Anda di halaman 1dari 63

BAHAN KULIAH

PENGANTAR EKONOMI MIKRO



O
L
E
H

Nama : Rismawaty Pardede
NIM : 13402241
Dosen : P. Nainggolan, SE, M.Si

(Tanda Tangan)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
SULTAN AGUNG
PEMATANGSIANTAR
T.A. 2013/2014
BAHAN KULIAH
PENGANTAR EKONOMI MIKRO

O
L
E
H

Nama : Debora Kristina Nainggolan
NIM : 13402323
Dosen : P. Nainggolan, SE, M.Si

(Tanda Tangan)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
SULTAN AGUNG
PEMATANGSIANTAR
T.A. 2013/2014
BAGIAN I
METODOLOGI DAN LIPUTAN ANALISIS EKONOMI


1. Ilmu Ekonomi (Exact Science)
Mis : - Ilmu Alam
- Ilmu Hitung
- Ilmu Kimia
- Ilmu Biologi
2. Ilmu Social (Social Science)
Mis : - Ilmu Ekonomi
FILSAFAT (INDUK ILMU EKOMI) - Ilmu Ekonomi Mikro
- Ilmu Ekonomi Makro
- Ilmu Sosiologi
- Ilmu Hukum
- Ilmu Psikologi
3. Ilmu Spritual (Spritual Science)
Mis : - Ilmu Agama
- Ilmu Kebatinan
- DLL.




B. ILMU EKONOMI
Ilmu Ekonomi menjadi suatu ilmu pengetahuan setelah Adam Smith menulis dan menerbitkan buku
berjudul : AN INQUIRY IN TO THE NATURE AND CAYSES OF THE WEALTH OF
NATIONS Tahun 1776.
ilmu Ekonomi : Didefenisikan sebagai suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam
memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan
dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkan baik saat ini maupun
masa depan kepada berbagai idividu an kelompok yang ada dalam suatu masyarakat Atau : Ilmu
Ekonomi adalah suatu studi entang upaya manusia baik secara individu maupun masyarakat dalam
rangka melalukan pilihan penggunaan sumber daya yang terbatas tetapi memiliki alternative
penggunaan untuk menghasilkan barang/jasa guna kebutuhan manusia saat ini dan masa datang.

PEMBAGIAN ILMU EKONOMI
Ilmu Ekonomi terbagi atas 2 bagian :
1. Ilmu Ekonomi Mikro, yaitu bagian ilmu ekonomi yang mempelajari, membahas,
menganalisis kegiatan ekonomi dalam skala yang sempit atau khusus (spesifik).
Misalnya : Kegiatan yang dilakukan oleh satu unit Perusahaan.
2. Ilmu ekonomi Makro, yaitu bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari, membahas,
menganalisi kegiatan ekonomi secara umum, enyeluruh atau totalitas (agregat).
Pokok-pokok pembahasan Ekonomi Makro, antara lain :
a. Pendapatan Nasional dan pertumbuhan ekonomi
b. Tingkat harga umum dan inflasi
c. Kesempatan kerja dan pengangguran
d. Perdagangan internasional dan neraca pembayaran internasional



C. KEBUTUHAN TIDAK TERBATAS (HUMAN NEEDS UNLIMITID), KELANGKAAN
(SCARCITY) DAN PILIHAN (CHOISE)
C.1. Kebutuhan Tidak Terbatas (Human Needs Unlimited)
Sifat mendasar dari manusia bahwa tidak pernah merasa puas akan apa yang sudah dicapai /
diraih atau dimiliki.
Sifat serupa itu menunjukkan bahwa kebutuhan manusia sangat banyak (tidak terbatas) dan
beraneka jenis.
C.2. Kelangkaan Atau Jarang/Terbatas (Scarcity)
Kebutuhan manusia sebagai alat pemuas adalah barang-barang. Sumber sumber daya
(faktor-faktor produksi) yang dimiliki untuk memproduksi baang-barang terbatas, sehingga
ketersediaan barang-barang dimasyarakat terbatas dan tidak sebanding dengan kebutuhan.
C.3. Pilihan (Choice)
Kebutuhan manusia yang cukup besar dan tidak terbatas dihadapkan dengan ketersediaan
barang / jasa yang langka (scarce) maka manusia harus membuat pilihan (Choice).

D. MASALAH POKOK EKONOMI
Masalah memilih (choice) / alokasi disebut dengan masalah ekonomi dan sering disebut semi
memilih (The art of choice) Masalah Ekonomi adalah :
1. Barang dan jasa apa dan berapa banyak dihasilkan (What) ?
2. Bagaimana barang dan jasa tersebut dihasilkan (How) ?
3. Untuk siapa barang tersebut dihasilakn (for Who) ?







E. SISTEM EKONOMI
Sistem Ekonomi diklasifikasikan atas :
1. Sistem Ekonomi Komando atau terpimpin atau control (Sosialis-Komunis)
Masalah What, How dan For Whom diecahkan oleh pemerintah pusat.
2. Sistem Ekonomi Pasar atau Sistem Ekonomi Bebas / liberal (Kapitals)
Masalah What, How, dan For Whom dipecahkan menurut prinsip ekonomi / efesiensi guna
mendapatkan laba (profit).
What ? : Barang yang mempunyai permintaan pasar, harganya relatif tinggi sehingga
mendatangkan keuntungan.
How ? : Mengalokasiakn dan memproduksi barang dengan prinsip efisiensi sehingga
mendatangkan keuntungan.
For Whom ? : Distribusi ditentukan oleh harga barang. Jadi barang diperuntukkan bagi
masyarakat yang mempunyai daya beli (mampu membayar).
3. Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economic System)
Yaitu campuran antara sistem ekonomi komando (sosialis) dengan sistem ekonomi pasar
(kapitalis). Persoalan What, How, dan for Whom diselesaikan dengan perpaduan sistem
sosialis dan kapitalis. Sistem Ekonomi yang berlaku di Indonesia : Sistem ekonomi Pasar /
Bebas yang Terkendali.

F. ILMU EKONOMI BAGIAN-BAGIAN DARI ILMU SOSIAL
Ilmu ekonomi adalah cabang ilmu sosial (skema pada bagian A), sehingga ilmu ekonomi tidak
terlepas dari objek ilmu sosial, yaitu menjelaskan hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Oleh kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan alat kebutuhan manusia jarang maka manusia
bertindak ekonomi untuk membuat pilihan.
Sumber daya
yang terbatas
(Scarscity)
Pilihan (Choice)
Wthat ?
How ?
For Whom ?
Kebutuhan Tak
Terbatas
(Unlimited)
Jadi ilmu ekonomi mempelajari tngkah laku manusia (Human Behavior), untuk mempelajari
tingkah laku ini (masalah sosial). Ilmu ekonomi memakai pendekatan ilmu sosial.
Mis : Seseorang ingin mendirikan Industri, maka harus memperdulikan :
- Situasi masyarakat
- Kepuasan masyarakat
- Dll.

