Anda di halaman 1dari 14

PAPER EKONOMI ISLAM MAKRO II

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL

Dosen Pengampu:

Faishol Lutfi, S.E., M.SEI.

Disusun Oleh:

RIADH SAHPUTRA B1062221020

FAJRIATUN NISA B1062221005

EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendapatan nasional merupakan salah satu alat untuk mengetahui tingkat perekonomian suatu
negara. Dan tujuan perhitungan pendapatan nasional adalah untuk mendapatkan gambaran
terkait dengan tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pendapatan nasional dapat
dihitung apabila kita mengetahui nilai dari beberapa unsur yang ada pada suatu negara, salah
satunya adalah produk domestik bruto (PDB).

Dalam teori ekonomi, pendapatan nasional merupakan salah satu faktor yang paling banyak
dibicarakan. Hingga saat ini, dalam pandangan masyarakat, pendapatan nasional masih
menjadi penopang utama kebijakan perekonomian. Artinya sebagian besar kebijakan
ekonomi ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional. Kegiatan perekonomian suatu
negara dimulai ketika dunia usaha melakukan kegiatan produktif yang menghasilkan barang
dan jasa. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu perusahaan dalam setahun disebut
produk nasional atau produk nasional.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendapatan Nasional

PDB pada dasarnya adalah total nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit bisnis di suatu
negara. PDB (produk domestik bruto) dalam harga berlaku menentukan nilai tambah barang
atau jasa, yang dapat dihitung setiap tahun berdasarkan harga berlaku. Sebaliknya, PDB atas
dasar harga konstan menentukan nilai tambah barang dan jasa, yang dihitung berdasarkan
harga berlaku pada tahun tersebut.

Demikianlah, pendapatan nasional merupakan jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh


oleh semua individu atau rumah tangga dalam suatu negara dalam periode waktu tertentu,
biasanya dalam satu tahun. Istilah lain untuk pendapatan nasional adalah hasil produksi
nasional.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional


1) Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat merupakan kumpulan semua barang dan jasa yang dibeli oleh
sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga. Sementara itu, penawaran agregat
menggambarkan hubungan antara permintaan agregat terhadap barang dan jasa
pada berbagai tingkat harga.
2) Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi merujuk pada total pengeluaran dalam perekonomian untuk
mendapatkan barang dan jasa dalam satu tahun, sementara tabungan adalah
sebagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi.
3) Investasi
Investasi melibatkan semua pengeluaran yang digunakan untuk menciptakan
modal baru. Tujuan dari investasi adalah untuk menggantikan bagian modal yang
rusak dan menambah modal yang ada.
3. Jenis - Jenis Pendapatan Nasional
1) Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah total nilai semua barang dan jasa yang dibeli
oleh unit-unit produksi dalam batas wilayah (domestik) suatu negara selama
periode tertentu. Dalam menghitung PDB, penting untuk menghindari
penghitungan ganda. Konsep PDB mencakup barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
2) Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk Nasional Bruto (PNB) adalah nilai total barang dan jasa yang termasuk
dalam pendapatan nasional, yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh warga negara.
Rumus: PNB = PDB + pendapatan bersih dari luar negeri.
3) Produk Nasional Neto (Net National Product)
Produk Nasional Neto (NNP) adalah jumlah pendapatan nasional bruto dikurangi
barang modal substitusi. Dalam proses produksi, penyusutan peralatan yang
digunakan untuk membuat barang biasanya bersifat perkiraan, sehingga dapat
menimbulkan kesalahan walaupun relatif kecil. Penyusutan merupakan
pengurangan akibat penggunaan barang lama.
Rumus: NNP = PNB - penyusutan
4) Pendapatan Nasional Netto (Net National Income)
Pendapatan nasional bersih (NNI) merujuk pada pendapatan yang dihitung
berdasarkan imbalan yang diterima oleh suatu negara sebagai pemilik faktor-faktor
produksi. NNI diperoleh dari Nilai Pendapatan Nasional (NNP) setelah dikurangi
pajak tidak langsung dan subsidi. Pajak tidak langsung adalah jenis pajak yang
dikenakan pada pihak lain, seperti pajak penjualan, pajak impor, pajak ekspor, dan
cukai. Sementara itu, subsidi adalah bantuan yang diberikan oleh negara kepada
masyarakat.
Rumusnya: NNI - pajak tidak langsung + subsidi.
5) Pendapatan Perseorangan (Personal Income)
Pendapatan perseorangan merujuk pada pendapatan yang diterima oleh setiap
individu dalam suatu masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
adanya aktivitas lain yang dilakukan.
Pendapatan perseroan dapat dihitung dari NNI sebagai berikut:
1. Pajak perseroan, yaitu pajak yang dibayarkan oleh setiap badan usaha
kepada pemerintah.
2. Laba ditahan, yaitu sejumlah laba yang disimpan dalam perusahaan untuk
tujuan tertentu, misalnya untuk memperluas wilayah perusahaan.
3. Iuran pensiun merupakan iuran yang dipungut oleh setiap pekerja dan
perusahaan, dengan tujuan untuk mengembalikan pekerja pada saat
pekerja telah mencapai umur tertentu dan tidak lagi bekerja.
4. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, dimana salah satu pihak
wajib membayar premi asuransi dan lain-lain, dan pihak lainnya
memberikan jaminan penuh kepada pembayar.
Rumus: PI = NNI + pembayaran transfer - (iuran sosial + asuransi
+laba ditahan + pajak perseroan)
6) Pendapatan yang siap pakai (Disposable income).
Pendapatan yang siap pakai adalah pendapatan yang siap digunakan atau
dieksploitasi. Pendapatan yang siap pakai diperoleh dari pendapatan individu
setelah dikurangi pajak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang nilainya tidak
dapat dipindahtangankan kepada pihak lain atau harus dibayar langsung oleh wajib
pajak. Contoh pajak penghasilan..
Rumus: DI = PI – pajak langsung
4. Pendekatan Perhitungan Nasional.

Dalam persoalan perhitungan yang ada di dalam pendapatan nasional tentunya akan
menggunakan beberapa pendeketan, dimana pendekatan itu dianataranya ada: metode
Produksi, metode penegeluaran, dan metode pendapatan.

a. Metode Produksi (GDP)

Dalam proses perhitungan metode produksi ini lebih dikenal dengan metode produksi bersih.
Produk bersih ini merupakan nilai tambah yang diperoleh dalam proses produksi jadi. Secara
umum model pendekatan ini menghitung nilai tambah setiap proses produksi dalam jumlah
baik dalam satu periode dan biasanya dalam satu tahun.

PDB/Y = { ( Q1 + Q2 ) + ( Q2 . P2 ) + ……+ ( Qn + Pn )}

Keterangan:

Y = pendapatan nasional Q2 = jenis barang ke-2

Q1 = jenis barang ke-1 P2 = harga barang ke-2

P1 = harga barang ke-1 Pn = harga barang ke-n

Qn = jumlah N barang.

b. Metode Biaya/Pengeluaran (GNP)


Dalam metode biaya/pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran
yang digunakan seluruh sektor ekonomi. Dalam metode pendapatan, perekonomian
dikelompokkan ke dalam empat sektor yang sama, yang berdasarkan perhitungan
pendapatan nasional secara teoritis menghasilkan angka yang sama untuk negara yang
sama pada tahun yang sama. Jika terdapat perbedaan, biasanya nilainya relatif kecil
atau tidak signifikan. Dari ketiga metode penghitungan tersebut, metode atau
pendekatan biaya merupakan penghitungan yang paling banyak digunakan dan
dilaporkan oleh negara-negara di dunia. Dalam pendekatan pengeluaran, pendapatan
nasional (Y) adalah nilai total pengeluaran rumah tangga, dunia usaha, dan
pemerintah; dan di bidang perdagangan luar negeri jika perekonomian terbuka,
misalnya terdapat kegiatan ekspor (X) dan impor (M). Pelaku ekonomi sektor rumah
tangga adalah perorangan atau rumah tangga. Pengusaha adalah industri atau
perusahaan. Eksekutif administrasi publik adalah pemerintah pusat negara yang
bersangkutan. Total pengeluaran sektor rumah tangga tercermin dalam pengeluaran
konsumsi masyarakat atau penduduk, yaitu. bagian pendapatan yang belum ditabung.
Jumlah pengeluaran sektor rumah tangga disimbolkan dengan huruf C yang
merupakan huruf awal pengeluaran konsumsi. Total belanja sektor dunia usaha
diwakili oleh nilai investasi dunia usaha (Investment Expenditure) yang ditunjukkan
dengan I. Total belanja sektor publik adalah belanja rutin sektor publik (Government
Expenditure) yang ditandai dengan G. Pendapatan Nasional (Y) ) berdasarkan
pendekatan biaya dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = C + I + G.

Y= C + I + G = ( X-M)

Catatan:

Y = pendapatan nasional G = pengeluaran pemerintah

C = pengeluaran konsumsi X = ekspor

I = pengeluaran investasi M = impor.

c. Metode Pendapatan (NNP)


Dalam kerangka metode pendapatan, pendapatan nasional merujuk pada total pendapatan
yang umumnya diterima oleh seluruh sektor ekonomi suatu negara dalam satu tahun.
Masyarakat, yang bertindak sebagai pelaku ekonomi dan pemilik faktor-faktor produksi,
menerima pendapatan dari perusahaan. Faktor-faktor produksi ini mencakup sumber daya
alam, tenaga kerja, modal, dan keahlian. Mereka yang memiliki sumber daya alam seperti
tanah menerima pendapatan berupa sewa. Mereka yang menyediakan tenaga kerja menerima
pendapatan dalam bentuk gaji atau upah. Mereka yang bermodal mendapat
bunga(interest). Dan para ahli berhak mendapatkan keuntungan(profit).Pada pendekatan
pendapatan dalam perhitungan pendapatan nasional terdiri dari 4 hal yaitu : sewa( rent ),
gaji/upah ( wage), bunga ( interest ), dan juga keuntungan ( profit ).

PN / Y = sewa + gaji/upah + bunga + keuntungan


Dilihat dari metode perhitungan seperti metode produksi, metode pendapatan, dan metode
biaya/pengeluaran, pendapatan nasional dapat diartikan sebagai penjumlahan dari pendapatan
dan pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh usaha dalam satu tahun.Besarnya pendapatan
pemerintah. menentukan besar kecilnya pendapatan dan pengeluaran pemerintah. jumlah
produk yang dihasilkan oleh pengusaha. Berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan,
pendapatan nasional dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berikut: produk nasional
neto (NNP), pendapatan nasional neto (NNI), pendapatan pribadi/perseonal income (PI) dan
pendapatan disposabel/pendapatan yang siap dipakai (DI).
Tujuan dan Keuntungan penghitungan pendapatan nasional
1. Tujuan penghitungan pendapatan nasional.
a. Menentukan tingkat kekayaan suatu negara.
b. Untuk memperoleh perkiraan yang akurat mengenai nilai tahunan barang dan
jasa masyarakat.
c. Membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan jangka
panjang.
2. Keuntungan menghitung pendapatan nasional.
a. Memahami struktur perekonomian negara.
Pendapatan nasional dapat menjadi acuan dalam menentukan kondisi
perekonomian negara. Selain itu, model persentase dapat digunakan
untuk menuliskan hasil produksi dan pendapatan.
b. Mampu memikirkan kondisi perekonomian acak antar tempat atau wilayah.
Menganalisis dan membandingkan pendapatan suatu daerah
sangatlah penting. dengan tujuan bersaing demi kesejahteraan rakyat.
c. Mampu menilai situasi perekonomian berbagai negara.
Selain mengetahui cara kerja perekonomian, penting juga untuk
membandingkan perekonomian dengan negara lain dan mengetahui di mana
letak negara tersebut.
d. Dapat membantu pemerintah dalam perumusan kebijakan ekonomi.

5. Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi


Dari perspektif makro ekonomi, pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan produk
nasional bruto (yaitu pertumbuhan pendapatan nasional). Data pendapatan nasional yang
digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi adalah data pendapatan nasional riil
(berdasarkan harga konstan), karena dengan menggunakan data pendapatan nasional riil
maka pengaruh perubahan harga terhadap nilai pendapatan nasional (berdasarkan harga
berlaku) telah dihilangkan.
6. Pendapatan nasional dalam perspektif Islam

Pendekatan ekonomi tradisional mengatakan bahwa PDB riil atau GNP dapat digunakan
sebagai ukuran kemakmuran atau kesejahteraan ekonomi suatu negara. Dengan meningkatnya
produk nasional bruto(PNB), maka diasumsikan bahwa kedudukan masyarakat akan
meningkat secara signifikan, begitu pula sebaliknya tentunya setelah dilakukan pembagian
jumlah penduduk (PNB per kapita).

Ekonomi Islam mengkritik penggunaan PDB riil per kapita sebagai indikator kesejahteraan
suatu negara. Argumen-argumen berikut menunjukkan bahwa Produk Nasional Bruto (GNP)
belum sepenuhnya cocok digunakan sebagai bagian dari bantuan negara dalam negeri.
Perhitungan GNP hanya mencakup barang-barang yang diperdagangkan di pasar, tidak
memperhitungkan barang-barang yang diproduksi atau dikonsumsi secara lokal. Contohnya,
di beberapa daerah pedesaan negara-negara berkembang, masyarakat mengonsumsi sayuran
dan hasil tanaman dari kebun mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti
beras di Indonesia, yang memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan mereka.

a. Perkiraan PNB tidak mencakup sisa nilai tambah, yang merupakan perbedaan yang
signifikan. Sebenarnya, negara-negara maju telah mulai mempertimbangkan waktu kerja
sebagai bagian dari evaluasi mereka dan menguranginya. Kesenjangan antara PNB dan
kesejahteraan semakin membesar dalam konteks ini.
b. Liburan tidak dihitung dalam perkiraan GNP, sebuah perbedaan yang berarti. Faktanya
adalah negara-negara saat ini memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan
menguranginya. Dalam konteks ini, kesenjangan antara GNP dan kesejahteraan semakin
membesar.
c. Masalah Dalam perhitungan GNP, masalah polusi tidak dipertimbangkan. Sebagai contoh,
banyak pabrik melepaskan limbah ke air dan udara selama proses produksi, yang
menyebabkan pencemaran lingkungan. Dampaknya adalah lingkungan menjadi
terkontaminasi dan penduduk di sekitar pabrik menderita berbagai penyakit. Biaya
pengobatan yang tinggi ini memiliki dampak sosial yang signifikan.

Seperti yang ditunjukkan oleh contoh-contoh di atas, GNP sulit digunakan sebagai ukuran
pendapatan nasional atau untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan suatu negara.

Salah satu yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah
penggunaan parameter falah. Falah adalah kemakmuran sejati, kemakmuran sejati yang
didalamnya tercakup dalam makna falah komponen spiritual. Al Falah dalam istilah Islam
mengacu pada konsep Islam tentang kemanusiaan. Selain analisis zakat yang harus
mencantumkan faktor falah, penghitungan pendapatan nasional umat Islam juga harus mampu
mengidentifikasi instrumen wakaf, zakat, dan penyaluran sedekah yang dalam interaksinya
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

Dalam Islam, sifat manusia adalah sifat spiritualnya. Oleh karena itu, segala kegiatan duniawi,
termasuk kegiatan ekonomi, tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani saja,
tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan ruhani, dimana ruh merupakan hakikat manusia.

Pada hakikatnya, ekonomi Islam harus mampu menyediakan sarana pengukuran kesejahteraan
ekonomi dan sosial berdasarkan etika dan sistem sosial Islam. Setidaknya ada empat faktor
yang perlu diukur dengan menggunakan pendekatan pendapatan nasional berbasis ekonomi
Islam, untuk dapat melihat tingkat kebahagiaan secara lebih jelas dan tidak konvensional.
Keempat hal tersebut adalah:

1. Distribusi pendapatan rumah tangga individual kini diukur dengan pendapatan


nasional
Meskipun produk nasional bruto (PNB) bertujuan untuk mengukur aktivitas
ekonomi pasar, namun tidak menjelaskan komposisi dan distribusi output per
kapita yang sebenarnya. Faktanya, kegiatan produksi yang tidak dilakukan di pasar
tidak dapat diidentifikasi berdasarkan GNP. Artinya PNB tidak mencerminkan
aktivitas keluarga bermanfaat yang langsung dikonsumsi dan tidak dipromosikan.
Faktanya, langkah-langkah ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap
dukungan individu pemerintah (discretionary cash flow). Produksi barang-barang
mewah dan produksi kebutuhan pokok diberi bobot yang sama dalam perhitungan
standar GNP. Untuk mencapai kesejahteraan, kerangka keuangan Islam
menawarkan solusi terhadap kenyataan bahwa beban penciptaan kebutuhan dasar
lebih besar dibandingkan pengembangan barang-barang yang boros.
2. Pembayaran negara menjadi bagian dari bagian kreatif di wilayah negara.
Ilmu ekonomi konvensional harus menyadari bahwa sulit untuk mengukur
produksi komoditas suatu subsistem secara akurat. Namun perlu disepakati
pertimbangan subsistem Produksi bahan mentah dalam perhitungan GNP.
Pekerjaan ini, khususnya nutrisi, sangat penting di negara-negara pertanian Islam
karena diketahui mengatur perekonomian dunia. Sebelum menentukan tingkat
produksi barang yang kita suplai, kita harus menentukan terlebih dahulu tingkat
harga yang akan digunakan. Ketidaktahuan ini jelas merupakan kelemahan yang
harus segera diatasi, karena mata pencaharian masyarakat sangat bergantung pada
industri ini dan menimbulkan permasalahan besar dalam pemerataan pendapatan.

3. Pendapatan nasional adalah ukuran kemakmuran ekonomi.


Permintaan barang dan jasa harus diungkapkan sebagai bagian dari total konsumsi.
Penelitian yang dilakukan oleh sang profesor dianggap sangat menarik.
William Nordhaus dan James Tobin membahas langkah-langkah dukungan
keuangan pemerintah (MEW) dalam menghadapi kondisi fiskal Barat. MEW
adalah indikator konsumsi rumah tangga yang berkontribusi pada kesejahteraan
sosial, sementara GNP adalah ukuran produksi. Perkiraan MEW berdasarkan
gagasan bahwa kesejahteraan rumah tangga merupakan elemen akhir dalam
perekonomian yang terpengaruh oleh pengeluaran pemerintah. Walaupun konsep
ini awalnya diukur dalam konteks Barat, namun dapat digunakan sebagai perkiraan
standar minimum kehidupan menurut ajaran Islam.
4. Pendapatan nasional dalam Islam adalah ukuran kesejahteraan masyarakat melalui
nilai kompensasi.
Untuk pengambilan keputusan, logging tingkat lanjut memungkinkan pemeriksaan
domain dan fitur sosial lainnya. Zakat, salah satu kiriman uang terpenting di
negara-negara Muslim, sebenarnya lebih mudah dihargai dibandingkan dengan
hadiah yang sering diberikan kepada orang miskin dalam Islam. Saat ini, upaya
sedang dilakukan untuk menghitung pendapatan Zakat sebagai persentase PDB.
Sebagai variabel kebijakan, ukuran ini bisa sangat berguna dalam mengurangi
keputusan sosial dan ekonomi yang berkaitan dengan kemiskinan.

 Sumber pendapatan nasional dalam perekonomian Islam:


1. Ghanimah
Ghanimah berasal dari kata "ghanama" yang artinya "mendapatkan rampasan".
Barang-barang yang diperoleh dari hasil peperangan dengan kaum musyrik yang
tinggal di wilayah lain, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak,
termasuk tanah, permata, unta, senjata, dan lain-lainnya. Sebanyak satu perlima
dari rampasan tersebut dipersembahkan kepada Allah dan Rasul-Nya, yang
menjadi milik Nabi, para sahabat, fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang
yang dalam keadaan kekurangan, serta prajurit yang berperang, sementara sisa
rampasan dikumpulkan di Baitul Mal untuk didistribusikan.
2. Zakat
Zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti menambah. Namun berdasarkan
hukum syariah, zakat diartikan sebagai hak atas jumlah tertentu dan
pemberiannya secara hukum wajib bagi mereka yang berstatus penduduk
tetap.Harta yang dimaksud adalah hak milik dan manfaat sitaan dan nisab. Harta
yang dikenakan zakat adalah: emas dan perak 4, hewan ternak (kambing, unta,
kerbau dan sapi), buah-buahan (kurma/anggur), serealia (jagung, gandum). dan
beras), properti komersial. Dengan demikian, Zakat merupakan kewajiban
seseorang untuk menggunakan sebagian pendapatan atau hartanya untuk
dibagikan kepada fakir miskin.
3. Sedekah
Sedekah berasal dari kata "shadaqa" yang berarti kebenaran atau kebaikan.
Sedekah adalah pemberian dalam bentuk materi. Menurut pendapat Ibnu
Taimiyah, sedekah merupakan bagian dari zakat yang wajib dikeluarkan oleh
seorang Muslim dari harta mereka. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang
menyatakan "kullu ma'rufin shadaqat", yang berarti setiap tindakan baik adalah
sedekah, termasuk menjauhi perbuatan dosa, merawat keluarga, dan tersenyum.
4. Infaq
Infaq memiliki akar kata dari "anfaqa" yang berarti mengeluarkan atau
membagikan harta untuk tujuan tertentu. Prinsip infaq juga dapat dimengerti
sebagai penggunaan sebagian harta seseorang untuk keperluan tertentu sesuai
dengan ajaran Islam. Tidak ada batasan infaq yang terkait dengan nishab, asnaf,
atau topik tertentu; dengan kata lain, siapa pun diperbolehkan mengumpulkan
dan membagikan infaq kepada siapa pun.
5. Ushr
Ushr dapat dipahami bahwa 1/10 dari tanah garapannya tertutup air hujan, dan
1/10nya berasal dari barang-barang yang dibawa oleh para pedagang kafir ketika
memasuki wilayah umat Islam. Ushr bertanggung jawab atas hasil nyata yang
dicapai negara kita. Dana Ushr mencakup produk pertanian dan hortikultura
(buah-buahan, madu, dll). Sedangkan tanah hibah dianggap “tanah Ushr” apabila
digarap oleh pemiliknya. Hasil pertanian didistribusikan pada saat panen.Tarif
khusus adalah 10% pada lahan yang diairi dengan sumber air alami (hujan,
sungai, dll) dan 5% pada lahan yang diairi dengan produksi (sumur, peralatan
irigasi, dll).
6. Jizyah
Jizyah berasal dari kata jaza' yang berarti ganti rugi. Jizyah dikenakan kepada
non-Muslim karena kekafirannya dan bukan karena kekayaannya, yaitu orang
kaya. Merupakan jaminan bagi non-Muslim untuk tinggal dan tinggal di negara
Muslim untuk mendapatkan manfaat dari pelayanan publik Islam, namun
mereka tidak diwajibkan untuk ikut serta dalam perjuangan melindungi agama
umat Islam kecuali untuk melindungi negara. Besaran Jizyah bisa saja berbeda-
beda pada setiap orang, namun prinsip keadilannya tetap sama.
7. Kharaj
Kharaj merujuk pada perjanjian atau penugasan, yang mengacu pada pajak tanah
atau pendapatan yang diperoleh dari tanah yang telah dikuasai oleh umat Islam
dari non-Muslim. Baik Muslim maupun non-Muslim mendapatkan manfaat dari
hasil pertanian tersebut. Kharaj terbagi menjadi dua bagian, yaitu kewajiban
tetap dan biaya tambahan. Pajak proporsional mengambil sebagian dari hasil
pertanian secara keseluruhan, sedangkan pajak tanah dikenakan tarif tetap
sepanjang tahun. Semua umat Islam memperoleh manfaat dari pembagian kharaj.
8. Pajak pertambangan
Pajak atas kegiatan penambangan emas, perak, besi, dan sejenisnya di daerah-
daerah yang dikuasai oleh umat Islam. Sebanyak seperlima dari hasil kekayaan
tersebut diberikan kepada negara sebagai upaya untuk menegakkan keadilan.
Namun, para peneliti memiliki estimasi yang bervariasi terkait dengan besaran
pajak yang harus dipungut.
9. Wakaf
Wakaf adalah istilah yang bermakna "penyimpanan". Wakaf merujuk pada
tindakan mengalihkan hak secara permanen dari individu atau lembaga kepada
individu lain, yang disebut nadzir wakaf, dan pendapatannya digunakan sesuai
dengan prinsip hukum Islam. Wakaf juga dapat diinterpretasikan sebagai aset
yang diberikan untuk tujuan amal. Aset yang disumbangkan tersebut tidak lagi
dimiliki oleh pemilik asalnya karena kepemilikannya telah berubah; barang
tersebut dianggap sebagai milik Tuhan dan harus digunakan untuk kepentingan
masyarakat atas instruksi negara.

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa total pendapatan tahunan suatu negara setara
dengan pendapatan nasionalnya. Pendapatan nasional juga dapat diukur dengan menggunakan
indikator seperti produk domestik bruto (PDB) dan produk domestik neto (PNN), yang
menggambarkan nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu negara atau
oleh warga negaranya. Terdapat enam sumber utama pendapatan makroekonomi suatu negara,
yaitu PDB (Produk Domestik Bruto), PNN (Produk Domestik Neto), NNI (Pendapatan
Nasional), PI (Pendapatan Pribadi), gaji bersih pribadi, dan DI (tunjangan tambahan) atau gaji
bersih pribadi.

Secara lebih mendalam, ekonomi Islam menganggap pendapatan nasional sebagai salah satu dari
empat penanda yang dapat dipakai untuk mengukur kesejahteraan komunitas. Penanda-penanda
ini mencakup pembagian pendapatan di antara rumah tangga, hasil produksi di daerah pedesaan,
kesejahteraan umat Islam secara keseluruhan, dan penerapan pendapatan nasional sebagai
indikator kesejahteraan ekonomi dan sosial dalam masyarakat Islam. Dalam pandangan ekonomi
Islam, pendapatan nasional diperoleh dari berbagai sumber seperti ghanimah, zakat, sedekah,
infaq, ushr, jizyah, kharaj, pajak pertambangan, dan wakaf. Faktor-faktor seperti penawaran dan
permintaan secara agregat, pola konsumsi dan tabungan, serta tingkat investasi memengaruhi
besarnya pendapatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai