Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO

“PENDAPATAN NASIONAL”

Disusun Oleh:

Herzian Fatiha

Novi Anggraini

PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI DAN MANAJEMEN (S1)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STIE PERTIWI CILILITAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
pengantar ekonomi ini. Adapun maksud dan tujuan kami disini untuk
menyajikan beberapa hal yang menjadi materi dari makalah kami.

Makalah ini membahas mengenai Pendapatan Nasional . Makalah ini


juga menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk para
pembacanya. Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini
masih banyak kekeurangan , kami mengharapkan kritik dan saran
demi menyempurnakan makalah kami agar lebih baik dan dapat
berguna semaksimal mungkin.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


telah membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 9 Maret 2019

Hormat Kami

Penyusun
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah


satunya dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara
tersebut. Pertumbuhan ekonomi ( economic growth ) dapat diukur
dari kenaikan besarnya pendapatan nasional ( produksi nasional )
pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari pendapatan
nasional ( national income ) ini merupakan gambaran dari aktivitas
ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat
pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa
yang dapat diproduksi. Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat
menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam
suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang maupun negara
– negara maju, semua mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi.

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh


seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya satu
tahun.

Arus pembayaran atas faktor produksi oleh sektor perusahaan,


pemerintah, ataupun luar negeri merupakan pendapatan bagi
parapemilik faktor produksi. Setiap orang akan memperoleh
pendapatan karena membantu proses produksi.

Untuk lebih lengkapnya, akan dijelaskan dalam makalah ini.


1. Permasalahan

Diatas telah dijelaskan kepada kita apa itu pendapatan nasional .


Dan disini kita membahas konsep teori dan pembahasan tentang
pendapatan nasional serta perbandingan Negara Indonesia dengan
negara lainnya?

Bagaimnana perhitungan pendapatan nasional dengan metode


pendapatan, produksi, dan pengeluaran ?

Bagaimana perbandingan PDB dan pendapatan Indonesia dengan


negara lain ?

Apa saja manfaat perhitungan pendapatan nasional ? dan lain


sebagainya

1. Tujuan mempelajari Pendapatan Nasional

 Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian


masyarakat dan negara

 Memperoleh taksiran yang akurat tentang nilai barang dan jasa


dalam satu tahun

 Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan


program pembangunan

 Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang


mempengaruhi perekonomian negara

Manfaat mempelajari Pendapatan Nasional

 Mengetahui struktur perekonomian negara (agraris, industri,


jasa)
 Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara, dengan cara
membandingkan pendapatan nasional dari waktu ke waktu

 Dapat membandingkan perekonomian antar daerah

 Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian


negara lain

 Dapat membantu kebijakan pemerintah di bidang ekonom


DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR

 PENDAHULUAN

 DAFTAR ISI

 ISI

ü Pengertian Pendapatan Nasional.

ü Konsep Pendapatan Nasional.

ü Perhitungan Pendapatan Nasional.

ü Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional.

ü Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional.

ü Data Pendapatan Nasional Negara Indonesia Tahun 1983-1985 dan


2005 – 2009.

ü Studi Kasus.

ü Perbandingan Pendapatan Nasional Indonesia dengan Negara


Lainnya.

ü Dampak Pendapatan Nasional Pada Luar Negeri.

 KESIMPULAN

 SARAN

 PENUTUP
PEMBAHASAN

Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional => Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan
untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah
pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional
ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi
yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi
pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor
perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno,
2008, p55). Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai
dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian
negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat
digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan
ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan
ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa
mendatang (Sukirno, 2008, p57).

Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa


yang dihasilkan dalam suatu negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian
berbeda dituliskan dengan huruf besar P dan N, dimana Pendapatan
Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor
produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa
dalam suatu tahun tertentu (Sukirno, 2008, p36). Terdapat beberapa
cara yang digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu
pendapatan nasional bruto dan pendapatan domestic bruto

Konsep Pendapatan Nasional


 Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah


produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu
tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang
yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor atau disebut juga dengan Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan
jasa final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode
(Mankiw, 2006, p6), meliputi faktor produksi milik warga negaranya
sendiri maupun milik warga negara asing yang melakukan produksi di
dalam negara tersebut.

Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan


ekonomi suatu negara

 Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi


nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di
luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing
yang beroperasi di wilayah negara tersebut atau disebut juga dengan
Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai barang dan jasa
dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi
milik warga negara tersebut, termasuk nilai produksi yang
diwujudkan oleh faktor produksi yang digunakan di luar negri, namun
tidak menghitung produksi yang dimiliki penduduk atau perusahaan
dari negara lain yang digunakan di dalam negara tersebut (Sukirno,
2008, p35).

 Produk Nasional Neto (NNP)

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi


depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula
disebut replacement). Replacement penggantian barang
modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam
proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja
kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif
kecil.

 Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan


yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima
oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud
pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

 Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah


pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat,
termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan
apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-
penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu,
contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan,
NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang
dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap
tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk
dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

 Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah


pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan
jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya
pajak pendapatan.
Penghitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

 Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh


pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima
rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi
yang diberikan kepada perusahaan.

 Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh


produk yang dihasilkan suatu negara dari
bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu
periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan
pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi(bukan bahan
mentah atau barang setengah jadi).

 Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah


seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan
menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku
kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment),
dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M).

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang


PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :

PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada
tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga
tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?

jawab :

g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang


PDBk = PDB riil tahun kemarin

Contoh soal :

PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada
tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga
tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?

jawab :

g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan
nasional

1.Cara Pengeluaran

Digunakan di negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman


dan Amerika Serikat, dimana pendapatan nasional yang dihasilkan
metode ini dapat memberi gambaran tentang sampai dimana
buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana
baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran
yang sedang dinikmati, serta memberikan informasi dan data yang
dibutuhkan dalam analisis makroekonomi (Sukirno, 2008, p37).

Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki


empat komponen penting,

* Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh


rumah tangga, termasuk barang tahan lama, barang tidak tahan
lama, jasa dan biaya pendidikan (Mankiw, 2006, p12), namun tidak
termasuk investasi, seperti pembayaran asuransi atau uang saku
untuk anak (Sukirno, 2008, p38).

* Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh


pemerintah, yang dibedakan menjadi konsumsi dan investasi
(Sukirno, 2008, p38). Yang termasuk dalam konsumsi adalah
pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negri dan pembelian
inventaris, sedangkan yang termasuk investasi adalah pembangunan
jalan raya, sekolah, dan lain sebagainya. pembayaran jaminan social
untuk fakir miskin, bantuan untuk korban bencana alam dan subsidi
lainnya tidak termasuk dalam belanja pemerintah, melainkan
termasuk dalam pembayaran transfer, karena tidak ada barang/jasa
yang diproduksi (Mankiw, 2006, p13).

* Investasi merupakan pembelian barang yang nantinya digunakan


untuk memproduksi barang/jasa lainnya (Mankiw, 2006, p12).
Investasi dapat digolongkan menjadi pengeluaran atas barang modal
dan peralatan produksi, perubahan dalam nilai inventori pada akhir
tahun, dan pengeluaran untuk mendirikan bangunan (Sukirno, 2008,
p39).

* Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri oleh


orang asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian produk luar negri
oleh warga negara tersebut (impor) dalam periode yang sama
(Mankiw, 2006, p13).

2.Cara Produk Neto

Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan


dalam suatu proses produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga
perhitungan pendapatan nasional dengan cara neto diperoleh
dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh
perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian negara
tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi tentang seberapa
besar pengaruh sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian
negara.

3.Cara Pendapatan

Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari


penjumlahan pendapatan-pendapatan yang terjadi, akibat
penggunaan faktor produksi untuk mewujudkan barang dan jasa
(Sukirno, 2008, p44). Pendapatan tersebut digolongkan menjadi
pendapatan para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari usaha
perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga neto dan keuntungan
perusahaan.

Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional, terdapat


berbagai kendala, terutama di Indonesia. Masalah tersebut antara
lain adalah

* Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan


ekonomi terdokumentasi dengan baik

* Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan.


Sebagai contoh adalah kegiatan produksi dalam rumah tangga
seperti mencuci dan memasak, menanam palawijo untuk konsumsi
pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum seperti transaksi jual beli
obat terlarang dan prostitusi, serta tunjangan yang tidak berupa
uang, tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional.

* Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama


dikonsumsi oleh orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang
dibeli oleh ibu rumah tangga dapat dianggap sebagai barang jadi,
namun jika bahan tersebut dibeli oleh bakery shop, maka dianggap
sebagai barang setengah jadi. Apabila nilai produksi tepung dan gula
dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue, maka akan terjadi
perhitungan dua kali.

* Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat


menggunakan harga yang sama, bergantung pada lokasi, musim,
harga dollar, dan lain sebagainya.

* Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan


akibat depresiasi, terutama untuk menghitung investasi yang
dilakukan oleh negara.

* Informasi kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks


harga. Penentuan indeks harga itu sendiri memiliki beberapa
masalah, seperti penentuan barang yang akan digunakan dalam
perhitungan.

Manfaat Perhitungan Pendapatan Negara atau Nasional

Bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan


untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode,
perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat
lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur
perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan
untuk menggolongkan suatu negara menjadi
negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan
pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui
bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau
agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk
negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya juga dapat
digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor
perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor
pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan
sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan
kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan
perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan
perumusan kebijakan pemerintah.

Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional

 Permintaan dan penawaran agregat

Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan


permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat
harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan
barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada
berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga
tertentu.

Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi


pendapatan nasional

Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka


perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada
tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi
secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat
cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output
nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi
tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output
nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

 Konsumsi dan tabungan

Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-


barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah
bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat
hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang
dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah
laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan
pendapatan.

 Investasi

Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen


penting dari pengeluaran agregat.
Data Pendapatan Nasional Negara Indonesia

PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA 2005-2009

Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik Bruto(PDB) atau


Gross Domestic Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir
berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah
perekonomian dalam satu periode dengan menggunakan faktor-
faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut. Dalam
konteks Negara, Indonesia juga menghitung Pendapatan Nasionalnya
dalam kurun waktu 1 tahun/periode.

Berikut data Pendapatan Nasional Negara Republik Indonesia dari


tahun 2005-2009 :
LAPANGAN USAHA/
INDUSTRIAL ORIGIN 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan
Perikanan/Agriculture,

Livestock, Foresty and 13,39% 13% 13,7% 14,5% 15,3%


1 Fishery (%)(TrilliunRp) (234,44) (240,13) (269,11) (301,94) (333,08)

Pertambangan dan
Penggalian/Mining and 10,44% 11% 11,2% 10,9% 10,5%
2 Quarrying (%)(TrilliunRp) (111,18) (203,18) (220,01) (226,97) (228,58)

Industri
Pengolahan/Manufacturing 28,06% 27,5% 27% 27,9% 26,4%
3 Industry (%)(TrilliunRp) (491,28) (507,96) (530,37) (580,97) (574,72)

Listrik, Gas dan Air


Bersih/Electricity, Gas and
Water Supply (%) 0,92% 0,9% 0,9% 0,8% 0,8%
4 (TrilliunRp) (16,11) (16,62) (17,68) (16,66) (17,42)

Konstruksi/Construction 6,35% 7,5% 7,7% 8,5% 9,9%


5 (%)(TrilliunRp) (111,18) (138,54) (151,25) (177,00) (215,52)
Perdagangan, Hotel dan
Restoran/Trade, Hotel and 15,75% 15% 15% 14% 13,4%
6 Restaurant (%)(TrilliunRp) (275,75) (277,07) (294,65) (291,52) (291,72)

Pengangkutan dan
Komunikasi/Transport and
Communication (%) 6,63% 6,9% 6,7% 6,3% 6,3%
7 (TrilliunRp) (116,08) (127,45) (131,61) (131,18) (137,15)

Keuangan, Real Estat dan


Jasa Perusahaan/Finance,
Real Estate and Business 8,36% 8,1% 7,7% 7,4% 7,2%
8 Services (%)(TrilliunRp) (146,37) (149,62) (151,25) (154,10) (156,74)

Jasa-jasa/Services (%) 10,1% 10,1% 10,1% 9,7% 10,2%


9 (TrilliunRp) (176,83) (186,56) (198,40) (201,99) (222,05)

Produk Domestik Bruto/ Gross


Domestic Product(%)(TrilliunRp) 100 100 100 100 100

PDB Tanpa Migas /GDP Without 88,93% 88,9% 89,5% 89,4% 91,7%
Oil and Gas (%)(TrilliunRp) (1557,01) (1642,10) (1758,10) (1861,59) (1996,29

Sumber : Biro Pusat Statistik

Studi Kasus Mengenai Pendapatan Nasional Indonesia

Dari data tersebut bisa kita simpulkan bahwa setiap tahunnya


Indonesia mengalami peningkatan Pendapatan Nasional. Indonesia
juga menjadi salah satu negara dengan PDB terbesar didunia.
Pendapatan terbesar berada pada bidang Industri Pengolahan yg
berkisar di atas 25% dari PDB. Pada tahun 2005 Pendapatan Nasional
Indonesia terbesar dipasok dari sektor pertambangan sebesar Rp
491,28 triliuni. Dilihat dari PDB tanpa Migas juga tidak terpaut jauh
dari PDB dengan migas, itu berarti sektor tersebut memberikan PDB
yang cukup besar. Pendapatan Nasional Indonesia terkecil berada
pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang berkisar di bawah 1% dari
PDB. Sedangkan mulai dari tahun 2006 hingga 2009 sektor Industri
yang paling besar menyumbang Pendapatan Nasional. Dapat
dikatakan bahwa Indonesia saat ini berkembang menjadi Negara
Industri walaupun Indonesia disebut sebagai negara Agraris.
Mengapa demikian ? Indonesia menpunyai peluang besar untuk
menjadi Negara Industri dengan SDM yang ada dan dengan adanya
teknologi yang berkembang cukup pesat saat ini. Dengan menjadikan
Industri sebagai tonggak utama Pembangunan dan diberdayakannya
SDM yang ada, bukan tidak mungkin Indonesia dapat menciptakan
peluang usaha guna mengurangi tingkat pengangguran dan
kemiskinan serta meningkatkan derajat hidup rakyat banyak.

Menurut VIVAnews – Pendapatan per kapita 2010 diperkirakan naik


sekitar US$3.000 atau Rp27 juta per tahun. Menurut Kepala Badan
Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, kenaikan itu disebabkan dua
faktor. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai
sekitar enam persen atau lebih, yang pada gilirannya akan
meningkatkan PDB. Dampaknya akan lebih bagus jika pertumbuhan
PDB lebih cepat dibanding laju pertumbuhan penduduk

PERBANDINGAN PENDAPATAN NASIONAL

INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

Saya mengambil contoh perbandingan dengan malaysia, dari sisi


pendapatan per kapita, GNP Malaysia US$ 13.740 dan Indonesia US$
3.830 media Malaysia menyebutkan, puluhan ribu TKI menyeberang
ke Malaysia memburu pekerjaan karena negeri ini jauh lebih makmur
ketimbang Indonesia.
Lantas bagaimana sesungguhnya kondisi ekonomi Indonesia
dibandingkan dengan Malaysia.

Untuk melihat kemakmuran kedua negara, banyak kalangan biasanya


menggunakan ukuran pendapatan kotor per kapita (GNP) sebuah
negara. Di sini bisa dibandingkan GNP antara Indonesia dengan
Malaysia.

Jika mengacu pada data World Development Indicators database


yang dirilis oleh Bank Dunia pada 1 Juli 2009, Malaysia berada di
urutan ke 79 dengan GNP per kapita sebesar US$ 13.740 per tahun.

Sedangkan, Indonesia berada di urutan ke 146 dengan GNP per


kapita sebesar US$ 3.830 per tahun. Itu setara dengan Rp 38 jutaan
per tahun.

Itu berarti GNP per kapita Malaysia 3,5 kali lipat lebih tinggi
dibandingkan dengan Indonesia. Artinya, penduduk Malaysia yang
populasinya jauh lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia
secara rata-rata lebih makmur dari Indonesia.

Populasi Malaysia pada 2008 sekitar 25 juta orang. Sedangkan


jumlah penduduk Indonesia 240 jutaan orang atau 10 kali lipat
dibandingkan penduduk Malaysia.

Namun, jika membandingkan seberapa besar volume ekonominya


secara nasional, Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Malaysia.
Artinya, dilihat dari sisi kekuatan ekonomi, Indonesia jauh lebih
berpengaruh dibandingkan Malaysia.

Menurut data World Development Indicators database 2008 yang


dirilis Bank Dunia pada 1 Juli 2009, dilihat dari sisi produk domestik
bruto (PDB), Indonesia jauh lebih kaya ketimbang Malaysia.
Indonesia berada di urutan ke-19 mengalahkan negara-negara maju
seperti Belgia, Swiss, Swedia, Norwegia, Denmark dan Arab Saudi.
Indonesia berada di bawah China, India, Australia dan Meksiko. Total
PDB Indonesia berdasarkan data Bank Dunia sebesar US$ 514 miliar
atau sekitar Rp 5000 triliunan.

Dengan PDB sebesar itu, Indonesia adalah negara dengan kekuatan


ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Karena itu, Indonesia satu-
satunya negara yang mewakili Asia Tenggara dalam forum G-20,
kumpulan 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Selain Indonesia, di sini ada pula Amerika Serikat, Inggris, Jerman,
Jepang, China, India, Rusia hingga Australia.

Sedangkan, kekuatan ekonomi Malaysia jauh berada di bawah


Indonesia. Bahkan, Malaysia juga kalah oleh Thailand, Afrika Selatan,
Israel dan Nigeria sekalipun. Malaysia berada di urutan ke 42 dengan
total PDB sebesar US$ 194 miliar atau hampir Rp 2000 triliunan.
Artinya, kue ekonomi nasional Malaysia tidak sampai separuhnya
ekonomi Indonesia.

Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata minimal 7 persen per


tahun, Indonesia diharapkan bisa mendongkrak pendapatan per
kapita masyarakat.

Tak mengherankan, lembaga keuangan dunia seperti


PricewaterhouseCoopers memperkirakan Indonesia bakal menjadi
kekuatan ekonomi baru dunia bersama Brazil, Meksiko, Turki dan
Rusia. Ekonomi Indonesia bakal jauh lebih maju dengan pendapatan
per kapita berkali lipat. .(Vivanews)
Pendapatan Nasional Singapura

Pendapatan Nasional Singapura diilustrasikan untuk periode 1998-


2008 pada tabel berikut.
Penda
patan
Nasio
nal
Bruto
(PNB) 1998 2003 2004 2005 2006 2007 2008

GNI
dengan 141, 158, 174, 191, 213, 234, 250,
Harga 872. 453. 436. 912. 246. 246. 387.
Pasar 9 6 6 4 2 2 9

Produk
Domes
tik
Bruto
Atas
Dasar 137, 162, 185, 201, 221, 251, 257,
Harga 902. 382. 364. 313. 142. 610. 418.
Pasar 4 1 5 3 8 1 5

Laba
Bersih
Dari - - - - - -
Luar 3970 3928 1092 9400 7959 1736 7030
Negeri .5 .5 7.9 .9 .7 3.9 .6

Disesuaikan pendapatan nasional bersih (dolar AS) di Singapura

Disesuaikan pendapatan nasional bersih (dolar AS) di Singapura


adalah 154.009.974.260,18 pada tahun 2009, menurut laporan Bank
Dunia, yang diterbitkan pada tahun 2010. Bersih Disesuaikan
pendapatan nasional (dolar AS) di Singapura dilaporkan di
164.978.993.915,74 pada tahun 2008, menurut Bank Dunia.
Halaman ini termasuk data grafik sejarah, berita dan forecats untuk
pendapatan nasional bersih Disesuaikan (dolar AS) di Singapura.
Singapura bersama dengan Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan
adalah salah satu dari Empat Macan Asia. Singapura memiliki
ekonomi pasar bebas sangat maju dan sukses. Ia menikmati PDB
per kapita lebih tinggi dari sebagian besar negara maju.
Perekonomian sangat tergantung pada ekspor, terutama dalam
elektronik konsumen, produk-produk teknologi informasi, farmasi,
dan sektor jasa yang tumbuh.

DAMPAK PENDAPATAN NASIONAL UNTUK LUAR NEGRI

Masalah ekonomi sepertinya telah menjadi masalah paling rumit di


Indonesia. Bisa dikatakan demikian karena masalah tersebut tak jua
mendapatkan jalan keluar.. Pemerintah terdiri dari presiden ,menteri
dan staf-stafnya seringkali dituding sebagai pihak yang paling
bersalah atas ketidak mampuan Indonesia menangani masalah
perekonomian, namun nyatanya setelah beberapa periode
pergantian “pemimpin” masalah Ekonomi tetap saja tidak dapat
diperbaiki, bahkan bisa dikatakan semakin parah.

Pendapatan nasional Indonesia menjadi tolak ukur seberapa jauh


Indonesia telah berkembang dari waktu ke waktu, dari segi perbaikan
memang jika dilihat dari pendapatan nasionalnya perekonomian
Indonesia dikatakan meningkat, namun ada hal lain yang juga tak
mampu dipungkiri yaitu Hutan Negara Indonesia yang juga dikatakan
semakin meningkat.

Kegagalan Indonesia di masa lalu dalam mengelola utang telah


menyebabkan sebagian masyarakat alergi terhadap utang luar negeri
dan menganggapnya sebagai beban yang harus dibayar mahal.
Besarnya utang luar negeri saat ini telah menimbulkan pro kontra di
kalangan masyarakat luas. Adanya utang yang sangat besar tersebut
merupakan suatu ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan
kemandirian bangsa Indonesia jika tidak dikelola dengan baik.
Dikarenakan fungsi pendapatan nasional atau pendapatan perkapita
membandingkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan tingkat
ekonomi antar Negara, pendapatan nasional Negara ini yag bisa
dikatakan belum pada traf memadai juga dapat membuat Negara kita
menjadi bahan olok-olok Negara lain, kita ambil contoh amerika,
tidak dapat dipungkiri bahwa seringkali pemerintah Indonesia
dikatakan “disetir” oleh amerika, banya diantara kebijakan yang
diambil pemerintah duduga memiliki campur tangan dari amerka, ini
terjadi karena amerika merasa Indonesia masih sangat
membutuhkan amerika dalam berbagai bidang perekonomian. Begitu
pula dengan Negara-negara lain yang kebanyakan berasal dari benua
eropa dan amerika, Indonesia dianggap lemah dan membutuhkan
banyak bantuan dari luar negeri untuk mengkatkan perekomiannya.

Tidak semua dampak yang ditimbulkan oleh adanya pendapatan


nasional tersebut adalah dampak buruk, ada dampak baik yang juga
dibawa olehnya. Data pendapatan nasional dapat yang digunakan
untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,
pertanian, atau negara jasa, mengggolongkan Indonesia sebagai
negara pertanian atau agraris membuat hasil bumi Indonesia cukup
dikenal berlimpah oleh Negara luar . Ini meberikan dampak positif
yaitu banyaknya Negara luar yang mengimport barang dari Indonesia,
mengingat pentingnya kenaikan tingkat eksport untuk mengukur
pendapatan nasiona tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi
Indonesia.

KESIMPULAN

PENDAPATAN NASIONAL (NATIONAL INCOME) => Pendapatan yang


diterima oleh suatu negara selama satu tahun yang diukur dengan
nilai uang .

KONSEP PENDAPATAN NASIONAL


1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)

Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan


jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk
juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang
asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan

2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)

PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu
tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.

Rumus

GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

3. NNP (Net National Product)

NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat
dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi)
dan barang pengganti modal.

Rumus :

NNP = GNP – Penyusutan

4. NNI (Net National Income)

NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh


masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)

Rumus :

NNI = NNP – Pajak tidak langsung


5. PI (Personal Income)

PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang


benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh
laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan
dan ditambah dengan transfer payment.

Rumus :

PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran


jaminan social + Pajak perseorangan )

6. DI (Disposible Income)

DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap


dibelanjakan oleh penerimanya.

Rumus :

DI = PI – Pajak langsung

SARAN

Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang


baik. Akan tetapi bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran
warga masyarakat mengikuti begitu saja. Untuk itu pemerintah harus
lebih memaksimalkan pemerataan dalam mendistribusikan
pendapatan, agar tidak terjadi gap (kesenjangan) di dalam tingkat
kehidupan masyarakat yang berakibat munculnya suatu ketegangan.

Berharap agar pemerintah Indonesia tanggap terhadap nasional di


negara kita.
PENUTUP

Sebagai penutup , Besar harapan kami bahwa makalah kami yang


berjudul “ PEndapatan Nasional” dapat berfungsi bagi kita .

Jika ada kesalahan dalam penyusunan,baik itu penulisan , isi, judul ,


diatas. Kami mohon maaf kepada pembaca, pelihat dan pendengar
makalah ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Semoga jerih payah kami selama penyusunan makalah ini tidaklah
sia-sia.

Demikian kami sampaikan , atas perhatian dan bantuan dari semua


pihak kami mengucapkan terima kasih .

Yogyakarta , November 2011

Hormat kami

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai