Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAPATAN NASIONAL

A. Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah suatu bentuk tolak ukur yang dipakai untuk


memperhitungkan suatu perekonomian negara untuk memperolah gambaran tentang
perekonomian yang sudah dicapai dan nilai pengeluaran yang diproduksi. Singkatnya,
pendapatan nasional adalah suatu alat ukur untuk menentukan tingkat perekonomian
suatu negara.

Dengan bahasa yang lebih sederhana, pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh masyarakat suatu Negara dalam kurun waktu tertentu yang biasanya
satu tahun.

Dalam pengertian lain, pendapatan nasional juga dapat diartikan sebagai nilai total output
akhir suatu negara dari semua barang dan jasa baru yang diproduksi dalam satu tahun.
Pencatatan pendapatan nasional merupakan sistem pembukuan yang digunakan
pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara dalam periode waktu
tertentu.

Catatan akuntansi ini mencakup data mengenai total pendapatan yang diperoleh
perusahaan domestik, upah yang dibayarkan kepada pekerja asing dan domestik, dan
jumlah yang dihabiskan untuk pajak penjualan dan pendapatan oleh perusahaan dan
individu yang tinggal di negara tersebut.

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode, biasanya selama satu tahun.

Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin
tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat
kesejahteraan rakyatnya. Namun, sesungguhnya pendapatan nasional suatu Negara tidak
dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di
suatu Negara. Sebagai contoh, meskipun pendapatan nasional Indonesia pada tahun 2010
naik dari tahun sebelumnya, tetapi tetap saja masih ( sangat ) banyak rakyat Indonesia
yang sampai saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.

B. Cara Menghitung Pendapatan Nasional

Cara paling sederhana untuk memperhitungkan pendapatan nasional adalah dengan


mempertimbangkan apa yang terjadi ketika satu produk diproduksi dan dijual. Biasanya,
barang diproduksi dalam sejumlah 'tahap', di mana bahan baku dikonversi
oleh perusahaan pada satu tahap, kemudian dijual ke perusahaan pada tahap berikutnya.
Nilai ditambahkan pada masing-masing, menengah, tahap, dan pada tahap akhir produk
diberikan harga jual eceran. Harga eceran mencerminkan nilai tambah dalam hal semua
sumber daya yang digunakan dalam semua tahap produksi sebelumnya.

Secara singkatnya, pendapatan nasional dihitung menggunakan tiga pendekatan seperti di


bawah ini:

 Pendekatan pendapatan: Perhitungannya dilakukan dengan menjumlahkan seluruh


pendapatan dimulai dari upah, sewa, bunga, hingga laba yang diterima oleh rumah
tangga konsumsi dalam suatu negara pada satu periode tertentu. Hal ini sebagai bentuk
balasan terhadap faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.

 Pendekatan produksi: cara menghitungnya dilakukan dengan cara menambahkan


seluruh nilai produk berupa jasa atau barang jadi yang dihasilkan oleh suatu negara dari
bidang agraris, industri, jasa, ekstraktif, dan niaga.

 Pendekatan pengeluaran: sementara, untuk pendekatan ini dihitung dengan cara


menjumlahkan seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi
dalam suatu negara pada satu periode tertentu. Pengeluaran yang dimaksud adalah yang
berasal dari pelaku kegiatan ekonomi negara, seperti Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan hasil selisih antara
nilai ekspor yang telah dikurangi nilai impor.
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu : 
1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan
( upah, sewa, bunga, dan laba ) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam
suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atasfaktor – faktor
produksi yang diberikan kepada perusahaan. 
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan, pada umumnya
menggolongkan pendapatan yang diterima sektor – sektor produksi dengan cara
sebagai berikut :
a. Keuntungan Perusahaan Merupakan pendapatan yang dihasilkan suatu perusahaan
karena mengelola sumber daya yang dimilikinya. 
b. Pendapatan Usaha Perorangan Merupakan pendapatan yang diterima dari
penggunaan tenaga kerja dan hasil usaha orangan, seperti petani. 
c. Pendapatan Sewa Merupakan jasa yang diberikan pada pemilik sumber daya yang
digunakan untuk kegiatan ekonomi. 
d. Bunga Netto dibayar oleh perusahaan dikurangi dengan bunga uang diterima oleh
perusahaan, ditambah netto yang diterima dari luar negeri. 
Pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dapat dirumuskan
sebagai berikut 
NI = w + r + i + p 
Keterangan : 
NI = Pendapatan Nasional 
w = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya 
r = Pendapatan bersih dari sewa 
i = Pendapatan dari bunga 
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan 

2. Pendekatan Produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang


dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa dan niaga
selama satu periode tertentu. Ketika menghitung pendapatan nasional harus
dihindari terjadinya perhitungan ganda. Oleh karena itu, pendekatan produksi
diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah ( bukan nilai jual ) seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini
adala nilai jasa dan barang jadi ( bukan bahan mentah atau barang setengah jadi.
Apabila di suatu Negara terdapat sektor, yaitu sektor ekstraktif ( E ), agraris
( A ), industry ( I ), niaga/ perdagangan ( N ), dan jasa ( J ),maka nilai yang
diperoleh disebut national income yang dirumuskan sebagai berikut : 
NI = E + A + I + N + J 
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode produksi ini didasarkan atas
jumlah hasil barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat atau negara dalam satu
tahun.Semua nilai hasil akhir barang dan jasa tersebut dijumlahkan. Hal ini berarti
bahwa pendapatan nasional atas dasar harga pasar ( NI ) besarnya sama dengan
produk nasional atas dasar harga pasar.

 Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran


untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam satu negara selama satu
periode tertentu. Perhitungan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu :
Rumah tangga ( Consumption ), pemerintah ( Goverment ), pengeluaran investasi (
Investment ), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ( X – M ) Pendekatan
ini dapat dirumuskan : 
PDB = C + I + G + ( X – M ) atau PDB = C + S + G + ( X – M ) 
Keterangan : 
PDB : Produk Domestik Bruto 
C : Konsumsi rumah tangga 
I : Investasi 
S : Tabungan 
G : Pengeluaran pemerintah 
X : Total Expor 
M : Total Impor 

C. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional

Berikut beberapa manfaat dari pendapatan nasional.

1. Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional


Dengan adanya data pendapatan nasional, negara bisa tau apakah ada peningkatan dari
laju pertumbuhan ekonomi negara dari tahun ke tahun, mengalami kemajuan atau
kemunduran. Sehingga, bisa dilakukan evaluasi ke depannya.

2. Untuk membandingkan kemajuan perekonomian antar negara.


Nah, dari sini bisa dilihat mana saja negara yang masuk kategori negara maju dan
berkembang. Semakin tinggi pendapatan nasionalnya, berarti negara tersebut semakin
maju.

3. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara


Kita bisa lihat suatu negara mendapatkan pendapatan paling tinggi dari sektor mana,
apakah pertanian atau industri.

4. Menjadi landasan perumusan kebijakan pemerintah

Setelah pemerintah mengetahui tingkat perekonomian negaranya, maka bisa dilakukan


evaluasi terkait dengan kebijakan agar bisa ditingkatkan lagi.

5. Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional


Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara
menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan
perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara
pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara
yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.

6. Menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap


pendapatan nasional
Misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan
sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau
antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

7. Mendapat Informasi Soal Tingkat Kemakmuran Masyarakat


Kalau ingin tahu seperti apa tingkat kemakmuran masyarakat suatu negara,
pemerintah suatu negara lazimnya akan melakukan perhitungan pendapatan nasional.
Mengetahui tingkat kemakmuran dapat membuat pemerintah negara tersebut
mendapat informasi-informasi lain yang mempengaruhi tingkat ekonomi tersebut,
seperti: kualitas hidup masyarakat, serta standar hidup yang berlaku di lingkungan
masyarakat tersebut.
8. Membantu Pemerintah untuk Melakukan Evaluasi dan mengukur
Perubahan yang Terjadi
Setelah melakukan perhitungan pendapatan nasional, maka pemerintah suatu negara
akan langsung tahu bagaimana tingkat kemakmuran rakyatnya. Ini tentu akan
membantu pemerintahan negara tersebut, terutama saat melakukan evaluasi nanti.
Adapun evaluasi yang dilakukan biasanya menyangkut kebijakan ekonomi yang
sudah mereka lakukan selama ini. Tak sampai di situ, perhitungan pendapatan
nasional juga membantu pemerintah melihat perubahan yang terjadi di negaranya,
terutama di sektor ekonomi. Hasil perhitungan pendapatan nasional akan menunjukan
grafik perubahan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu. Itulah mengapa
pemerintah bisa melihat perubahan ekonomi di negaranya dengan mudah.

