Anda di halaman 1dari 16

Pendapatan Nasional

Dosen Pembimbing : Sri Kasnelly, SE. MM

Ekonomi Syariah 2 C
Kelompok 6
Nurhidayah (20.23.938)
Yenny Fatimah Al zahra (20.23.962)

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) An nadwah Kuala Tungkal

Tahun Akademik 2021/2022


BAB VI
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh


rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Perhitungan tersebut
berdasarkan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya
hidup selama setahun. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh
Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional
negaranya.pada tahun 1665. Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh para
ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, alat
utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(gross National Product, GNP) yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara yang diukur menurut harga pasar. Oleh
karena itu pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang
dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu
tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.
Gross Domestic Product (GDP) mengukur pendapatan total setiap orang
dalam perekonomian. Ada dua cara untuk melihat statistik ini yaitu melalui GDP
sebagai pendapatan total dari setiap orang didalam perekonomian dan GDP
sebagai pengeluatan total atas output barang dan jasa dalam perekonomian. GDP
adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam sebuah
negara pada suatu priode.1 Menurut Dornbusch dan Fischer GDP adalah nilai dari
semua barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi dalam negeri
dalam satu periode waktu tertentu.2

1
N.G Mankiw, Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 3, Terjemahan, Jakarta: Salamba Empat, 2006.
2
Dornbusch dan Fischer, Ekonomi Mikro, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

2
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi
perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan
pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat
ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi
pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta
tingkat kemakmuran yang dicapai . Selain itu, data pendapatan nasional yang telah
dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian negara
tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku
bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk
merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di
masa mendatang .3
Nilai seluruh produksi yang tercipta dalam sesuatu negara dalam satu tahun
tertentu dinamakan pendapatan nasional. Oleh karena itu pendapatan nasional
biasanya didefinisikan sebagai: nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang
diproduksi oleh negara dalam satu tahun tertentu. Dalam penghitungan
pendapatan nasional terdapat tiga istilah yakni: Produk Nasional Bruto, Produk
Domestik Bruto, dan Pendapatan Nasional.
Dalam definisi yang baru dinyatakan bahwa pendapatan nasional adalah nilai
barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam suatu perekonomian.
Ini berarti walaupun barang-barang yang diciptakan oleh berbagai kegiatan
ekonomi adalah berbentuk benda, pendapatan nasional tidak dinyatakan secara
demikian. Pendapatan nasional dihitung dengan menetukan nilai uang dari
berbagai jenis barang dan jasa yang diproduksikan oleh sesuatu perekonomian.
Tujuan dari menghitung pendapatan nasional adalah untuk mengatasi
kesukaran yang dtimbulkan oleh perbedaan dalam satuan-satuan perhitungan dari
barang-barang dan jasa-jasa yang terdapat dalam perekonomian.
Dalam definisi yang baru dinyatakan bahwa pendapatan nasional adalah nilai
barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam suatu perekonomian.
Ini berarti walaupun barang-barang yang diciptakan oleh berbagai kegiatan

3
1. Rahardja, Pratama. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2002. hlm 55 - 57

3
ekonomi adalah berbentuk benda, pendapatan nasional tidak tidak dinyatakan
secara demikian. Pendapatan nasional dihitung dengan menentukan nilai uang dari
berbagai jenis barang dan jasa yang diproduksi oleh sesuatu perekonomian.4

B. JENIS – JENIS PENDAPATAN NASIONAL

Adapun tingkat pendapatan nasional adalah sebagai berikut:5


1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestik Product)
Produk domestik bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
diperoleh dari unit-unit produksi didalam batas wilayah suatu Negara (domestik)
selama satu periode. Dalam menghitung GDP jumlah pasar, yang harus
diperhatikan adalah jangan sampai ada perhitngan ganda atau double accounting.
Konsep GDP meliputi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara pada
suatu neara, baik di luar negeri mapun dalam negeri.

2. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)


Produk nasional bruto atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam suatu negara (nasional) selama 1
periode. Dalam menghitung besarnya GNP berdasarkan harga pasar, yang harus
diperhatikan yaitu jangan sampai ada perhitungan ganda. Dalam GNP ini, hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada didalam
negeri maupun diluar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan
asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Contoh:
GDP (Miliar rupiah) negara A sebesar 6.500.900, pendapatan penduduk negara A
yang ada di negara B sebesar 200.500, dan pendapatan penduduk asing di negara
A sebesar 325.800
Maka jumlah GNP adalah:
GNP = GDP + Pendapatan netto dari luar negeri
4
Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi (pendekatan kepada teori ekonomi mikro dan
makro). Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014. hlm 102
5
Priyono dan Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Mikro, (Surabaya: Januari 2016), hlm 28

4
= 6.500.900 + (200.500 – 325.800)
= 6.500.900 – 125.300
= 6.375.600

3. Produk Nasional Netto (Net National Product)


Produk Nasional Netto (NNP) adalah jumlah GNP yang dikurangi dengan
barang modal sebagai penggantian. Penyusutan bagi peralatan yang digunakan
untuk memproduksi barang dalam proses produksi umumnya bersifat tafsiran,
sehingga dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil. Penyusutan adalah
berkurang barang yang sudah lama karena pemakaian.
Contoh:
Penyusutan alat di perusahaan A sebesar 11.400, maka jumlah NNP adalah:
NNP = GNP – penyusutan
= 6.375.600 – 11.400
= 6.364.200

4. Pendapatan Nasional Netto (Net National Income)


Pendapatan Nasional Netto (NNI) adalah pendapatan yang dihitung dari
jumlah balas jasa yang diterima oleh rakyat sebagai pemilik faktor produksi.
Besarnya NNI bisa didapat dari NNP dikurangi dengan pajak tidak langsung dan
subsidi. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang beratnya dapat digeserkan kepada
pihak lain, contoh pajak penjualan, pajak impor, bea ekspor, dan cukai-cukai.
Sedangkan subsidi adalah bantuan dari pemerintah kepada masyarakat.
Contoh:
Pajak penjualan barang sebesar 125.000, dan subsidi sebesar 30.000, maka
jumlah NNI adalah:
NNI = NNP – Pajak tidak langsung + Subsidi
= 6.364.200 – 125.000 + 30.000
= 6.269.200

5. Pendapatan Perseorangan (Personal Income)

5
Pendapatan perseorangan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap penduduk dalam masyarakat termasuk pendapatan yang didapatkan tanpa
memberikan suatu kegiatan yang lainnya. Pendapatan perseorangan dapat
diperhitungkan dari NNI dikurangi dengan :
1. Pajak Perseroan, yaitu pajak yang dibayar oleh setiap badan usaha kepada
pemerintah.
2. Laba yang tidak dibagi, yaitu jumlah laba yang tetap ditahan di dalam
perusahaan untuk tujuan tertentu, contoh untuk keperluan memperluas
wilayah perusahaan.
3. Iuran pensiun yaitu iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan
perusahaan dengan tujuan untuk dikembalikan setelah tenaga kerja
tersebut mencapai umur tertentu dan tidak lagi bekerja.
4. Asuransi yaitu perjanjian antara dua pihak, dimana pihak satu harus wajib
membayar iuran atau yang lainnya, dan pihak yang lain harus memberikan
jaminan penuh kepada pembayar iuran tersebut.

Dalam pendapatan perseorangan termasuk juga pembayaran transfer (transfer


payment). Transfer payment adalah pembayaran-pembayaran di negara-negara
yang dibayarkan kepada orang-orang tertentu, dan pembayaran tersebut bukan
merupakan balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi tahun
sekarang, melainkan sebagai balas jasa untuk tahun-tahun sebelumnya, atau juga
bisa penerimaan yang bukan balas jasa proses produksi pada tahun tertentu, tetapi
diambil dari sebagian pendapatan Nasional tahun yang lalu, contoh pembayaran
dana untuk orang yang pensiun, tunjangan sosial untuk para pengangguran,
tunjangan untuk bekas para pejuang, dan tambahan utang pemerintah dan
sebagainya.
Contoh:
Transfer payment sebesar 30.000, pajak perseroan 25.000 , laba ditahan 41.500,
iuran pensuin 23.800, asuransi sebesar 50.000. aka jumlah PI adalah:
PI = NNI + Transfer Payment – (iuran sosial + asuransi + laba ditahan + pajak
perseroan)

6
= 6.269.200 + 30.000 – (23.800 + 50.000 + 41.500 + 25.000)
= 6.269.200 + 30.000 – 140.300
= 6.439.500

6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income)


Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah
pendapatan yang siap untuk dibelanjakan atau dimanfaatkan. Disposable income
diperoleh dari personal income setelah dikurangi dengan pajak langsung. Pajak
langsung adalah pajak yang beratnya tidak bisa dialihkan kepada pihak lain atau
langsung ditanggung jawab oleh wajib pajak. Contoh pajak dari pendapatan.
Contoh:
Pajak pendapatan sebesar 132.900, maka jumlah DI adalah:
DI = PI – pajak langsung
= 6.439.500 – 132.900
= 6.306.600. 6

