Anda di halaman 1dari 14

Makalah Ekonomi Koperasi dan

UKM

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

1. GLINDING HERI YANTO


2. NURUL IKHSANTI
DOSEN : BAPAK AZIDDIN HARAHAP, S.HI, M.Pd

JURUSAN MANAJEMEN EKONOMI


{STIE}

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah EKONOMI KOPERASI DAN UKM.

Makalah EKONOMI KOPERASI DAN UKM ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Cikampak, 16 February 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1


2. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2

4.1 MODEL MAKSIMISASI KEUNTUNGAN ....................................... 2


a. Pengertisn memaksimalkan keuntungan (LABA ............................... 2
b. Tujuan perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan (LABA ....... 2

4.2 JENIS DAN EFESIEN KOPERASI ..................................................... 3

4.3 EFESIEN KOPERASI YANG TERINTEGRASI ............................... 7


a. Economic of scale ............................................................................... 8
b. Manfaat external economies ............................................................... 8
c. Manfaat nonekonomi .......................................................................... 9
d. Reduksi biaya transaksi ...................................................................... 9
e. Mengurangi risiko ketidakpastian ...................................................... 9

BAB III PENUTUP .................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia usaha saat ini persaingan semakin ketat antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya yang memproduksi barang sejenis. Untuk
itu setiap perusahaan atau pengusaha dituntut untuk melakukan strategi-strategi
pemasaran yang tepat agar tidak kalah dengan perusahaan lainnya. Karena hampir
semua perusahaan itu mempunyai tujuan yang sama yaitu memaksimalkan
keuntungan.
Dalam teori ekonomi mikro, tujuan perusahaan adalah mencari
keuntungan secara teoritis laba adalah kompensasai atau resiko yang ditanggung
oleh perusahaan, makin besar resiko semakin besar pula laba yang diperoleh.
Sedangkan menurut Domonick Solvatore keuntungan merupakan penerimaan total
(TR) dikurangi dengan biaya total (TC). Dan keuntungan maksimum akan
tercapai apabila selisih positif antara TR dan TC mencapai angka terbesar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari memaksimalkan Keuntungan (laba)?
2. Apa Tujuan Perusahaan Memaksimalkan Keuntungan?
3. Apa Jenis dan pengertian efesiensi?
4. Manfaat dari adanya integrasi vertical?

1
BAB II
PEMBAHASAN

4.1. Model Maksimisasi keuntungan

A. Pengertian Memaksimalkan Keuntungan (Laba)


Keuntungan (laba) merupakan tujuan utama suatu pengusaha dalam
menjalankan usahanya. Proses produksi dilaksanakan seefisien mungkin dengan
tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Menurut Sunaryo keuntungan (laba)
adalah selisih antaratotal pendapatan dengan total biaya, yang merupakan insentif
bagi produsen untuk melakukan produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan
produsen untuk mengalokasikan sumber daya ke proses produksi tertentu.

B. Tujuan Perusahaan dalam Memaksimalkan Keuntungan (Laba)


Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan
perusahan adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada
tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah yang
maksimum”.Berdasarkan kepada pemisalan ini dapat ditunjukkan pada tingkat
kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan
usahanya.
Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan
perusahaan.Ada perusahaan yang menekan kepada volume penjualan dan ada pula
yang memasukkan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang
akan di capai.Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada usaha untuk
mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang mementingkan tujuan
untuk mencari keuntungan yang maksimum. Memang beberapa tujuan yang di
temui dalam praktek tersebut memberikan dalam menganalisis kegiatan
perusahaan. Tetapi, di samping menyadari kenyataan tersebut, juga di ingat bahwa
pada sebagian besar perusahaan, Intinya tujuan terpenting adalah
memaksimumkan keuntungan.Telah terbukti bahwa yang telah diberikan kepada

2
masyarakat telah memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya yaitu untuk memaksimalkan laba.1
Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi
perusahaan, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi
investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan
menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan
perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain kerena laba
tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau
meningkatkan pertumbuhannya. Seperti halnya industri lain, tiap industry juga
bertujuan untuk memperoleh laba guna mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa factor antara lain jumlah hasil
produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.

4.2 Jenis Dan Efisiensi Koperasi

Pandangan tentang efisiensi sangat bervariasi tergantung dari sudut mana kita
memandang.
Seorang ekonom aliran klasik menyatakan bahwa efisiensi adalah tidak
adanya barang yang terbuang percuma atau penggunaan sumber daya ekonomi
seefektif mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Secara
lebih spesifik, focus perekonomian bisa dikatakan efisien bila tidak satupun
barang tambahan yang bisa diproduksi tanpa mengurangi produksi barang yang
lain (Samuelson, 1993). Efisiensi ekonomi adalah besaran yang menunukkan
perbandingan antara keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan maksimum
(Soekartawi. 1994).
Pada dasarya koperasi sebagai perusahaan tidak berbeda dengan bentuk badan
usaha lainnya, artinya tidak boleh dikatakan koperasi boleh bekerja secara tidak
efisien untuk mencapai tujuan organisasi sebagai kumpulan orang. Pada koperasi,
tingkat efisiensi juga harus dilihat secara berimbang dengan tingkat efektifitasnya.
sebab biaya pelayanan yang tinggi bagi anggota diimbangi dengan keuntungan

1. http://web-suplemen.ut.ac.id/espa4111/espa4111a/MENU3/maksimisasi_keuntungan1.htm
2. newalyaputri.blogspot.com/2015/11/maksimisasi-laba.html

3
untuk memperoleh pelayanan setempat yang lebih baik, misalnya biava pelayanan
dari pintu ke pintu yang diberikan oleh koperasi kepada anggotanya.
Sebagai lembaga ekonomi, koperasi akan mengalami proses pertumbuhan.
Pada awalnya adalah unit usaha kecil yang dikelola dengan modal terbatas oleh
anggotaa-anggotanya. Kemudian koperasi berkembang menjadi lebih besar dan
terus makin besar. Pada tahap-tahap perkembangan ini masalah efisiensi
kelembagaan tidak dapat dilepaskan lagi sebab menurut sejarah pertumbuhan
koperasi di dunia. efisiensi kelembagaan berpengaruh terhadap perkembangan
usaha.
Dalam hal pengukuran efisiensi, Ernesto V. Santos seorang Kooperator
Filipina mengemukakan tentang ocusal untuk efisiensi kooperasi yang utama
adalah pada bidang manajemen, keuangan, pemasaran dan akuntansi. Masing-
masing keragaan memiliki kriterianya sendiri untuk dapat mengukur tingkat
efisiensi. Agar ukuran efisiensi tersebut efektif, peranan ocusa sangat besar. Bila
tidak dapat dilakukan. maka akan sulit dilakukan untuk mengukur efisiensinya. Di
camping itu, Santos juga berpendapat ukuran efisiensi pada berbagai jenis
koperasi juga berbeda.
Berdasarkan pandangan tersebut, sebenarnya, tiap komoditas, maupun
koperasi sebenarnya ada satu dasar pengukuran efisiensi usaha, yaitu opportunity
cost. Yang dimaksud disini adalah kemampuan koperasi dengan biaya yang
dikeluarkannya, memberikan kepuasan kepada anggotanya dengan yang diberikan
perusahaan lain yang menjadi pesaingnya.
Kunci utama efisiensi koperasi adalah pelayanan usaha kepada anggotanya.
Koperasi yang dapat menekan biaya serendah mungkin tetapi anggota tidak
memperoleh pelayanan yang baik dapat dikatakan usahanya tidak efisian di
samping tidak memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, sebab dampak
kooperatifnya tidak dirasakan anggota.
Kerancuan pemikiran yang mungkin timbul adalah apa sebenarnya yang
membedakan daya guna (efisien) dan hasil guna (efektif)? Keduanya jelas sangat
berbeda karena efisiensi dipandang dari sudut biaya sedangkan efektifitas
dipandang dari segi yang dicapai seseorang. Sebagai pemilik dan sekaligus

4
pelanggan seseorang, menjadi anggota menginginkan pengeluaran biaya
seminimal mungkin untuk dapat memperoleh barang yang dibutuhkan di koperasi
yang dia miliki. Oleh karena itu. biaya untuk memuaskan ia sebagai anggota harus
ditanggung koperasi sebagai organisasi yang memberikan pelayanan kepada
dirinva.
Efisiensi kopenisi juga bisa dilihat dari konsep peranan dalam pemerataan.
Proses pemerataan yang dilaksanakan lewat koperasi adalah proses pemerataan
yang mengandung ocus pertumbuhan, dalam arti bahwa melalui koperasi para
anggota mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk tumbuh dan meningkatkan
kemampuan ekonominya, bukan dengan memblokir kesempatan orang lain yang
kebetulan tidak ikut koperasi, tetapi dengan jalan masing-masing anggota
meningkatkan dirinva, lewat peningkatan produktifitas dan efisiensi, pemanfaatan
informasi pasar dan sebagainya yang tumbuh karena menjadi anggota koperasi.
Singkatnya pemerataan terjadi karena perbaikan kemampuan anggota melalui
pemanfaatan efek kerjasama, dan bukan karena mereka bersekongkol untuk
mengeksploitasi pasar lewat permainan monopoli. Oleh karena itu, efisiensi harus
diartikan secara luas, yaitu sebagai keadaan di mana kita bisa mencapai sasaran
tertentu dengan biaya minimal atau bisa mencapai sasaran setinggi-tingginya
dengan biaya tertentu. Sasaran tersebut bisa berupa triologi pembangunan
khususnya pemerataan, sedangkan biayanya berupa semua sumber daya, dana,
waktu, pikiran dan apa saja yang berharga untuk mencapai sasaran tersebut.
Efisiensi koperasi dapat diukur dengan jumlah anggota yang bisa diangkat dari
bawah garis kemiskinan, atau distribusi peningkatan penghasilan para anggotanya,
atau besarnya efek kedasama yang bisa disebarkan anggotanya (Boediono, 1986).
Menurut Hanel (1988) efisiensi ekonomi usaha koperasi dapat diukur dengan
mempergunakan ukuran:
a) Efesiensi dalam operasional usaha yang terlihat pada vadilitas keuangan
dan keragaan kewirakoperasian
b) Efesiensi yang dihubungkan dengan pengembangan
c) Efesiensi yang di hubungkan dengan pemenuhan kebutuan anggota
Pembahasan mengenai efisiensi, Thoby Mutis (1992) menunjukkan 5

5
lingkup efisiensi koperasi, yaitu efisiensi intern, efisiensi alokatif efislensi
ekstern, efisiensi dinamis dan efisiensi . Pengertian efisiensi tersebut
adalah:

1. Efislensi intern masyarakat merupakan perbandingan terbaik dari ekses


biaya dengan biaya yang sebenarnya. Hal ini dapat dikaitkan dengan
perbandingan nilai bersih pemasukan dan nilai bersih pengeluaran
2. Efisiensi alokatif adalah efisiensi yang berkaitan dengan pemanfaatan
sumber daya dan dana dari semua komponen koperasi tersebut. Misalnya,
penyaluran tabungan anggota untuk pinjaman anggota, penyaluran
simpanan sukarela untuk investasi jangka pan.lang dan pendek. Hal ini
biasanya dilihat pada perbandingan pertumbuhan simpanan sukarela dan
modal sendiri dengan pertumbuhan pinjaman, silang pinjam atau investasi
tahunan. Efislensi alokatif juga mencakupi perbandingan antara
penggunaan sumber-sumber di dalam koperasi atsu di luar koperasi
dengan melihat perbandingan antara pendapatan dan biaya-biaya atau
pendekatan dengan menggunakan margin-margin analisisnya. Sebagai
dasar tingkat pengukuran efisiensi digunakan laporan keuangan koperasi
sampel (neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahaan modal) di
samping tentu saja data-data lain vang diperlukan seperti yang tercantum
dalam laporan pertanggungjawaban pengurus.
3. Efisiensi ekstern menunjukkan bagaimana efisiensi pada lembaga-lembaga
dan perseorangan di luar koperasi yang ikut memacu secara tidak langsung
efisiensi di dalam koperasi.
4. Efisiensi dinamis adalah efisiensi yang biasa dikaitkan dengan tingkat
optiniasi karena adanya perubahan teknologi yang dipakai. Setiap
perubahan teknologi akan membawa dampak terhadap output yang
dihasilkan. Tentu saja teknologi baru akan dipakai jika menghasilkan
produktivitas yang lebih baik dari semula.
5. Efisiensi sosial sering dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya dan
dana secara tepat, karena tidak menimbulkan biaya atau beban.

6
Pengukuran efisiensi alokatif yang disarankan Thoby Mutis tersebut senada
dengan yang dikemukakan oleh Ima Suwandi dalam mengukur efisiensi
organisasi dan usaha koperasi, yaitu bahwa tingkat efisiensi dapat diketahui
dengan menentukan rasio-rasio tertentu dari laporan keuangan seperti neraca dan
catatan –catatan keagaan lain yang dimiliki koperasi. Dilihat dari sudut koperasi
sebagai badan usaha, efisiensi koperasi sebagal perusahaan tidak berbeda
ukurannya dengan efisiensi badan usaha lain. Efisiensi usaha tersebut dapat diukur
dengan rasio keuangan sesuai dengan keragaan koperasi yang bersangkutan,
seperti profit margin, tingkat perputaran modal usaha, rentabilitas modal sendiri,
tingkat perputaran modal kerja dan rentabilitas modal kerja (Ima Suwandi, 1986).
Pengukuran efisiensi dengan cara yang dikemukakan Ima Suwandi nampaknya
tidak cocok untuk sebuah koperasi, sebab koperasi bukanlah organisasi profit
oriented, sehingga tidak benar jika rentabilitas ekoiiomi, rentabilitas modal sendiri
dan rentabilitas modal kerja bernilai tinggi menunjukkan koperasi telah bekerja
secara efisien. Koperasi adalah organisasi bisnis yang serviced oriented, artinya
kemajuan anggota lebih diperhatikan.2

4.3 Efisiensi Koperasi yang Terintegrasi

Pada pasal 14 UU No. 25 Tahun 1992 dijelaskan bahwa untuk keperluan


pengembangan dan atau efisiensi usaha, satu koperasi atau lebih dapat
menggabungkan diri menjadi satu dengan koperasi lain meleburkan diri dengan
membentuk koperasi baru. Pasal 14 tersebut memberi isyarat dua pertimbangan
dalam mengembangkan koperasi, yaitu kebutuhan dan efisiensi. Tugas ini
terutama tertumpu pada pengurus. Pengurus koperasi harus mengupayakan agar
koperasi yang dipimpinnya tumbuh dan berkembang dalam memenuhi kebutuhan
anggotanya secara optimal. Dua jalur yang harus ditempuh untuk mencapai
kondisi tersebut adalah melelui pembaruan-pembaruan structural atau melalui
perilaku orang-orang yang terlibat didalamnya. Oleh alasan itu pengurus perlu

2
http://adityagumay.blogspot.co.id/2009/10/jenis-dan-efisiensi-koperasi.html
3.destianggita15.blogspot.com/2016/01/efisiensi-perusahaan-koperasi.html

7
menghayati struktur organisasi, selain memiliki keterampilan dalam
mengendalikan sumber daya manusia. Struktur organisasi yang tepat dan efisien
mendorong tujuan organisasi menjadi mudah dicapai.
Secara structural, koperasi sebagai organisasi ekonomi juga dituntut agar
berkembang secara efisien. Pengertian struktur di sini adalah sesuatu yang
menggambarkan hubungan-hubungan yang relaif tetap di antara orang-orang yang
bergabung dalam suatu organisasi. Besar kecilnya suatu organisasi akan
mempengaruhi strukturnya, sehingga nilai efisiensi structural akan berubah secara
relative jika organisasi koperasi tersebut tumbuh dan berkembang.
Struktur organisasi akan semakin kompleks apabila pengembangan
koperasi diarahkan pada integrasi vertical, artinya koperasi dapat memebentuk
pemusatan dari primer menjadi sekunder atau dari sekunder menjadi tersier.
Tujuan utama berintegrasi vertical adalah untuk meningkatkan efisiensi dengan
wilayah yang lebih luas. Beberapa manfaat yang dapat dipetik dari adanya
integrasi vertical sebagai berikut :
a. Economic of Scale
Peningkatan skla usaha karena adanya integrasi memungkinkan penghematan
biaya pemasaran masing-masing anggota, penurunan harga beli dan biaya-biaya
pembelian sehingga biaya persatuan masing-masing anggota bisa menurun.
Namun perlu disadari bahwa manfaat skala ekonomi hanya dapat diraih jika
koperasi ditingkat atas (misalnya koperasi sekunder) mampu melakukan tindakan
yang lebih efisien daripada jika dilakukan sendiri-sendiri oleh anggotanya.
Dengan kata lain, penggabungan dapat dilakukan bila dengan penggabungan
tersebut terdapat efek sinergi, artinya hasil yang diperoleh setelah berintegrasi
vertical harus lebih besar daripada penjumlahan hasil dari masing-masing individu
jika berusaha sendiri-sendiri.
b. Manfaat External Economies
Termasuk dalam manfaat ini misalnya produktivitas anggota karena penyebaran
informasi pasar dan teknologi. Efisiensi pada sasaran ini dijabarkan dalam bentuk
penyediaan informasi harga, pusat pengolahan bersama, atau penyediaan sarana

8
produksi yang lebih mudah diperoleh jika dilakukan bersama-sama dalam rangka
meningkatkan produktivitas anggota, konsultasi manajemen, dan lain-lain.
c. Manfaat Nonekonomi
Misalnya peningkatan keterampilan, peningkatan tanggung jawab social, dan lain-
lain.
d. Reduksi Biaya Transaksi
Yaitu biaya-biaya lain yang timbul di luar biaya produksi yang berhubungan
dengan munculnya transaksi antarunit, seperti biaya informasi, biaya monitoring,
biaya kontraksi, dan lain-lain. Demikian juga koperasi akan terhindar dari
kerugian-kerugian yang timbul karena perilaku oportunistis rekan berkontrak bila
tanpa integrasi vertical.
e. Mengurangi Risiko Ketidakpastian
Ketidakpastian muncul karena tidak ada hubungan kepemilikan antara pemilik
input dengan pengguna input tersebut. Akibatnya pemilik input masih belum pasti
dalam menyuplai input-nya, sebab penawaran input akan sangat tergantung pada
permintaan inpu tersebut. Ketidakpastian ini akan terkurangi jika para pemilik
input juga memiliki perusahaan pengguna (pemroses) input tersebut malalui
integrasi vertical. Melihat bebrapa manfaat efisiensi yang diarih sebagai akibat
integrasi vertical, mengharuskan adanya penanganan yang mampu didukung
dengan pengembangan truktur yang tepat pula.3

1. http://olgadealissaputri.blogspot.co.id/2014/01/efisiensi-koperasi-yang-
terintegrasi.html
2. https://1had.wordpress.com/2010/10/18/ekonomi-koperasi/

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan


hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) dikenal
dengan nama microfinance. Microfinance adalah penyediaan layanan keuangan
untuk kalangan berpenghasilan rendah, termasuk konsumen dan wiraswasta, yang
secara tradisional tidak memiliki akses terhadap perbankan dan layanan terkait.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan kelompok pelaku ekonomi
terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman
perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan
ekonomi pasca krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri,
sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran.

B. Saran
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan
sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional dan
menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri,
sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran. Untuk itu,
pemerintah seharusnya bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kebijakan
pembangunan UMKMK.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://pakguruhonorer.blogspot.co.id/2015/06/makalah-koperasi-dan-umkm-di-
indonesia.html, diakses pada tanggal 16 Februari 2017

http://wwwudinibrahimdm.blogspot.co.id/2016/06/makalah-koperasi-dan-ukm-
sejarah.html, diakses pada tanggal 16 Februari 2017

http://arviochukapooh.blogspot.co.id/2014/08/makalah-ekonomi-koperasi-dan-
ukm.html, diakses pada tanggal 16 Februari 2017

11

Anda mungkin juga menyukai