Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH EKONOMI MAKRO Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi Dosen Pengajar : Ahmad Nizar

Yogatama, S.E, M.M. Disusun oleh : Nama : Viken Anggiani NIM : 19101074 JURUSAN MANAJEMEN
INSTITUT TEKNOLOGI & BISNIS ASIA MALANG 2020 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk
mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat dari angka
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi (economic growth) dapat diukur dari
kenaikan besarnya pendapatan nasional (produksi nasional) pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai
dari pendapatan nasional (national income) ini merupakan gambaran dari aktivitas ekonomi secara
nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya
barang dan jasa yang dapat diproduksi. Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan
tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang
maupun negara-negara maju, semua mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pendapatan Nasional (national income) merupakan tolak ukur yang paling baik untuk menunjukkan
keberhasilan dan kegagalan perekonomian suatu negara, dari tingkat kesempatan kerja, tingkat harga
barang, dan posisi neraca pembayaran luar negeri, serta pendapatan per kapitanya. Jika faktor-faktor
yang memengaruhi tersebut menunjukkan posisi yang sangat menguntungkan atau positif, maka tingkat
keberhasilan atau tingkat kemajuan ekonomi suatu negara akan mudah tercapai, dan begitu pula
sebaliknya. Dalam perhitungan ekonomi Islam terdapat prinsip yang harus dipegang teguh dalam
perhitungan pendapatan nasional agar tujuan negara dapat terlaksanakan dengan baik dan masyarakat
mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam bernegara. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di
maksut sebagai Ekonomi Macro 2. Apa Pengertian Pendapatan Nasional 3. Apa itu Inflasi 4. Apa yang di
maksut dengan Kebijakan Moneter 5. Apa itu Kebijakan fiskal C. Tujuan 1. Untuk mengetahui yang di
maksut Ekonomi Macro 2. Untuk mengetahui pengertian Pendapatan Nasional 3. Untuk mengetahui apa
itu Inflasi 4. Untuk mengetahui apa itu Kebijakan Moneter 5. Untuk mengetahui apa itu Kebijakan fiskal
1. Pengertian Ekonomi Makro Ekonomi Makro adalah studi ilmu ekonomi yang membahas
perekonomian yang lebih kompleks dan luas secara menyeluruh, dimana perubahan ekonomi yang
terjadi dapat mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan, pasar, bahkan hingga ke perekonomian
suatu negara. Kata makro sendiri merujuk pada sesuatu yang banyak atau besar. Berkaitan dengan
definisi tersebut, ekonomi makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas mengenai jalannya
roda perekonomian secara umum. Dalam buku berjudul Pengantar Teori Makroekonomi, Sadono
Sukirno menyebutkan bahwa ekonomi makro tidak lagi berfokus pada permasalahan ekonomi dalam
sebuah rumah tangga atau perusahaan. Lebih luas daripada itu, ekonomi makro erat kaitannya dengan
analisis pada perekonomian sebuah negara. Apa saja yang termasuk dalam ekonomi makro? Berikut
adalah beberapa contoh ruang lingkup yang dikaji dalam teori ekonomi makro: 1. Tingkat pengangguran
suatu negara, terutama mereka yang berada pada usia produktif 2. Kesempatan kerja yang diberikan
oleh pemerintah 3. Pertumbuhan ekonomi negara tiap kuartal tahun 4. Kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah 5. Pendapatan nasional 6. Inflasi 7. Deflasi 8. Kerja sama antarsuatu negara
dengan negara lain, terutama di bidang ekonomi 9. Organisasi ekonomi internasional 10. Ekspor dan
impor 11. Investasi pemerintah suatu negara 12. Neraca pembayaran negara 13. Pendapatan per kapita
ditinjau dari PDB dan investasi. Saat mempelajari tentang teori ekonomi makro, kamu akan
menyinggung hal-hal di atas. Analisis yang akan kamu gunakan tentu akan lebih kompleks ketimbang
analisis yang terdapat dalam ilmu ekonomi mikro. a. Pengeluaran dan Pemasukan Pemasukan sebuah
negara terdiri atas pendapatan dari hasil investasi dan PDB alias Produk Domestik Bruto. Investasi bisa
didapat dari para pebisnis yang mau menanamkan modalnya di dalam negeri. PDB adalah jumlah nilai
semua barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu negara selama satu tahun, di luar pendapatan
bersih dari hasil investasi. Ada beberapa hal yang memengaruhi tinggi rendahnya PDB dari suatu negara.
Hal-hal tersebut antara lain kemajuan teknologi, sumber daya manusia, sumber daya alam, dan juga
modal dari negara yang bersangkutan. Sementara itu, pengeluaran suatu negara berkaitan dengan
aspek-aspek seperti pembangunan infrastruktur, subsidi kepada masyarakat, dan juga pekerjaan umum.
b. Tingkat pengangguran Semakin tinggi tingkat pengangguran suatu negara, pertumbuhan ekonomi
dalam suatu negara juga semakin rendah. Pasalnya, para pengangguran memiliki daya beli rendah dan
kesulitan memenuhi kebutuhannya sendiri. Pemerintah dapat menanggulangi masalah pengangguran
dengan membuka lapangan kerja dan juga memberikan banyak pelatihan kepada masyarakat di usia
produktif yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Namun, tingkat pengangguran juga bisa ditekan
dengan membuka sendiri lapangan pekerjaan yang menghasilkan uang. Para freelancer atau tenaga
lepas juga bisa sedikit menekan angka pengangguran dan tetap buat ekonomi negara tetap stabil. 2.
Pendapatan Nasional Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh
anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dengan kurun waktu
tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Pendapatan nasional dapat juga diartikan sebagai hasil
produksi nasional, yang berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota masyarakat
suatu negara dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun. Pendapatan nasional adalah salah satu
indikator untuk dapat mengukur perkembangan tingkat pembangunan dan kesejahteraan pada suatu
negara dari waktu ke waktu. Dengan metode penghitungan pendapatan nasional, dapat diketahui arah,
tujuan, dan struktur perekonomian negara. menghitung pendapatan nasional adalah hal penting karena
memiliki banyak manfaat, yaitu: 1. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara. 2. Mengevaluasi
kinerja perekonomian dalam skala tertentu. 3. Mengukur perubahan perekonomian dari waktu ke waktu
4. Membandingkan kinerja ekonomi antar sektor. 5. Sebagai indikator kualitas hidup suatu negara. 6.
Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar negara. 7. Sebagai indikator perbandingan
kualitas standar hidup satu negara dengan negara lain. 8. Sebagai ukuran dan perbandingan
pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu. 9. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan
ekonomi dan kekayaan antar negara. Konsep pendapatan nasional pendapatan nasional dibagi menjadi
enam kategori, di antaranya: a. Produk Domestik Bruto (GDP) Produk domestik bruto (Gross Domestic
Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun. GDP = Pendapatan Masyarakat DN
(dalam negeri) + Pendapatan Asing DN Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayahnya masih dalam wilayah
suatu negara atau domestik tersebut. Contohnya seperti perusahaan X dari Jepang yang mempunyai
cabang di Indonesia, hasil berupa barang dan jasa tersebut termasuk ke dalam GDP. Barang yang
dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, maka bersifat bruto atau/kotor. b. Produk
Nasional Bruto (GNP) Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk
yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang dihasilkan dil uar negeri. Contohnya seperti seseorang
pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaysia, hasil berupa barang dan jasanya termasuk dalam
GNP. GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing DN c. Produk
Nasional Netto (NNP) NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal) Penyusutan adalah
penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi. Umumnya
bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan meskipun relatif kecil. d. Pendapatan Nasional
Netto (NNI) Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. NNI = NNP –
Pajak Tidak Langsung Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak
lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dan lain-lain. e. Pendapatan Perseorangan (PI) Pendapatan
perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat , temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji
seorang pegawai negeri, maupun pendapatan pengusaha yang didapatkan secara berantai. PI = NNI –
Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment Transfer Payment adalah penerimaan-
penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan
nasional tahun lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya. f.
Pendapatan yang siap dibelanjakan Disebut juga dengan disposible income yaitu pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang
disalurkan menjadi investasi. DI = PI – Pajak Langsung Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti pajak pendapatan. 3. Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu
kondisi dimana terjadi peningkatan harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.
Dengan demikian, ketika hanya ada satu atau dua barang saja yang mengalami peningkatan harga
(misalnya harga cabai yang naik luar biasa), hal ini tidak dapat disebut sebagai inflasi, kecuali jika
kenaikan ini berdampak meluas pada kenaikan harga barangbarang lain. Inflasi berkebalikan dengan
deflasi. Jika inflasi diartikan sebagai kondisi dimana terjadi peningkatan harga, maka deflasi dapat
diartikan sebagai kondisi dimana terjadi penurunan harga secara umum, seperti yang sempat terjadi di
Jepang beberapa tahun belakangan ini. Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya Inflasi rendah,
yaitu jenis inflasi yang jumlahnya kurang dari 10% per tahun. Tahun ini, Bank Indonesia menargetkan
pencapaian inflasi Indonesia berada pada kisaran 4% (+/- 1%) sehingga dapat dikategorikan sebagai
inflasi rendah. Inflasi menengah, yaitu jenis yang besarnya berkisar antara 10-30% per tahunnya Inflasi
berat, yaitu jenis yang besarnya berkisar 30-100% per tahunnya Hyperinflation, adalah kondisi dimana
besarnya inflasi per tahun berada di atas angka 100%. Indonesia pernah mengalami hal ini pada masa
Orde Lama, dimana besarnya inflasi per tahun bisa mencapai kisaran 600% per tahun. Jenis inflasi
berdasarkan sumbernya: Inflasi dalam negeri, misalnya terjadi karena peningkatan permintaan
masyarakat yang lebih cepat dibandingkan kemampuan pasar untu memenuhinya Inflasi luar negeri,
misalnya timbul karena inflasi yang terjadi pada negara lain yang menyebabkan harga barang-barang
impor meningkat, dan ketika barang impor tersebut digunakan sebagai bahan baku industri, maka inflasi
akan mempengaruhi harga akhir barang-barang tersebut nantinya. Jenis inflasi berdasarkan faktor
penyebabnya: a. Demand pull inflation Demand pull inflation terjadi ketika permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa relatif lebih tinggi dibandingkan kemampuan pasar untuk menyediakan
kebutuhan tersebut pada waktu itu. Sebagai contoh, menjelang hari raya, biasanya harga barang-barang
kebutuhan pokok, makanan ringan dan pakaian mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan kebutuhan
masyarakat yang relatif meningkat dibandingkan biasanya. b. Cost push inflation Cost push inflation
terjadi ketika adanya kenaikan harga pada barang-barang mentah yang diperlukan untuk memproduksi
barang dan jasa, sehingga harga barang dan jasa mengalami penyesuaian dengan adanya kenaikan
harga. Cost push inflation dapat disebabkan oleh adanya depresiasi nilai tukar, inflasi di negara
pengekspor barang mentah, dan dapat pula terjadi karena adanya bencana alam dan terganggunya
sistem distribusi. c. Dampak inflasi Kestabilan harga dapat terjadi jika suatu perekonomian dapat
mengendalikan inflasinya. Kestabilan harga sangat diperlukan agar perekonomian dapat tumbuh secara
berkesinambungan. Selain itu, kegagalan dalam pengendaliannya dapat memberikan dampak negatif
bagi masyarakat, contohnya Turunnya pendapatan riil masyarakat. Dampak inflasi yang tinggi dan tidak
terkendali salah satunya adalah pendapatan riil masyarakat terus berkurang. Ambillah contoh, saat ini
teman-teman menerima uang saku dari orang tua sebesar Rp 50.000,00 per hari. Sebelum terjadinya
inflasi tinggi, harga satu porsi bakso di sekolah adalah sebesar Rp 10.000,00 sehingga, teman-teman
dapat membelanjakan seluruh uang sakunya untuk membeli lima porsi bakso. Akan tetapi, setelah
terjadinya inflasi tinggi yang berkepanjangan, Ibu penjaga kantin memutuskan untuk menaikkan harga
bakso yang dijualnya menjadi Rp 20.000,00 per porsi. Padahal, teman-teman tidak menerima tambahan
uang saku dari orang tua. Dengan harga bakso yang baru ini, maka saat ini teman-teman hanya bisa
membeli dua setengah porsi bakso. 3. Pengertian Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan
kebijakan dalam upaya mengendalikan perekonomian negara secara makro untuk mencapai
perekonomian yang lebih baik dengan cara mengatur jumlah uang yang beredar. Perekonomian yang
baik sendiri dapat dilihat dari kestabilan harga melalui tingkat inflasi yang terkontrol. Dalam mengatur
jumlah uang yang beredar demi tercapainya tujuan dari kebijakan moneter serta mengatur inflasi,
pemerintah dapat menambah ataupun mengurangi jumlah uang. Jika pemerintah memutuskan untuk
menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah melakukan kebijakan moneter ekspansif atau
monetary expansive. Jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka
pemerintah melakukan kebijakan moneter kontraktif atau monetary contractive atau dapat pula disebut
sebagai kebijakan uang ketat atau tight money policy. Di Indonesia, Bank Indonesia sebagai bank sentral
di Indonesia dalam melaksanakan kebijakan moneter menganut kerangka kerja yang dinamakan
Inflation Targeting Framework (ITF) dimana sasaran kebijakannya berfokus pada penggunaan suku
bunga. Kebijakan moneter umumnya diatur oleh bank sentral. Untuk mengatasi inflasi, kebijakan
moneter yang dilakukan bersifat mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, dengan cara
Kebijakan pasar terbuka dilakukan dengan cara menjual surat SBI (Surat Bank Indonesia) kepada
masyarakat, sehingga uang yang dimiliki masyarakat dapat diserap oleh bank Indonesia. Kebijakan
diskonto dilakukan dengan cara menaikkan tingkat suku bunga di masyarakat. Dengan naiknya tingkat