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN


NASIONAL
1. Permintaan dan penawaran agregat Permintaan agregat adalah suatu daftar
keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor perekonomian
pada berbagai tingkatan harga. Permintaan penawaran agregat menunjukan
antara hubungan keseluruhan permintaan terhadap barang dan jasa sesua
dengan tingkatan harga.
2. Konsumsi dan Tabungan Konsumsi adalah pengeluaran total untuk
memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka
waktu satu tahun, sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang
tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
3. Investasi Investasi adalah semua pengeluaran yang diguakan untuk
menciptakan modal baru. Tujuan dari investasi adalah untuk mengganti

6
Muhammad Rusdi, Pendapatan Nasional dan Kesejahteraan Ekonomi,( Jakarta, Desember
2018), hlm 2-4

7
bagian modal yang sudah rusak dan menambah penyediaan modal yang
ada.7

D. CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Ada tiga cara yang dipergunakan untuk menghitung besarnya pendapatan


nasional. Ketiga cara/metode yang dimaksud secara berturut-turut adalah sebagai
berikut :8
a. Cara/Metode Produksi
Cara yang pertama dilakukan dengan jalan menjumlahkan nilai tambah
yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian. Penggunaan
cara itu dalam menghitung pendapatan nasional, disamping untuk
mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam
mewujudkan pendapatan nasional, juga sebagai salah satu cara untuk
menghindari perhitungan dua kali yaitu dengan hanya menghitung nilai
produk netto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.
Mengenai cara dalam menghitung nilai tambah.
Pendapatan nasional metode produksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y= (PXQ)1 + (PXQ)2 + .... (PXQ) n
Ket:
Y = produk nasional/ produk domestik bruto ( PNB atau GDP)
P = harga barang dari unit ke-1 hingga unit ke-n
Q = jumlah barang dari jenis ke-1

b. Cara/Metode Pengeluaran
Perhitungan Pendapatan Nasional dengan cara pengeluaran dilakukan
dengan jalan menjumlahkan nilai barang-barang jadi yang dihasilkan
dalam perekonomian. Dalam menghitung nilai pendapatan nasional

7
Dumairy, Syamsul Hadi, Muhammad. 2018. “Metode Perhitungan Pendapatan Nasional dalam
Perspefktif Ekonomi Islam”. Surakarta: Jurnal CMES volume XI nomor 2.
8
Priyono dan Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Mikro, (Surabaya: Januari 2016), hlm 31.

8
menurut cara pengeluaran adalah penting untuk membedakan dengan
sebaik baiknya diantara barang-barang jadi dan barang-barang setengah
jadi. Tindakan itu dilakukan, untuk menhindari terjadinya perhitungan
dua kali atas nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan.
 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Nilai belanja yang dilakukan
oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam
satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan
sebagai konsumsi (rumah tangga). Pengeluaran untuk membeli rumah
digolongkan sebagai investasi. Pengeluaran-pengeluaran seperti
membayar asuransi dan mengirim uang kepada orang tua (atau anak
yang sedang sekolah) tidak digolongkan sebagai konsumsi karena ia
tidak merupakan pengeluaran atas barang atau jasa yang dihasilkan
dalam perekonomian.
 Pengeluaran Pemerintah Berbeda dengan rumah tangga, yang membeli
barang untuk memenuhi kebutuhannya, pemerintah membeli barang
terutama untuk kepentingan masyarakat. Yang termasuk dalam
pengeluaran ini antara lain pengeluaran untuk menyediakan fasilitas
pendidikan dan kesehatan, pengeluaran gaji untuk pegawai pemerintah
dan juga pengeluaran untuk mengembangkan insfrastruktur untuk
kepentingan masyarakat. Pembelian pemerintah atas barang dan jasa
dapat digolongkan kepada dua golongan utama, yaitu konsumsi dan
investasi pemerintah.
 Pembentukan Modal Sektor Swasta Pembentukan modal sektor swasta
akan lebih penting dinyatakan sebagai investasi. Yang dimaksud dalam
pembentukan modal sekor swasta adalah pengeluaran untuk membeli
barang modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa
akan datang.
 Eksport Neto Yang dimaksud dengan eksport neto adalah nilai eksport
yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi
dengan nilai import dalam periode yang sama. Eksport suatu negara

9
biasanya terdiri dari barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri.
Oleh sebab itu nilainya harus dihitung ke dalam pendapatan nasional.