Jadi secara ringkasnya pendapatan Nasional bermanfaat untuk : Mengetahui


perkembangan suatu negara, terutama dari faktor ekonomi, Mengetahui tingkat
kemakmuran suatu negara, Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu,
Mengukur perubahan perekonomian suatu negara secara berkala, Memudahkan dalam
membandingkan kinerja ekonomi dari setiap sektor, Sebagai indikator kualitas hidup
masyarakat di suatu negara, Sebagai indikator perbandingan kinerja antar negara,
Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup antar negara, Sebagai indikator
dan perbandingan tingkat pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu dan Sebagai
indikator dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan dari suatu negara.
Dengan adanya pendapatan nasional juga, sebuah negara dapat membuat kebijakan
serta strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja.

D. Konsep Pendapatan Nasional

 Produk Domestik Bruto (GDP): Adalah jumlah produk yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi dalam bentuk barang atau jasa di dalam batas wilayah tertentu pada suatu
negara selama setahun.

GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN

 Produk Nasional Bruto (GNP): Merupakan nilai produk berupa barang atau jasa yang
dihasilkan oleh penduduk suatu negara dalam satu tahun.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing
DN

 Produk Nasional Netto (NNP): Nilai produk yang dihitung dengan cara mengurangi
GNP dengan depresiasi atau penyusutan barang modal.

NNP = GNP – depresiasi

 Pendapatan Nasional Netto (NNI): merupakan pendapatan nasional yang dihitung


berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi.

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

 Pendapatan Perseorangan (PI): Merupakan pendapatan yang diterima oleh setiap


orang dalam suatu masyarakat negara, misalnya seperti gaji karyawan.

PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment

 Pendapatan yang siap dibelanjakan: Adalah pendapatan yang siap digunakan untuk
membeli barang atau jasa konsumsi, dan sisanya digunakan untuk menjadi tabungan
yang disalurkan menjadi investasi. Pendapatan ini sering juga disebut sebagai disposable
income.

DI = PI – Pajak Langsung

E. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional:

 Permintaan dan penawaran agregat, permintaan agregat merupakan daftar dari


keseluruhan barang atau jasa dengan berbagai tingkat harga yang akan dibeli oleh
berbagai sektor ekonomi. Sementara, penawaran agregat berfungsi untuk
memperlihatkan hubungan antara seluruh penawaran barang atau jasa pada suatu tingkat
harga yang ditawarkan oleh perusahaan.
 Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal
ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.

 Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat. Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang
atau aset berharga lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan
harapan pemodal atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan setelah kurun
waktu tertentu.

Karena harapan mendapatkan keuntungan di kemudian hari inilah investasi disebut


juga sebagai penanaman modal. Istilah investasi sendiri berasal dari kata Bahasa
Italia, investire yang berarti memakai atau menggunakan. Umumnya, dana atau aset
yang ditanamkan oleh seorang investor akan dikembangkan oleh badan atau pihak
yang mengelola.

Keuntungan dari hasil pengembangan tersebut nantinya akan dibagikan kepada


investor sebagai t imbal balik sesuai dengan ketentuan antara kedua pihak.

Secara ekonomi, dalam investasi, pemodal akan membeli sesuatu yang tidak akan
dipergunakan sekarang. Sesuatu yang dibeli tersebut disimpan sebagai harta yang
setelah melewati masa tertentu dapat mengalami perubahan nilai. Investasi tidak
selalu berujung menghasilkan keuntungan. Terdapat risiko kerugian juga dalam
berinvestasi. Maka dari itu, penting sekali memahami jenis-jenis investasi dan
risikonya.
BAB II
PEMBANGUNAN EKONOMI, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
KETENAGAKERJAAN

A. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertumbuhan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas
dari pertumbuhan ekonomi; pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas


produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi
peningkatan produk nasional bruto riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara
keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu
adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan,
sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi
input pada berbagai sektor perekonomian seperti
dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan


per kapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen
penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi:

1.Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan merupakan suatu


tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia
mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus
melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani
tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
2. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Sebagai
suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu
negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat
dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini
dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam
kesejahteraan masyarakat.
3. Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang. Suatu
perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan
perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa
pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu
negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan
perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut
hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan
ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun

Pembangunan ekonomi terdiri dari dua kata yaitu pembangunan dan ekonomi. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, pembangunan adalah hasil pekerjaan membangun,
sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan pengolahan barang
industri, pertanian dan perdagangan (Badudu, 2001). Pengertian pembangunan ekonomi
yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam
jangka panjang (Sukirno, 1996 dalam Saerofi, 2005). Berdasarkan definisi ini dapat
diketahui bahwa pembangunan ekonomi berarti adanya suatu proses pembangunan yang
terjadi terus menerus yang bersifat menambah dan memperbaiki segala sesuatu menjadi
lebih baik lagi. Adanya proses pembangunan itu diharapkan adanya kenaikan pendapatan
riil masyarakat berlangsung untuk jangka panjang. Pembangunan sektor-sektor ekonomi
yang berlangsung pada setiap daerah di wilayah Indonesia harus disesuaikan dengan
potensi dan prioritas yang dimiliki oleh masing-masing daerah sehingga keseluruhan
pembangunan merupakan satu kesatuan yang utuh dalam rangka mewujudkan
pembangunan nasional (Choirullah, 2007).
Faktor Pembangunan Ekonomi

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,


namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor ekonomi yang memengaruhi
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Sumber daya
alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku
produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan
mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga
sebagai proses produksi).

Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui


jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial
untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan
seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara itu, sumber
daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan
modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya
modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas. Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di
masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

Masalah Pembangunan Ekonomi


Masalah Pembangunan Ekonomi Pembangunan juga menyisakan beragam masalah
yang harus dicari solusinya. Salah satu pemicunya yaitu belum meratanya pembangunan
di setiap daerah. Mengutip situs Sumber Belajar Kemdikbud, berikut beberapa masalah
pembangunan ekonomi yang ditemukan:
1. Kemiskinan dan keterbelakangan Masalah ini banyak muncul di negara
berkembang, termasuk Indonesia. Kemiskinan, hingga keterbelakangan seperti
satu paket yang sulit diputus. Keadaan seperti itu sering dialami keluarga
miskin yang menempati kantong-kantong pemukiman atau daerah terpencil
yang belum terjamah oleh kebijakan pembangunan. Mayoritas masyarakatnya
berpendidikan rendah yang berakibat pada hadirnya generasi bodoh dan
terbelakang.

2. Pengangguran Pengangguran sering muncul karena ketidakseimbangan laju


pertumbuhan penduduk, pertumbuhan angkatan kerja, dan banyaknya
kesempatan kerja. Mengatasi pengangguran tidak semata dalam urusan
ekonomi saja, tetapi juga untuk menumbuhkan harga diri. Pembangunan
ekonomi harus melibatkan aspek penciptaan lapangan kerja. Urusan
kesempatan kerja perlu dimasukkan pada setiap perencanaan pembangunan.
Pembangunan tenaga kerja memiliki makna strategis pada pencapaian sasaran
pembangunan nasional.

3. Ketimpangan hasil pembangunan Sekalipun pendapatan nasional dan


pendapatan perkapita tinggi, bukan berarti kemakmuran masyarakat ikut naik.
Sebab, bisa jadi pendapatan tersebut hanya beredar di antara segelintir orang
atau golongan tertentu. Hal seperti itu menyebabkan ketimpangan dalam
masyarakat. Ketimpangan dapat dipicu oleh tidak meratanya pendapatan
spasial, tidak meratanya pendapatan nasional, tidak meratanya pendapatan
regional, dan kesenjangan sosial.

Tahapan Pembangunan Ekonomi


Tahapan Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi memiliki beberapa tahapan.
Mengutip modul Ekonomi Kelas XI (2020) dari Kemdikbud, ada tiga tahapan yang
mesti dilalui yaitu:
1. Tahap pertanian (agraris). Tahapan ini terjadi keadaan sebagian besar penduduk
bekerja di bidang pertanian.
2. Tahap manufaktur (industri). Pada tahap ini sebagian besar penduduk memiliki
pekerjaan pada bidang industri.
3. Tahap sektor jasa (bidang jasa). Tahap ini sebagian penduduk mulai beralih
pekerjaan dari tenaga kerja ke sektor jasa. Saat semua tahapan tersebut dilalui, ada
indikator yang menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi suatu negara sedang
berjalan. Indikator tersebut terdiri dari meningkatnya pendapatan nasional,
meningkatnya Produk Nasional (PNB), kesempatan kerja terbuka, perekonomian
stabil, surplus neraca pembayaran luar negeri, dan meratanya distribusi
pendapatan.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Dilansir dari Kemenkeu Learning Center, pertumbuhan ekonomi adalah proses dari


perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di suatu negara secara berkesinambungan
untuk menuju keadaan yang dinilai lebih baik selama jangka waktu tertentu.  

Atau secara sederhana juga dapat diartikan sebagai peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat yang menyebabkan kenaikan atau meningkatkan produksi barang dan jasa
sehingga terjadi peningkatan pendapatan nasional pula dalam periode tertentu. 

Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi ditandai dengan adanya kenaikan


kapasitas suatu negara dalam jangka panjang untuk menyediakan barang atau jasa
masyarakatnya.

