Anda di halaman 1dari 6

PENDAPATAN NASIONAL DALAM

PENDEKATAN EKONOMI ISLAM

RESUME

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro Islam

Dosen Pengampu: Dr. Rokhmat Subagyo, S.E., M.E.I.

Disusun oleh :

RATNA DEWI SETIAWATI


NIM 126402212120

SEMESTER 4
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2023

1
TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum membahas mengenai ruang lingkup pendapatan nasional,


alangkah baiknya harus mengerti apa itu pendapatan nasional. Definisi dari
pendapatan nasional adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara
pada periode tertentu biasanya satu tahun, dimana istilah pendapatan nasional ini
mengacu pada produk domestic bruto (gross domestic product/ GDP), produk
nasional bruto (gross national product/ GNP), serta produk nasional neto (net
national product/ NNP).1 Menurut Mukti Hakim dalam Hendri Hermawan, dkk.,
Pendapatan Nasional (PN) adalah jumlah dari semua pendapatan diakuisisi orang
di satu negara dalam waktu satu tahun.2 Pendapatan Nasional dalam arti khusus
dan umum biasanya diwakili oleh huruf Y. Pengertian lain dari pendapatan
nasional adalah nilai total semua produk yang dihasilkan suatu Negara dari
departemen ekonomi public dan pemerintah dalam satu tahun3 (Siregar dalam
Hendri Hermawan, dkk.).
Menurut Sadono Sukirno, pendapatan nasional menggambarkan tingkat
produksi negara yang dicapai dalam suatu kurun waktu tertentu serta perubahan
tingkat produksi tersebut dari tahun ke tahun. Sedangkan menurut Soediyono
Reksoprayitno pendapatan nasional merupakan jumlah barang serta jasa yang
dihasilkan oleh perekonomian suatu negara. Karl E dan Ray C berpendapat bahwa
pendapatan nasional merupakan pendapatan total yang dihasilkan oleh beberapa
faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari suatu negara.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ekonom di atas
dapat disimpulkan bahwa, pendapatan nasional adalah total dari barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu Negara selama satu tahun yang dinyatakan dalam
satuan moneter (Indonesia: rupiah).
A. Ruang Lingkup Pendapatan Nasional
1. PDB/ GDP (Gross Domestic Product)
Produk domestik bruto adalah jumlah produk yang berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh beberapa unit produksi dalam batas wilayah suatu
negara atau domestik selama satu tahun.
PDB = Pendapatan masyarakat dalam negeri (DN) + Pendapatan Asing
dalam negeri (DN)
2. Produk Nasional Bruto atau GNP
Produk nasional bruto atau produk nasional bruto adalah nilai produk yang
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara

1
Nurul Huda, dkk., Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis, (Jakarta: Kencana,
2008), hal. 21
2
Hendri Hermawan Adinugraha, dkk., Ekonomi Makro Islam, (Jawa Tengah: NEM,
2021), hal. 59
3
Ibid.,

2
(nasional) selama satu tahun. Produk nasional tersebut termasuk yang
dihasilkan oleh warga negara yang dihasilkan di luar negeri. Rumus dari
GNP adalah sebagai berikut.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI luar negeri (LN) –
Pendapatan asing DN
3. Produk Nasional Neto atau NNP (Net National Product)
NNP adalah nilai dari GNP setelah dikurangi penyusutan modal dalam
proses produksi. Nilai NNP digunakan untuk melihat laba yang diperoleh
dari suatu proses produksi.
NNP = GNP – depresiasi atau penyusutan barang modal.
Penyusutan yang dimaksud di atas merupakan penggantian barang modal
bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi. Umumnya,
penyusutan bersifat taksiran sehingga dapat menimbulkan kekeliruan
walaupun relative kecil.
4. Pendapatan Nasional Netto atau NNI
Pendapatan nasional netto atau pendapatan nasional bersih adalah
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh
masyarakat yang berperan sebagai pemilik faktor produksi. Berikut rumus
dari NNI.
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung yang dimaksud merupakan pajak yang bebannya
dapat dialihkan pada pihak lain, contohnya seperti pajak hadiah, pajak
penjualan dan lain sebagainya.
5. Pendapatan Perseorangan atau PI
Pendapatan perseorangan atau pendapatan pribadi merupakan jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat. Hal
tersebut termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan
apapun, contohnya seperti gaji seorang pegawai negeri atau pendapatan
pengusaha yang didapatkan secara berantai. Berikut rumus untuk
menghitung PI.
PI = NNI – Pajak perusahaan – Iuran – Laba ditahan + Pembayaran
transfer
Pembayaran transfer yang dimaksud merupakan penerimaan yang bukan
termasuk balas jasa produksi, namun diambil dari sebagian pendapatan
nasional pada tahun lalu. seperti contoh pembayaran dana pensiunan,
tunjangan tunjangan dan lain sebagainya.
6. Pendapatan yang Siap dibelanjakan
Konsep keenam ini dapat disebut juga dengan disposable income,
merupakan pendapatan yang siap dimanfaatkan untuk membeli barang

