Anda di halaman 1dari 13

KOMPETENSI DASAR 1 : PENDAPATAN NASIONAL

Bahan Ajar I:

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Ada beberapa pengertian pendapatan nasional:

a. Keseluruhan jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam kurun waktu tertentu
yang biasanya satu tahun.
b. Jumlah total upah, sewa, bunga dan keuntungan yang diterima per tahun oleh warga negara.
c. Hasil dari empat faktor produksi, yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan dalam tempo satu
tahun atas usaha memproduksi barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam suatu negara.
d. Aliran pendapatan yang berasal dari faktor-faktor produksi yang ditanamkan pada kekayaan nasional (aset)
yang berupa sumber daya alam dan fisik, hasil bumi, peralatan dan teknologi.
e. Hasil produksi nasional, yang berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota masyarakat
suatu negara dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.
f. Salah satu indikator untuk dapat mengukur perkembangan tingkat pembangunan dan kesejahteraan pada
suatu negara dari waktu ke waktu.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NASIONAL

a. Permintaan dan Penawaran Agregat

Permintaan agregat adalah suatu daftar keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor
perekonomian pada berbagai tingkatan harga.
Penawaran agregat adalah keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-
perusahaan dengan tingkat harga tertentu.

b. Konsumsi dan Tabungan

Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam
jangka waktu satu tahun, sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari
pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat
dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional Jika terjadi perubahan
permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada
tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output
nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada
tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan
nasional) dan menambah pengangguran.

c. Investasi

Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang atau aset berharga lainnya ke dalam suatu
benda, lembaga, atau suatu pihak dengan harapan pemodal atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan
setelah kurun waktu tertentu. Tujuan dari investasi adalah untuk menciptakan modal baru ataupun untuk
mengganti bagian modal yang sudah rusak.

Karena harapan mendapatkan keuntungan di kemudian hari inilah investasi disebut juga sebagai penanaman
modal. Istilah investasi sendiri berasal dari kata Bahasa Italia, investire yang berarti memakai atau menggunakan.
Umumnya, dana atau aset yang ditanamkan oleh seorang investor akan dikembangkan oleh badan atau pihak
yang mengelola.
MANFAAT PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Menghitung pendapatan nasional adalah hal penting karena memiliki banyak manfaat, yaitu:

a. Mengetahui struktur perekonomian nasional

Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,
pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa
Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk
negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.

b. Membandingkan perekonomian antarnegara

Dengan adanya perhitungan pendapatan nasional, dapat diketahui kondisi perekonomian suatu negara dan
perbandingannya dengan perekonomian negara lain. Pendapatan nasional yang tinggi dapat menjadi salah satu
ukuran untuk menentukan perekonomian suatu negara lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Contoh
pendapatan nasional negara Singapura lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan nasional negara
Indonesia. Hal tersebut dapat menjadi acuan untuk menentukan perekonomian negara mana yang lebih maju.

c. Mengetahui perkembangan perekonomian dari tahun ke tahun

Pendapatan nasional dihitung setiap tahun. Data perhitungannya dapat membantu pemerintah melihat
perubahan yang terjadi di negaranya, terutama di sektor ekonomi. Sehingga dapat mengetahui perkembangan
perekonomian suatu negara dari tahun ke tahun. Jika terjadi peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa
perekonomian suaru negara juga mengalami perkembangan.

d. Menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan


nasional

Misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga
digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan
perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

e. Mengetahui Tingkat Kemakmuran Masyarakat

Kalau ingin tahu seperti apa tingkat kemakmuran masyarakat suatu negara, pemerintah suatu negara lazimnya
akan melakukan perhitungan pendapatan nasional. Mengetahui tingkat kemakmuran dapat membuat
pemerintah negara tersebut mendapat informasi-informasi lain yang mempengaruhi tingkat ekonomi tersebut,
seperti: kualitas hidup masyarakat, serta standar hidup yang berlaku di lingkungan masyarakat tersebut.

d. Membantu Pemerintah untuk Melakukan Evaluasi dan mengambil kebijakan

Setelah melakukan perhitungan pendapatan nasional, maka pemerintah suatu negara akan langsung tahu
bagaimana tingkat kemakmuran rakyatnya. Ini tentu akan membantu pemerintahan negara tersebut, terutama
saat melakukan evaluasi. Adapun evaluasi yang dilakukan biasanya menyangkut kebijakan ekonomi yang sudah
dilakukan selama ini.

Perhitungan pendapatan nasional juga membantu pemerintah melihat perubahan yang terjadi di negaranya,
terutama di sektor ekonomi. Hasil perhitungan pendapatan nasional akan menunjukan grafik perubahan
ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu. Itulah mengapa pemerintah bisa melihat perubahan ekonomi di
negaranya dengan mudah.

Lihat juga video pembelajaran di link https://youtu.be/rnBjkjCKUVI


Bahan Ajar II:

KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

Pada dasarnya, pendapatan nasional dibagi menjadi enam kategori, di antaranya:

a. Produk Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic Product/GDP)

Merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara atau domestik selama satu tahun.

Rumus PDB (GDP) = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan WNA DN

Dalam perhitungan PDB/GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan maupun
instansi asing yang terkait. Asalkan wilayahnya masih dalam wilayah suatu negara atau domestik tersebut.
Contohnya seperti perusahaan X dari Jepang yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa barang dan jasa
tersebut termasuk ke dalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, maka
bersifat bruto atau/kotor.

Contoh:
Sebuah negara memiliki data untuk pendapatan nasional sbb: (dalam rupiah)
Pendapatan masyarakat di dalam negeri 1.500 triliun
Pendapatan WNA di dalam negeri 250 triliun
Pendapatan WNI di luar negeri 100 triliun
Tentukan berapa nilai GDP? …

Pembahasan:
Karena rumus GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan WNA DN
Maka nilai pendapatan WNI di luar negeri tidak dihitung
Sehingga GDP = 1.500 + 250
= 1.750

b. Produk Nasional Bruto/PNB (Gross National Product/GNP)

Merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun.
Termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut di luar negeri. Contohnya seperti seorang pria dari
Indonesia yang menjual pakaian di Malaysia, hasilnya berupa barang dan jasanya termasuk dalam GNP.

Rumus PNB (GNP) = PDB + / - Pendapatan Faktor Netto Luar Negeri


Atau PNB (GNP) = PDB + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan WNA DN (dalam negeri)

Contoh:
Data pendapatan suatu negara (dalam miliar) sebagai berikut:
Produk Domestik Bruto (GDP) 50.000
Produksi WNA di dalam negeri 1.800
Pendapatan WNI di luar negeri 2.000
Pendapatan masyarakat di dalam negeri 8.000
Tentukan besarnya PNB ? …

Pembahasan:
Karena rumus PNB (GNP) = PDB + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan WNA DN (dalam negeri)

Maka PNB = 50.000 + (2.000 – 1.800)


= 50.000 + 200
= 50.200
Nilai Pendapatan masyarakat di dalam negeri tidak digunakan lagi karena nilai tersebut sudah masuk ke dalam
nilai GDP/PDB.
Nilai PDB akan ditambah (+) dengan Pendapatan Faktor Netto Luar Negeri, jika nilai Pendapatan WNI LN lebih
besar (≥) dari pada nilai Pendapatan WNA DN.
Nilai PDB akan dikurang (-) dengan Pendapatan Faktor Netto Luar Negeri, jika nilai Pendapatan WNI LN lebih
kecil ( ≤) dari pada nilai Pendapatan WNA DN.
c. Produk Nasional Netto/PNN (Net National Product/NNP)

Merupakan seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara selama satu tahun,
setelah dikurangi penyusutan barang modal.

Rumus PNN/NNP = PNB – Depresiasi (penyusutan barang modal)

Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi.
Umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan meskipun relatif kecil.

Contoh:
Data pendapatan negara Z (dalam miliar) sebagai berikut:
Produk Nasional Bruto 50.200
Penyusutan/depresiasi 5.000
Pajak langsung 400
Pajak tidak langsung 3.500
Tentukan besarnya Produk Nasional Neto (NNP)? …

Pembahasan :
PNN/NNP = PNB – Depresiasi
= 50.200 – 5.000
= 45.200

Untuk nilai pajak langsung dan tidak langsung abaikan saja karena tidak diperlukan dalam rumus.

d. Pendapatan Nasional Netto/PNN (Net National Income/NNI)

Merupakan pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi setelah dikurangi pajak tidak langsung.

Rumus PNN (NNI) = NNP – Pajak Tidak Langsung + subsidi (jika ada)

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak hadiah, pajak
penjualan, dan lain-lain.

Contoh:
Berikut ini data pendapatan suatu negara (dalam miliar):
Produk Nasional Bruto 40.500
Penyusutan 4.000
Pajak langsung 600
Pajak tidak langsung 2.500
Tentukan besarnya Pendapatan Nasional Neto (NNI)!

Pembahasan:
Rumus PNN (NNI) = NNP – Pajak Tidak Langsung
Tetapi nilai NNP, belum ada maka tentukan terlebih dahulu nilai NNP.

NNP = PNB – Depresiasi


= 40.500 – 4.000
= 36.500

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung


= 36.500 – 2.500
= 34.000

Jadi nilai NNI = 34.000 miliar


e. Pendapatan Perseorangan /PP (Personal Income/PI)

Adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat.
Termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negeri,
maupun pendapatan pengusaha yang didapatkan secara berantai.

Rumus PP (PI) = (NNI + Transfer Payment) – (Pajak Perseroan + Iuran Jaminan Sosial + Iuran asuransi + Laba
Ditahan)

Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi, melainkan
diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu.
Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya.

Contoh:
Diketahui pendapatan nasional suatu negara (dalam rupiah) adalah sbb:
GNP 2.000 miliar
Depresiasi 300 miliar
Pajak tidak langsung 60 miliar
Transfer Payment 50 miliar
Pajak langsung 30 miliar
Asuransi 20 miliar
Jaminan Sosial 50 miliar
Pajak Perseroan 40 miliar
Laba Ditahan 70 miliar
Tentukan berapakah nilai Pendapatan Perseorangan? …

Pembahasan:
PNN = GNP – Depresiasi
= 2.000 – 300
= 1.700

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung


= 1.700 – 60
= 1.760

PP = NNI + Transfer Paymen – (Pajak Perseroan + Iuran Jaminan Sosial + Iuran asuransi + Laba Ditahan)
= (1.760 + 50) – (40 + 50 + 20 + 70)
= 1.810 – 180
= 1.630

f. Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (Disposable Income/DI)

Yaitu pendapatan yang diterima masyarakat dan siap untuk dimanfaatkan penerimanya guna membeli barang
dan jasa konsumsi, setelah dikurangi pajak langsung dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi.

Rumus DI = PI – Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti pajak pendapatan.

Contoh:
Diketahui pendapatan nasional negara M tahun 2020 (dalam rupiah) adalah sbb:
GNP 1.000 miliar
Depresiasi 100 miliar
Pajak tidak langsung 50 miliar
Transfer Payment 30 miliar
Pajak langsung 40 miliar
Asuransi 10 miliar
Pajak Perseroan 30 miliar
Laba Ditahan 60 miliar
Tentukan berapakah nilai Disposable Income…
Pembahasan:
Karena GNP sudah diketahui nilainya maka langsung menentukan konsep ke 3 yaitu PNN (NNP).
PNN = GNP – Depresiasi
= 1.000 – 100
= 900

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung


= 900 – 50
= 850

PP = NNI + Transfer Paymen – (Pajak Perseroan + Iuran Jaminan Sosial + Iuran asuransi + Laba Ditahan)
= 850 + 30 – (30 + 0 + 10 + 30)
= 880 – 70
= 810

DI = PP – Pajak Langsung
= 810 – 40
= 770
Jadi Disposable Income sebesar 770 miliar.