Namun hal ini bukan berarti harus terus menerus mengalami kenaikan, karena laju
pertumbuhan bisa positif (+) atau juga negatif (-). 

Jika positif artinya ekonomi mengalami pertumbuhan dan sebaliknya jika negatif berarti
mengalami perlambatan. 

Bagian selanjutnya dari materi pertumbuhan ekonomi adalah teori-teori yang


mendasarinya. 
 Teori Klasik

Salah satu istilah yang dipopulerkan oleh Adam Smith yaitu pertumbuhan output total, di
mana menurutnya faktor pendorong pertumbuhan output negara tersebut, dan sumber
daya alam (SDA) bersifat konstan.

Selain itu, Adam Smith juga mengemukakan konsep pertumbuhan penduduk, di mana
menurutnya dengan tingkat upah minimal atau subsisten penduduk akan cenderung
enggan memiliki anak.

Sehingga pertumbuhan penduduk akan rendah, dan sebaliknya jika tingkat upahnya
tinggi, maka pertumbuhan penduduknya juga akan meningkat.

Jadi, pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith ditandai dengan pertumbuhan


penduduk dan pertumbuhan output total. 

Jika SDA-nya masih ada maka tergantung dengan manusia dan modalnya untuk
mengolah SDA tersebut. Sebaliknya jika SDA-nya habis, maka SDM dan modal tidak
ada gunanya. 

Selain Adam Smith, ahli lain yaitu David Ricardo mengemukakan sebuah konsep the law
of diminishing returns, mirip dengan konsep Adam Smith bahwa faktor-faktor pendorong
ekonominya adalah SDA, SDM, dan modal.

Namun yang membedakan adalah menurutnya meningkatnya SDM justru menjadi faktor
penghambat pertumbuhan ekonomi, dengan SDA yang tetap (atau tidak bertambah).

Selain itu, Robert Malthus mengemukakan bahwa pertumbuhan pada sektor ekonomi


suatu negara akan bertambah berdasarkan deret hitung (1, 2, 3, 4, 5,…), sementara
pertumbuhan penduduk (populasi) berdasarkan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16,…), di mana
pertumbuhan pada sektor ekonomi akan kalah cepat dengan pertumbuhan penduduk.

Sehingga pertumbuhan pada sektor ekonominya akan terhambat, di mana kita ketahui
SDA itu terbatas. Namun dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan
meningkatnya konsumsi SDA tersebut sehingga hal ini akan membahayakan ke
depannya. 

Oleh karena itu solusi yang diberikan oleh Robert Malthus adalah pertumbuhan yang
berimbang, serta distribusi kesejahteraan dan memperluas perdagangan internal dan
eksternal.

 Teori Neo-Klasik

Menurut Robert Solow dan Twelve Swan, pertumbuhan pada sektor ekonomi suatu


negara sangat dipengaruhi oleh faktor produksi, yaitu pertumbuhan penduduk, akumulasi
modal, dan kemajuan teknologi.

Sedangkan menurut Sir Roy Harrod dan Evsey Domar, pertumbuhan ekonomi didorong


oleh pemanfaatan modal yang efektif dan efisien, yaitu dengan berinvestasi.

Tidak hanya itu, Joseph Schumpeter mengemukakan bahwa pertumbuhan ini didorong


oleh adanya inovasi yang akan kebanyakan datang dari entrepreneur atau wirausahawan. 

 Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern

Pada masa ini sebenarnya memiliki banyak teori yang bermunculan dari para ahli, namun
pada kita hanya akan membahas teori yang dikemukakan oleh Walt Whitman Rostow. 

Menurut Walt Whitman Rostow, pertumbuhan ekonomi suatu negara itu ada tahapnya
seperti yang dikemukakan dalam bukunya “The Stage of Economic Grow”, yaitu:

1. Masyarakat tradisional, di mana biasanya pada tahap ini konsumsinya hanya untuk
konsumsi pribadi.

2. Prakondisi lepas landas, yang merupakan masa transisi dari masyarakat tradisional ke
tahapan selanjutnya. Pada tahap ini sudah mulai terjadinya perdagangan kecil. 

3. Lepas landas, pada tahap ini sudah muncul metode-metode baru yang lebih modern dan
memiliki kepentingan untuk menabung. 
4. Menuju kedewasaan, di mana masyarakatnya sudah familiar dengan teknologi, sehingga
bisa memanfaatkan faktor produksinya lebih efektif dan efisien. Atau biasa disebut
sebagai peralihan dari negara agraris ke negara industri

5. Masa konsumsi massal yang tinggi, di mana masyarakat mengonsumsi tidak hanya
kebutuhan primer, tapi juga kebutuhan sekunder, dan tersier, yang artinya masyarakat
sudah tidak banyak lagi yang melakukan kegiatan produksi karena dianggap sudah sangat
sejahtera.

Ciri-Ciri Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Prof. Simon Kuznets yang merupakan seorang ahli ekonom, dan juga guru besar
ilmu ekonomi yang merupakan ciri-ciri pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:

 Terjadi laju pertumbuhan penduduk serta produk perkapita yang cepat.

 Meningkatnya produktivitas masyarakat.

 Adanya perubahan struktural yang signifikan.

 Terjadinya urbanisasi dalam suatu negara.

 Melakukan ekspansi ke negara maju.

 Terjadinya arus barang, modal, dan juga manusia antar bangsa-bangsa atau antar negara
di dunia.

Maka ciri-ciri pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:

 Tingkat pertumbuhan (output) dan pendapatan per kapita yang tinggi.

 Adanya peningkatan dalam faktor produktivitas total (TFP) yaitu output per unit.

 Perekonomian mengalami perubahan struktur ekonomi.

 Tingginya perkembangan transformasi sebagai bagian dari struktural ekonomi.


 Tingkat transformasi sosial, politik dan ideologis yang tinggi.

 Adanya kecenderungan untuk berdagang (entrepreneur).

Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan sektor ekonomi suatu negara adalah
pendapatan nasional, di mana hal tersebut dapat ditingkatkan dengan beberapa hal, antara
lain: 

 Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia atau SDM merupakan salah satu faktor produksi dalam ilmu ekonomi,
di mana meningkatnya SDM akan mempercepat naiknya pertumbuhan pada sektor ekonomi,
mengurangi angka pengangguran serta mengurangi angka kemiskinan.

 Sumber Daya Alam (SDA)

Sumber daya alam suatu negara juga mempengaruhi pertumbuhan secara langsung. Kenapa?
Karena suatu SDA merupakan juga salah satu faktor produksi yang mampu meningkatkan
pendapatan.

Namun keberadaan SDA yang berlimpah namun tidak diiringi dengan meningkatnya SDM
maka penggunaan dan pemanfaatan SDA akan berujung eksploitasi berlebihan dan tidak
bijak, sehingga sangat penting untuk memanfaatkan SDA sebijak mungkin untuk masa depan
yang lebih baik.

 Kemajuan Teknologi

Pemanfaatan kemajuan teknologi akan mempercepat produksi dengan lebih efisien. Hal ini
juga berguna untuk menghemat anggaran yang seharusnya untuk pekerja dapat digunakan
untuk keperluan lain. 
 Tingkat Inflasi

Diketahui ada 2 jenis inflasi yang berpengaruh langsung dalam bisnis perusahaan yaitu cost-
push inflation, yaitu penurunan penawaran barang dan jasa yang disebabkan kenaikan biaya
produksi.

Kemudian, ada juga sebutan demand-pull inflation, yaitu kenaikan permintaan baik berupa
barang dan jasa sehingga harganya naik. Untuk lebih jelasnya elo dapat membacanya
di artikel mengenai inflasi.

 Tingkat Suku Bunga

Sebuah perusahaan atau usaha yang menggunakan modal pinjaman untuk meningkatkan
kualitas perusahaan. Pada umumnya pinjaman tersebut memiliki suku bunga.

Keberadaan suku bunga yang tinggi dapat berdampak buruk dan juga mempengaruhi
permintaan investasi yang rendah terhadap saham perusahaan.

Hal ini dikarenakan biasanya investor lebih menyukai tabungan konvensional daripada harus

menginvestasikan uangnya ke perusahaan.

Cara Menghitung LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi)

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan membandingkan Gross National
Product (GNP) dan Gross Domestic Product (GDP), pada tahun yang sedang berjalan dengan
tahun sebelumnya. Kedua tolak ukur ini membantu perhitungan total output perekonomian
suatu negara.

Sedangkan, menurut Todaro dan Smith (2004) terdapat tiga faktor atau komponen utama yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu akumulasi modal (capital accumulation),
pertumbuhan penduduk (growth in population), dan kemajuan teknologi (technological
progress).
Adapun, cara mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat digunakan rumus sebagai
berikut : Gt = ((PBDt – PBDt-1) / PBDt-1)) x100%.

Keterangan :

Gt            = Laju Pertumbuhan Ekonomi

PBDt       = Nilai PDB periode t

PBDt-1    = Nilai PDB periode sebelumnya

Selain itu, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi maka ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Diantaranya, adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu
pengetahuan dan teknologi, budaya dan sumber daya modal.

C.Ketenagakerjaan

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan menyatakan, “Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, sesudah masa kerja.“

Paket Undang-undang ketenagakerjaan ini sendiri terdiri dari tiga undang-undang, yang
meliputi UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 21 Tahun 2000
tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, dan UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial yang dibahas lengkap pada buku Undang-Undang
Ketenagakerjaan dan Penjelasannya.

Menurut ketentuan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan beserta peraturan


pelaksanaannya, dari peraturan pemerintah, peraturan menteri, hingga keputusan-
keputusan menteri yang terkait, dapat ditarik kesimpulan adanya beberapa pengertian
ketenagakerjaan, sebagai berikut Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan setelah selesainya
masa hubungan kerja, Tenaga kerja adalah objek, yaitu setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa, untuk kebutuhan sendiri dan
orang lain, Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain dengan
menerima upah berupa uang atau imbalan dalam bentuk lain dan Pemberi kerja adalah
orang perseorangan atau badan hukum yang memperkerjakan orang lain dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Tenaga Kerja Berdasarkan Batas Kerja


 Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan.

 Bukan Angkatan Kerja


Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya
hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
anak sekolah dan mahasiswa/mahasiswi para ibu rumah tangga dan orang cacat.

Tenaga Kerja Berdasarkan Penduduknya


 Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup
bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka
yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun
sampai dengan 64 tahun.

 Bukan Tenaga Kerja


Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun
2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun
dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia
(lanjut usia) dan anak-anak.
Usaha Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja
Pada dasarnya ada beberapa upaya peningkatan kualitas kerja, antara
lain sebagai berikut :
1. Magang di suatu lembaga-lembaga atau instansi pemerintah maupun swasta.
2. Pelatihan-pelatihan atau job training agar mempunyai kesempatan kerja yang baik.
3. Belajar di BLK (Balai Latihan Kerja) di suatu daerah atau kota.
4. Kursus-kursus keterampilan.
5. Penataran dan seminar atau lokakarya.
6. Menekuni ilmu yang dipelajari untuk meningkatkan kualitas diri dengan menekuni
bidang yang diminati.
7. Meningkatkan tenaga kerja terampil dengan meningkatkan pendidikan formal
maupun informal bagi setiap penduduk.
8. Mengintensifkan pekerjaan di daerah pedesaan yang bersifat padat karya untuk
mengurangi pengangguran tenaga kerja kasar di pedesaan.
9. Mendirikan pusat-pusat atau balai latihan kerja, untuk menyapkan tenaga terampil
dan kreatif.
10. Meningkatkan transmigrasi untuk mengurangi pengangguran di daerah padat
penduduk dan memeratakan tenaga kerja.
11. Industrialisasi untuk menyerap tenaga kerja.
12. Menggiatkan program keluarga berencana, untuk mengurangi atau menghambat
pertambahan jumlah penduduk sehingga pertambahan jumlah angkatan kerja bisa
terkendali.
13. Mengadakan proyek SP3 untuk menyerap lulusan perguruan tinggi yang diharapkan
jadi pelopor pembangunan dan pembaharuan di pedesaan. SP3 singkatan dari
Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan.
14. Mendorong pembangunan di daerah pedesaan untuk bisa menyerap tenaga kerja di
pedesaan.
15. Penyediaan dana kredit secara lebih meluas dan merata bagi peningkatan kegiatan
produksi padat karya.
16. Tingkat kurs devisa yang realistis dan memberikan intensif bagi peningkatan ekspor.
17. Pengeluaran pemerintah ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja produktif
sebanyak mungkin.
18. Pendidikan umum melalui pendidikan formal guna meningkatkan kualitas sumber
daya manusia.
19. Kursus-kursus keterampilan, baik yang dilaksanakan pemerintah atau masyarakat.
20. Pelatihan pendidikan
21. Penataran-penataran, seminar, lokakarya.
22. Meningkatkan kegiatan pembangunan yang banyak diserap tenaga kerja dan
mendirikan industri di daerah.
23. Wajib belajar 9 tahun.
24. Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
25. Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

Masalah Ketenagakerjaan

Masalah ketenagakerjaan dapat timbul karena beberapa faktor seperti pendidikan,


kesempatan kerja maupun pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah. Oleh sebab itu
terdapat hukum ketenagakerjaan yang mengatur permasalahan tersebut yang dapat kamu
baca pada buku karya Aries Harianto dibawah ini.

