Anda di halaman 1dari 19

PENDAPATAN NASIONAL

NAMA : ENIK PARWATI

NIM : A031221060

PRODI : AKUNTANSI

KELAS : PENGANTAR EKONOMI D


A. PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah suatu tolak ukur yang digunakan
untuk memperhitungkan suatu perekonomian negara untuk
memperoleh gambaran tentang perekonomian yang sudah dicapai
dan nilai pengeluaran yang diproduksi. Data pendapatan nasional
yang sudah diperoleh dapat digunakan untuk membuat perkiraan
tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan
datang. Perkiraan ini dapat digunakan untuk seseorang yang ingin
melakukan bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonomi di masa
yang akan datang, dan untuk merumuskan perencanaan ekonomi
untuk mewujudkan pembangunan di masa yang akan datang.
B. MACAM-MACAM ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL
1. Produk Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic Product/GDP)
Produk domestik bruto adalah jumlah produk berupa barang dan
jasa yang diperoleh dari unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu periode. Dalam
menghitung GDP jumlah pasar, yang harus diperhatikan adalah
jangan sampai ada perhitungan ganda atau double accounting.
Konsep GDP meliputi barng dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara pada suatu negara, baik di luar negeri maupun di
dalam negeri.
2. Produk Nasional Bruto/PNB (Gross National Product/GNP)
Produk Nasinonal Bruto atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam suatu
negara (nasional) selama satu periode. Dalam menghitung
besarnya GNP berdasarkan harga pasar, yang harus
diperhatikan, yaitu jangan sampai adda perhitungan ganda.
Dalam GNP ini, hasil produksi barang dan jasa yang dihasilan
oleh warga negara yang berada di dalam negeri maupun di luar
negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing
yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Contoh :
GDP (Miliar Rupiah) negara A sebesar 6.500.900, pendapatan
penduduk negara A yang ada di negara B sebesar 200.500, dan
pendapatan penduduk asing di negara A sebesar 325.800.
Maka jumlah GNP adalah :
GNP = GDP + Pendapatan netto dari luar negeri
GNP = 6.500.900 + (200.500 – 325.800)
GNP = 6.500.900 – 125.300
GNP = 6.375.600

3. Produk Nasional Netto/PNN (Net National Product/NNP)


Produk Nasional Netto (NNP) adalah jumlah GNP yang
dikurangi dengan barang modal sebagai penggantian.
Penyusutan bagi peralatan yang digunakan untuk memproduksi
barang dalam proses produksi umumnya bersifat tafsiran,
sehingga dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Penyusutan adalah berkurang barang yang sudah lama karena
pemakaian.
Contoh :
Penyusutan alat di perusahaan A sebesar 11.400, maka jumlah
NNP adalah :
NNP = GNP – Penyusutan
NNP = 6.375.600 – 11.400
NNP = 6.364.200
4. Pendapatan Nasional Netto/PNN (Net National Income/NNI)
Pendapatan Nasional Netto (NNI) adalah pendapatan yang
dihitung dari jumlah balas jasa yang diterima oleh rakyat
sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI bisa didapat dari
NNP dikurangi dengan pajak tidak langsung dan subsidi. Pajak
tidak langsung yaitu pajak yang beratnya dapat digeserkan
kepada pihak lain, contohnya pajak penjualan, pajak impor, bea
ekspor, dan cukai-cukai. Sedangkan subsidi adalah bantuan
dari pemerintah kepada masyarakat.
Contoh :
Pajak penjualan barang sebesar 125.000, dan subsidi sebesar
30.000, maka jumlah NNI adalah :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung + Subsidi
NNI = 6.364.200 – 125.000 + 30.000
NNI = 6.269.200
5. Pendapatan Perseorangan (Personal Income/PI)
Pendapatan perseorangan adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap penduduk dalam masyarakat termasuk
pendapatan yang didapatkan tanpa memberikan suatu kegiatan
yang lainnya.
Pajak perseorangan dapat diperhitungkan dari NNI dikurangi
dengan :
1. Pajak perseroan, yaitu pajak yang dibayar oleh setiap badan
usaha kepada pemerintah.
2. Laba yang tidak dibagi, yaitu jumlah laba yang tetap ditahan
di dalam perusahaan untuk tujuan tertentu, contohnya untuk
keperluan memperluas wilayah perusahaan.
3. Iuran pensiun, yaitu iuran yang dikumpulkan oleh setiap
tenaga kerja dan perusahaan dengan tujuan untuk
dikembalikan setelah tenaga kerja tersebut mencapai umur
tertentu dan tidak lagi bekerja.
4. Asuransi, yaitu perjanjian antara dua pihak, dimana pihak
satu harus wajib membayar iuran atau yang lainnya, dan
pihak yang lain harus memberikan jaminan penuh kepada
pembayar iuran tersebut.

Dalam pendapatan perseorangan termasuk juga pembayaran


transfer (transfer payment). Transfer payment adalah
pembayaran-pembayaran di negara-negara yang dibayarkan
kepada orang-orang tertentu, dan pembayaran tersebut bukan
merupakan balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses
produksi tahun sekarang, melainkan sebagai balas jasa untuk
tahun-tahun sebelumnya, atau juga bisa penerimaan yang
bukan balas jasa proses produksi pada tahun tertentu, tetapi
diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun yang lalu,
contohnya pembayaran dana untuk para pengangguran,
tunjangan untuk bekas para pejuang, dan tambahan utang
pemerintah dan sebagainya.

Contoh :

Transfer payment sebesar 30.000, pajak perseroan 25.000, laba


ditahan 41.500, iuran pensiun 23.800, asuransi sebesar 50.000,
maka jumlah PI adalah :

PI = NNI + Transfer Payment – (iuran sosial + asuransi +


laba ditahan + pajak perseroan)

PI = 6.269.200 + 30.000 – (23.800 + 50.000 + 41.500 + 25.000)

PI = 6.269.200 + 30.000 – 140.300

PI = 6.439.500

6. Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (Disposable Income)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income)


adalah pendapatan yang siap untuk dibelanjakan atau
dimanfaatkan. Disposable Income diperoleh dari personal
income setelah dikurangi dengan pajak langsung. Pajak
langsung adalah pajak yang beratnya tidak bisa dialihkan
kepada pihak lain atau langsung ditanggung jawab oleh wajib
pajak. Contohnya pajak dari pendapatan.

Contoh :

Pajak pendapatan sebesar 132.900, maka jumlah DI adalah :

DI = PI – Pajak Langsung
DI = 6.439.500 – 132.900

DI = 6.306.600

C. TUJUAN PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


Beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan menghitung
pendapatan nasional suatu negara adalah sebagai berikut :
 Untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat kehidupan atau
kemakmuran suatu bangsa atau negara
Secara kuantitatif, tingkat kehidupan atau kemajuan suatu
negara itu ditentukan oleh perbandingan antara jumlah
pendapatan nasionaldengan jumlah penduduk suatu negara.
Konsep ini biasanya dikenal dengan sebutan pendapatan
per kapita. Meskipun pendapatan perkapitanya belum
menggambarkan tingkat kemajuan seluruh rakyat.
 Untuk mengetahui susunan perekonomian suatu negara
Hal tersebut dapat dilihat dari kontribusi disetiap sektor
perekonomian terhadap penyusunan pendapatan nasional.
 Untuk memutuskan dan menyusun untuk dibuat kebijakan
yang sekiranya dipandang perlu.
Contoh pada sektor pertanian, dapat disusun berbagai
macam kebijakan, seperti penyediaan pangan, industry
pupuk, irigasi, dan sebagainya.
 Untuk melihat dan membandingkan kegiatan perekonomian
masyarakat dalam periode tertentu
Hal ini berkaitan dengan pergerakan arus kehidupan
ekonomi.
D. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Metode Produksi
Dalam metode produksi, pendapatan nasional adalah jumlah nilai
tambah produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor
perekonomian di suatu negara. Perekonomian dikelompokkan
menjadi sektor ekonomi dan lapangan kerja. Jumlah sektor
ekonomi dan lapangan kerja digunakan untuk keperluan
perhitungan pendapatan nasional antar negara, dan antar waktu di
suatu negara. Pendapatan nasional diukur dengan cara :