Komponen pembentuk pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai


berikut:
Y = C+ I + G + (X – M)
Ket:
Y= pendapatan nasional
C= pengeluaran konsumsi rumah konsumen
I= pengeluaran investasi rumah tangga produsen
G= pengeluaran pemerintah dari rumah tangga pemerintah
X= ekspor
M= impor

Contoh sederhana dari perhitungan pendapatan nasional dengan


pendekatan pengeluaran adalah sebagai berikut: Pengeluaran rumah
tangga yang terjadi di suatu negara terdiri dari konsumsi rumah tangga
sebesar Rp342.300, investasi produsen sebesar Rp250.000,
pengeluaran pemerintah sebesar Rp239.000, ekspor barang dan jasa
sebesar Rp348.300, serta impor barang dan jasa sebesar Rp158.000,
maka pendapatan nasionalnya: Rp342.300 + Rp250.000 + Rp239.000
+ (Rp348.300 – Rp158.000) = Rp342.300 + Rp250.000 + Rp239.000 +
Rp190.300 = Rp1.021.600

c. Cara/Metode Pendapatan
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan ini dapat
dilakukan dengan cara menghitung jumlah pendapatan dari seluruh warga
negara/masyarakat yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi.
Adapun golongangolongan masyarakat yang mempunyai pendapatan itu
adalah :
 Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.

10
 Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan).
 Pendapatan dari sewa.
 Bunga Neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan
dikurangi bunga atas pinjaman konsumsi dan bunga pinjaman
pemerintah
 Pendapatan dari keuntungan perusahaan. Di negara maju, dimana
administrasi perpajakannya sudah demikian maju dan tertib,
kesadaran tentang pentingnya arti perpajakan sudah demikian
tingginya, maka jumlah pendapatan masyarakat dapat diketahui
melalui pajakpendapatan. Hal yang demikian tentunya
kemungkinan kecil diterapkan di indonesia. Kesadaran wajib
pajak dinegara kita masih sangat memperihatikan, orang indonesia
lebih cenderung untuk menghidari dari kewajiban pajak, daripada
dengan sadar menjadi wajib pajak yang baik.9
Rumus:
Y=R +W+I+P
Ket:
R= rent = sewa
W=wage = upah
I= interest = bunga modal
P= profit = laba

Contoh sederhana perhitungan pendapatan nasional dengan


pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut: Suatu negara
memiliki data pendapatan yang diterima masyarakat konsumen
terdiri dari pendapatan upah sebesar Rp123.300, sewa sebesar
Rp212.500, bunga sebesar Rp232.000, dan keuntungan (profit)
sebesar Rp315.400, maka jumlah pendapatan nasionalnya adalah:
Rp123.300 + Rp212.500 + Rp232.000 + Rp315.400 = Rp883.200

9
Priyono dan Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Mikro, (Surabaya: Januari 2016), hlm 31-35.

11
E. HUBUNGAN ANTARA KOSEP-KONSEP PENDAPATAN

Berbagai jenis/konsep pendapatan pada prinsipnya terjadi suatu hubungan


yang erat satu sama lain. Guna memperoleh gambara yang jelas tentang hubungan
diantara jenis atau konsep pendapaan dapat dilihat dalam gambar 2.1 pada bagian
berikut ini:

Dalam gambar 2.1 diatas nampak jelas kedudukan dan peranan tiga sektor yang
terlibat dalam pembentukan GNP, yaitu rumah tangga konsumen (RTK). Rumah
Tangga Perusahaan (RTP) dan Rumah Tangga Pemerintahan (RTP). Penyusutan
ini adalah uang yang dicadangkan dan masuk ke Rumah Tangga Bisnis, karena
memang bisis itulah yang akan memanfaatkannya untuk mengganti alat-alat
modalnya yang telah aus dan susut. Dari NNI selanjutnya dikurangi pajak tak
langsung dan oajak tak langsung ini mengalir masuk ke Rumah Tangga
Pemerintah. Pemerintah pajak pemerintah dipergunakan untuk membiayai
berbagai kegiatan pemerintah demi kesejateraan masyarkat. Dari Nasional Income
dikurangi laba tak dibagikan dan pajak laba perusaan perseroran, laba tak
dibagikan itu mengalir masuk kembali ke rumah tangga bisnis untuk digunakan
membiayai hal-hal sebagai mana diterangkan didepan. Sedangkan pajak laba
Perusahaan Perseroan sudah jelas mengalir ke rumah tangga pemerintah. Tetapi
dalam hal ini pemerintah tidak semata-matamenerima pembayaran pajak saja
tetapi juga mengeuarkan transfor, yang terlihat dalam gambar menjadi personal
Income. Disposable Income atau pendapatan yang sia dibelanjakan, harus
dikurangi dengan pajak perseorangan yang selanjutnya mengalir ke rumah tangga

12
pemerintah.pendapatan yang siap dibelanjakan ini dimanfaatkan untuk konsumsi
guna memenuhinkebutuhan hidup, sedangkan sisanya di tabung. Tabungan ini
mengalir ke rumah tangga bisnis untuk dimanfaatkan. GNP itu pada hakikatnya
sama dengan GNI sebagai GNP, maka produk yanag terdapat di dalamnya niscaya
di beli orang. Sebagai GNI, pun pendapatan yang ada di dalamnya aka
dibelanjakan. Di dalam GNP, maka produk yang ada di dalamnya itu sendiri dari
berbagai macam, semuanya itu akan di beli oranag. Mereka yanga membeli
seluruh produk yanag menjadi GNP terdiri atas empat jenis barang, yaitu:
 Konsumen yang membei barang-barang konstribusi.
 Investor yang membeli barang-barang investasi.
 Pemerintah ( govermentexpenditure) dan
 Pihak luar negeri yang membeli barang-barang ekspotr kita. Di dalam
GNI, maka pendapatan yang ada di dalamnya itu dibelanjakan untuk bagi
macam kebutuhan.

Disini pun di dapat pembelian seperti pada GNP,yaitu:


 Konsumsi
 Investasi
 Pengeluaran pemerintah dan
 Perdagangan luar negeri.

Dengan demikian, baik, lihat sebagai GNP maupun, tetaplah didapati


adanyaempat komponen yang mencerminkan pengunanya, yakin konsumsi,
investsi, pengeluaran pemerintah dan perdagangan luar negri. GNP biasanya di
pakai sebagai alat ukur kemjuan ekonomi suatu negara. Oleh sebab itu setiap
negara akan berusaha untuk mencapai kenaikan jumlah GNP-nya. GNP
mempunyai sifat yang lebih menyeluruh di banding dengan indikator yang lain.10

Gambar kurva pendapatan nasional:

10
Priyono dan Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Mikro, (Surabaya: Januari 2016), hlm 35-37

13
3.5

2.5

2
Y-Values
1.5

0.5

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

 kurva pendapatan nasional berbentuk 45 derajat


 hal ini berarti pendapatan nasional bisa diukur dari sumbu vertikal
horizontal
 0a=0b

14
DAFTAR PUSTAKA

Algifari, Guritno Mangkoesoebroto. 1998. Teori Ekonomi Makro.


Anon. n.d. Ekonomi.
Dinar & Hasan. 2018. Pengantar Ekonomi: Teori Dan Aplikasi.
Endriyani W, S.E., M. E. 2000. “Konsep Dasar Ilmu Ekonomi Perkotaan.” 1–32.
Iii, Prodi Diploma, Fakultas Ekonomi, and D. A. N. Bisnis. 2017. “Modul
Praktikum Ekonomi Makro.” 1–57.
Mada, Universitas Gadjah. 2015. “Quo Vadis Pengajaran Ilmu Ekonomi.”
Journal of Indonesian Economy and Business 17(2):228093. doi:
10.22146/jieb.6729.
Mankiw, N. Gregory. 2006. “Pengantar Ekonomi Makro.” Terjemahan Chriswan
Sungkono. Jakarta: Salemba Empat.
Mustikawati, Rita Indah. n.d. “Modul Ajar Teori Ekonomi Makro.” 1–106.
Negara, I. Made Kusuma. 2016. “Modul Ekonomi Pariwisata.” 1–43.
Prediansya, Mochamad Afan Wahyu. 2020. “PENGARUH PERUBAHAN
HARGA PERMINTAAN TERHADAP KEBUTUHAN HANDSANITIZER
AKIBAT TERJADINYA COVID-19 Mochamad Afan Wahyu Prediansya
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Muhamadiyah Sidoarjo Email :
Muhammadafanwahyu@gmail.Com.”
Sylvia, Vera, Saragi Sitio, and Fakultas Ekonomi. 2020. “MIKRO.”
wati, nurlaela lela. 2012. “Buku-Ekonomi-Makro.” 1–100.
Agus Eko Sujianto dkk, Pendapatan Nasional, konsumsi, Investasi, Pengeluaran
Pemerintah, Ekspor Bersih, (STAIN TULUNGANGUNG Press, 1 Oktober 2012)
hlm 16.
Muhammad Rusdi, Pendapatan Nasional dan Kesejahteraan Ekonomi,
(Jakarta,Desember 2018), hlm 2-4
Priyono dan Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Mikro, (Surabaya: Januari 2016),
hlm 25-27.
Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi (pendekatan kepada teori ekonomi
mikro dan makro). Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014. hlm 102

15
Rahardja, Pratama. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2002. hlm 55-57

16

Anda mungkin juga menyukai