Hal ini dialami oleh banyak negara yang termasuk Indonesia, karena hingga saat ini
masih banyak pengangguran atau lebih tepatnya lagi orang yang tidak dapat bekerja
karena minimnya lapangan pekerjaan. Masalah Ketenagakerjaan Hingga saat ini
Indonesia masih mengalami masalah ketenagakerjaan seperti masih rendahnya kualitas
tenaga kerja, jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja,dan
masalah klasik yaitu tingkat pengangguran di Indonesia.

Tepat februari 2019 angka tenaga kerja menurut badan pusat statistik sebanyak 136,18
Jiwa. Angka tersebut mengalami penaikan sebesar 2,24 juta orang dibanding tahun 2018
di bulan yang sama. Kabar baiknya angka pengangguran di bulan februari 2019 menurun
menjadi 5,01 persen dari periode sebelumnya. Masih banyak hal yang perlu dibenahi agar
dapat mengatasi masalah-masalah diatas. Pembangunan sumber daya manusia,
pengembangan industri kreatif dan program yang mendukung usaha kecil menengah bisa
menjadi salah pilihan dalam mengatasi permasalahan diatas. Salah satu poin penting dari
pengertian ketenagakerjaan adalah penggunaan tenaga kerja yang optimal dan
efisien.Tiga masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi di Indonesia:
 Rendahnya kualitas tenaga kerja – Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat
ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga
kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga
hal ini akan berpengaruh terhadap rendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
 Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja – Meningkatnya
jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan
membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung
dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah,
semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan
ekonomi.
 Persebaran tenaga kerja yang tidak merata – Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia
berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama
untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Dengan demikian di Pulau Jawa
banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam
yang belum dikelola secara maksimal.
 Pengangguran Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di
Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti
bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin
sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat.
Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Bertolak dari latar belakang di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut : 
1. Pendapatan Nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang
dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan
yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. 
2. Konsep pendapatan nasional adalah sebagai berikut produk domestik bruto ( GDP
), produk sasional bruto ( GNP ), pendapatan nasional netto ( NNI ), pendapatan
perseorangan ( PI ), pendapatan yang siap dibelanjakan ( DI ). 
3. Cara untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. 
4. Manfaat penghitungan pendapatan nasional adalah agar pemerintah dapat
menelaah kembali struktur perekonomian yang kemudian dapat dijadikan bahan
untuk membuat kebijakan, dapat mengetahui tingkat penyebaran pendapatan yang
kurang merata antar daerah, dengan begitu pemerintah dapat membuka lapangan
kerja baru di daerah yang berpendapatan rendah, pemerintah dapat menentukan
besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional.
Maksudnya, pemerintah dapat meningkatkan sektor – sektor tertentu yang kurang
memberikan kontribusi bagi pendapatan nasional, dapat membandingkan
kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, sehingga dapat dijadikan sebagai
landasan perumusan kebijakan. 
5. Faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional adalah permintaan dan
penawaran agregat, konsumsi dan tabungan, dan investasi.  

B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa dapat diajukan beberapa saran yang
dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengambilan kebijakan, saran tersebut
adalah,
b. Pentingnya pertumbuhan ekonomi di suatu Negara mengharuskan suatu
Negara tersebut mampu menyusun strategi demi meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nya dengan menggunakan teori-teori pertumbuhan ekonomi ebagai
landasan dala kemajuan perekonomian nya.

c. Kelebihan dan kekurangan dari setiap teori-teori ekonomi mampu memberikan


upaya sebuah peningkatan perekonomian Negara.

d. Dalam penelitian ini tentu masih banyak kekurangan baik dalam penulisan
maupun isi dari penelitian ini , oleh karena itu penulis bersedia jika ada kritik
dan saran nya agar menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya
DAFTAR PUSTAKA

http://harisahmad.blogspot.com/2011/01/faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan.
http://wardayadi.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/pendapatan-nasional
http://murnywantis.wordpress.com/2013/07/03/ringkasan-materi-pendapatan-nasional/
http://www.materiakuntansi.com/perhitungan-pendapatan-nasional-dengan-pendekatan-
pengeluaran/
http://faiza-ulfa.blogspot.com/2012/03/metode-penghitungan-pendapatan- .........nasional.html
Wikipedia Bahasa Indonesia Tentang Pendapatan
Wikipedia Bahasa Indonesia Tentang Pendapatan Nasional
Warta Warga Gunadarma  

Anda mungkin juga menyukai