3
serta jasa konsumsi serta selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. Berikut rumus dari pendapatan yang siap dibelanjakan.
DI = PI – Pajak langsung
Pajak langsung yang dimaksud merupakan pajak yang bebannya tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain, contohnya seperti pajak pendapatan.
B. Pendapatan Nasional dalam Perspektif Ekonomi Islam
Penghitungan pendapatan nasional bertujuan untuk mengetahui tingkat
ekonomi yang dicapai suatu negara. Data pendapatan nasional yang diperoleh
dapat digunakan untuk memprediksi masa depan perekonomian negara
(Yoshanda, 2020: 4). Salah satu perbedaan antara aturan ekonomi Islam dan
aturan ekonomi lainnya ialah penggunaan istilah Falah, Falah dalam
pengertian Islam mengacu pada konsep kelslaman seseorang. Dalam Islam,
hakikat manusia terletak pada spiritualitasnya. Oleh karena itu, semua
kegiatan duniawi, tidak hanya kebutuhan fisiologis tubuh manusia, tetapi juga
harus memenuhi kebutuhan spiritual fitrah manusia.4
Pada intinya, ekonomi Islam harus mampu menyediakan suatu cara
untuk mengukur kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial ber-
dasarkan sistem moral dan sosial Islam (Mannan, 1984). Setidaknya ada
empat hal yang semestinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan
nasional berdasarkan ekonomi Islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa
dilihat secara lebih jernih dan tidak bias. Empat hal tersebut "Nasution, dkk.
2006) adalah:5
1. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Penyebaran Pendapatan
Individu Rumah Tangga
Kendati GNP dikatakan dapat mengukur kinerja kegiatan ekonomi
yang terjadi di pasar, GNP tidak dapat menjelaskan komposisi dan
distribusi nyata dari output per kapita. Semestinya, penghitungan.
pendapatan nasional islami harus dapat mengenali penyebaran alamiah
dari output perkapita tersebut, karena dari sinilah nilai- nilai sosial dan
ekonomi Islami bisa masuk. Jika penyebaran pendapatan individu secara
nasional bisa dideteksi secara akurat, maka akan dengan mudah dikenali
seberapa besar rakyat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
2. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Produksi di Sektor Pedesaan
Dibanding amal sedekah yang sering dikeluarkan umat Islam
kepada mereka yang kurang beruntung, sesungguhnya lebih mudah.
mengestimasi zakat, satu kewajiban pembayaran transfer yang paling
4
Ibid., hal. 60
5
Nurul Huda, dkk., Ekonomi Makro Islam…, hal. 29

4
penting di negara muslim. Kini sedang diupayakan mengukur pendapatan
dari zakat sebagai persentase dari GNP Pengakuran ini akan sangat
bermanfaat sebagai variabel kebijakan di dalam pengambilan keputusan di
bidang sosial dan ekonomi, sebagai bagian dari rancangan untuk
mengentaskan kemiskinan. Pendayagunaan peran zakat untuk mengatasi
masalah kemiskinan di negara-negara muslim kini tengah menjadi agenda
negara-negara tersebut.
C. Penghitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional yang merupakan ukuran terhadap aliran uang dan
barang dalam perekonomian dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:6
1. Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Produksi (Gross Domestic
Product/GDP)
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi
diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (gross value
added) dari semua sektor produksi. Penggunaan konsep nilai tambah
dilakukan guna menghindari terjadinya perhitungan ganda (double-
count).
2. Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran (Cross National
Product/GNP)
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran
dilakukan dengan menjumlahkan permintaan akhir unit-unit ekonomi,
yaitu:
1. Rumah tangga berupa konsumsi (consumption/C).
2. Perusahaan berupa investasi (investmnet/I).
3. Pengeluaran pemerintah (government/G).
4. Pengeluaran ekspor dan impor (export-import/X-M).
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan biasa dituliskan
dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
a) Y=C+I, untuk perekonomian tertutup tanpa peranan pemerintah.
b) YC+I+G, untuk perekonomian tertutup dengan peranan
pemerintah.
c) Y-C+1+G+X-M, untuk perekonomian terbuka.
3. Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan (Net National
Product/NNP)
Berbeda dengan GNP, maka NNP merupakan GNP dikurangi
penyusutan dari stok modal yang ada selama periode tertentu.
Penyusutan merupakan ukuran dari bagian GNP yang harus disisihkan
untuk menjaga kapasitas produksi dari perekonomian. Biasara data
GNP lebih banyak digunakan dibandingkan dengan NNP karena
6
Ibid., hal. 22

5
persoalan estimasi penyusutan mungkin tidak teliti dan juga tidak
tersedia dengan cepat sedangakan perkiraan GNP tersedia dalam
bentuk sementara.

DAFTAR RUJUKAN
Adinugraha, Hendri Hermawan, dkk. 2021. Ekonomi Makro Islam. .Jawa Tengah:
NEM.
Huda, Nurul, dkk. 2008. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis. Jakarta:
Kencana.

Anda mungkin juga menyukai