G. SIRKULASI AKTIVITAS EKONOMI (CIRCULAR FLOW OF ECONOMI ACTIVITY)
Sirkulasi kegiatan perekonomian sederhana digambarkan segabai berikut :











Keterangan :
Sumber Daya Ekonomi (Faktor Produksi) terdiri atas :
1. Sumber Daya Alam atau Faktor Produksi Alam (natural Recourcess)
2. Sumber Daya Tenaga Kerja atau Faktor Produksi tenaga kerja (Human Recourcess)
3. Sumber Daya Modal atau Faktor Produksi Modal (Capital nRecourcess)
4. Kewirausahaan atau Kewiraswastaan (Entreprenurship)
Setiap penggunaan faktor-faktor produksi kedalam proses produksi akan memperoleh jasa.
Jasa-jasa Faktor Produksi :
- Jasa Sumber Daya Alam : Sewa (rent)
- Jasa Sumber Daya Tenaga Kerja : Upah/Gaji (wage/salary)
- Jasa Sumber Daya Modal : Bunga Modal (interest)
- Kewirausahaan : laba Usaha (profit)
Sektor Rumah Tangga
Konsumen /
Masyarakat
Pemilik : Faktor-faktor
Produksi.
Sektor Rumah Tangga
Produsen /
Masyarakat
Pemilik : Barang
Konsumsi.
1. arus faktor produksi
2. arus uang (nilai faktor produksi)
D S
Pasar faktor
4. arus uang (nilai barang)
3. arus barang
D S
Pasar output
Barang (Goods)


a.1. Inferior


a. Barang Konsumsi a.2. normal

a.3. suverior


1.Barang Ekonomi

Barang

b. Barang Modal (Investasi)

2. Barang Non Ekonomi
(Bebas)






1.Barang Publik


Barang Ekonomi


2.Barang Privat




1.Barang sekali pakai

Barang Ekonomi


2.Barang Berulangkali


Barang Konsumsi, terdiri dari :
Barang Inverior : Barang apabila pendapatan naik maka konsumsi terhadap barang turun.
Simbol : Y D
Barang Normal : Sebanding kenaikan pendapatan dengan kenaikan permintaan.
Simbol : Y D
Barang Lux/Suverior : Barang yang permintaannya ada ketika pendapatan cukup tinggi.
Mis. : Mobil Mewah, Rumah Mewah , dll.
BAGIAN II

TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN DAN APLIKASINYA
TEORI PERMINTAAN (DEMAND), PENAWARAN (SUPPLY)
DAN KESEIMBANGAN (EQUILIBRIUM)

A. Teori Permintaan
1. Defenisi Permintaan (Demand)
Permintaan (Demand) adalah kuantitas barang atau jasa yang diinginkan dan dibeli (diminta) si
konsumen pada berbagai tingkat harga.
Permintaan yang dimaksudkan adalah permintaan yang efektif (efective demand) yaitu
permintaan dibarengi dengan kemampuan membayar.
Permintaan efektif = keinginan + kemampuan membayar
(efective demand) = Want + ability to pay

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang atau jasa
a. Harga barang itu sendir (Px)
P = price (harga)
b. Harga barang lain yang berhubungan dengan barang x (Ps)
c. Pendapatan konsumen (I)
I = Income
d. Selera masyarakat (T)
T = Taste
e. Jumlah penduduk
f. Iklan / Reklame
g. Perkiraan Keadaan Masa datang (E)
E = Expectation
Jadi model fungsi permintaan barang x
Qxd = F (Px, Ps, I,, T, N, A, E)
Qxd = Quantity demand x

Variabel : konsep bervariasi


Pengaruh faktor-faktor permintaan :

1) Harga barang itu sendiri (Px)
Jika Px Qxd
Jika Px Qxd

2) Harga barang lain (Ps)
Jika Px Qxd : x dan barang lain = substitusi (saling mengganti)
Contoh: minyak tanah dengan gas
Jika Ps Qxd : x dan barang lain = komplementer (saling melengkapi)
Contoh : mobil dengan bensin
Jika Ps Qxd tetap : x dan barang lain = inkomplementer (bebas)
Contoh : buku dengan garam

3) Pendapatan (I)
Jika I Qxd = x : barang normal
Jika I Qxd = x : barang inverior
Jika I tinggi Qxd = x = barang suverior (lux)
4) Selera konsumen (T)
Jika N Q
x
d


5) Jumlah Penduduk (N)
Jika N Q
x
d


6) Iklan / Reklame (A)
Jika A Q
x
d


7) Perkiraan Masa Datang
Ep Q
x
d

EP : Ekspektasi harga


3. Tabel Permintaan dan Kurva Permintaan
Tabel permintaan adalah tabel atau daftar berisi data yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang diminta dengan berbagai tingkat harga.
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang
diminta dengan berbagai tingkat harga.
Contoh : tabel dan kurva permintaan buku tulis pada berbagai tingkat harga.

Tabel 1
Permintaan Buku Tulis
Pada berbagai tingkat harga (Rp / limit)
Keadaan Harga (Px) Jumlah yang diminta (Qxd)
A 5.000 200
B 4.000 400
C 3.000 500
D 2.000 800
E 1.000 1000



Gambar Permintaan buku tulis
Sifat kurva permintaan : Merupakan garis yang menurun dari kiri atas menuju kanan bawah
(merupakan fungsi negatif)
Tabel : nama di atas
Grafik : nama di bawah

4. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Permintaan individu adalah permintaan orang per orang (permintaan seseorang) akan suatu
barang pada berbagai tingkat harga di pasar. Permintaan pasar adalah total permintaan seluruh
individu akan suatu barang pada berbagai tingkat harga di pasar.
Tabel 1
Permintaan Individu dan Pasar
Ads buku Tulis (Rp / Unit)
Keadaan Harga (Rp)
Permintaan Individu Permintaan Pasar
QA QB QC Q = QA+QB+QC
A 5.000 50 75 75 200
B 4.000 100 150 150 400
C 3.000 150 225 225 600
D 2.000 200 350 350 900
E 1.000 300 500 500 1.300




d = QA + QB + QC

5. Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva permintaan dapat bergeser dalam 2 bentuk yaitu :
a) Bergeser dengan bergerak di sepanjang garis kurva permintaan itu sendiri. Apabila Px berubah
(naik dan turun) sedangkan faktor lain tetap maka kurva permintaan bergerak di sepanjang garis
kurva permintaan itu.

6. Hukum Permintaan
Berbunyi : Apabila harga barang-jasa naik (tinggi) jumlah barang-jasa yang diminta berkurang
(sedikit) sebaliknya apabila harga barang-jasa turun (rendah) maka jumlah barang-jasa yang
diminta bertambah (banyak).

7. Model Matematika
Model matematika fungsi permintaan linier adalah :
Q
x
d
= a = bPx
Dimana : Q
x
d
= Quantity demand x (jumlah barang x diminta)
a = konstanta atau interapt
b = koefisien arah / kecuraman
Px = harga barang x
Contoh :
Fungsi permintaan barang x
Q
x
d
= 100 5Px
Tentukan : a. Tabel permintaan barang x
b. Kurva Permintaan Barang x

Penyelesaian :
a. Tabel permintaan barang x
Tabel
Permintaan Barang x pada
Berbagai Tingkat Harga (Rp / Unit)
Keadaan Harga x (Rp) Jlh x diminta (Q
x
d
= 100 5Px)
a 10 100 5 (10) = 50
b 8 100 5 (8) = 60
c 6 100 5 (6) = 70
d 4 100 5 (4) = 80
e 2 100 5 (2) = 90


Kurva permintaan bergeser ke kanan atas atau ke kiri bawah apabila salah satu faktor nonharga
x berubah.
Misalnya : Ps, I, T, N, A, E sedangkan pada Px tetap, maka kurva permintaan bergeser ke kanan
atas atau ke kiri bawah.

Q
x
d
= f ' (Px, Ps, I, T, N, A, E)

b. KURVA
Permintaan barang x


B. TEORI PENAWARAN (SUPPLY)

1. Definisi Penawaran (Supply)
Penawaran (supply) adalah kuantitas barang yang bersedia ditawarkan (dijual) oleh si penjual
(produsen) pada tingkat harga tertentu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Penawaran barang atau jasa oleh si penjual (produsen) dipengaruhi banyak faktor, diantaranya
adalah :
a) Harga barang x itu sendiri (Px)
b) Harga barang lain yang berhubungan dengan barang x (Ps)
c) Ongkos / biaya produksi barang x (Ci)
d) Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan barang x (Tg)
e) Banyak perusahaan yang memproduksi barang x (Nf)
f) Perkiraan keadaan di masa datang (Expectation)

Dengan demikian model fungsi penawaran barang x dapat ditulis :
Q
x
s
= F (Px, Ps, Ci, Tg, Nf, E)
Dimana : Q
x
s
= Quantity supply x (jumlah barang x yang ditawarkan)
Keterangan :
a) Px Q
x
s

b) Px Q
x
s
: komplementer : saling melengkapi
Px Q
x
s
: substitusi : saling mengganti
c) Ci Q
x
s

d) Tg Q
x
s

e) Nf Q
x
s

f) Epx Q
x
s


3. Tabel Penawaran dan Kurva Penawaran
Tabel Penawaran adalah tabel berisi data berbagai jumlah barang yang bersedia ditawarkan pada
tingkat harga tertentu.
Kurva penawaran adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara berbagai jumlah barang
yang ditawarkan dengan tingkat harga tertentu.

Tabel
Penawaran Buku Tulis
Pada Berbagai Tingkat Harga
( Rp / Unit )
Keadaan Harga Buku (Px) Jlh Buku ditawarkan (Qx5)
a 5.000 900
b 4.000 800
c 3.000 600
d 2.000 300
e 1.000 100


Kurva
Penawaran Buku Tulis


Keterangan :
a) garis 5x - 5x = garis kurva penawaran barang x
b) kurva penawaran merupakan garis yang menarik dari kiri bawah menuju kanan atas (fungsi
positif)

4. Hukum Penawaran
Berbunyi : Apabila barang-jasa tinggi (naik) maka jumlah barang jasa yang ditawarkan banyak
(bertambah) sebaliknya apabila harga barang-jasa rendah (turun) maka jumlah barang jasa yang
ditawarkan sedikit (berkurang).

5. Perubahan Kurva Penawaran
Perubahan kurva penawaran terjadi dalam 2 hal, yaitu :
a) Kurva penawaran bergerak di sepanjang garis kurva penawaran itu.
Apabila harga barang x berubah sedangkan faktor non harga x konstan (tidak berubah)
maka kurva penawaran bergerak ke atas atau ke bawah sepanjang kurva penawaran itu.

Q
x
s
= F (Px, Ps, Ci, Nf, Tg, E)
Px Q
x
s
: a b
Px Q
x
s
: a c



b) Kurva penawaran bergerser ke kanan bawah atau bergeser ke kiri atas.
Apabila faktor non harga x berubah, sedangkan faktor harga x atau Px tetap maka
penawaran bergeser ke kanan bawah atau ke kiri atas.
Q
x
s
= F (Px, Ps, Ci, Nf, Tg, E)
Misalnya : Ci Q
x
s
: Si Si Ci Ci atau a b
Nf Q
x
s
: So So S2 S2 atau a c


NB : X = x konstan (tetap)

6. Pendekatan Matematika
Model Matematika persamaan fungsi penawaran linier adalah :
Q
x
s
= a + bPx
Dimana : Q
x
s
= quantity supply x
a = konstanta / intercept
b = koefisien arah / kecuraman
Px = harga barang x

Contoh :
Fungsi penawaran barang x
Q
x
s
= 3 + 5Px
Tentukan : a) Tabel penawaran barang x
b) Kurva penawaran barang x



Penyelesaian :
a) Tabel Penawaran Barang x
Keadaan Harga (Px) Jlh ditawarkan (Q
x
s
= 3+5Px)
a 10 3 x 5 (10) = 53
B 8 3 x 5 (8) = 43
c 4 3 x 5 (4) = 23
d 2 3 x 5 (2) = 13
E 1 3 x 5 (1) = 8

b) Kurva Penawaran Barang x

PR
1. Fungsi permintaan barang x
Q
x
d
= 210 3 Px
Tentukan : a) Tabel Permintaan Barang x
b) Kurva
2. Fungsi penawaran barang x
Q
x
s
= -10 + 7 Px
Tentukan : a) Tabel Penawan Barang x
b) Kurva Penawan Barang x


C. KESEIMBANGAN (EQUILIBRIUM = E)
Keseimbangan (equilibrium) adalah keadaan dimana jumlah barang yang diminta sama dengan
jumlah barang yang ditawarkan pada titik harga tertentu.
Jumlah diminta = jumlah ditawarkan
Q
x
d
= Q
x
s

Apabila Q
x
d
> Q
x
s
kelebihan permintaan (exess demand)
Q
x
d
< Q
x
s
kelebihan penawaran (exess supply)


1. Tabel Keseimbangan dan Kurva Keseimbangan
Tabel
Permintaan dan Penawaran Buku Tulis
Pada Berbagai Tingkat Harga (Rp / Unit)
Keadaan Harga (Px) Jumlah diminta (Q
x
d
) Jumlah ditawarkan (Q
x
s
) Sifat
a 5.000 200 1.000 Exess
b 4.000 400 800 supply
c 3.000 600 600 Equilibrium
d 2.000 800 400 Exess
e 1.000 1.000 200 Demand

Gambar
Keseimbangan (Equilibrium)


Keterangan :
1) Keseimbangan (equilibrium) terjadi pada titik E yaitu berpotongan antara kurva permintaan
(dx dx) dengan kurva (penawaran (Sx-Sx)
2) Harga keseimbangan adalah (Px = Rp 3.000 / unit) dan kuantitas keseimbangan pada Q
x
5
=
Q
x
d
= 600 unit.
3) Pada harga Rp 5.000 dan Rp 4.000 terjadi kelebihan penawaran (exess supply)
4) Pada harga Rp 2.000 dan Rp 1.000 terjadi kelebihan permintaan (exess demand)

2. Keseimbangan dengan Pendekatan Matematika
Persamaan fungsi permintaan : Q
x
d
= a - bPx
Q
x
5
= a + bPx
Keseimbangan : Q
x
d
= Q
x
5

a bPx = a + bPx
Contoh :
Fungsi permintaan barang x : Q
x
d
= 100 sPx
Fungsi penawaran barang x : Q
x
s
= 20 + 3Px
Tentukan : 1) Keseimbangan (Px dan Qx)
2) Tabel dan kurva keseimbangan

Penyelesaian :
1) Keseimbangan (Px dan Qx)
Syarat keseimbangan
Q
x
d
= Q
x
s

100 5 Px = 20 + 3 Px
100 20 = 3 Px + 5 Px
80 = 8 Px
Px = 80 / 8
Px = 10
Substitusi Px = 10 ke pers. Q
x
d
= Q
x
s

Q
x
d
= 100 5 Px
= 100 5 (10)
= 100 50
Q
x
d
= 50

Q
x
s
= 20 + 3 Px
= 20 + 3 (10)
Q
x
d
= 50

Keseimbangan (equilibrium) terjadi pada :
Q
x
d
= Q
x
s
= 50 (kuantitas keseimbangan)
Px = 10 (harga keseimbangan)

2) Tabel Keseimbangan dan kurva keseimbangan
Tabel
Permintaan dan Penawaran
Barang pada Berbagai Tingkat harga
(Rp / Unit)
Keadaan Harga (Px)
Jlh Diminta
(Q
x
d
= 100-5Px)
Jlh ditawarkan
(Q
x
d
= 20 + 3 Px)
Sifat
a 15 100 5 (15) = 25 20 + 3 (15) = 65 Exess supply
b 12 100 5 (12) = 40 20 + 3 (12) = 56 Exess supply
c 10 100 5 (10) = 50 20 + 3 (10) = 50 Equilibrium
d 8 100 5 (8) = 60 20 + 3 (8) = 44 Exess supply
e 5 100 5 (5) = 75 20 + 3 (5) = 35 Exess supply

Kurva
Keseimbangan (equilibrium)

Keterangan :
1) Keseimbangan (equilibrium) terjadi pada titik E yaitu perpotongan antara kurva
permintaan (dx dx) dengan kurva penawaran (5x 5x)
2) Harga keseimbangan adalah : Px = Rp 10 / unit dan kuantitas keseimbangan pada : Q
x
s

= Q
x
d
= 50 unit.
3) Pada harga Rp 15 dan Rp 12 terjadi kelebihan penawaran (exess supply)
4) Pada harga Rp 8 dan Rp 5 terjadi kelebihan permintaan (exess demand)

3. Perubahan / Pergeseran Titik Keseimbangan
Titik keseimbangan (equilibrium) dapat berubah dalam 1 hal, yaitu :
a. Permintaan bertambah dan penawaran tetap, kurva permintaan bergeser ke kanan.
b. Permintaan berkurang dan penawaran tetap, kurva permintaan bergeser ke kiri.
c. Penawaran bertambah dan permintaan tetap, kurva penawaran bergeser ke kanan.
d. Penawaran berkurang dan permintaan tetap, kurva penawaran bergeser ke kiri.

Ad.a) Permintaan bertambah, penawaran tetap



Keterangan : Permintaan bertambah maka :
a) Kurva permintaan bergeser ke kanan atas : do-do di-di
b) Keseimbangan bergeser dari : Eo E1
c) Harga naik dari : Po P1
d) Kuantitas keseimbangan naik dari : Qo Q1

ad.b) Permintaan berkurang, penawaran tetap


Keterangan : Permintaan berkurang, maka :
a) Kurva permintaan bergeser ke kiri bawah : do-do di-di
b) Keseimbangan bergeser dari : Eo E1
c) Harga turun dari : Po P1
d) Kuantitas keseimbangan berkurang dari : Qo Q1

ad.c) Penawaran bertambah, permintaan tetap

Keterangan : Penawaran bertambah, maka :
a) Kurva permintaan bergerak ke kanan bawah : do-do di-di
b) Keseimbangan bergeser dari : Eo E1
c) Harga turun dari : Po P1
d) Kuantitas keseimbangan bertambah dari : Qo Q1

ad.d) Penawaran berkurang, permintaan tetap

Keterangan : Penawaran berkurang, maka :
a) Kurva permintaan bergerak ke kiri atas : do-do di-di
b) Keseimbangan bergeser dari : Eo E1
c) Harga naik dari : Po P1
d) Kuantitas keseimbangan berkurang dari : Qo Q1

Tgl. 09-11-2013
Permintaan dan Penawaran sama-sama bertambah

Permintaan dan Penawaran sama-sama berkurang






Teori elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran
A. Elastisitas Permintaan (Demand Elasticity = d)
1. Defenisi
Elastisitas permintaan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta akibat perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terutama harga.

d =

Dimana : d = Elastisitas Permintaan
= Perubahan jumlah diminta
=
=
= delta (perubahan)

2. Koefisien Elastisitas Permintaan dan Rumus Menghitung
Koefisien Elastisitas Permintaan ada 2 yaitu :
a. Koefisien elastisitas permintaan titik (point elasticity)
Rumus : d =

d =

b. Koefisien elastisitas permintaan rata-rata atau jarak antara (Arc electricity)
Rumus



3. Jenis-jenis Electrisitas Permintaan
Electricitas permintaan terdiri 5 jenis :
a. Elastisitas permintaan yang elastis dimana d > 1
b. Elastisitas permintaan yang inelastis dimana d < 1
c. Elastisitas permintaan yang uniter dimana d = 1
d. Elastisitas permintaan yang elastis sempurna dimana d =
e. Elastisitas permintaan yang inelastis sempurna dimana d = 0


Gambar Elastisitas Permintaan

Ad.a) Elastis : d > 1
Contoh : barang mewah mobil



Ad.b) Inelastis : d < 1

contoh: barang murah

Ad.c) Uniter : d = 1

contoh: barang normal



Ad.d) Elastis Sempurna : d =
Contoh : barang publik (sosial)



Ad.e) Inelastis Sempurna : d = 0
contoh: barang tertentu yang murah





Gabungan gambar elastisitas permintaan



4. Perhitungan Elastisitas Permintaan
Contoh : Permintaan Buku Tulis
Tabel
Permintaan Buku Tulis
Keadaan
Harga
(Px)
Jumlah
diminta
(Q
x
d
)
Elastisitas Permintaan
Titik Sifat Rata-rata Sifat
a 5.000 200 - - - -
b 4.000 400 5 > 1 Elastis 3 > 1 Elastis
c 3.000 600 2 > 1 Elastis 1,4 > 1 Elastis
d 2.000 800 1 = 1 Uniter 0,71 < 1 Inelastis
e 1.000 1000 0,5 < 1 Inelastis 0,33 < 1 Inelastis
Hitung :
1) Elastisitas permintaan titik
2) Elastisitas permintaan rata-rata!

Penyelesaian :
1. Elastisitas titik :
d =
Q / Q
/
d d
x x
x x
P P


=
200 / 200
1000 / 5000

=
2 / 2
10 / 50

=
2
2
x
50
10

=
100
20

d = |-5| = 5 > 1 (elastis)
Artinya : Apabila harga naik 1% maka jumlah barang yang diminta berkurang 5%.

b. Titik b dan c
d =
Q / Q
/
d d
x x
x x
P P


=
200 / 400
1000 / 4000

=
2 / 4
10 / 40

=
2
4
x
40
10

=
80
40

d = |-2| = 2 > 1 (elastis)
Artinya : Apabila harga naik 1% maka jumlah barang yang diminta berkurang 2%.

c. Titik c dan d
d =
Q / Q
/
d d
x x
x x
P P


=
200 / 600
1000 / 3000

=
2 / 6
10 / 30

=
2
6
x
30
10

=
60
60

d = |-1| = 1 = 1 (Uniter)
Artinya : Apabila harga naik 1% maka jumlah barang yang diminta berkurang 1%.

d. Titik d dan e
d =
Q / Q
/
d d
x x
x x
P P


=
200 / 800
1000 / 2000

=
2 / 8
10 / 20

=
2
8
x
20
10

=
40
80

d = |-0,5| = 0,5 < 1 (inelastis)
Artinya : Apabila harga naik 1%, maka jumlah barang yang diminta berkurang 0,5%.


2. Elastisitas Rata-rata
a. Rata-rata A keb
d =
2 1
1 2
2 1
1 2
Q Q
(Q Q ) / 2
( ) / 2
P P
P P


=
400 200
(200 400) / 2
4000 5000
(5000 4000) / 2


=
2
3
10
4, 5


=
2
3
x
4, 5
10

=
90
30

d = |-3| = 3 > 1 (elastis)
Artinya : Jika harga naik 1% dari rata-rata 5.000 4.000 maka permintaan berkurang sebesar 3%
dari rata-rata 200-400.

b. Rata-rata b ke c
d =
2 1
1 2
2 1
1 2
Q Q
(Q Q ) / 2
( ) / 2
P P
P P


=
600 400
(400 600) / 2
3000 4000
(4000 3000) / 2


=
2
5
1
35


=
2
5
x
35
10

=
70
50

d = |-1,4| = 1,4 (elastis)
Artinya : Jika harga naik 1% dari rata-rata 4.000 3.000 maka permintaan berkurang sebesar 1,4%
dari rata-rata 400 ke 600.

c. Rata-rata c ke d
d =
2 1
1 2
2 1
1 2
Q Q
(Q Q ) / 2
( ) / 2
P P
P P


=
800 600
(600 800) / 2
2000 3000
(3000 2000) / 2


=
2
7
10
25


=
2
7
x
25
10

=
50
70

d = |-0,71| = 0,71 (elastis)
Artinya : Jika harga naik 1% dari rata-rata 3.000 ke 2.000 maka permintaan berkurang sebesar
0,71% dari rata-rata 600 ke 800.

d. Rata-rata d ke e
d =
2 1
1 2
2 1
1 2
Q Q
(Q Q ) / 2
( ) / 2
P P
P P


=
1000 800
(800 1000) / 2
1000 2000
(2000 1000) / 2


=
2
9
10
15


=
2
9
x
15
10

=
30
90

d = |-0,33| = 0,33 < 1 (inelastis)
Artinya : Jika harga naik 1% dari rata-rata 2.000 ke 1.000 maka permintaan berkurang sebesar
0,33% dari rata-rata 800 ke 1.000.

B. ELASTISITAS PENAWARAN (SUPPLY ELASTICITY =
s
)
1. Defenisi
Elastisitas penawaran (
s
) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat
perubahan harga.
Atau :
s
=
%
%
s
x
x
Q
P


Dimana :
s
= elastisitas penawaran
%Q
x
s
= persentase perubahan kuantitas barang x
Q
s
= Q
2
Q
1

%P
x

= persentase perubahan harga barang x
Px = P
2
P
1


2. Koefisien Elastisitas Penawaran
Koefisien elastisitas penawaran terdiri dari 2 jenis :
a. Koefisien elastisitas titik (point elasticity)

s
=
/
/
s s
x x
x x
Q Q
P P

atau
s
=
s
x
x
Q
P

.
s
x
P
Q


b. Koefisien elastisitas rata-rata atau jarak antara (Arc elasticity)

s
=
2 1
1
2 1
1 2
(Q ) / 2
( ) / 2
s s
s s
s
Q Q
Q
P P
P P



3. Jenis-Jenis Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran terdiri dari 5 jenis :
a. Elastisitas penawaran yang elastis, dimana
s
> 1
b. Elastisitas penawaran yang inelastis, dimana
s
< 1
c. Elastisitas penawaran yang uniter, dimana
s
=1
d. Elastisitas penawaran yang elastis sempurna, dimana
s
=
e. Elastisitas penawaran yang inelastis sempurna, dimana
s
= 0


Gambar elastisitas penawaran

Ad.a) Elastis,
s
> 1



Ad.b) Inelastis,
s
< 1



Ad.c) Uniter,
s
= 1




Ad.d) Elastis Sempurna,
s
=






Ad.e) Inelastis sempurna,
s
= 0



Contoh Perhitungan :
Tabel
Penawaran Buku Tulis dan Elastisitas Penawaran
Keadaan Harga
Buku
(Rp)
Jlh Buku
Ditawarkan
(Q
s
)
Elastisitas Penawaran
Titik Sifat Rata-rata Sifat
a 5.000 900 5/9 < 1 Inelastis 9/7 < 1 Inelastis
b 4.000 800
c 3.000 600
d 2.000 300
e 1.000 100

Hitung : 1. Elastisitas Penawaran Titik!
2. Elastisitas Penawaran Rata-rata!

Penyelesaian :
1. Elastisitas Titik
a) Titik a dan b

s
=
/
/ P
s s
Q Q
P


=
100 / 900
1000 / 5000

=
1/ 9
10 / 50


=
1
9

X
50
10

=
50
90

s
= 5/9
Artinya : Jika harga jual naik 1 % maka jumlah yang ditawarkan bertambah 5/9 %.


2. Elastisitas Rata-rata
a) Rata-rata a dan b

s
=
2 1
1
2 1
1 2
(Q ) / 2
( ) / 2
s s
s s
s
Q Q
Q
P P
P P


=
800 900
(900 800) / 2
4000 5000
(5000 4000) / 2


=
100
850
1000
4500


=
100
850

X
4500
1000

=
450.000
850.000


=
45
85


=
9
17


=
9
17

s
= -9 / -17 = 9/17
Artinya : Jika harga pasar naik 1% dari rata-rata 5.000 dan 4.000 maka jumlah barang yang
ditawarkan bertambah 9/17 % dari rata-rata 900 dan 800.


1.b. Titik b dan c

s
=
5 5
/ Q
/
x x
Q
Px Px


=
200 / 800
1000 / 4000


=
2 / 8
10 / 40


=
2
8

x
40
10

=
80
80

s
= 1 = 1 (uniter)
Artinya : Jika harga jual naik 1% maka jumlah yang ditawarkan bertambah 1%.

c. Titik c ke d

s
=
5 5
/ Q
/
x x
Q
Px Px


=
300 / 600
1000 / 3000


=
3/ 6
10 / 30


=
3
6

x
30
10

=
90
60

s
=
9
6
=
3
2
< 1 (inelastis)
Artinya : Jika harga jual naik 1% maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah 3/2 %.

d. Titik d ke e

s
=
/ Q
/
s s
x x
Q
Px Px


=
200 / 300
1000 / 2000


=
2 / 3
10 / 20


=
2
3

x
20
10

=
40
30

s
=
4
3
< 1 (inelastis)
Artinya : jika harga jual naik 1% maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah 4/3%.

2. b. Titik b ke c

s
=
2 1
1
2 1
1 2
(Q ) / 2
( ) / 2
s
Q Q
Q
P P
P P


=
600 800
(800 600) / 2
3000 4000
(4000 3000) / 2


=
200
1400 / 2
1000
7000 / 2


=
2
7
10
35


=
2
7

x
35
10

=
70
70

s
= 1 = 1 (uniter)
Artinya : Jika harga pasar naik 1% dari rata-rata 4.000 3.000 maka jumlah barang yang
ditawarkan bertambah 1% dari rata-rata 600-600.

c. Titik c ke d

s
=
2 1
1
2 1
1 2
(Q ) / 2
( ) / 2
s
Q Q
Q
P P
P P


=
300 600
(600 300) / 2
2000 3000
(3000 2000) / 2


=
3
4, 5
10
25


=
3
4, 5

x
25
10

=
75
45

s
=
15
9

< 1 (inelastis)
Artinya : Jika harga pasar naik 1% dari rata-rata 3.000 2.000 maka jumlah barang yang
ditawarkan bertambah 15/9 % dari rata-rata 600 300.

d. Titik d ke e

s
=
2 1
1
2 1
1 2
(Q ) / 2
( ) / 2
s
Q Q
Q
P P
P P


=
100 300
(300 100) / 2
1000 2000
(2000 1000) / 2


=
3
4, 5
10
25


=
3
4, 5

x
25
10

=
75
45

s
= -30 / -20 = 3/2 < 1 (inelastis)
Artinya : Jika harga pasar naik 1% dari rata-rata 2.000 1.000 maka jumlah barang yang
ditawarkan bertambah 3/2 % dari rata-rata 300 100.