suku bunga, masyarakat akan lebih tertarik untuk menabung karena akan mendapatkan pendapatan
bunga yang lebih besar. Selain itu, bunga yang tinggi juga mengurangi keinginan orang untuk meminjam
uang di bank, sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat dikurangi. Kebijakan giro wajib
minimum dilakukan dengan cara bank sentral membuat keputusan untuk meningkatkan cadangan
minimum yang harus disimpan oleh bank umum. Dengan demikian, kemampuan bank umum untuk
melakukan transaksi dengan meminjamkan uang akan berkurang, sehingga jumlah uang beredar juga
dapat dikurangi. 4. Pengertian Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal di Indonesia merujuk pada kebijakan
pemerintah yang ditujukan untuk mengarahkan ekonomi suatu negara lewat pengeluaran serta
pendapatan pemerintah. Lantas, dari sinilah muncul pertanyaan mengenai perbedaan kebijakan fiskal
dengan kebijakan moneter. Lalu, Apa pengertian kebijakan fiskal dan tujuannya. Kebijakan fiskal adalah
kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pihak pemerintah guna mengelola dan mengarahkan kondisi
perekonomian ke arah yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara mengubah atau memperbarui
penerimaan dan pengeluaran pemerintah, saalah satu hal yang ditonjolkan dari kebijakan fiskal ini
adalah pengendalian pengeluaran dan penerimaan pemerintah atau negara. Kebijakan fiskal umumnya
dilakukan oleh pemerintah, dengan cara mengubah jumlah penerimaan dan pengeluaran negara, agar
jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat berkurang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut: a. Mengurangi pengeluaran pemerintah Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat, pemerintah dapat mengurangi belanja-belanja dilakukan, misalnya dengan mengurangi
rencana kunjungan, seminar, menunda pengadaan mobil atau rumah dinas baru dan lain sebagainya b.
Menaikkan tarif pajak Menaikkan tarif pajak dapat menyebabkan penurunan jumlah uang beredar,
karena mengurangi jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat (jika dilakukan dengan
peningkatan pajak penghasilan), dan menaikkan biaya yang harus dibayar untuk menikmati barang atau
jasa (jika dilakukan dengan peningkatan pajak pertambahan nilai), sehingga pada akhirnya mengurangi
konsumsi masyarakat dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sampai disini, kita
sudah membahas mengenai pengertian, jenis dan penyebabnya, dampaknya serta cara mengatasi inflasi
itu sendiri. PENUTUP Ekonomi Makro adalah studi ilmu ekonomi yang membahas perekonomian yang
lebih kompleks dan luas secara menyeluruh, dimana perubahan ekonomi yang terjadi dapat
mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan, pasar, bahkan hingga ke perekonomian suatu negara.
Kata makro sendiri merujuk pada sesuatu yang banyak atau besar. Berkaitan dengan definisi tersebut,
ekonomi makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas mengenai jalannya roda
perekonomian secara umum. Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh
seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dengan
kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Pendapatan nasional dapat juga diartikan
sebagai hasil produksi nasional, yang berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota
masyarakat suatu negara dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun. Inflasi adalah suatu kondisi
dimana terjadi peningkatan harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Dengan
demikian, ketika hanya ada satu atau dua barang saja yang mengalami peningkatan harga (misalnya
harga cabai yang naik luar biasa), hal ini tidak dapat disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan ini
berdampak meluas pada kenaikan harga barangbarang lain. Kebijakan moneter merupakan kebijakan
dalam upaya mengendalikan perekonomian negara secara makro untuk mencapai perekonomian yang
lebih baik dengan cara mengatur jumlah uang yang beredar. Perekonomian yang baik sendiri dapat
dilihat dari kestabilan harga melalui tingkat inflasi yang terkontrol. Dalam mengatur jumlah uang yang
beredar demi tercapainya tujuan dari kebijakan moneter serta mengatur inflasi, pemerintah dapat
menambah ataupun mengurangi jumlah uang. Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan
oleh pihak pemerintah guna mengelola dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik
atau yang diinginkan dengan cara mengubah atau memperbarui penerimaan dan pengeluaran
pemerintah, saalah satu hal yang ditonjolkan dari kebijakan fiskal ini adalah pengendalian pengeluaran
dan penerimaan pemerintah atau negara. Kebijakan fiskal umumnya dilakukan oleh pemerintah, dengan
cara mengubah jumlah penerimaan dan pengeluaran negara, agar jumlah uang yang beredar di
masyarakat dapat berkurang. Daftar Pustaka https://review.bukalapak.com/finance/ekonomi-makro-
111349 https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-konsep-pendapatannasional/
#:~:text=Pendapatan%20nasional%20merupakan%20seluruh%20pendapatan,biasanya% 20dalam
%20waktu%20satu%20tahun. https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-konsep-pendapatan-
nasional/ https://www.studiobelajar.com/inflasi/

Anda mungkin juga menyukai