Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKONOMI MAKRO

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Disusun Oleh:

Emma Justica Rusadi (141170244)

Swita Herlina Saragih (141170245)

Dinar Fauzia Murrahma

(141170246)

Prodi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Naisonal “Veteran”

Yogyakarta

Tahun 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro
adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu
periode tertentu sebab, besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal
penting dalam sebuah perekonomian.

Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal


tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga
kerja, barang modal, uang, dan kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa.

Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang


produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara.

Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang


masalah-masalah struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian.

Itulah sebabnya perhitungan pendapatan nasional, yang lebih dikenal


sebagai pendapatan nasional, merupakan pokok pembahasan awal dalam teori
ekonomi makro. Tanpa memiliki pemahaman yang benar tentang konsep
pendapatan nasional, kita tidak akan melakukan diskusi/pembahasan tentang
model-model ekonomi makro. Apalagi tentang analisis kebijakannya. Istilah yang
paling sering dipakai untuk pendapatan nasional adalah produk domestic bruto
(PDB) atau gross domestic product (GDP).Mungkin yang jadi pertanyaan adalah
bagaimana cara menghitungnya dan masalah –masalah apa yang timbul dari cara
penghitungan tersebut.

2
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :

1. Sejarah pendapatan nasional


2. Pengertian pendapatan nasional menurut beberapa ahli
3. Konsep pendapatan nasional
4. Pendapatan nasional harga berlaku dan harga tetap
5. Pendapatan nasional harga pasar dan harga faktor
6. Factor yang mempengaruhi pendapatan nasional
7. Pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional
8. Pendapatan pribadi dan disposible
9. Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
10. Masalah perhitungan kegunaan data pendapatan nasional

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini , yaitu :

1. Untuk mengetahui Sejarah dari pendapatan nasional

2. Untuk mengetahui Pengertian dari pendapatan nasional menurutbeberapa

ahli

3. Untuk mengetahui Konsep-konsep apa saja yang terdapat dalam pendapatan

nasional

4. Untuk mengetahui Factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

pendapatan nasional

5. Untuk mengetahui pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional

6. Untuk mengetahui pendapata pribadi dan disposible

7. Untuk mengetahui perhitungan pertumbuhan ekonomi

8. Untuk mengetahui masalah perhitungan dan kegunaan data pendapatan


nasional
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pendapatan Nasional

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William


Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris)
pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa
pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama
setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi
modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah
satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat
utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar
pada suatu negara.

B. Pengertian Pendapatan Nasional menurut beberapa ahli


1. Menurut N. Gregory Mankiw, dalam bukunya "Pengantar Ekonomi
Makro" edisi 3

Pendapatan nasional (national income) adalah total pendapatan yang diperoleh


penduduk suatu negara dalam produksi barang dan jasa. Pendapatan nasional tidak
menghitung pajak usaha tidak langsung (seperti pajak penjualan) dan tidak
menghitung subsidi usaha.

2. Menurut Sadono Sukirno, dalam bukunya "Teori Pengantar


Makroekonomi" edisi 3
Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai
dalam suatu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun.

3. Menurut Soediyono Reksopryitno, dalam bukunya "Pengantar Ekonomi


Makro" edisi 6

Pendapatan nasional adalah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang


dihasilkan oleh perekonomian suatu negara.

C. Konsep Pendapatan Nasional

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional

1. Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk


berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun.

GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN

Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayah
nya masih dalam wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Contohnya seperti
perusahaan X dari Jepang, yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa
barang dan jasa tersebut termasuk kedalam GDP. Barang yang dihasilkan
termasuk modal yang belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto atau/kotor.

2. Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk


berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)
selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang
dihasilkan diluar negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia yang
menjual pakaian di Malaisya, hasil berupa barang dan jasanya termasuk dalam
GNP.

GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) –


Pendapatan Asing DN

3. Produk Nasional Netto (NNP)

Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang


dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat
menimbulkan kekeliruan meskipun relatif kecil.

NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)

4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan


yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi.

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dll.

5. Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang


diterima oleh setiap orang dalam masyarakat , temasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negeri, maupun
pendapatan pengusaha yang didapatkan secara berantai.

PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment

Transfer Paymentadalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan


balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun
lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan
sebagainya.

6. Pendapatan yang siap dibelanjakan

Disebut juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

Dapatlah diramalkan bahwa apabila dibandingkan data pendapatan nasional


dalam berbagai tahun tersebut, nilainya akan berbeda-beda dan menunjukan
kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertambahan nilai
tersebut, disebabkan oleh dua faktor :

1. Pertambahan fiskal barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.


2. Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya.

Pendapatan nasional pada harga tetap adalah harga yang berlaku pada suatu
tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun-tahun yang lain.

DI = PI – Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain, seperti pajak pendapatan.

D. Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap

Pendapatan nasional harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-


jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-
harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini merupakan cara untuk
menghitung pendapatan nasional dari suatu periode ke periode lainnya. Dapatlah
diramalkan dalam menghitung pendapatan nasional nilainya mengalami
kecenderungan yang semakin meningkat. Pertambahan nilai tersebut disebabkan
oleh dua faktor :
1. Pertambahanfisikalbarangdanjasa yang dihasilkandalamperekonomian
2. Kenaikanharga-harga yang berlakudarisatu period eke periodelainnya

Pertumbuhan sesuatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya


dalam barang dan jasa yang diproduksi. Untuk menghitung kenaikan itu dari tahun
ke tahun ,barang dan jasa yang dihasil kan dihitung pada haraga tetap, yaitu harga
yang berlaku pada tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang
dan jasa yang dihasilkan pada tahun - tahun lain. Nilai pendapatan nasional pada
harga tetap atau pendapatan riil.

E. Pendapatan Nasional Harga Pasar Dan Harga Faktor

Sesuatu barang dikatakan dinilai menurut harga pasar apabila perhitungan


nilai barang itu menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli. Misalya , seorang
konsumen membeli tas dan buku ditoko dengan harga Rp70.000 dan Rp40.000 .
dalam memperhitungkan nilai tas dan buku ini ke dalam pendapatan nasional,
nilai yang diperhitungkan adalah Rp70.000 untuk sumbangan produksi tas kepada
pendapatan nasional, dan Rp40.000 untuk sumbangan produksi buku kepada
pendapatan nasional.

Pendapatan nasional ingin dihitung menurut harga faktor, sumbangan tas


dan baju diatas kepada pendapatan nasional tergantung kepada jumlah pendapatan
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang
tersebut. Misalakan pendapatan faktor-faktor produksi untuk memproduksikan tas
dan buku masing-masing Rp50.000 dan Rp30.000 . dalam perhitungan
pendapatan nasional menurut harga faktor, nilai yang disumbangkan oleh tas
adalah Rp50.000 dan nilai yang disumbangkan oleh buku adalah Rp30.000 .
hubungan diantara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan secara:

Harga Pasar = Harga Faktor + Pajak Tak Langsung – Subsidi


F. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional

1. Permintaan dan penawaran agregat

Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan


permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang
akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan
penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-
barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat
harga tertentu.

Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka


perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga,
tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya
kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat
harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan
nasional) dan menambah pengangguran.

2. Konsumsi dan tabungan

Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan


jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak
dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat
erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal
dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat
dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat.

G. Pendekatan dalam Perhitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah,


sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang
diberikan kepada perusahaan.

Rumus Pendekatan pendapatan : Y = R + W + I + P

R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba

2. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang


dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa,
dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan
pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang
setengah jadi).

Rumus Pendekatan produksi : Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +…..(PXQ)n

P = harga
Q = kuantitas

3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran


untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan
menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi
negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government),
pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi
impor.

Rumus Pendekatan Pengeluaran : Y = C + I + G + (X-M)

C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor

H. Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposible

1. Pendapatan pribadi (personal income)

Merupakan pendapatan yang diterima semua rumah tangga dalam


perekonomian (atau yang diterima satu keluarga) dari penggunaan faktor- faktor
produksi yang dimilikinya dan dari pembayaran pindahan. pembayaran pindahan
merupakan sebuah proses pemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada
kelompok masyarakat dimana dalam kelompok masyarakt yang diberi tidak
dituntut untuk melakukan sebuah imbalan jasa atau melakukan usaha sebagai
balasan atas pemberian.

Contoh pembayaran pindahan adalah pemberian pemerintah yang


diberikan oleh para pensiunan yang sudah tidak lagi bekerja. Kemudian
pemberian beasiswa bagi beberapa instansi pendidikan dan pemberian bantuan
bagi penyandang cacat.atau hhjuga dapat dberikan kepada badang hukum atau
perusahaan berupa subsidi yang sering kali diberikan kepada perusahaan yang
penting bagi sistem perekonomian nasional. Ataupun langsung kepada petani
untuk memberikan subsidi pupuk. Dan subsidi ini juga dapat dimasukkan dalam
pendapatan nasional.
Namun ada juga yang tidak masuk dalam pedapatan pribadi dari pendapatan
nasional,diantaranya:

a. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan

b. Pajak yang dikenakan pemerintah ke atas keuntungan perusahaan.

c. Kontribusi yang dilkuakn oleh perusahaan dan para pekerja kepada dana
pensiunan

2. Hubungan antara Pendapatan Nasional dan Pendapatan Pribadi

diringkas sebagai berikut :

Pendapatan nasional

Dikurangi :

1. Keuntungan perusahaan
2. Pajak keuntungan perusahaan
3. Kontribusi kepada dana pensiun (kalau ada)

Ditambah :

1. Pembayaran pindahan
2. Bunga pinjaman konsumen
3. Bunga pinjaman pemerintah

= Pendapatan Pribadi

3. Pendapatan disponsible

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah


pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak
langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan. Jadi pada intinya pendapatan disponsible dapat
digunakan untuk membeli barang- barang yang ingin ia miliki anamun ada juga
yang mengalokasikannya sebagai dana konsumsi dan untuk tabungan masa depan.

Jika dirumuskan sebagai berikut:

Yd = YP – T

Yd = C + S

Yd = Pendapatan disponsible

Yp = Pendapatan rill

T = Pajak

C = konsumsi

S = tabungan

I. Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Perhitungan pendapatan nasional secara ini memungkinkan tingkat


pertumbuhan ekonomi secara langsung di hitung dari data pendapatan nasional rill
yang tersedia. Formula yang akan digunakan untuk menentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi ialah :

Keterangan:

g = tingkat pertumbuhan ekonomi


PN riil1 = pendapatan nasional untuk tahun dimana tingkat pertumbuhan

ekonominya dihitung.

PN riil 0 = pendapatan nasional pada tahun berikutnya

Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi dengan mendeflasikan


pendapatan nasional pada masa ini dilakukan dengan cara yaitu :

Keterangan:

IH a = indeks harga atau pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator )

PN = pendapatan nasional

J. Masalah Perhitungan dan Kegunaan Data

Setelah dijelaskan mengenai cara perhitungan pendapatan nasional yang


apabila dilakukan pada suatu negara yang menggunkan banyak data maka tidak
menutup kemungkinan adanya masalah- masalah yang timbul diantaranya:

1. Masalah perhitungan

a. Masalah pengumpulan data dan informasi

Kegiatan perekonomian yang ada dalam suatu negara tidak semuanya


dicatat dengan baik kemudian informasi mengenai harga sustu barang kadang juga
dilakukan taksiran. Oleh karena itu data dan informasi mengenai pertumbuhan
ekonomi belum dapat didapatkan data pasti hanya sebuah taksiran.
b. Memilih kegiatan yang nilai produksinya dihitung

Barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu rumah tangga ada yang
mempunyai nilai untuk dijual (untuk keperluan pasar) dan adapula yang
diproduksi bukan masuk pedapatan nasional. Diantaranya:

1) Hasil pertanian tradisional

2) Kegiatan menyalahi hukum

3) Kegiatan disetar rumah

4) Ganjaran bukan berupa uang

c. Masalah perhiungan dua kali

Karena penjualan suatu barang yang beranekaragam dari barag jadi dan
setengah jadi. Dimana ketika baang setengah jadi dijual berarti sudah masuk
perhitungan pendapatan nasional kemudian barang tersebut diolah kembali
menjadi barang jadi dan dijual kembali maka akan masuk juga pada pendapatan
nasional. Dari keterkaitan perubahan bentuk barang maka terjadinya perhitungan
2 kali pada satu barang ketika sudah mengalam beberapa proses.

d. Menentukan harga barang- barang

Perbedaan kawasan dari suatu daerah mengakibakan adanya perbedaaan


harga yang menonjol. Selain itu tergantung bahan yang dipasarkan juga demikian
maka akan timbul perbedaan harga akibat sifat dari produk pertanian yang selalui
fruktuatif.

e. Investasi bruto dan investasi neto

Simpulan dari investasi bruto dan neto adalah depresiasi. Nilai ini dapat
dihitungg dengan mudah pada perusahaan yang memliki catatan lengkap amun
jika pada suatu negara yang datanya masih belum lengkap maka untuk
menghitung nilai depresiasi investasi sulit dilakukan.
f. Masalah kenaikan haraga dan perubahan kualitas barang

Kenaikan harga dari suatu prodak yang mengacu pada kualitas yang
diterima dipengaruhi oleh tehnologi yang digunkan untuk memproduksi barang
tersebut. jika dilakukan dengan tehnologi yang canggih maka akan didapatkan
hasil yang lebih baik dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

2. Kegunaan Data

a. Menilai prestasi kegiatan ekonomi

Dengan mengetahui data pertumbuhan informasi maka dapat diketahui


sejauh mana suatu negara beroperasi dan menggunakan dana perekonomiannya.
Selain itu dapat pula diketahui nilai PDB potensial dengan PDB sebenarnyayanag
nantinya akan menggambarkan tentang PNB yang dapat dicapai oleh satu negara.

b. Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai

Pembandingan yang dilakukan pada data tahun sekarang dengan tahun


yang lalu dapat dijadikan acuhan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi pada
suatu negara. jika pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan meningkatkan
kesempatan kerja penuh bagi masyarakatnya.

c. Memberi informasi mengenai struktur kegiatan ekonomi

Struktur kegiatan ekonomi yang dapat diketahuimenggunakan perhitungan


jumlah pembelanjaan agregat dan dan penghitungan prouk neto dapat memberikan
gambaran presentasi nilai output dan kegiatan ekonomi yang dilakuakan oleh
suatu negara untuk menciptakan nilai barang yang dapat meningkatkan sektor
pendapatan nasional.

d. Memberi gamabaran mengenai tarif kemakmuran

Pendapatan perkapitapenduduk berbagai negara selalu digunkan sebagai


ukuran kasar untuk menentukan tingkat kemakmuran penduduknya. Jika dalam
jangka panjang perndapatan perkapita menggunkan nilai tetap maka dapat
diketahui seberapa besar tingat peningkatan taraf kemakmuran yang telah dicapai
penduduk.

e. Data asas untuk membuat ramalan dan perencanaan

Pemberian infomasi mengenai ciri kegiatan ekonomi akan dapat dijadikan


acuhan perencaan peningkatan taraf kemakmuran ekonomi dari suatu negara serta
dapat meramalkan kemungkinan yang akan terjadi sehingga dapat dilakuakan
antisipasi dari kegiatan pertumbuhan perekonomian suatu negara.

K. Studi Kasus

Sri Mulyani Jelaskan Mengapa Indonesia Harus Utang Ribuan Triliun

Lily Rusna Fajriah

Kamis 27 Juli 2017 - 18:49 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto/SINDOnews

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan alasan


mengapa pemerintah Indonesia memiliki utang hingga ribuan triliun. Total
utang pemerintah pusat hingga Juni 2017 tercatat Rp3.706,52 triliun. Jumlah
itu naik Rp34,19 triliun dari posisi akhir bulan Mei 2017 sebesar Rp3.672,33
triliun.Dia mengungkapkan, Indonesia merupakan suatu negara dengan
penduduk 257 juta jiwa yang mayoritas usia muda. Akibatnya, investasi di
sektor sumber daya manusia (SDM) merupakan suatu keharusan dan bukan
suatu yang bisa ditunda.

Apalagi, indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia masih kalah


dibanding negara lain. Saat ini, IPM Indonesia di bawah 70, sementara negara
lain sudah di atas 73. Tak hanya itu, 10,7% masyarakat Indonesia masih hidup
di bawah garis kemiskinan dan membutuhkan intervensi pemerintah untuk
memutus siklus kemiskinan tersebut.

"Kita enggak bisa nunggu orang nunggu tua dulu, baru punya duit terus
disekolahkan tapi orangnya sudah usia 25 tahun baru belajar baca atau
melakukan proses belajar mengajar. Jadi dari mulai bayi di perut, investasi
harus sudah dilakukan," katanya dalam cara Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di
Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Selain itu, Indonesia saat ini masih tertinggal di bidang infrastruktur. Bahkan,
jika dibanding negara-negara yang infratrukturnya minim, Indonesia masih
berada di bawahnya. Infrastruktur Indonesia dibanding negara-negara anggota
G20 pun masih di level bawah.

Menurutnya, infrastruktur Indonesia yang minim bermula dari krisis moneter


1997-1998. Kala itu, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) termakan
untuk menyelamatkan sektor keuangan, sehingga infrastruktur tidak pernah
menjadi prioritas.

Akibatnya, saat ini stok infrastruktur terhadap Growth Domestic Product


(GDP) Indonesia hanya 30%. "Itu menggambarkan GDP kita tumbuh terus,
tapi we never build infrastructure. Oleh karena, urgensi infrastruktur sangat
nyata jadi infrastruktur bukan karena hobi dan kemewahan, tapi karena
keharusan," imbuh dia.Selanjutnya, sambung mantan Menko bidang
Perekonomian ini, pasar keuangan di Indonesia masih sangat terbatas. Bahkan
dia menilai, perkembangan pasar keuangan di Tanah Air masih sangat cetek.

Hal ini terlihat dari kapitalisasi market terhadap GDP, rasio utang pemerintah
(government bond), rasio utang swasta (corporate bond), dan interbank
landing to GDP masih di bawah rata-rata. "Maknanya, sektor keuangan di
Indonesia belum cukup dalam dan berkembang. Sehingga perlu untuk
memperdalam," tuturnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, kata mantan Direktur Pelaksana Bank
Dunia ini, maka pemerintah harus mencari sumber pembiayaan dimana salah
satunya adalah utang.

"Jadi bukan kita melakukan utang karena senang, tapi tactical investment
untuk apa yang dibutuhkan republik. Investasi manusia, investasi infrastruktur
untuk mobilitas masyarakat, efisiensi dan menghilangkan biaya ekonomi yang
besar, dan memperdalam sektor keuangan," tandas Sri Mulyani.Sebagaimana
dijelaskan di atas, total utang pemerintah pusat hingga Juni 2017 tercatat
Rp3.706,52 triliun. Jumlah itu naik Rp34,19 triliun dari posisi akhir bulan Mei
2017 yang sebesar Rp3.672,33 triliun.
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.Salah satu tolak ukur
yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu
negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional
ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah
dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat,
sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang
dicapai.

B. Saran

Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik.


Akan tetapi bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat
mengikuti begitu saja. Untuk itu pemerintah harus lebih memaksimalkan
pemerataan dalam mendistribusikan pendapatan, agar tidak terjadi gap
(kesenjangan) di dalam tingkat kehidupan masyarakat yang berakibat munculnya
suatu ketegangan.Berharap agar pemerintah Indonesia tanggap terhadap nasional
di negara kita.
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmuekonomi123.blogspot.co.id/2017/05/definisi-pendapatan-
nasional_16.html (Diakses tanggal 10 Februari 2018)

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional (Diakses tanggal 10 Februari


2018)

https://www.bps.go.id/publication/download.html?
nrbvfeve=MDkzYmM0ZjFmNDY2ZGYzMTM4NmZmZmMx&xzmn=aHR0cH
M6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTcvMDYvMDUvM
DkzYmM0ZjFmNDY2ZGYzMTM4NmZmZmMxL3BlbmRhcGF0YW4tbmFza
W9uYWwtaW5kb25lc2lhLTIwMTItLS0yMDE2Lmh0bWw
%3D&twoadfnoarfeauf=MjAxOC0wMi0xMCAxNTowNzoyMg%3D%3D
(Diakses tanggal 10 Februari 2018)

Sukirno,Sadono. 2013. Makroekonomi: Teori Pengantar. (Edisi 3. Cetakan ke-


22) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai