Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya
dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan
ekonomi ( economic growth ) dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan
nasional ( produksi nasional ) pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari
pendapatan nasional ( national income ) ini merupakan gambaran dari aktivitas
ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat pendapatan
nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi.
Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat
kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang
berkembang maupun negara – negara maju, semua mengiginkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi
dalam satu periode, biasanya satu tahun.
Arus pembayaran atas faktor produksi oleh sektor perusahaan, pemerintah,
ataupun luar negeri merupakan pendapatan bagi parapemilik faktor produksi. Setiap
orang akan memperoleh pendapatan karena membantu proses produksi.
Untuk lebih lengkapnya, akan dijelaskan dalam makalah ini.

B. Permasalahan
Diatas telah dijelaskan kepada kita apa itu  pendapatan nasional . Dan disini
kita membahas konsep teori dan pembahasan tentang pendapatan nasional serta
perbandingan Negara Indonesia dengan negara lainnya?
Bagaimnana perhitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan,
produksi, dan pengeluaran ?
Bagaimana perbandingan PDB dan pendapatan Indonesia dengan negara
lain ?Apa saja manfaat perhitungan pendapatan nasional ? dan lain sebagainya
C. Tujuan mempelajari Pendapatan Nasional
 Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat dan
negara
 Memperoleh taksiran yang akurat tentang nilai barang dan jasa dalam satu
tahun
 Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program
pembangunan
 Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
perekonomian negara

D. Manfaat mempelajari Pendapatan Nasional


 Mengetahui struktur perekonomian negara (agraris, industri, jasa)
 Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara, dengan cara
membandingkan pendapatan nasional dari waktu ke waktu
 Dapat membandingkan perekonomian antar daerah
 Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian negara lain
 Dapat membantu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
BAB II
 PEMBAHASAN

A.  Pengertian  Pendapatan Nasional
  Pendapatan Nasional => Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk
menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan
dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi,
komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian,
serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data
pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi
tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini
dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di
masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan
pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008, p57).
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan
dalam suatu negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian berbeda dituliskan dengan
huruf besar P dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan
jasa dalam suatu tahun tertentu (Sukirno, 2008, p36). Terdapat beberapa cara yang
digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu pendapatan nasional bruto
dan pendapatan domestic bruto
 
B.  Konsep Pendapatan Nasional
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini,
termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat
bruto/kotor atau disebut juga dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merupakan
nilai pasar dari semua barang dan jasa final yang diproduksi dalam sebuah negara
pada suatu periode (Mankiw, 2006, p6), meliputi faktor produksi milik warga
negaranya sendiri maupun milik warga negara asing yang melakukan produksi di
dalam negara tersebut.
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu
negara
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
(nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil
produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut atau disebut
juga dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai barang dan jasa
dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga
negara tersebut, termasuk nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor produksi yang
digunakan di luar negri, namun tidak menghitung produksi yang dimiliki penduduk
atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam negara tersebut
(Sukirno, 2008, p35).
3. Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi
atau penyusutan barang modal (sering pula
disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi
peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran
sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun
relatif kecil.
4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakatsebagai pemilik
faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak
langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat
dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
5. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung
pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-
penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil
dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan,
tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah,
dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable
income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya
pajak pendapatan.
 

C. Penghitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
 Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan
(upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam
suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor
produksi yang diberikan kepada perusahaan.
 Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang
dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa,
dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan
pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi(bukan bahan mentah atau
barang setengah jadi).
 Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini
dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku
kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah
(Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai
ekspor dikurangi impor (X − M)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil
tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007
adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun
2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
 
 
D. Tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional
1.Cara Pengeluaran
  Digunakan di negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika
Serikat, dimana pendapatan nasional yang dihasilkan metode ini dapat memberi
gambaran tentang sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau
sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran
yang sedang dinikmati, serta memberikan informasi dan data yang dibutuhkan
dalam analisis makroekonomi (Sukirno, 2008, p37).
 Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki empat
komponen penting, Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan barang
dan jasa oleh rumah tangga, termasuk barang tahan lama, barang tidak
tahan lama, jasa dan biaya pendidikan (Mankiw, 2006, p12), namun tidak
termasuk investasi, seperti pembayaran asuransi atau uang saku untuk anak
(Sukirno, 2008, p38).
 Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh
pemerintah, yang dibedakan menjadi konsumsi dan investasi (Sukirno,
2008, p38). Yang termasuk dalam konsumsi adalah pembayaran gaji dan
tunjangan pegawai negri dan pembelian inventaris, sedangkan yang
termasuk investasi adalah pembangunan jalan raya, sekolah, dan lain
sebagainya. pembayaran jaminan social untuk fakir miskin, bantuan untuk
korban bencana alam dan subsidi lainnya tidak termasuk dalam belanja
pemerintah, melainkan termasuk dalam pembayaran transfer, karena tidak
ada barang/jasa yang diproduksi (Mankiw, 2006, p13).
 Investasi merupakan pembelian barang yang nantinya digunakan untuk
memproduksi barang/jasa lainnya (Mankiw, 2006, p12). Investasi dapat
digolongkan menjadi pengeluaran atas barang modal dan peralatan
produksi, perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun, dan pengeluaran
untuk mendirikan bangunan (Sukirno, 2008, p39).
 Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri oleh orang asing
(ekspor) dikurangi dengan pembelian produk luar negri oleh warga negara
tersebut (impor) dalam periode yang sama (Mankiw, 2006, p13).
2. Cara Produk Neto
Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam
suatu proses produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan
nasional dengan cara neto diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang
diwujudkan oleh perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian
negara tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi tentang seberapa besar
pengaruh sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian negara. 
3.Cara Pendapatan
Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan
pendapatan-pendapatan yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk
mewujudkan barang dan jasa (Sukirno, 2008, p44). Pendapatan tersebut
digolongkan menjadi pendapatan para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari usaha
perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga neto dan keuntungan perusahaan.
Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional, terdapat berbagai kendala,
terutama di Indonesia. Masalah tersebut antara lain adalah
 Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi
terdokumentasi dengan baik
 Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. Sebagai
contoh adalah kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti mencuci dan
memasak, menanam palawijo untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang
menyalahi hukum seperti transaksi jual beli obat terlarang dan prostitusi, serta
tunjangan yang tidak berupa uang, tidak termasuk dalam perhitungan
pendapatan nasional.
 Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi
oleh orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli oleh ibu
rumah tangga dapat dianggap sebagai barang jadi, namun jika bahan
tersebut dibeli oleh bakery shop, maka dianggap sebagai barang setengah
jadi. Apabila nilai produksi tepung dan gula dimasukkan dalam perhitungan
produksi roti/kue, maka akan terjadi perhitungan dua kali.
 Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat
menggunakan harga yang sama, bergantung pada lokasi, musim, harga
dollar, dan lain sebagainya.
 Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat
depresiasi, terutama untuk menghitung investasi yang dilakukan oleh negara
 Informasi kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks harga.
Penentuan indeks harga itu sendiri memiliki beberapa masalah, seperti
penentuan barang yang akan digunakan dalam perhitungan.
 
 
E. Manfaat Perhitungan Pendapatan Negara atau Nasional
Bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk
mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga
memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur
perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk
menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa.
Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui
bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan
negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan
sebagainya juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai
sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian,
pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga
digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu,
membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai
landasan perumusan kebijakan pemerintah.

F.  Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional


1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat
adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-
sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan
pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan
output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan
harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan
menambah pengangguran.
2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun),
sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan
untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat
hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal
dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat.
 
Data  Pendapatan Nasional Negara Indonesia
                      PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA 2005-2009
Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik Bruto(PDB) atau Gross
Domestic Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga
pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode dengan
menggunakan faktor-faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut.
Dalam konteks Negara, Indonesia juga menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam
kurun waktu 1 tahun/periode.
Berikut data Pendapatan Nasional Negara Republik Indonesia dari tahun 2005-
2009 :

LAPANGAN USAHA/
  INDUSTRIAL ORIGIN 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan
Perikanan/Agriculture,
Livestock, Foresty and 13,39% 13% 13,7% 14,5% 15,3%
1 Fishery (%)(TrilliunRp) (234,44) (240,13) (269,11) (301,94) (333,08)
Pertambangan dan
Penggalian/Mining and 10,44% 11% 11,2% 10,9% 10,5%
2 Quarrying (%)(TrilliunRp) (111,18) (203,18) (220,01) (226,97) (228,58)
Industri
Pengolahan/Manufacturi
ng Industry (%) 28,06% 27,5% 27% 27,9% 26,4%
3 (TrilliunRp) (491,28) (507,96) (530,37) (580,97) (574,72)
Listrik, Gas dan Air
Bersih/Electricity, Gas
and Water Supply (%) 0,92% 0,9% 0,9% 0,8% 0,8%
4 (TrilliunRp) (16,11) (16,62) (17,68) (16,66) (17,42)
5 Konstruksi/Construction 6,35% 7,5% 7,7% 8,5% 9,9%
(%)(TrilliunRp) (111,18) (138,54) (151,25) (177,00) (215,52)
Perdagangan, Hotel dan
Restoran/Trade, Hotel
and Restaurant (%) 15,75% 15% 15% 14% 13,4%
6 (TrilliunRp) (275,75) (277,07) (294,65) (291,52) (291,72)
Pengangkutan dan
Komunikasi/Transport
and Communication (%) 6,63% 6,9% 6,7% 6,3% 6,3%
7 (TrilliunRp) (116,08) (127,45) (131,61) (131,18) (137,15)
Keuangan, Real Estat
dan Jasa
Perusahaan/Finance,
Real Estate and
Business Services (%) 8,36% 8,1% 7,7% 7,4% 7,2%
8 (TrilliunRp) (146,37) (149,62) (151,25) (154,10) (156,74)
Jasa-jasa/Services (%) 10,1% 10,1% 10,1% 9,7% 10,2%
9 (TrilliunRp) (176,83) (186,56) (198,40) (201,99) (222,05)
Produk Domestik
Bruto/ Gross Domestic
Product (%)(TrilliunRp) 100 100 100 100 100
PDB Tanpa Migas /GDP 88,93% 88,9% 89,5% 89,4% 91,7%
Without Oil and Gas (%) (1557,01 (1642,10 (1758,10 (1861,59 (1996,29
(TrilliunRp) ) ) ) ) )
Sumber : Biro Pusat Statistik
                      Studi kasus mengenai pendapatan nasional indonesia
Dari data tersebut bisa kita simpulkan bahwa setiap tahunnya Indonesia
mengalami peningkatan Pendapatan Nasional. Indonesia juga menjadi salah satu
negara dengan PDB terbesar didunia. Pendapatan terbesar berada pada bidang
Industri Pengolahan yg berkisar di atas 25% dari PDB. Pada tahun 2005
Pendapatan Nasional Indonesia terbesar dipasok dari sektor pertambangan sebesar
Rp 491,28 triliuni. Dilihat dari PDB tanpa Migas juga tidak terpaut jauh dari PDB
dengan migas, itu berarti sektor tersebut memberikan PDB yang cukup besar.
Pendapatan Nasional Indonesia terkecil berada pada sektor Listrik, Gas dan Air
Bersih yang berkisar di bawah 1% dari PDB. Sedangkan mulai dari tahun 2006
hingga 2009 sektor Industri yang paling besar menyumbang Pendapatan Nasional.
Dapat dikatakan bahwa Indonesia saat ini berkembang menjadi Negara Industri
walaupun Indonesia disebut sebagai negara Agraris. Mengapa demikian ? Indonesia
menpunyai peluang besar untuk menjadi Negara Industri dengan SDM yang ada dan
dengan adanya teknologi yang berkembang cukup pesat saat ini. Dengan
menjadikan Industri sebagai tonggak utama Pembangunan dan diberdayakannya
SDM yang ada, bukan tidak mungkin Indonesia dapat menciptakan peluang usaha
guna mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan derajat
hidup rakyat banyak.
Menurut VIVAnews – Pendapatan per kapita 2010 diperkirakan naik sekitar
US$3.000 atau Rp27 juta per tahun. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
Rusman Heriawan, kenaikan itu disebabkan dua faktor. Pertama, pertumbuhan
ekonomi yang diperkirakan mencapai sekitar enam persen atau lebih, yang pada
gilirannya akan meningkatkan PDB. Dampaknya akan lebih bagus jika pertumbuhan
PDB lebih cepat dibanding laju pertumbuhan penduduk.
 
PERBANDINGAN  PENDAPATAN NASIONAL
INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN
Saya mengambil contoh perbandingan dengan malaysia, dari sisi pendapatan per
kapita, GNP Malaysia US$ 13.740 dan Indonesia US$ 3.830 media Malaysia
menyebutkan, puluhan ribu TKI menyeberang ke Malaysia memburu pekerjaan
karena negeri ini jauh lebih makmur ketimbang Indonesia.
Lantas bagaimana sesungguhnya kondisi ekonomi Indonesia dibandingkan dengan
Malaysia.
Untuk melihat kemakmuran kedua negara, banyak kalangan biasanya menggunakan
ukuran pendapatan kotor per kapita (GNP) sebuah negara. Di sini bisa dibandingkan
GNP antara Indonesia dengan Malaysia.
Jika mengacu pada data World Development Indicators database yang dirilis oleh
Bank Dunia pada 1 Juli 2009, Malaysia berada di urutan ke 79 dengan GNP per
kapita sebesar US$ 13.740 per tahun.
Sedangkan, Indonesia berada di urutan ke 146 dengan GNP per kapita sebesar US$
3.830 per tahun. Itu setara dengan Rp 38 jutaan per tahun.
Itu berarti GNP per kapita Malaysia 3,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan
Indonesia. Artinya, penduduk Malaysia yang populasinya jauh lebih rendah
dibandingkan dengan Indonesia secara rata-rata lebih makmur dari Indonesia.
Populasi Malaysia pada 2008 sekitar 25 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk
Indonesia 240 jutaan orang atau 10 kali lipat dibandingkan penduduk Malaysia.
Namun, jika membandingkan seberapa besar volume ekonominya secara nasional,
Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Malaysia. Artinya, dilihat dari sisi kekuatan
ekonomi, Indonesia jauh lebih berpengaruh dibandingkan Malaysia.
Menurut data World Development Indicators database 2008 yang dirilis Bank Dunia
pada 1 Juli 2009, dilihat dari sisi produk domestik bruto (PDB), Indonesia jauh lebih
kaya ketimbang Malaysia. Indonesia berada di urutan ke-19 mengalahkan negara-
negara maju seperti Belgia, Swiss, Swedia, Norwegia, Denmark dan Arab Saudi.
Indonesia berada di bawah China, India, Australia dan Meksiko. Total PDB
Indonesia berdasarkan data Bank Dunia sebesar US$ 514 miliar atau sekitar Rp
5000 triliunan.
Dengan PDB sebesar itu, Indonesia adalah negara dengan kekuatan ekonomi
terbesar di Asia Tenggara. Karena itu, Indonesia satu-satunya negara yang mewakili
Asia Tenggara dalam forum G-20, kumpulan 20 negara dengan kekuatan ekonomi
terbesar di dunia. Selain Indonesia, di sini ada pula Amerika Serikat, Inggris,
Jerman, Jepang, China, India, Rusia hingga Australia.
Sedangkan, kekuatan ekonomi Malaysia jauh berada di bawah Indonesia. Bahkan,
Malaysia juga kalah oleh Thailand, Afrika Selatan, Israel dan Nigeria sekalipun.
Malaysia berada di urutan ke 42 dengan total PDB sebesar US$ 194 miliar atau
hampir Rp 2000 triliunan. Artinya, kue ekonomi nasional Malaysia tidak sampai
separuhnya ekonomi Indonesia.
Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata minimal 7 persen per tahun, Indonesia
diharapkan bisa mendongkrak pendapatan per kapita masyarakat.
Tak mengherankan, lembaga keuangan dunia seperti PricewaterhouseCoopers
memperkirakan Indonesia bakal menjadi kekuatan ekonomi baru dunia bersama
Brazil, Meksiko, Turki dan Rusia. Ekonomi Indonesia bakal jauh lebih maju dengan
pendapatan per kapita berkali lipat. .(Vivanews)
Pendapatan Nasional Singapura
Pendapatan Nasional Singapura diilustrasikan untuk periode 1998-2008 pada
tabel berikut.
Pen
dapa
tan
Nasi
onal
Brut
o
(PN 199 200 200 200 200 200 200
B) 8 3 4 5 6 7 8
GNI
deng
an
Harg
a 141 158 174 191 213 234 250
Pasa ,87 ,45 ,43 ,91 ,24 ,24 ,38
r 2.9 3.6 6.6 2.4 6.2 6.2 7.9
Prod
uk
Dom
estik
Bruto
Atas
Dasa
r
Harg
a 137 162 185 201 221 251 257
Pasa ,90 ,38 ,36 ,31 ,14 ,61 ,41
r 2.4 2.1 4.5 3.3 2.8 0.1 8.5
Laba 397 - - - - - -
Bersi 0.5 392 109 940 795 173 703
h 8.5 27. 0.9 9.7 63. 0.6
Dari 9 9
Luar
Nege
ri
Disesuaikan pendapatan nasional bersih (dolar AS) di Singapura
Disesuaikan pendapatan nasional bersih (dolar AS) di Singapura adalah
154.009.974.260,18 pada tahun 2009, menurut laporan Bank Dunia, yang
diterbitkan pada tahun 2010. Bersih Disesuaikan pendapatan nasional (dolar
AS) di Singapura dilaporkan di 164.978.993.915,74 pada tahun 2008, menurut
Bank Dunia. Halaman ini termasuk data grafik sejarah, berita dan forecats
untuk pendapatan nasional bersih Disesuaikan (dolar AS) di Singapura.
Singapura bersama dengan Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan adalah
salah satu dari Empat Macan Asia. Singapura memiliki ekonomi pasar bebas
sangat maju dan sukses. Ia menikmati PDB per kapita lebih tinggi dari
sebagian besar negara maju. Perekonomian sangat tergantung pada ekspor,
terutama dalam elektronik konsumen, produk-produk teknologi informasi,
farmasi, dan sektor jasa yang tumbuh.
DAMPAK PENDAPATAN NASIONAL UNTUK LUAR NEGRI
Masalah ekonomi sepertinya telah menjadi masalah paling rumit di Indonesia. Bisa
dikatakan demikian karena masalah tersebut tak jua mendapatkan jalan keluar..
Pemerintah terdiri dari presiden ,menteri dan staf-stafnya seringkali dituding sebagai
pihak yang paling bersalah atas ketidak mampuan Indonesia menangani masalah
perekonomian, namun nyatanya setelah beberapa periode pergantian “pemimpin”
masalah Ekonomi tetap saja tidak dapat diperbaiki, bahkan bisa dikatakan semakin
parah.
Pendapatan nasional Indonesia menjadi tolak ukur seberapa jauh Indonesia telah
berkembang dari waktu ke waktu, dari segi perbaikan memang jika dilihat dari
pendapatan nasionalnya perekonomian Indonesia dikatakan meningkat, namun ada
hal lain yang juga tak mampu dipungkiri yaitu Hutan Negara Indonesia yang juga
dikatakan semakin meningkat.
Kegagalan Indonesia di masa lalu dalam mengelola utang telah menyebabkan
sebagian masyarakat alergi terhadap utang luar negeri dan menganggapnya
sebagai beban yang harus dibayar mahal. Besarnya utang luar negeri saat ini telah
menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat luas. Adanya utang yang sangat
besar tersebut merupakan suatu ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan
kemandirian bangsa Indonesia jika tidak dikelola dengan baik.
Dikarenakan fungsi pendapatan nasional atau pendapatan perkapita
membandingkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan tingkat ekonomi antar
Negara, pendapatan nasional Negara ini yag bisa dikatakan belum pada traf
memadai juga dapat membuat Negara kita menjadi bahan olok-olok Negara lain, kita
ambil contoh amerika, tidak dapat dipungkiri bahwa seringkali pemerintah Indonesia
dikatakan “disetir” oleh amerika, banya diantara kebijakan yang diambil pemerintah
duduga memiliki campur tangan dari amerka, ini terjadi karena amerika merasa
Indonesia masih sangat membutuhkan amerika dalam berbagai bidang
perekonomian. Begitu pula dengan Negara-negara lain yang kebanyakan berasal
dari benua eropa dan amerika, Indonesia dianggap lemah dan membutuhkan
banyak bantuan dari luar negeri untuk mengkatkan perekomiannya.
Tidak semua dampak yang ditimbulkan oleh adanya pendapatan nasional tersebut
adalah dampak buruk, ada dampak baik yang juga dibawa olehnya. Data
pendapatan nasional dapat yang digunakan untuk menggolongkan suatu negara
menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa, mengggolongkan Indonesia
sebagai negara pertanian atau agraris membuat hasil bumi Indonesia cukup dikenal
berlimpah oleh Negara luar . Ini meberikan dampak positif yaitu banyaknya Negara
luar yang mengimport barang dari Indonesia, mengingat pentingnya kenaikan tingkat
eksport untuk mengukur pendapatan nasiona tentunya hal ini sangat bermanfaat
bagi Indonesia.
KESIMPULAN
PENDAPATAN NASIONAL (NATIONAL INCOME) => Pendapatan yang diterima
oleh suatu negara selama satu tahun yang diukur dengan nilai uang .
KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu
tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu
Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang
dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar
negeri.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
3. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode
tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
4. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah
dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar
sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi,
iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan
social + Pajak perseorangan )
6. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh
penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung

SARAN
Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik. Akan tetapi
bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat mengikuti begitu
saja. Untuk itu pemerintah harus lebih memaksimalkan pemerataan dalam
mendistribusikan pendapatan, agar tidak terjadi gap (kesenjangan) di dalam tingkat
kehidupan masyarakat yang berakibat munculnya suatu ketegangan.

Anda mungkin juga menyukai