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam
menggunakan pendapatan dari masyarakat yang dipungut
melalui pajak

c. Sumber-sumber Penerimaan Daerah


1) pendapatan asli daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung
yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku,
yang digunakan untuk membiayai penyelenggaran
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
Retribusi daerah adalah pungutan pemerintah daerah kepada
orang atau badan berdasarkan norma-norma yang ditetapkan
retribusi berhubungan dengan jasa timbal (kontraprestasi)
yang diberikan secara langsung atas permohonan dan untuk
kepentingan orang atau badan yang memerlukan, baik prestasi
yang berhubungan dengan kepentingan umum maupun yang
diberikan oleh pemerintah.
2) dana perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.

3) lain-lain pendapatan.
Lain-lain pendapatan bertujuan memberi peluang kepada
daerah untuk memperoleh pendapatan selain pendapatan dari
PAD, dana perimbangan, dan pinjaman daerah. Lain-lain
pendapatan terdiri dari hibah dan dana darurat.

E. Pajak.
1. Pengertian Pajak
Menurut Adriani yang dikutip oleh Sari (2013) pajak adalah
iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturanperaturan umum (undang-undang) dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran unum
berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.

2. Fungsi Pajak
a) Fungsi anggaran (budgetair)
2) Fungsi Mengatur (Reguler)

3. Asas Pemungutan Pajak


a. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan
atau asas keadilan) Pemungutan pajak yang dilakukan oleh
negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan
wajib pajak.
b. Asas Certainty (asas kepastian hukum)
c. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak
yang tepat waktu atau
asas kesenangan)
d. Asas Efficiency/Economic of Collection (asas efisien atau
asas ekonomis)

4. Sistem Pemungutan Pajak


a. Official Assessment System
b. Self Assessment System
c. Withholding System

5. Jenis-Jenis Pajak

a. Pajak Menurut Kewenangannya (Pihak yang


memungut)
1) Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut pemerintah pusat
melalui Direktorat Jendral Pajak dan kantor-kantor Inspeksi
Pajak dalam lingkungan Departemen Keuangan.
2) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut pemerintah
daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah, dimana hasilnya
digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran rutin dan
pembangunan daerah (APBD).

b. Pajak Menurut Pembebanannya (Pihak yang


menanggung)
1) Pajak langsung adalah pajak yang langsung dibayar atau
dipikul oleh wajib pajak yang bersangkutan dan pajak ini
langsung dipungut pemerintah dari wajib pajak, tidak dapat
dilimpahkan kepada oranglain serta dipungut secara berkala
(periodik). Contoh: PPh, PBB.
2) Pajak tidak langsung adalah pajak yang dipungut kalau ada
suatu peristiwa
atau perbuatan tertentu, seperti penggerakan barang tidak
bergerak, pembuatan akte, dan lain-lain dan pembayar pajak
dapat melimpahkan beban pajaknya kepada pihak lain serta
pajak ini tidak mempergunakan surat ketetapan pajak. Contoh:
PPN dan PPnBM, Bea Materai.

c. Pajak Menurut sifatnya


1) Pajak Subjektif, adalah pajak yang memperhatikan kondisi
keadaan wajib pajak. Dalam hal ini penentuan besarnya pajak
harus ada alasan-alasan objektif yang berhubungan erat
dengan kemampuan membayar wajib pajak.
2) Pajak Objektif, adalah pajak yang berdasarkan pada
objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

6. Tarif Pajak
Mardiasmo (2011) didalam bukunya menjelaskan ada 4
macam tarif pajak, yaitu:
1) Tarif Progresif Persentase tarif yang digunakan semakin
besar bila jumlah yang dikenai
pajak semakin besar.
2) Tarif Degresif Tarif degresif merupakan kebalikan dari
tarif progresif. Tarif degresif
adalah tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin
kecil bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak
semakin besar. Namun, tidak berarti jika persentasenya
semakin kecil kemudian jumlah pajak yang terutang juga
menjadi
kecil. Akan tetapi malah bisa menjadi lebih besar karena
jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya juga
semakin besar
3) Tarif Proporsional Tarif proporsional berupa persentase
yang tetap, terhadap berapapun jumlah
yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang
proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
4) Tarif Tetap Tarif berupa jumlah yang tetap (sama)
terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga
besarnya pajak yang terutang tetap.

7. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh 21)


Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap
subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
dalam satu tahun pajak
(Lubis, 2017:83).

8. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak Bumi dan


Bangunan (PBB) adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam
arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek
aitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek (siapa
yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.

9. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) penyerahan barang kena


pajak adalah setiap kegiatan penyerahan barang kena pajak.

10. Pajak Pertambahan Nilai atas Barang


Mewah( PPnBM) PPn BM merupakan pungutan tambahan
disamping PPN. PPn Bm hanya
dikenakan (satu) kali pada waktu penyerahan BKP yang
tergolong mewah oleh pengusaha yang menghasilkan atau
pada waktu impor BKP yang tergolong mewah.

KB 3 Indeks Harga, Inflasi, Pengangguran dan Kebijakan


Ekonomi

1. Pengertian Indeks Harga


Untuk menghitung besar laju inflasi, sebelumnya kita harus
mengetahui dulu besarnya Indeks Harga, yaitu perbandingan
perubahan harga tahun tertentu dengan tahun dasar. Indeks
harga merupakan suatu ukuran statistik untuk menyatakan
perubahan – perubahan harga yang terjadi dari satu periode ke
periode lainnya.

2. Jenis Indeks Harga


a. Angka indeks harga adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tentang perubahan yang terjadi pada harga dari waktu ke
waktu.
b. Angka indeks kuantitas adalah angka indeks
yang menunjukkan perubahan – perubahan yang
terjadi pada jumlah komoditas yang dihasilkan atau
jumlah komoditas yang dikonsumsi dari waktu ke
waktu.
c. ngka indeks nilai yaitu angka indeks yang menunjukkan
perubahan nilai uang dari satu periode ke periode lain, yang
diperoleh dengan cara melakukan perkalian antara harga dan
kuantitas.

4. Metode Perhitungan Indeks Harga


a. Indeks Harga Tidak Tertimbang Dengan Metode
Agregatif Sederhana Angka indeks yang dimaksud dalam
penghitungan indeks harga tidak tertimbang meliputi indeks
harga, kuantitas, dan nilai.
1) Angka indeks harga
𝑰𝑨 =⅀𝑷𝒏/⅀𝑷𝒐 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
Keterangan:
IA = indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
2) Angka indeks kuantitas
𝐈𝐀 = ∑ 𝑸𝒏/∑ 𝑸𝒐 𝒙𝟏𝟎𝟎%
Keterangan:
IA =indeks kuantitas yangtidak ditimbang
Qn= kuantitas yangakan dihitungangka indeksnya
Qo= kuantitas pada tahun dasar

3) Angka indeks nilai


𝐈𝐀 = ⅀𝐏𝐧 . 𝐐𝐧/⅀𝑷𝒐 . 𝑷𝒐 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % Atau
𝐈𝐀 = ⅀𝐕𝐧/⅀𝑽𝒐 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
Keterangan:
IA = angka indeks nilai
Vn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Vo = nilai pada tahun dasar

b. Indeks Harga Tertimbang


1) Metode agregatif sederhana
𝐈𝐀 = ∑(𝑷𝒏. 𝑾)/∑(𝑷𝒐. 𝑾) 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan:
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang

2) Metode Laspeyres
Angka indeks Laspeyres adalah angka indeks yang
ditimbang dengan factor penimbangnya kuantitas
tahun dasar (Qo)
𝑰𝑳 = ∑(𝑷𝒏. 𝑸𝒐)/∑(𝑷𝒐. 𝑸𝒐) 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan:
IL = angka indeks Laspeyres
= harga tahun yang dihitung angka
Pn
indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun dasar

3) Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang
dengan factor penimbang kuantitas tahun n (tahun yang
dihitung angka indeksnya) atau Qn 𝑰𝑷 = ∑(𝑷𝒏. 𝑸𝒏)/∑(𝑷𝒐.
𝑸𝒏) 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan:
IP = angka indeks Paasche
= harga tahun yang dihitung angka
Pn
indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
= kuantitas pada tahun dasar yang
Qo
dihitung angka indeksnya

Pengertian Inflasi
Inflasi adalah gejala-gejala kenaikan harga barang-barang
yang sifatnya umum dan terus menerus. Dalam ekonomi,
inflasi memiliki pengertian suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus.
Inflasi lunak (wild inflation), inflasi yang kecepatannya
kurang dari 5% per tahun,
Inflasi cepat (galloping inflation), inflasi yang kecepatannya
5% atau lebih per
tahun.
Inflasi meroket (sky rocketing inflation) atau hiperinflasi,
yaitu inflasi yang kecepatannya lebih dari 10% per tahun.
Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga,
inflasi dibagi menjadi 3 yaitu :
Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam
rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi
lebih baik dengan jalan mengubah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang dihadapi negara.
Kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah yang
dilaksanakan oleh bank sentral (di Indonesia Bank sentral
adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (mengubah)
jumlah penawaran uang dalam perekonomian melalui
pendekatan suku bunga.
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
Tenaga kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia 15
tahun atau lebih,
Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia
kerja, baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja atau
sedang mencari pekerjaan.
Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan
yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja)
untuk diisi oleh para pencari kerja.
Pengangguran adalah mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan.
Pengangguran normal adalah mereka yang dalam proses
mencari kerja.
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang
disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi
lainnya.
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang tercipta
sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih
rendah dari pertambahan tenaga kerja.
Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran dimana
jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak
dari yang sebenarnya diperlukan.
Setengah pengangguran adalah pekerja yang mempunyai
waktu kerja yang jauh lebih rendah dari waktu kerja normal.

KB 4 pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

1. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang


menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara
meningkat secara berkelanjutan dalam jangka
panjang.
2. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi
a. Pendapatan per kapita adalah indikator moneter atas setiap
kegiatan ekonomi penduduk suatu negara.
b. Indikator sosial antara lain mencakup indikator tingkat
harapan hidup,konsumsi protein hewani, per kapita,
persentase anak-anak yang belajar di
sekolah adasar dan menengah dan kejuruan, jumlah surat
kabar, telepon danradio, dan konsumsi energi per kapita
c. Indeks kualitas hidup adalah indeks non ekonomi untuk
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.
d. Indikator Susenas Inti ini merupakan indikator
"campuran" karena terdiri indikator sosial dan ekonomi.
e. Indeks Pembangunan Manusia atau IPM (Human
Development ndex). Nilai IPM ini diukur berdasarkan tiga
indikator sebagai acuannya yaitu tingkat harapan hidup,
tingkat melek huruf, dan pendapatan riil per kapita
berdasarkan paritas daya beli.
3. Produktivitas adalah tingkat produksi yang dapat dihasilkan
seorang pekerja pertahun
4. Kegiatan ekonomi yang bersifat dualistis adalah ciri-ciri
dalam suatu kegiatan ekonomi tertentu yang menggunakan
dua teknologi yang sangat berbeda.
5. Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah
6. Barang-barang modal adalah berbagai jenis barang yang
digunakan untuk memproduksi output (barang dan jasa).
Misalnya: mesin-mesin pabrik, peralatan pertukangan, dan
sebagainya
7. Law of diminishing returns adalah hukum yang
menjelaskan tentang proporsi input yang tepat untuk
mendapatkan output maksimal.
8. Teori Harrod-Domar adalah perkembangan langsung dari
teori makro Keyness jangka pendek menjadi suatu teori makro
jangka panjang.

2 Daftar materi yang sulit 1. Indeks Harga


dipahami di modul ini 2. Infalsi
3. Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
4. Pajak
5. Ketimpangan Neraca Pembayaran

3 Daftar materi yang sering 1. Indeks Harga


mengalami miskonsepsi 2. APBN dan APBD
3. Teori Pembangunan Ekonomi
4. Ketimpangan Neraca Pembayaran

Anda mungkin juga menyukai