Lihat juga Video pembelajaran di https://youtu.be/1P4ZG-o5C58


Bahan Ajar III:

METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Cara paling sederhana untuk memperhitungkan pendapatan nasional adalah dengan mempertimbangkan apa
yang terjadi ketika satu produk diproduksi dan dijual. Biasanya, barang diproduksi dalam sejumlah ‘tahap’, di
mana bahan baku dikonversi oleh perusahaan pada satu tahap, kemudian dijual ke perusahaan pada tahap
berikutnya

Nilai ditambahkan pada masing-masing, menengah, tahap, dan pada tahap akhir produk diberikan harga jual
eceran. Harga eceran mencerminkan nilai tambah dalam hal semua sumber daya yang digunakan dalam semua
tahap produksi sebelumnya.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional.


Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan produksi

Adalah cara menghitung pendapatan nasional dengan menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu.
Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau
barang setengah jadi).

Di Indonesia sektor produktif terdiri atas sembilan lapangan usaha. Sektor tersebut adalah:
Pertanian (agriculture); Pertambangan dan penggalian (minning and quarrying); Industri pengolahan
(manufacturing industries); Listrik, gas, dan air bersih (electric, gas, and water supply); Bangunan (construction);
Perdagangan, restoran, dan hotel (trade, restaurant, and hotel); Pengangkutan dan komunikasi (transportation
and communication); Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan (finnace, rent of building and
bussines service) dan jasa-jasa.

Rumus Nilai Tambah (NT) = Nilai Output (NO) – Nilai Input Antara (NI)

Rumus lain yang dapat digunakan adalah:


Rumus Y / PN = ∑ P1 Q1 + P2 Q2…. Pn Qn atau ∑ Pn Qn

Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
P = Harga Jual suatu produk
Q = Hasil produksi

Contoh soal menghitung nilai tambah:


Perhatikan tabel berikut:
No. Sektor Produksi Nilai Output Nilai Input Nilai tambah
1 Perkebunan 1.500 1.000 500
2 Perdagangan 4.000 1.500 2.500
3 Industri baja 3.000 1.200 1.800
4 Pabrik kecap 2.500 1.200 1.300
5 Kerajinan 1.500 750 750
Jumlah 12.500 5.650 6.850

Tentukan berapa Pendapatan Nasional (nilai tambah) dengan pendekatan produksi ?

Pembahasan:

Rumus Nilai Tambah (NT) = NO – NI


NT = 12.500 – 5.650
NT = 6.850

Jadi besarnya pendapatan nasional jika dihitung nilai tambah nya adalah Rp. 6.850 miliar.
2. Pendekatan Pendapatan

Adalah cara menghitung pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga,
dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai
imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.

Rumus Y = W + I + R + P

Keterangan:
W = wages/salary (upah)
I = interest (bunga modal)
R = rent (sewa)
P = profit (laba)

Contoh soal:
Diketahui: ( dalam miliar rupiah)
Bunga 550
Konsumsi masyarakat 800
Sewa 900
Laba usaha 1.000
Gaji/upah 1.400
Tentukan besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan ?

Pembahasan:

Rumus Y = W + I + R + P
Y = 1.400 + 550 + 900 + 1.000
Y = 3. 850

Karena nilai Konsumsi tidak termasuk dalam rumus pendekatan pendapatan, maka tidak perlu ikut dihitung.
Jadi besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan adalah Rp. 3.850 miliar.

3. Pendekatan Pengeluaran

Yaitu dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi
dalam suatu negara selama satu periode tertentu.

Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat
pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), p engeluaran
investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor.

Rumus Y= C + I + G + (X - M)

Contoh soal:
Berikut ini data perekonomian makro suatu negara (dalam miliar rupiah):
Pendapatan bunga 300
Impor 450
Ekspor 540
Konsumsi masyarakat 600
Investasi 750
Laba usaha 1.050
Pengeluaran pemerintah 1.200
Tentukan besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran ?

Pembahasan:

Rumus Y = C + I + G + (X - M)
Y = 600 + 750 + 1.200 + (540 – 450)
Y = 2.550 + 90
Y = 2.640

Karena nilai Laba usaha tidak termasuk dalam rumus pendekatan pengeluaran, maka tidak perlu ikut dihitung.
Jadi besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah Rp. 2.640 miliar.
Hasil perhitungan dengan menggunakan metode pengeluaran dinamakan sebagai produk nasional bruto (GNP)
Pada dasarnya metode pengeluaran memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adanya faktor pengeluaran
ganda yang tidak dinilai.

Misalnya, tidak semua pengeluaran konsumsi adalah rumah tangga. Bisa juga pengeluaran tersebut tidak untuk
menghabiskan kegunaan nilai, tetapi bertujuan untuk investasi.

Namun, perhitungan pendapatan nasional dengan metode pengeluaran relatif lebih mudah terutama dalam
pendapatan dan pencacahan. Hal ini karena biasanya setiap orang akan dengan mudah memberikan informasi
seputar pengeluarannya dibandingkan pendapatannya.

Lihat juga video di link https://youtu.be/cMrLwZR00sM


Bahan Ajar IV:

PENDAPATAN PER KAPITA

Pernahkah kamu memperkirakan berapa pendapatan rata-rata penduduk Indonesia yang berjumlah 262 juta jiwa
ini? Pada tahun 2017 berdasarkan data dari International Monetary Fund diperkirakan pendapatan per kapita
Indonesia sebesar US$13.120 dan menempati posisi ke 5 se-Asia Tenggara lho. Hebat ya! Yang lebih hebat lagi,
ternyata kamu juga bisa lho menghitung sendiri pendapatan per kapita suatu negara. Penasaran? Keep scrolling!

Pengertian Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah tingkat rata-rata pendapatan penduduk suatu negara pada periode tertentu
yang diperoleh dengan membagi jumlah pendapatan nasional (biasanya dalam PDB) dengan jumlah penduduk
di negara tersebut.

Rumus Pendapatan Per Kapita

Contoh Soal:
Jika diketahui PDB negara X sebesar US$ 20.700 miliar sedangkan jumlah penduduknya 2.728 juta
Tentukan pendapatan perkapita negara X!

Pembahasan:
20.700.000.000.000 20.700.000
Pendapatan Per Kapita = ────────────── = ──────── = 7.587,98
2.728.000.000 2.728

Jadi pendapatan perkapita negara X sebesar US$ 7.587,98 juta.

Nah, dengan rumus tersebut kamu bisa mencari sendiri pendapatan per kapita suatu negara ya! Hebat!

Manfaat Pendapatan Perkapita

Selain dengan melihat pendapatan nasional tingkat kesejahteraan suatu negara dapat dilihat
melalui pendapatan per kapita juga lho. Pendapatan per kapita juga sering digunakan untuk membedakan
tingkat kemajuan ekonomi antarnegara. Semakin tinggi angka pendapatan per kapita, kemakmuran rakyat
dianggap makin tinggi.

Manfaat dari perhitungan pendapatan per kapita adalah:


1. Digunakan untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun.
2. Menjadi data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain.
3. Menjadi perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lain.
4. Menjadi data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi.

Perbandingan Pendapatan Per Kapita

Setiap negara di dunia secara terus-menerus meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Indonesia sebagai
salah satu negara berkembang ingin juga meningkatkan kesejahteraan hidup rakyatnya. Karena Indonesia
merupakan negara agraris, pembangunan di Indonesia lebih dititikberatkan pada sektor pertanian. Berbagai
usaha ini telah banyak membuahkan hasil dan terbukti dari peningkatan pendapatan per kapita Indonesia.
Jika dibandingkan dengan negara ASEAN, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki pendapatan per
kapita menengah. Untuk negara lain, pendapatan per kapita Indonesia di atas Kamboja, Bangladesh, India dan
Pakistan tapi masih dibawah Tiongkok.

Menurut Bank Dunia, negara-negara di dunia ini dibagi atas empat kelompok, yaitu sbb:
1. Kelompok negara berpendapatan rendah ( low income economies). Negara yang termasuk kelompok ini
adalah yang berpendapatan perkapita ≤ $ 1.045.
2. Kelompok negara berpendapatan menengah bawah ( lower middle income economies). Negara yang
termasuk kelompok ini adalah yang berpendapatan perkapita antara $ 1.046 - $ 4.125.
3. Kelompok negara berpendapatan menengah tinggi ( upper middle income economies). Negara yang
termasuk kelompok ini adalah yang berpendapatan perkapita antara $ 4.126 - $ 12.736.
4. Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies). Negara yang termasuk kelompok ini
adalah yang berpendapatan perkapita ≥ $ 12.736.

DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL

Pengertian Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan memiliki pengertian penyebaran pendapatan pada suatu wilayah geografis. Distribusi ini
juga bisa memiliki makna penyaluran pendapatan melalui penyelesaian pekerjaan dalam pengadaan barang, jasa
dan bidang niaga. Adapun yang mengartikannya sebagai suatu proses pembagian pada faktor produksi yang
mengikuti pendapatan.

Distribusi pendapatan dikatakan adil bila merata ke seluruh lapisan masyarakat yang benar-benar membutuhkan
dan sesuai target.

Hal ini dapat dikatakan efektif bila merata sehingga tidak terjadi ketimpangan. Apabila si miskin tidak
mendapatkan fasilitas yang sama dengan lainnya maka pemerintah bisa memberikan bantuan baik tunai, skill
dan kesempatan kerja maupun program pemerintah lainnya.

Tujuan Distribusi Pendapatan

Tujuan dari ini bukan hanya persoalan memperkecil kesenjangan sosial saja. Konsep distribusi pendapatan
nyatanya memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik. Masyarakat bisa membangun kesejahteraan
umum.
2. Memberikan hak dan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap orang dapat menikmati fasilitas yang sama
dan setara.
3. Menghindarkan dari resiko kriminalitas khususnya perampokan, penipuan maupun pencucian uang. Setiap
orang mampu memenuhi kebutuhannya sehingga tindak kejahatan bisa dihindari.
4. Menumbuhkan rasa solidaritas dan sosial yang tinggi antar lapisan masyarakat. Sebagai contoh berupa
penyaluran zakat kepada yang membutuhkan.

Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Menurut Bank Dunia (Wold Bank), indikator ketimpangan distribusi pendapatan dapat menggunakan ukuran
berikut:
Tingkat
Distribusi pendapatan
Ketimpangan
Kelompok 40% termiskin pengeluarannya Tinggi
Kurang dari 12% dari keseluruhan pengeluaran
Kelompok 40% termiskin pengeluarannya Sedang
Kurang dari 12 - 17% dari keseluruhan pengeluaran
Kelompok 40% termiskin pengeluarannya Rendah
Lebih dari 12% dari keseluruhan pengeluaran
Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Pendapatan

Dalam distribusi ini ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Pemerataan pembangunan di setiap wilayah juga berdampak pada distribusi ini. Infrastruktur nyatanya
menjadi bagian dari transportasi, teknologi industri dan sistem pendidikan suatu wilayah.
2. Pertumbuhan penduduk juga ikut berpengaruh karena semakin tinggi pertumbuhan penduduk yang tidak
diselingi dengan kenaikan pendapatan nasional akan membuat pendapatan per kapita lebih kecil.
3. Nilai tukar mata uang mempengaruhi distribusi ini khususnya atas penyelesaian pekerjaan. Industri kecil yang
membantu perekonomian negara kesulitan dalam melakukan produksi karena pengadaan barang impor
diikuti dengan nilai tukar mata uang asing yang tinggi pula.
4. Investasi juga bagian dari pendapatan. Investasi yang terlalu banyak pada proyek padat modal akan
menghambat pendistribusian pendapatan kepada pekerja. Pengangguranpun bertambah dan kesenjangan
ekonomi juga ikut meningkat.
5. Kebijakan pemerintah seperti sistem ekonomi pancasila mempengaruhi pendistribusian pendapatan.
Misalnya saja kebijakan subsidi pajak untuk jenis usaha UMKM untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Peran lembaga keuangan juga penting dalam menyalurkan dana untuk kebutuhan konsumsi maupun bisnis.

Pengukuran Ketimpangan Distribusi Pendapatan Nasional

Eits, ada satu lagi nih agar suatu negara bisa dianggap sejahtera adalah dengan melihat bagaimana negara
tersebut mendistribusikan pendapatan nasionalnya. Apakah pendapatan nasional didistribusikan secara
merata ataukah malah timpang? Nah untuk tahu hal tersebut terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yaitu

1. Distribusi Pendapatan Perorangan (Person Distribution of Income) atau Distribusi Ukuran Pendapatan (Size
Distribution of Income)
Distribusi ini adalah ukuran yang paling umum digunakan para ahli ekonomi. Cara ini hanya menghitung
jumlah pendapatan perorangan atau rumah tangga dan tidak mempersoalkan waktu kerja, cara
memperolehnya, lokasi dan jenis pekerjaan. Cara yang dilakukan adalah dengan membagi penduduk sesuai
tingkat pendapatan secara berurutan dalam lima kelompok (kuintil atau quintilies-seperlima) atau sepuluh
kelompok (desil atau deciles-sepersepuluh) dan kemudian menentukan bagian dari pendapatan nasional
total yang diterima setiap kelompok sependapatan itu.

2. Distribusi Pendapatan dengan Kurva Lorenz dan Koefisien Gini


Salah satu cara yang lazim digunakan untuk menganalisis statistik pendapatan individu adalah membuat
Kurva Lorenz (Lorenz Curve).

Apabila garis Lorenz semakin jauh melengkung dari garis diagonal (garis pemerataan sempurna) maka
semakin besar tingkat ketimpangan yang terjadi.
Kasus ekstrim ketimpangan sempurna adalah hanya satu orang yang menerima semua pendapatan nasional
dan semua penduduk lain tidak menerima pendapatan apa pun, ditunjukkan oleh Kurva Lorenz yang berimpit
dengan bagian bawah sumbu horizontal dan bagian kanan sumbu vertikal.
Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang disebut Kurva Lorenz. Untuk mengetahui
ketimpangan distribusi pendapatan.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa, distribusi pendapatan semakin merata jika nilai Koefisien Gini
mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika nilai Koefisien
Gini makin mendekati satu. Nah, langkah selanjutnya setelah koefisien ditemukan kamu dapat mengolongkan
ketimpangan pendistribusian pendapatan dengan tabel dibawah ini ya.

Kebijakan dalam Distribusi Pendapatan

Kebijakan yang dilakukan pemerintah, agar distribusi pendapatan dapat semakin merata, antara lain adalah:

1. Pembayaran langsung serta penyediaan barang dan jasa.


2. Meningkatkan aset kaum miskin,
Contohnya adalah reformasi pertanahan (land reform) atau reformasi agraria. Tujuan utamanya adalah
mengubah para penggarap dan penyewa lahan menjadi pemilik lahan kecil yang kemudian akan terdorong
untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki tingkat pendapatan mereka.
Cara lain adalah dengan pinjaman lunak, pemberian subsidi pupuk dan memperluas fasilitas pendidikan bagi
orang miskin.
3. Penerapan pajak penghasilan progresif
4. Instrumen yang berpengaruh langsung dalam membantu orang miskin adalah penerapan pajak penghasilan
progresif atau penerapan tarif pajak yang semakin tinggi seiring dengan meningkatnya penghasilan
masyarakat. Hasil dari pajak dapat digunakan dalam program-program yang dirancang sesuai keadaan.

Lihat juga
https://youtu.be/jhxTXk96JqA
https://youtu.be/vKX67GCYQX8

SELAMAT BELAJAR

“Man Jadda Wajada”


“Siapa Bersungguh-sungguh Ia Akan Berhasil”

Anda mungkin juga menyukai