Y = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (Pn x Qn)

Contoh :
Industry pengolahan bahan tekstil melakukan kegiatan sebagai
berikut
1. membeli 1500 kapas dari petani kapas dengan harga 150.000
per meter
2. kapas diolah menjadi benang dengan harga 170.000
3. benang diolah menjadi kain dengan harga 200.000
4. kain diolah menjadi pakaian garment dengan harga 250.000
5. pakaian dijual di pusat perbelanjaan dengan harga 300.000
Pendapatan nasional metode produksi (nilai tambah) adalah :
1. Petani kapas : 1500 x Rp150.000,00 =Rp225.000.000,00
2. Benang : (1500x170.000) – (1500x150.000) = Rp30.000.000,00
3. Kain : (1500x200.000) – (1500x170.000) =Rp45.000.000,00
4. Pakaian : (1500x250.000) – (1500x200.000) =Rp75.000.000,00
5. Pasar : (1500x300.000) – (1500x250.000) =Rp75.000.000,00+
Pendapatan Nasional =Rp450.000.000,00

2. Metode Pendapatan
Dalam metode pendapatan, pendapatan nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh sektor perekonomian dalam
suatu negara dalam jangka watu biasanya satu tahun. Masyarakat
sebagai pelaku ekonomi yang memiliki faktor produksi akan
menerima pendapatan dari perusahaan. Faktor produksi tersebut
berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, dan
tenaga ahli. Bagi yang memiliki SDA berupa tanah, maka ia akan
memperoleh uang sewa (rent). Bagi yang memiliki SDM, maka ia
akan memperoleh upah (wage). Bagi yang mempunyai modal,
maka ia akan menerima bunga (interest). Dan bagi yang
mempunyai tenaga ahli, maka ia akan memperoleh laba (profit).

Y = rent + wage + interest + profit

Contoh :
Suatu negara memiliki data pendapatan yang diterima masyarakat
konsumen tersiri dari pendapatan sewa 123.300, upah 212.500,
bunga 232.000, dan laba 315.400, maka jumlah pendapatan
nasional adalah :
Y = 123.300 + 212.500 + 232.000 + 315.400
= 883.200

3. Metode Pengeluaran
Dalam metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah
pengeluaran yang telah dipakai oleh seluruh sektor perekonomian.
Perekonomian dikelompokkan dalam empat sektor yang sama
dalam metode pendapatan.
Hasil perhitungan berdasarkan ketiga metode tersebut berdasarkan
teori akan menghasilkan angka yang sama, untuk negara yang sma
pada tahun yang sama. Jika terdapat perbedaan, biasanya nilainya
relatif kecil atau tidak material. Di antara ketiga metode
perhitungan, yang paling lazim digunakan dan disajikan oleh
negara-negara di dunia adalah perhitungan dengan metode atau
pendekatan pengeluaran. Berdasarkan pendekatan pengeluaran
(expenditure approach), pendapatan nasional (Y) adalah jumlah
nilai pengeluaran yang dibelanjakan oleh sektor-sektor rumah
tangga, bisnis, dan pemerintah, serta sektor perdagangan luar
negeri jika perekonomian bersifat terbuka, yakni terdapat kegiatan
ekspor (X) dan impor (M).
Pelaksana ekonomi di sektor rumah tangga adalah orang
perorangan atau rumah tangga. Pelaksana di sektor bisnis adalah
industry atau perusahaan. Adapun pelaksana di sektor pemerintah
yaitu pemerintah pusat negara yang bersangkutan. Pengeluaran
agregat sektor rumah tangga tercermin dari pengeluaran konsumsi
masyarakat atau penduduk, yakni bagian dari pendapatan yang
tidak ditabung. Pengeluaran agregat sektor rumah tangga
dilambangkan dengan huruf C, inisial dari Consumption
expenditure. Pengeluaran agregat sektor bisnis diwakili oleh nilai
investasi yang dibelanjakan oleh perusahaan-perusahaan
(Investment expenditure), dilambangkan dengan I. pengeluaran
agregat sektor pemerintah maksudnya ialah belanja rutin
pemerintah (Government expenditure). Dilambangkan dengan G.
dengan demikian, pendapatan nasional (Y) berdasarkan
pendekatan pengeluaran dapat dirumuskan sebagai :

Y=C+I+G

Dalam ringkasan ini terantum bahwa perekonomian negara bersifat


tertutup, tidak ada hubungan ekonomi dengan pihak luar negeri
atau negara lain. Apabila perekonomian bersifat terbuka, terdapat
ekspor (X) dan impor (M), maka rumus perhitungan Y menjadi :

Y = C + I + G + (X – M)

Rumusan di atas merupakan model dasar dari makroekonomi.


Akademisi, peneliti, dan pengambil keputusan jajaran pemerintahan
menggunakannya sebagai alat untu menganalisis dan sebagai
landasan kebijakan makroekonomi.
Contoh :
Pengeluaran rumah tangga yang terjadi di suatu negara terdiri dari
konsumsi rumah tangga 342.300, investasi produsen 250.000,
pengeluaran pemerintah 239.000, expor barang dan jasa 348.300,
impor barang dan jasa 158.000, maka pendapatan nasional adalah
:
Y = C + I + G + (X-M)
Y = 342.300 + 250.000 + 239.000 + (348.300 – 158.000)
Y = 342.300 + 250.000 + 239.000 + 190.300
Y = 1.021.600

Dilihat dari metode perhitungan seperti metode produksi, metode


pendapatan, dan metode pengeluaran, dapat diartikan bahwa
pendapatan nasional adalah jumlah dari semua pendapatan dan
pengeluaran yang dilakukan oleh pelaksana ekonomi dalam
sebuah negara dalam waktu satu tahun.
Besar kecilnya pendapatan negara ditentukan oleh jumlah produk
yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi. Dilihat dari jumlah
produk yang dihasilkan, pendapatan nasional dikelompokkan
menjadi : Produk Nasional Netto/Net National Product (NNP),
Pendapatan Nasional Bersih/ Net National Income (NNI),
Pendapatan Perseorangan/Personal Income (PI), dan Pendapatan
yang Siap Dibelanjakan/Disposable Income (DI).
E. ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL
a. Perekonomian Tertutup Sederhana (Perekonomian 2
Sektor)
Perekonomian 2 sektor merupakan perekonomian yang tidak
adanya hubungan dengan Negara lain dan tidak adanya campur
tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran
transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran
konsumsi dan tidak berhubungan dengan perekonomian
internasional baik ekspor maupun impor. Dalam perekonomian
2 sektor, sektor yang terlibat adalah rumah tangga (pihak
konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta (sebagai
produsen.
Dalam ilmu ekonomi, ada dua pendekatan :
1. Analisa statik : static equilibrium analysis, menggunkan
asumsi bahwa perekonomian yang dianalisa merupakan
perekonomian stasioner, yaitu perekonomian yang tidak
mengalami perubahan-perubahan kecuali apabila terjadi adanya
perubahan pada salah satu atau beberapa variabel eksogennya
(varibal eksogen = yang berasal dari luar model yang dipakai).
2. Analisa Dinamik : menuntut kita mengikuti perubahan-
perubahan yang terjadi dalam perekonomian dari waktu ke
waktu.
Variabel-variabel ekonomi agregatif dalam perekonomian
tertutup sederhana
Perekonomian tertutup sederhana tidak mengenal hubungan
ekonomi dengan negara lain (tertutup), dan tidak mengenal
transaksi ekonomi oleh pemerintah (sederhana).
Y=C+I
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi Rumah Tangga
I = Investasi/Perusahaan
Keadaan Equilibrium
 Dari segi sumber atau asalnya, pendapatan nasional (Y)
terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi Y = C + I,
sedangkan dari sisi penggunaannya, pendapatan nasional
sebagian digunakan untuk pengeluaran konsumsi dan
selebihnya adalah saving, atau Y = C + S. Bila Y pada
periode 0 digunakan pada periode 1, Y periode 1 digunakan
pada periode 2, kemudian Y pada periode 2 digunakan pada
periode 3 dan seterusnya, maka hubungan konsumsi,
investasi, saving dan pendapatan nasional dapat
digambarkan sebagai berikut :
C0 + I0 = Y0
Y0 = C1 + S1
C1 + I1 = Y1
Y1 = C2 + S2
C2 + I2 = Y2
Y2 = C3 + S3
C3 + I3 = Y3
Dan seterusnya.

 Pendapatan nasional ekuilibrium : tingkat pendapatan


nasional, dimana tidak ada kekuatan ekonomi yang
mempunyai tendensi untuk mengubahnya, apabila dipenuhi
syarat Y0 = Y1 = Y2 = Y3 = Y4 dst. Karena C = f (Y), jika Y
ekuilibrium, maka Y juga ekuilibrium, atau C0 = C1 = C2 = C3
= C4 dst. Dengan demikian bila Y0 = Y1 = Y2 = Y3 = Y4 dan
seterusnya, maka S0 = S1 = S2 = S3 = S4 dst, sehingga dapat
disimpulkan bahwa apabila : S1 = I1 maka Y0 = Y1, kalau S2 =
I2, maka Y1 = Y2 demikian seterusnya. Jadi pendapatan
nasional akan mencapai ekuilibrium jika S = I.
b. Perekonomian 3 Sektor
Pada arus lingkaran kegiatan ekonomi tiga sektor terdapat
pelaku ekonomi ketiga yaitu pemerintah yang memiliki fungsi
utama sebagai pengatur perekonomian. Jadi pada arus lingkar
kegiatan ekonomi tiga sektor ada tiga kelompok yang
berinteraksi, yaitu konsumen, produsen, dan pemerintah.
Apabila produksi dan penyalurannya lancar maka ada
kecenderungan harga barang akan turun atau sekurang-
kurangnya stabil. Sehingga rumah tangga konsumsi akan dapat
mengatur kecenderungan konsumsinya dan semua
pendapatannya tidak akan habis dibelanjakan sehingga masih
ada bagian dari pendapatannya yang ditabung sebagai modal.
I. Peranan
Peran perusahaan atau rumah tangga produksi dalam
perekonomian, yaitu :
1. Produsen
2. Pengguna faktor produksi
3. Agen pembangunan
4. Penyedia dan penyalur barang dan jasa
Peranan produsen secara umum adalah menciptakan
atau menaikkan nilai guna suatu barang untuk
kepentingan orang lain atau masyarakat.
Peranan rumah tangga negara atau pemerintah dalam
kegiatan ekonomi antara lain :
1. Pengatur
2. Konsumen
3. Sebagai produsen
4. Pembuat dan pelaksana aturan main
5. Menjamin kompetisi
6. Menyediakan barang publik
Masyarakat ekonomi luar negeri adalah pelaku ekonomi
yang berhubungan dengan transaksi luar negeri, sektor
ini mencakup ekspor dan impor barang dan jasa serta
aliran modal yang berkaitan dengan transaksi investasi
perbankan.
Peran rumah tangga konsumsi adalah sebagai berikut :
1. Konsumen
2. Pemasok atau pemilik faktor produksi
3. Ikut memengaruhi mengenai apa yang akan diproduksi
oleh perusahaan.
Konsumen atau rumah tangga konsumsi adalah rumah
tangga yang melakukan kegiatan konsumsi untuk
memenuhi kebutuhan. Peranan konsumen secara umum
adalah bahwa melalui kegiatan konsumsinya mampu
menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat.
Jika dalam perekonomian 2 sektor : C = a + cY
3 Sektor : C = a +cYd
S = Yd – C
S = Yd – (a + cYd)
S = (1 – c) Yd – a
Persamaan fungsi konsumsi masyarakat :
C = CO + b Yd ; catatan : c = b = MPC
Yd = Disposable Income

