Disusun Oleh:
(141170246)
Prodi Manajemen
Yogyakarta
Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro
adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu
periode tertentu sebab, besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal
penting dalam sebuah perekonomian.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
ahli
nasional
pendapatan nasional
PEMBAHASAN
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayah
nya masih dalam wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Contohnya seperti
perusahaan X dari Jepang, yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa
barang dan jasa tersebut termasuk kedalam GDP. Barang yang dihasilkan
termasuk modal yang belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto atau/kotor.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dll.
Disebut juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Pendapatan nasional pada harga tetap adalah harga yang berlaku pada suatu
tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun-tahun yang lain.
DI = PI – Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain, seperti pajak pendapatan.
3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat.
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
P = harga
Q = kuantitas
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
c. Kontribusi yang dilkuakn oleh perusahaan dan para pekerja kepada dana
pensiunan
Pendapatan nasional
Dikurangi :
1. Keuntungan perusahaan
2. Pajak keuntungan perusahaan
3. Kontribusi kepada dana pensiun (kalau ada)
Ditambah :
1. Pembayaran pindahan
2. Bunga pinjaman konsumen
3. Bunga pinjaman pemerintah
= Pendapatan Pribadi
3. Pendapatan disponsible
Yd = YP – T
Yd = C + S
Yd = Pendapatan disponsible
Yp = Pendapatan rill
T = Pajak
C = konsumsi
S = tabungan
Keterangan:
ekonominya dihitung.
Keterangan:
PN = pendapatan nasional
1. Masalah perhitungan
Barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu rumah tangga ada yang
mempunyai nilai untuk dijual (untuk keperluan pasar) dan adapula yang
diproduksi bukan masuk pedapatan nasional. Diantaranya:
Karena penjualan suatu barang yang beranekaragam dari barag jadi dan
setengah jadi. Dimana ketika baang setengah jadi dijual berarti sudah masuk
perhitungan pendapatan nasional kemudian barang tersebut diolah kembali
menjadi barang jadi dan dijual kembali maka akan masuk juga pada pendapatan
nasional. Dari keterkaitan perubahan bentuk barang maka terjadinya perhitungan
2 kali pada satu barang ketika sudah mengalam beberapa proses.
Simpulan dari investasi bruto dan neto adalah depresiasi. Nilai ini dapat
dihitungg dengan mudah pada perusahaan yang memliki catatan lengkap amun
jika pada suatu negara yang datanya masih belum lengkap maka untuk
menghitung nilai depresiasi investasi sulit dilakukan.
f. Masalah kenaikan haraga dan perubahan kualitas barang
Kenaikan harga dari suatu prodak yang mengacu pada kualitas yang
diterima dipengaruhi oleh tehnologi yang digunkan untuk memproduksi barang
tersebut. jika dilakukan dengan tehnologi yang canggih maka akan didapatkan
hasil yang lebih baik dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
2. Kegunaan Data
K. Studi Kasus
"Kita enggak bisa nunggu orang nunggu tua dulu, baru punya duit terus
disekolahkan tapi orangnya sudah usia 25 tahun baru belajar baca atau
melakukan proses belajar mengajar. Jadi dari mulai bayi di perut, investasi
harus sudah dilakukan," katanya dalam cara Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di
Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Selain itu, Indonesia saat ini masih tertinggal di bidang infrastruktur. Bahkan,
jika dibanding negara-negara yang infratrukturnya minim, Indonesia masih
berada di bawahnya. Infrastruktur Indonesia dibanding negara-negara anggota
G20 pun masih di level bawah.
Hal ini terlihat dari kapitalisasi market terhadap GDP, rasio utang pemerintah
(government bond), rasio utang swasta (corporate bond), dan interbank
landing to GDP masih di bawah rata-rata. "Maknanya, sektor keuangan di
Indonesia belum cukup dalam dan berkembang. Sehingga perlu untuk
memperdalam," tuturnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, kata mantan Direktur Pelaksana Bank
Dunia ini, maka pemerintah harus mencari sumber pembiayaan dimana salah
satunya adalah utang.
"Jadi bukan kita melakukan utang karena senang, tapi tactical investment
untuk apa yang dibutuhkan republik. Investasi manusia, investasi infrastruktur
untuk mobilitas masyarakat, efisiensi dan menghilangkan biaya ekonomi yang
besar, dan memperdalam sektor keuangan," tandas Sri Mulyani.Sebagaimana
dijelaskan di atas, total utang pemerintah pusat hingga Juni 2017 tercatat
Rp3.706,52 triliun. Jumlah itu naik Rp34,19 triliun dari posisi akhir bulan Mei
2017 yang sebesar Rp3.672,33 triliun.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.Salah satu tolak ukur
yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu
negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional
ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah
dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat,
sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang
dicapai.
B. Saran
http://ilmuekonomi123.blogspot.co.id/2017/05/definisi-pendapatan-
nasional_16.html (Diakses tanggal 10 Februari 2018)
https://www.bps.go.id/publication/download.html?
nrbvfeve=MDkzYmM0ZjFmNDY2ZGYzMTM4NmZmZmMx&xzmn=aHR0cH
M6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTcvMDYvMDUvM
DkzYmM0ZjFmNDY2ZGYzMTM4NmZmZmMxL3BlbmRhcGF0YW4tbmFza
W9uYWwtaW5kb25lc2lhLTIwMTItLS0yMDE2Lmh0bWw
%3D&twoadfnoarfeauf=MjAxOC0wMi0xMCAxNTowNzoyMg%3D%3D
(Diakses tanggal 10 Februari 2018)