Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi sudah barang tentu menjadi aktivtas manusia dalam
pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam prosesnya tentu menggunakan
system ekonomi tertentu, terutama dalam lingkup wilaayh seperti
Negara. Peran system ekonomi sangat penting dalam pemenuhan
kebutuhan hidup umat manusia, mengapa? Karena ekonomi di atur oleh
suatu system yang dikehendaki oleh si pelaku ekonomi agar terlaksana
ekonomi yang makmur, tertata, dan pemanfaatan sumber daya yang
maksimal ditinjau dari aspek masing-masing.
Sistem Ekonomi di Indonesia ialah menggunakan system ekonomi
Pancasila, artinya system ekonomi yang berlandaskan asas kekeluargaan
dan kepentingan bersama serta individual. System ekonomi ini selaras
dengan landasan, falsafah, dan pandangan bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila.
Pendapatan Nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan
yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Burto
(PBD), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PBD pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu
negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PBD atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PBD atas
dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
sebagai dasar.

1
Konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian
yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara
teratur tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-
ubah dari waktu ke waktu. Gambaran atau grafik mengenai konjungtur
adalah suatu grafik yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional
dan kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lain.
Oleh karena itu, kita akan membahas tentang pendapatan nasional
dan persoalan konjungtur dalam sistem Indonesia. Agar memberikan
pemahaman yang benar menganai sistem ekonomi Indonesia tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian Produk Nasional dan Pendapatan Nasional ?
2. Apakah Persoalan Konjungtur ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Menjelaskan Apakah Pengertian Pendapatan Nasional dan
Pendapatan Nasional.
2. Untuk Menjelaskan Apakah Persoalan Konjungtur.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Produk Nasional dan Pendapatan Nasional


Produk Nasional adalah keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh seluruh masyarakat dalam suatu negara dalam waktu
tertentu. Antara produk nasional dan pendapatan nasional terdapat
hubungan yang erat.
Pendatapan Nasional merupakan salah satu indikator kemampuan
dan kualitas sumber daya (alam dan atau manusia) suatu negara. Semakin
baik dan berkualitas sumber daya suatu negara maka relatif semakin besar
juga pendapatan nasionalnya. Kualitas sumber daya yang terbaik untuk
memperbesar pendapatan nasional tentu saja adalah kualitas sumber daya
manusia, sehubungan dengan pernyataan ini beberapa contoh negara yang
membuktikannya misalkan singapura dan jepang. Negara negara yang
kualitas sumber daya manusianya sangat baik dianugerahi sumber daya
alam yang cukup pastilah menjadi negara yang memiliki pendapatan
nasional yang tinggi (tentu saja dalam porsi dan komposisi terhadap
kualitas hidup dan jumlah penduduknya). Berdasarkan pendapat nasioanl
dengan membandingkannya terhadap jumlah penduduk, status suatu
negara dapat ditentukan misalkan penggolongan sebagai negara maju dan
negara berkembang, sebagai negara miskin atau negara kaya.
Produk Nasional atau Pendapatan Nasional adalah nilai yang
menggambarkan dari kegiatan (aktivitas) ekonomi secara nasional pada
periode tertentu. Para pemikir ekonomi menemukan bahwa ada hubungan
timbal balik antara nilai pas-pas tertentu neraca pembayaran luar negeri
suatu Negara dengan tingkat pendapatan nasionalnya. Hubngan ini dapat
diterangkan dengan menggunakan pendekatan pendapatan nasional.
Konsep penpatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir
William Petty dari Inggris yang berusaha menaksirakan negaranya
(inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan

3
anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya
hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapatan tersebut tidak
disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu
ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam
perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai
pengukur kegiatana perekonomian adalah produk nasional bruto (gross
nasional product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga
pasar pada suatu negara.

2.2 Konsep
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan
jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-
unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (Domestik) selama
satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang
dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karena jumlah yang didapatkanya dari GDP dianggap
bersifat bruto/kotor.
Cara Menghitung Produk Domestik Bruto :
GDP = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemereintah +
(Ekspor – Impor)
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk nasional bruto (Gross nasional product) atau PNB meliputi
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu
negara (Nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang ada di luar negeri, tetapi
tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroprasi di wilayah
neraga tersebut.

4
Cara Menghitung Produk Nasional Bruto :
GNP = GDP + Produk WNI Luar Negeri – Produk WNA di
Dalam Negeri
3. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan nasional neto (Nett Nasioanl Income) adalah
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Yang dimaksud
dengan pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

Cara Menghitung NNI :

NNI = NNP + Tranfer Bonus Payment – Laba Ditahan -Asuransi –


Pajak Perseorangan

4. Pendapatan Perseorangan (PI)


Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah
pendapatan yang ditrerima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer
(Transfer Payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan
yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil
sebagian pendapat nasioanl tahun lalu, contoh pembayaran dana
pensium, tunjangan sosial bagi pengangguran, bekas pejuang, bunga
utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi pajak laba perusahaan
(pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), dan iuran
pensium (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap
perusaahan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).

5
Cara Menghitung PI :
NNI + Trasfer Bonus Payment – Laba Ditahan – Asuransi – Pajak
Perseorangan
5. Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) adalah
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
invenstasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya
harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak
pendapatan.