Disposable Income = take home income :


Yd = Y + Tr – Tx
a) Persamaan beban pajak : Tx = Txo → besarnya tertentu →
sistem pajak sederhana
b) Persamaan beban pajak (Tx) = Txo + t Y = t + h Y → untuk
sistem pajak built in flexible
Persamaan Subsidi (Tr) = Tro
Sehingga,
Yd = Y – Tx + Tr = Y – (Txo + t Y) + Tr
Fungsi investasi (I) = I o
Pengeluaran pemerintah (G) = G o
Maka keseimbangan perekonomian 3 sektor adalah :
 Y=C+I+G
 Tx + S = I + G + Tr
c. Perekonomian Terbuka (Perekonomian 4 Sektor)
Definisi dari perekonomian terbuka adalah suatu sistem
ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan ekspor dan impor
yang tentunya dilakukan antara satu negara dengan negara
lainnya. Dalam pengertian lain perekonomian terbuka juga
disebut sebagai perekonomian empat sektor yang memang
mencakup empat kriteria, yaitu rumah tangga, perusahaan,
pemerintah, dan sektor luar negeri.
Berikut adalah beberapa alasan yang memicu terjadinya
perdagangan internaisional :
I. Perbedaan kondisi produk. Alasan perbedaan kondisi
suatu produk ini yang lebih cenderung mengarah pada
kualitas produk juga menjadi alasan terjadinya
perdagangan Internasional. Misalkan ada salah satu
negara yang mempunyai iklim tropis tentunya memiliki
kemampuan untuk memproduksi pisang, kopi, dengan
kualitas yang lebih maksimal yang kemudian
diperdagangkan ke luar yang ditukarkan dengan berbagai
macam barang dan jasa dari negara lain.
II. Menghemat Biaya Produksi. Hal ini juga menjadi alasan
para produsen untuk melakukan perdagangan secara
Internasional. Dan sebenarnya inti dari alasan ini adalah
untuk menekan tingginya biaya produksi dengan cara
menghasilkan produk dalam skala jumlah yang lebih
besar.
III. Perbedaan Tingkat Selera. Walaupun misalkan kondisi
sebuah produk dari berbagai daerah itu sama,
perdagangan Internasional tetap mungkin akan terjadi
apabila masing-masing penduduk di suatu negara
memiliki selera yang berbeda. Contohnya ada dua
negara yang menghasilkan daging. Yang satu adalah
produsen daging sapi, dan yang satu adalah produsen
daging ayam. Jika produsen daging sapi memiliki selera
terhadap daging ayam dan sebaliknya, tentu proses
impor dan ekspor akan terjadi.
IV. Adanya Prinsip Perbandingan Keunggulan (comparative
advantage). Maksud dari prinsip ini adalah suatu negara
cenderung akan lebih berspesialisasi untuk menciptakan
produk dan mengekspornya ke luar jika dirasa
pembuatan produk di negaranya itu memakan biaya yang
relatif lebih rendah daripada dibuat oleh negara lain.
Sebaliknya suatu negara akan lebih memilih untuk
mengimpor produk jika biaya produksi untuk
menghasilkan produk tersebut dinilai relatif tinggi (kurang
efisien) jika diproduksi di negaranya sendiri.
d. Fungsi Tabungan (Saving)
Tabungan ialah sisa dari pendapatan yang telah digunakan
untuk pengeluaran-pengeluaran kosnumsi. Atau dengan kata
lain saving ialah bagian daripada pendapatan yang tidak
dikonsumsi. Dalam lingkup makroekonomi saving dapat
didefinisikan sebagai bagian daripada pendapatan nasional per
tahun yang tidak dikonsumsi. Pendapatan dimanfaatkan untuk
konsumsi dan tabungan sehingga rumus umumnya :
Y=C+S
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = Saving/tabungan
Karena Y = C + S, maka S = Y – C, jika kita substitusikan
dengan fungsi konsumsi, maka :
S=Y–C
S = Y – (a + BY)
S = Y – a - BY
S = -a + (1 – b) Y
I. Hasrat untuk Menabung (Marginal Propensity to
Save/MPS)
Dalam fungsi saving juga mengenal Marginall Propensity
to Save (MPS), yaitu perbandingan antara bertambahnya
saving dengan bertambahnya pendapatan nasional yang
mengakibatkan bertambahnya saving termaksud.
II. Faktor yang Memengaruhi Tabungan (S), yaitu :
1) Pendapatan yang Diterima
Semakin banyak pendapatan yang diterima berarti
semakin banyak pula pendapatan yang disisihkan
untuk saving.
2) Hasrat untuk Menabung (Marginal Propensity to
Save)
Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing
individu dalam mengalokasikan pendapatannya untuk
ditabung karena pertimbangan keamanan.
3) Tingkat Suku Bunga Bank
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka
semakin banyak masyarakat yang menabung
(saving).
e. Fungsi Investasi
Fungsi investasi adalah kurva yang menunjukkan hubungan
antara tingkat investasi dengan pendapatan nasional. Dalam
hubungannya dengan pendapatan nasional, investasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Investasi Otonom (Autonomous Investment)
Investasi otonom adalah investasi yang tidak dipengaruhi
oleh adanya perubahan dalam pendapatan nasional
maupun tingkat bunga. Jadi, tinggi rendahnya pendapatan
nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan
oleh perusahaan.
2. Investasi Terpengaruh (Induced Investment)
Investasi terpengaruh adalah investasi yang didorong oleh
adanya pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional
naik investasi juga akan naik, jika pendapatan nasional
turun maka investasi juga akan menurun. Peningkatan
pendapatan nasional diikuti kenaikan investasi, karena
kenaikan pendapatan nasional akan membawa serta
kenaikan konsumsi, sehingga produksi dan investasi juga
bertambah.
Keseimbangan dalam perekonomian terjadi, apabila :
1) Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan
konsumsi ditambah dengan investasi.
2) I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan (saving).
f. Angka Pengganda
Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara
jumlah pertambahan/pengurangan dalam pendapatan nasional
dengan jumlah pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran
agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan
nasional. Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari
perubahan nilai komponen, yaitu :
1) investasi
2) Konsumsi
3) Pengeluaran Pemerintah
4) Ekspor dan Impor
Perubahan pendapatan agregat sama dengan perubahan
konsumsi ditambah perubahan investasi, karena perubahan
konsumsi tergantung pada perubahan dalam investasi, kita
dapat menghapus konsumsi dari persamaan. Perubahan dalam
pendapatan agregat sama dengan pengganda investasi kali
perubahan investasi. Multiplier investasi berkaitan dengan
kecenderungan mengonsumsi marjinal.
DAFTAR PUSTAKA

Yoshanda, Agung Andana (2020). PENDAPATAN NASIONAL Diakses


pada 27 Oktober 2022, dari
http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6990.

Pradana, Reyhan (2013). Analisis Pendapatan Nasional. Diakses pada 29


Oktober 2022, dari (DOC) Analisis Pendapatan NAsional | reyhan
pradana - Academia.edu.

Setiabudi, Devi (2010). Analisa Pendapatan Nasional. Diakses pada 29


Oktober 2022, dari ANALISA PENDAPATAN NASIONAL - PDF
Free Download (adoc.pub).

Anda mungkin juga menyukai