MEMAKSIMUMKAN LABA
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS JAMBI
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah yang berjudul
“Memaksimumkan Laba”.Makalah ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai media
sumber informasi dan pengetahuan.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi,
teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam bentuk
moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehinnga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini.
Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada
kami agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Sekian dan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 3
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................................. 15
3.2 Saran.......................................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung oleh
perusahaan. Makin besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin besar. Laba atau
keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
1
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Laba atau Keuntungan (laba) merupakan tujuan utama suatu pengusaha
dalam menjalankan usahanya. Proses produksi dilaksanakan seefisien mungkin dengan
tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Menurut Sunaryo keuntungan (laba) adalah
selisih antara total pendapatan dengan total biaya, yang merupakan insentif bagi produsen
untuk melakukan produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan produsen untuk
mengalokasikan sumber daya ke proses produksi tertentu. Laba adalah kenaikan modal
(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi
dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai
badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau
investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55). Pengertian laba secara umum adalah selisih dari
pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu tertentu. Laba sering digunakan
sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta
pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444). Laba atau rugi sering
dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar
ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi
bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-
unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda
antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Laba atau profit dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan
kekayaan seseorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-
biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk didalamnya, biaya
kesempatan). Keuntungan total merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya
total (TC), Keuntungan total akan mencapai maksimum apabila selisih positif antara TR
dengan TC mencapai angka terbesar. Secara sistematis laba dapat dirumuskan π=TR-TC,
3
perusahaan dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila selisihnya bernilai positif
(π>0) dimana TR harus lebih besar dari pada TC (TR-TC).
4
tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain jumlah hasil produksinya, modal, dan total
upah tenaga kerja..
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC).
Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan harga
output perunit. Jika harga jual perunit output adalah P, maka TR = P.Q. pada saat
membahas teori biaya, kita telah mengetahui bahwa biaya total (TC) adalah sama dengan
biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel (VC), atau TC = FC+VC. Dalam pendekatan
totalitas, biaya variabel perunit output di anggap konstan, sehingga biaya variabel adalah
jumlah unit output (Q) dikalikan biaya variabel perunit. Jika biaya variabel perunit adalah
v, maka VC = v.Q.
Dengan demikian,
π = PQ – ( FC + vQ )........................................................................................................................ (7.2)
Persamaan (7.2) dapat dipresentasikan dalam bentuk diagram. Dalam diagram tersebut
kita melihat bahwa pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva TR
yang masih di bawah TC. Tetapi jika output ditambah, kerugian makin kecil, terlihat dari
makin mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC. Pada saat jumlah output mencapai Q*,
kurva TR berpotongan dengan kurva TC yang artinya pendapatan total sama dengan biaya
total. Titik perpotongan ini disebut titik impas (break event point, disingkat BEP). Setelah
titik BEP, perusahaan terus mengalami laba yang makin membesar, dilihat dari posisi
kurva TR yang di atas kurva TC.
5
mencapai BEP perusahaan harus menjangkau 80% potensi permintaan efektif. Makin kecil
Q* dan atau makin kecil persentase Q* terhadap potensi permintaan efektif dianggap
makin baik, sebab risiko yang ditanggung perusahaan makin kecil.
Kurva TR dan TC
(Pendekatan Totalitas)
0 = P.Q*- FC - v.Q*
= P.Q* - v.Q* - FC
= (P-v).Q* - FC
FC
Q* = ..................................................................................................................................... (7.4)
(P−V )
6
Contoh Kasus:
Emilia adalah seorang dosen di kota Jambi. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang
kreatif, dia merencanakan menambah penghasilan keluarga dengan menjual jajanan anak-
anak berupa permen coklat hasil olahannya sendiri. Produknya dipasarkan ke beberapa
sekolah dasar yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Jumlah permintaan potensial (dilihat
dari jumlah murid yang diberi uang jajan) adalah 1.000 orang per hari. Untuk mewujudkan
rencananya, dia harus membeli alat-alat produksi dan mesin cetak sederhana seharga Rp5
juta. Biaya produksi per biji permen coklat Rp250,00. Harga jual per biji Rp500,00.
Biaya pembelian alat produksi dan mesin cetak sederhana adalah biaya tetap (FC),
karena besarnya tidak tergantung jumlah produksi. Biaya variabel per unit (v) adalah
Rp250,00 sedangkan harga jual per unit (P) adalah Rp500,00 Untuk mencapai titik impas,
jumlah output (permen coklat) yang harus terjual (Q*) adalah:
Untuk mencapai titik impas, permen coklat yang harus terjual 20.000 biji. Apakah
target ini terlalu berat? Sangat tergantung dari optimisme Ibu Emilia. Jika dia bersikap
pesimis, misalnya dengan mengatakan hanya sekitar 10% dari permintaan potensial yang
terjangkau, berarti setiap hari hanya dapat menjual 100 permen. Sehingga 20.000 biji
permen akan terjual dalam waktu 200 hari. Tetapi bila dia yakin minimal 50% potensi
pasar terjangkau atau 500 biji permen coklat per hari, 20.000 biji permen akan terjual
hanya dalam waktu 40 hari. Setelah 20.000 biji permen, penjualan selanjutnya memberi
keuntungan Rp250,00 per biji, karena itu makin banyak permen yang dapat dijual, makin
besar laba yang diperoleh.
7
a) Dalam praktik sulit membedakan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Misalnya
listrik yang digunakan perusahaan ada yang untuk pabrik (dapat menjadi biaya variabel);
ada yang untuk kantor (dapat menjadi biaya tetap). Atau seorang pegawai dalam
perusahaan, terutama perusahaan keluarga, sering bekerja rangkap untuk kegiatan
administratif (biaya tetap) dan produksi (biaya variabel).
Dalam pendekatan ini, perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan
antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba
per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual.
π= (P - AC).Q........................................................................................................................... (7.5)
Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih
tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama
dengan AC.
Contoh Kasus:
PT Tani Makmur ingin menanam singkong di Lampung. Produk singkong akan dibeli
di lahan oleh produsen tapioka seharga Rp150,00 per kilogram. Setiap hektar diperkirakan
8
menghasilkan singkong minimal 25 ton. Berdasarkan studi pendahuluan, biaya produksi
seperti di bawah ini:
b. Biaya penanaman dan perawatan (termasuk pupuk dan obat-obatan) serta tenaga kerja:
Rp1.000.000,00 per hektar.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung biaya rata-rata per
kilogram singkong, sampai siap dijual di lahan. Karena yang sudah diketahui hanya biaya
panen per kg, kita harus menghitung biaya rata-rata : kilogram persiapan lahan dan
penanaman. Dari data-data di atas diketahui bahwa biaya persiapan lahan, penanaman dan
perawatan adalah Rp. 1.500.000,00 per hektar. Jika per hektar lahan menghasilkan 25 ton
singkong, maka biaya rata-rata persiapan, penanaman dan perawatan adalah Rp.60,00 per
kilogram. Sehingga biaya rata-rata per kilogram (AC) adalah Rp.60,00 + Rpl0,00 sama
dengan Rp70,00.
Karena harga jual singkong (P) adalah Rp150,00 per kilogram, maka
π = (P - AC ).Q........................................................................................................................ (7.6)
Q = (1.000.000.000: 80) kg
= 12.500.000 kg
= 12.500 ton
Jumlah singkong yang harus dihasilkan untuk mencapai laba Rp 1 miliar adalah 12.500 ton.
Karena per hektar menghasilkan 25 ton, maka jumlah yang harus ditanam adalah 500
hektar.
9
Sama halnya dengan pendekatan totalitas, pendekatan rata-rata juga banyak dipakai
karena sederhana. Namun pendekatan ini pun mengabaikan gejala penurunan
pertambahan hasil (LDR). Contoh di atas, menunjukkan bahwa perhitungan AC
berdasarkan skala produksi satu hektar. Padahal banyak perbedaan mendasar antara
memproduksi satu hektar dengan 500 hektar. Pada skala produksi satu hektar atau
barangkali sampai sepuluh hektar, perusahaan tidak mengalami masalah-masalah berarti
dikaitkan dengan kebutuhan SDM, teknologi produksi maupun manajemen. Dalam arti
kualitas SDM yang dibutuhkan tidak perlu tinggi, lahan bisa dikelola dengan teknologi
sederhana dan pengelolaan usaha cukup dengan manajemen keluarga.
Tetapi jika skala produksi ditingkatkan sampai 500 hektar, pengolahan tanah harus
menggunakan peralatan modem, perusahaan membutuhkan insinyur dan tenaga keuangan
yang mampu mengelola usaha bernilai ratusan juta atau miliaran rupiah. Jika perusahaan
harus menggunakan kredit sebagai sumber pendanaan, maka organisasi perusahaan harus
bersifat formal. Dengan kata lain jenis dan kompleksitas kegiatan maupun pembiayaan
makin banyak dan meningkat, jika skala produksi ditambah. Karena itu perhitungan AC
yang akurat seharusnya dalam skala produksi 500 hektar. Angka biaya rata-rata (AC) pada
skala produksi 500 hektar bisa lebih besar atau lebih kecil dari AC pada skala produksi satu
hektar. Jika perusahaan menikmati skala produksi ekonomis (economies of scale), maka
biaya rata-rata ( AC ) akan lebih kecil dari Rp70,00 per kg (AC pada skala produksi satu
hektar). Begitu juga sebaliknya.
10
Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π (𝜕π/𝜕Q) sama dengan nol
dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (𝜕TR/𝜕Q atau MR) dikurangi nilai
turunan pertama TC (𝜕TC/𝜕Q atau MC) .
∂π ∂TR ∂TC
= - =0
∂Q ∂Q ∂Q
= MR – MC = 0
MR = MC
11
Di pembahasan teori biaya produksi, kita telah mengonstruksi kurva biaya total
(TC) yang bentuknya kurva seperti huruf S terbalik. Kurva pendapatan total (TR) diperoleh
dengan cara mengalihkan kurva produksi total (TP) dengan harga jual output per unit (P).
Pada pembahasan teori produksi, telah diketahui bahwa kurva TP berbentuk huruf S.
Karena kurva TR diperoleh dengan cara mengalikan kurva TP dengan sebuah bilangan
sebesar nilai P, maka kurva TR juga berbentuk huruf S. Kurva TR dikurangi kurva TC
menghasilkan kurva laba (π) seperti tampak pada Diagram berikut ini.
Pada Kurva Diagram diatas kita melihat bahwa tingkat output yang memberikan
laba adalah interval Q₁ - Q₅. Jika output di bawah jumlah Q₁, perusahaan mengalami
kerugian karena TR < TC. Begitu juga jika jumlah output melebihi Q₅. Interval Q₁ - Q₅dalam
pembahasan teori produksi disebut sebagai daerah produksi ekonomis (tahap II).
Perusahaan akan mencapai laba maksimum di salah satu titik antara Q₁ - Q₅. Diagram
diatas terlihat bahwa laba maksimum tercapai jika tingkat produksinya adalah Q₃. Secara
grafis hal itu terlihat dari kurva π (laba) yang mencapai nilai maksimum pada saat output
sebesar Q₃.
Pada pembuktian secara matematis telah diketahui bahwa nilai π (laba) akan
maksimum bila MR = MC. Dalam grafis kondisi itu terbukti dengan membandingkan dua
12
garis singgung b₁dan b₂. Garis singgung b₁ adalah turunan pertama fungsi TR atau sama
dengan MR. Garis singgung b₂ adalah turunan pertama fungsi TC atau sama dengan MC.
Kita melihat garis singgung b₁ sejajar garis singgung b₂ yang artinya MR = MC.
13
3) Pada saat output adalah Q₃, MR = MC. Perusahaan mencapai laba maksimum.
14
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan
atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau
kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari
pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Jika
harga jual per unit output (P) dan jumlah unit output yang terjual (Q), maka TR = P.Q. Biaya
total adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variable per unit(v) dikali biaya
variable per unit, sehingga:
3.2 Saran
15
Dengan disusunnya makalah ini, dari penulis berharap agar para pembaca
khususnya mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang memaksimumkan laba
sehingga menambah wawasan bagi pembacanya. Perusahaan yang memaksimalkan laba
akan memilih kombinasi input yang meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba.
Pengusaha harus mampu mengatur manajemen keuangan agar mengetahui kendala-
kendala biaya produksi lainnya. Memaksimalkan laba dengan strategi yang tepat akan
memudahkan perusahaan untuk dapat bersaing dalam era globalisasi sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
16
PrathamaRahardja dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
http://banyugroup.blogspot.com/2018/12/makalah-memaksimalkan-laba.html
http://ilmuekonomi123.blogspot.com/2016/03/memaksimalkan-laba-pendekatan-marginal.html
http://mariyanisafitri1.blogspot.com/
17