Cara Menghitung DI :

PI – Pajak Tak Langsung

2.3 Manfaat pendapatan nasional


Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara
dan untuk mendapat data- data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa
yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan
nasional juga memiliki manfaat- manfaat lain, diantaranya untuk
mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapat
nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi
negara industri, pertanian, atau negara. Contohnya, berdasarkan perhitungan
pendapatan nasional dapat diketahui bahwa indonesia termasuk negara
pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura
termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk
menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap

6
pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri,
perdagangan, jasa dan sebagainya. data tersebut juga digunakan untuk
membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu,
membandingkan perekonomian antar negara atau antar daerah, dan sebagai
landasan perumusan kebijakan pemerintah.

2.4 Konjungtur Ekonomi


Konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian yang
menunjukan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi
mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu
ke waktu. Gambaran atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik
yang menunjukan perubahan pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi
dari satu waktu ke waktu lain. Perekonomian tidak selalu berkembang
secara teratur dari satu periode ke periode lainnya. Ia selalu mengalami
masa naik dan turun. Adakalanya kegiatan perekonomian berkembang
dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada
periode lainnya perekonomian mengalami perlambatan dan perkembangan
dan adakalanya ia merosot dan berada di tingkat yang lebih rendah dari
periode sebelumnya. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan
di dalam jangka panjang dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan
perusahaan.
Sutu siklus dalam suatu periode konjuktor berbeda dengan siklus pada
periode yang lain. Namun demikian sifat- sifat dasar dari sifat siklus adalah
sama. Bentuk khas dari suatu siklus tidak banyak berbeda.
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik- turun
aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen:
1. Gerakan menaik (Upturn and Ekspansion)
Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan peekonomian
yang menaik (Upturn). Kadang- kadang menaik ini disebut dengan
ekpansi (ekspansion) bila gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua
triwulan berturut- turut.

7
2. Titik puncak atau kulminasi (peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya. Suatu ketika gerakan
menaiki ini mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau
kulminasi (peak). Setelah mencapai titik kulminsi, perekonomian akan
mengalami penurunan kembali.
3. Gerakan menurun
Yang dimaksud dengan gerakan menurun adalah menurunnya output
yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi kadang-
kadang gerakan penurunan ini disebut resesi (rececion)
4. Titik terendah (trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga titik terendah yang disebut titik
nadir. Setelah mencapai titik terendah, perekonomian akan pulih kembali
dilihat dari adanya gerakan menaik.

2.5 Ciri-ciri perekonomian pada kondisi resesi:


1. Turunnya daya beli
Akibat inflasi yang tinggi, harga naik, daya beli turun, masyarakat
mengurangi belanja dan memilih untuk lebih banyak menabung.
2. Turunnya investasi
Akibat turunnya konsumsi, produksi berlebihan, investasi tidak
diperlukan.
3. Turunnya kesempatan kerja
Akibat investasi turun, lowongan kesempatan kerja tidak ada,
pengangguran menjadi meningkat.

2.6 Ciri-ciri perekonomian pada kondisi depresi:


1. Tingginya pengangguran
Indonesia pernah mencapai tingkat pengangguran 40% dari angkatan
kerja.
2. Kapasitas produksi yang menganggur
Cenderung tidak beroperasi daripada mengalami kerugian besar.

8
3. Resiko tinggi
Rasa pesimis yang mendalam.

2.7 Ciri-ciri perekonomian pada kondisi recovery:


1. Membaiknya indikator ekonomi
Suku bunga turun, inflasi berhasil dikendalikan, gejolak buruh turun,
nilai mata uang mulai stabil.
2. Meningkatnya investasi
Adanya stimulus rangsangan ekonomi (melalui pengeluaran pemerintah),
bagusnya indikator makro, pelaku usaha mulai optimis akan hari
kedepannya dan perusahaan mulai mengkaji investasi baru.

2.8 Ciri-ciri perekonomian pada kondisi booming:


1. Tingkat permintaan agregat kuat dan naik.
2. Peningkatan pemerintah untuk barang-barang impor & Jasa.
3. Pendapatan pajak pemerintah akan meningkat dengan cepat.
4. Meningkatnya investasi dan keuntungan perusahaan.
5. Meningkatnya produtivitas.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pendapatan nasional adalah salah satu indikator kemampuan (alam dan
manusia) suatu negara semakin baik dan berkualitas sumber daya suatu
negara maka semakin besar juga pendapatan nasionalnya.
2. Persoalan konjungtur adalah karena perekonomian pada ekonomi resesi,
kondisi depresi, kondisi recovery dan kondisi booming.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami mengetahui bahwa kami jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami meminta kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran terhadap makalah ini agar menjadi tolak ukur
kita untuk memperbaiki tulisan-tulisan lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA.

http://id.m.wikipedia.org/wikipendapatan_nasional
http://www.academia.edu/6666845http://blog-pelajaransekolah.blogspot.com/
2014/01/pengertian-produk-nasional-html
Rahardja pratama, Manurung mandala 2008, pengantar ilmu ekonomi (mikro
ekonomi dan makro ekonomi) edisi ke 3, Jakarta. Fakultas ekonomi Indonesia
http://kuliahitumudahtapisusah.blogspot.co.id/2014/08/konjungtur/ekonomi.html?
=1

11

Anda mungkin juga menyukai