BAGIAN III
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN


TEORI PERILAKU KONSUMEN

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa ilmu ekonomi modern menganalis masalah
ekonomi, lepas dari pertimbangan rnoralitas dan agama. Gejala-gejala yang diamati dijelaskan
dengan logika. Misalnya mengapa di negara-negara maju dan atau kaya, setiap keluarga umumnya
memiliki sedikit anak? Sedangkan di negara-negara yang belum maju, jumlah anak per keluarga
umumnya banyak? Mengapa orang-orang yang berpendidikan tinggi menghabiskan banyak uang
untuk membeli informasi (buku, surat kabar, dan internet) dibanding orang-orang yang
berpendidikan rendah? Mengapa perusahaan-perusahaan yang mempunyai daya monopoli lebih
suka menjual produk dalam jumlah lebih sedikit dengan harga yang lebih tinggi? Masih banyak
pertanyaan yang lainnya.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ekonom mengembango kan pemahaman-
pemahaman dan peralatan analisis ekonomi mikro. Dengan peralatan itu ilmu ekonomi mengamati
perilaku konsumen dan produsen. Perilaku konsumen penting dibahas agar dapat memahami sisi
permintaan barang dan jasa. Perilaku produsen penting dibahas untuk mernahami sisi penawaran
barang dan jasa.

1. Pengertian-pengertian dan Asumsi-asumsi Utama
Bab ini akan menguraikan perilaku konsumen dalam menentukan alokasi sumber daya
ekonominya. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah kepuasan maksimum. Untuk
dapat membahasnya kita harus mengetahui beberapa pengertian dan asumsi dasar (utarna).
a) Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan.
Bila seseorang mengonsumsi lebih dan satu barang dan jasa, seluruhnya digabungkan dalam bundel
barang (commodities bundle). Barang yang dikonsurnsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi
makin besar manfaat yang diperoleh (good). Contohnya pakaian, makin banyak dimiliki makin
memberi manfaat. Sesuatu yang bila konsumsinya ditambah justru mengurangi kenikmatan hidup
(bad), tidak dimasukkan dalam analisis. Misalnya, penyakit, makin banyak makin menyusahkan.

b) Utilitas (Utility)
Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang. Utilitas
merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya. Utilitas
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility/TU)
adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi. Utilitas marjinal
(marginal utility/MU) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi
sebanyak satu unit barang.

c) Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal
Utility)
Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan utilitas yang
besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negatif. Good
sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin
Menurun (The Law of Diminshing Marginal Utility, untuk selanjutnya disingkat LDMU). Dalam
analisis perilaku konsumen, gejala LDMU dilihat dari makin menurunnya nilai utilitas marjinal.
Karena dasar analisisnya adalah perubahan utilitas marjinal, analisis ini dikenal sebagai analisis
marjinal (marginal analysis).
Analisis marjinal mula-mula dikembangkan untuk menjawab pertanyaan mengapa berlian
lebih mahal daripada air? Ada yang menjawab karena utilitas total penggunaan berlian lebih tinggi
daripada air. Jawaban itu disanggah dengan mengatakan bahwa ada kondisi di mana air terasa lebih
bernilai daripada berlian, misalnya pada saat manusia sangat haus. Tetapi mengapa secara umum
harga berlian lebih mahal daripada air? Seorang ekonom bernama Herman Heinrich Gossen
menjawab bahwa pertambahan manfaat dari air cepat sekali menurun. Jika seseorang sangat haus,
segelas pertama air akan memberi manfaat yang sangat besar, tetapi setelah gelas keempat atau
kelima, pertambahan manfaat air sudah sangat menurun. Tidak demikian halnya dengan berlian. Itu
sebabnya harga air lebih murah daripada harga berlian. Untuk menghormati Gossen maka hukum
pertambahan alat-alat yang makin menurun disebut sebagai Hukum Gossen (Gossen law).

d) Konsistensi Preferensi (Transitivity)
Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen, menyusun prioritas pilihan agar
dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen,
yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama-sama disukai (indifference). Misalnya ada dua barang X dan
Y, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-sama disukai
seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis.
Syarat lain agar perilakunya dapat dianalisis, konsumen harus konsistensi preferensi. Bila
barang X lebih disukai dari Y ( X > Y) dan barang Y lebih disukai dari Z (Y > Z), maka barang X
lebih disukai dari Z (X > Z). Konsep ini disebut transitivitas (transitivity).

e) Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan
dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi
yang digunakan dan harga, barang di pasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan tmtuk
suatu periode konsumsi..

2. Teori Kardinal (Cardinal Theory)
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana
kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter.
Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu
barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus
dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan
kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total
uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.
Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga
barang per unit.
Misalnya Achmad ingin membeli baju, yang harga per helainya Rp25.000,00. Berapa buah
baju yang akan dikonsumsi? Untuk menjawabnya, kita harus tahu dahulu nilai baju itu bagi
Achmad yang diasumsikan setara dengan rupiah. Seandainya pola konsumsi Achmad seperti
ditunjukkan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal dari Mengonsumsi Baju
Harga baju
Per helai
(Rp)
Jumlah baju
Yang
Dikonsumsi
Uang yang
Harus dike-
luarkan (Rp)
Kegunaan
Total/TU
(util)
Tambahan
Kegunaan
/MU
(util)
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
1
2
3
4
5
6
7
8
25.000
50.000
75.000
100.000
125.000
150.000
175.000
200.000
50.000
125.000
185.000
225.000
250.000
250.000
225.000
100.000
50.000
75.000
80.000
40.000
25.000
0
25.000
125.000
Bagi Achmad, baju pertama nilai kegunaannya jauh lebih besar dibanding uang yang harus
dikeluarkan. Hanya dengan Rp. 25.000,00 diperoleh kegunaan 50.000 util. Karenanya dia mau
menambah konsumsi bajunya. Baju yang kedua memberi tambahan kegunaan (MU) lebih besar
daripada yang pertama, yaitu 75.000 util, berarti kegunaan total (TU) menjadi 125.000 util. Dia pun
menambah konsumsi baju menjadi tiga, yang memberi TU 185.000 util dan MU 60.000 util.
Walaupun telah terjadi penurunan MU (hukum pertambahan manfaat yang makin menurun telah
terjadi), tetap lebih menguntungkan. Seandainya Achmad terus menambah konsumsi bajunya, maka
setelah baju kelima penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan dapat menurunkan TU
karena MU sudah < 0 (negatif). Pergerakan angka-angka dalam tabel dapat diterjemahkan dalam
bentuk grafik berikut ini (Diagram 4.1). Terlihat kurva TU pada awalnya menaik tajam, seiring
naiknya nilai MU. Di titik A MU mencapai maksimum, untuk selanjutnya menurun yang
menyebabkan slope kurva TU makin mendatar.
Diagram 4.1.
Kurva-kurva Utilitas Total dan Utilitas Marjinal

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Achmad akan berhenti mengonsumsi pada baju
yang kelima. Jika setelah itu dia menambah jumlah baju yang dikonsumsi, tindakan itu bukan saja
tidak menambah TU, bahkan menguranginya. Achmad berhenti mengonsumsi pada saat harga baju
(Rp. 25.000,00) sama dengan nilai utilitas marjinal (25.000 util).
MU = P ....................................................................................... (4.1)
Prinsip ini berlaku untuk semua barang, sehingga konsumen akan mencapai kepuasan
maksimum pada saat :
Mux = Px ....................................................................................... (4.2)
di mana: Mux = tambahan kegunaan x
Px = harga X

3. Teori Ordinal (Ordinal Theory)
a. Kurva Indfferensi (Indifference Curve)
Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung; Hanya dapat dibandingkan,
sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya,
Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indiftrence curve). Kurva indiferensi adalah kurva
yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva
indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang
konsumen. Misalkan Sutarno mengombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate.
Walaupun telah dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan tidak dapat
dihitung, namun untuk keperluan studi (agar menjadi lebih jelas), tidaklah salah bila kita
mengasumsikan bahwa informasi dari kurva indiferensi dapat diterjemahkan dalam persamaan
kuantitatif. Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno dari mengonsumsi makan bakso dan makan
sate per bulan dapat ditulis sebagai
U = X . Y ....................................................................................... (4.3)
di mana: U = tingkat kepuasan
X = makan bakso (mangkok per bulan)
Y = makan sate (porsi per bulan)
Untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang mungkin dicantumkan
dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Makan Bakso dan Makan Sate
Yang Memberi Tingkat Kepuasan Sama Bagi Sutarno
Makan Bakso
(mangkok per bulan)
Makan Sate
(porsi per bulan)
25 kali
20 kali
10 kali
5 kali
4 kali
4 porsi
8 porsi
10 porsi
20 porsi
25 porsi

Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi (IC) seperti
ditunjukkan oleh Diagram 4.2.

Diagram 4.2.
Kurva Indiferensi (I ndiference Curve)



Asumsi-asumsi Kurva Indiferensi
1) Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Asumsi ini penting agar asumsi bahwa konsumen dapat membandingkan pilihannya
terpenuhi. Kumpulan kurva indiferensi (dinamakan pera indiferensi atau indifference map) hanya
mengatakan bahwa bahwa makin ke kanan atas, tingkat kepuasannya makin tinggi; tetapi tidak
dapat mengatakan berapa kali lipat. Misalnya, walaupun IC
3
jaraknya terhadap titik (0,0) adalah tiga
kali IC
1
, tidak berarti tingkat kepuasan yang diberikan IC
3
adalah tiga kali lipat IC
1
. Yang dapat
dikatakan adalah IC
3
memberi tingkat kepuasan lebih besar dari IC
1
.
Diagram 4.3
Himpunan Kurva Indiferensi (Peta Indiferensi)


2) Kurva indiferensi menurun dari kin atas ke kanan bawah (downward sloping), dan cembung ke
titik origin (convex to origin).
Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan. Bila suatu barang makin langka, harganya
makin mahal. Hal ini dijelaskan dalam konsep Marginal Pate of Substitution (MRSyx), yaitu berapa
banyak barang Y harus dikorbankan untuk menambah 1 unit barang X demi menjaga tingkat
kepuasan yang sama. Berdasarkan hukum LDMU, jumlah Y yang ingin dikorbankan makin kecil
pada saat jumlahnya makin sedikit (langka).
Kurva indiferensi yang cembung ke arah titik origin menjelaskan kadar penggantian
marjinal. Tingkat penggantian marjinal menggambarkan besarnya pengorbanan atas konsumsi suatu
barang untuk menambah konsumsi barang lainnya dengan tetap mempertahankan tingkat kepuasan
yang diperoleh.
Diagram 4.4
Marginal Rate of Substitution (MRS)

Dalam Diagram 4.4 pada awalnya jumlah Y yang ingin dikorbankan untuk memperoleh
tambahan satu unit X adalah OY
1
-OY
2
. Sehingga besamya MRSyx adalah - (OY
1
-OY
2
/ OX
1
-OX
2
).
Pada saat ingin menambah 1 unit X lagi (dari OX
2
ke OX
3
), jumlah Y yang ingin dikorbankan
menjadi lebih kecil (0Y
2
-0Y
3
), sehingga nilai MRSyx berubah. Jurmlah Y yang ingin dikorbankan
menurun, karena jumlah Y yang dimiliki makin sedikit (langka).

3) Kurva indiferensi tidak sating berpotongan.
Asumsi ini penting agar asumsi transitivitas terpenuhi.

Diagram 4.5
Posisi Kurva-Kurva Indiferensi Dikaitkan
Dengan Konsistensi Preferensi (Transitivitas)




Pada Diagram 4.5.a IC
1
dan IC
2
berpotongan di titik B, berarti IC
1
= IC
2.
Di titik C, IC
2
>
IC
1
, padahal di titik A, IC
1
> IC
2
. Keadaan ini tidak sesuai dengan asumsi transitivitas yang
mengatakan bila A > B dan B > C, maka A > C. Asumsi transitivitas hanya terpenuhi bila IC
1
dan
IC
2
tidak saling berpotongan (Diagram 4.5.b).

b. Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)
Garis anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua
macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sangat besar. Misalnya garis anggaran
dinotasikan sebagai BL, sedangkan kurva sebagai P (Px) untuk X dan Py untuk Y) dan jumlah
barang yang dikonsumsi adalah Q (Qx untuk X dan Qy untuk Y) maka
Kemiripan (slope) kurva BL adalah negatif, yang merupakan rasio Px dan Py. Pada diagram
4.6 kita melihat bahwa OY sama dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga Y, sedangkan OX
sama dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga X. Sehingga slope kurva garis anggaran adalah
:
- (OY/OX = - )1/Py.M) / (1/Px.M) = -Px/Py ................................. (4.5)

Diagram 4.6.
Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)

Dari kurva di atas:
Px.X
1
+ Py.X
2
+ Py.Y
2
= Px.X
3
+ Py.Y
3


c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan memengaruhi daya beli, diukur dari besarnya luas
bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas, daya beli
meningkat. Begitu juga sebaliknya. Diagram 4.7.a menunjukkan jika harga X turun, dengan jumlah
pendapatan nominal yang sama, jumlah X yang dapat dibeli makin banyak (pendapatan nyata
meningkat), sehingga kurva garis anggaran yang sekarang adalah BL
2
. Jika harga X naik, garis
anggaran yang baru adalah BL
3
dimana pendapatan nyata menurun.
Diagram 4.7.b menunjukkan bila pendapatan meningkat berarti daya beli meningkat
sehingga kurva garis anggaran bergeser sejajar ke kakan. Begitu sebaliknya.


d. Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi di mana konsumen telah mengalokasikan seluruh
pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai
tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai
dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai
pada saat kurva garis anggaran (menggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva
indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).
Diagram 4.8.a menggambarkan maksimalisasi kepuasan (satisfaction maximalization).
Kemampuan yang dimiliki adalah BL
1
. Karena itu tingkat kepuasan yang tertinggi yang dapat
diperoleh adalah di titik E, tempat persinggungan antara BL
1
dengan IC
2
. Pada saat itu kombinasi
konsumsi adalah OX
1
unit barang X dan OY
1
unit barang Y. Kurva IC
1
bukan kurva yang
memberikan tingkat kepuasan maksirnum, karena dapat dijangkau dengan anggaran yang lebih
rendah daripadaBL
1
, yaitu BL
2
. Kurva IC
3
walaupun lebih tinggi daripada IC
2
tidak terjangkau
dengan kemampuan yang ada.
Diagram 4.8.b menggambarkan minimalisasi biaya (cost minimalialtion). Tingkat kepuasan
yang ingin dicapai adalahIC
1
, yang dapat dicapai dengan anggaran minimum sebesar BL
2
, dengan
kombinasi konsumsi OX
1
unit barang X dan OY
1
unit barang Y. BL
1
walaupun lebih rendah
daripada BL
2
bukan biaya minimum karena tidak dapat menjangkau target IC
1
. Sementara dengan
BL
3
konsumen dapat mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada IC
1
. Keseimbangan
konsumen berada di titik E.
Diagram 4.8
Maksimalisasi Kepuasan dan Minimalisasi Biaya

e. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang
Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika
pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya. Sebaliknya bila
pendapatan nyata menurun, dengan terpaksa konsumen menurunkan tingkat kepuasannya,
disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang menurun. Salah satu faktor yang dapat mengubah
pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.

1) Kurva Harga-Konsumsi (Price-Consumption Curve)
Perubahan harga salah satu barang menyebabkan rasio harga berubah. Akibatnya barang
yang harganya turun atau naik menjadi relatif lebih murah atau mahal dibanding barang lainnya.
Perubahan itu menyebabkan pendapatan nyata berubah walaupun pendapatan nominal (money
income) tidak berubah. Akhirnya jumlah barang yang dikonsumsi berubah karena tingkat
keseimbangan konsumen juga berubah. Perubahan-perubahan di atas dapat digambarkan dalam
kurva yang disebut Kurva Harga-Konsumsi (Price-Consumption Curve).
Pre Consumption Curve (PCC) dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan (lokus) titik-
titik keseimbangan konsumen pada berbagai rasio harga sebagai akibat perubahan harga suatu
barang, dimana pendapatan nomirain tetap.
Diagram 4.9
Kurva Hrga-Konsumsi
(Price-Consumption Curve)


Pada Diagram 4.9 ditunjukka.n bahwa keseimbangan awal terjadi di titik A. Bila harga
barang X turun, maka kemampuan untuk membeli barang x meningkat dari jumlah anggaran yang
tetap, ditunjukkan oleh garis anggaran bergeser ke 3L
2
dan BL
3
. Keseimbangan pun berubah dari
titik A ke titik B dan titik Demikian halnya dengan kombinasi konsumsi. Jika titik-titik
keseimbangan tersebut dihubungkan maka terbentuk sebuah garis, yaitu kurva PCC.

2) Penurunan Kurva Permintaan (Demand Curve)
Dari Diagram 4.9 disimpulkan bahwa pada saat harga barang X makin murah (P
3
< P
2
< P
1
),
ceteris paribus, permintaan terhadap X makin bertambah (OX
3
> > OX
1
). Hal ini sesuai dengan
hukum permintaan. Karena itu dari kurva PCC dapat diturunkan kurva permintaan individu
(individual demand curve).
Kurva permintaan ini diturunkan dalam batasan tiga asumsis
a) Konsumen bcrada pada kondisi keseimbangan
b) Pendapatan nominal tidak berubah
c) Harga nominal barang lain tidak berubah

Diagram 4.10
Menurunkan Kurva Permintaan


3) Permintaan I ndividu dan Permintaan Pasar
Permintaan pasar adalah jumlah permintaan individu-individu yang ada di pasar. Misalkan
jumlah konsumen dalam pasar barang X hanya dua, yaitu A dan B yang dicerminkan oleh kurva
permintaan D
a
dan D
b
(perhatikan diagram 4.11). permintaan pasar (D
1
) diperoleh dengan cara
menjumlahkan secara horizontal D
a
dan D
b
.

Diagram 4.11
Permintaan Pasar


Pada harga Po, permintaan A adalah A
0
dan permintaan B adalah B
0
, sehingga permintaan
total adalah A
0
+B
0
sama dengan T
0
. Ketika harga menjadi P
1
, permintaan A adalah A
1
, permintaan
B adalah B
1
, permintaan total T
1
. Pada harga P
2
permintaan A sama dengan nol, permintaan B
adalah B
2;
permintaan total T
2
.

Pada harga P
3
permintaan A dan B masing-masing sama dengan nol,
sehingga permintaan total sama dengan nol.


f. Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal
Suatu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsurnen adalah perubahan
pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak bertibah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar
dengan kurva garis anggaran sebelumnya.

1) Kurva Pendapatan-Konsumsi (Income-Consumption Curve)
Jika titik-titik keseimbangan tersebut di atas kita hubungkan maka terbentuk Kurva
Pendapatan-Konsumsi (Income-Conswnption Curve), seperti pada Diagram 4.12. Income-
Consumption Curve (ICC) dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukai: titik-titik keseimbangan
konsumen pada berbagai tingkat pendapatan nominal, di mana harga nominal barang tidak berubah.
Kemiringan ICC adalah positif, karena umumnya permintaan terhadap suatu barang meningkat bila
pendapatan meningkat (barang normal). Sudut kemiringan ICC dapat memberikan indikasi apakah
suatu barang merupakan barang kebutuhan pokok atau barang mewah.
Diagram 4.12
Kurva Pendapatan-Konsumsi
(I ncome-Consumption Curve)

2) Kurva Engel (Engel Curve)
Namun klarifikasi lebih jelas untuk mengetahui apakah suatu barang merupakan barang
kebutuhan pokok atau barang mewah dilakukan dengan menggunakan kurva Engel (Engel Curve).
Kurva ini diberi nama sesuai dengan nama penemunya, Christian Lorenz Ernst Engel (statistian
Jerman abad 19), yang mencoba melihat hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat
konsumsi. Bila kurva permintaan individu diturunkan dari Price-Consumption Curve (PCC), kurva
Engel diturunkan dari Income-Consumption Curve (ICC)

Diagram 4.13
Kurva Engel

Diagram 4.13.a adalah kurva Engel untuk barang yang merupakar kebutuhan pokok, seperti
bahan makanan pokok. Perubahan pendapatan nominal tidak berpengaruh banyak terhadap
perubahan permintaan. Bahkan jika pendapatan torus meningkat, permintaan terhadap barang
tersebut perubahannya makin kecil dibanding perubahan pendapatan. Jika dikaitkan dengan konsep
elastisitas, maka elastisitas pendapatan dart barang kebutuhan pokok makin kecil bila tingkat
pendapatan nominal makin tinggi.
Diagram 4.13.b adalah kurva Engel untuk barang yang termasuk barang mewah. Kenaikan
permintaan terhadap barang tersebut lebih besar dibandingkan dengan kenaikan tingkat pendapatan.
Atau dapat dikatakan bahwa permintaan terhadap barang mewah mempunyai derajad elastisitas
yang besar.
Untuk barang inferior/Giffen, kurva Engel memiliki korelasi yang negatif, yakni menurun dan
kin atas ke kanan bawah (coba pikirkan mengapa demikian).

g. Efek Subs-Masi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (I ncome Effect)
Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya
bertambah atau sebalilmya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh
perubahan pendapatan dan perubahan terhadap keseimbangan konsumen. Dengan perkataan lain,
jika harga suatu barang turun, maka ada dua komponen yang dipengaruhi:
1) Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat kepuasan
yang sarna (kurva indiferensi awal) dan pendapatan nyata dianggap tetap, maka konsumen akan
menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih murah dan mengurangi
jurnlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih mahal. Inilah yang disebut sebagai
efek substitusi (substitution effect).
2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika perubahan imi dilihat
dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat efek
pendapatan (income effect).
Untuk lebih jelasnya kita perhatikan contoh berikut ini.
Diagram 4.14
Efek Substitusi dan Efek Pendapatan
Kasus Harga Turun

Efek Total:
Turunnya harga barang X telah menyebabkan keseimbangan konsumen bergeser dari titik A
ke C. Karena kemampuan meningkat dari BL
1
ke BL
3
, jumlah X yang diminta bertambah dari OX
1

ke OX
3
. Pertambahan jumlah yang diminta sebesar X
1
X
3
unit, merupakan efek total (penjumlahan
efek substitusi dan efek pendapatan).

Efek Substitusi:
Turunnya. harga X membuat harga X relatif lebih murah daripada harga Y (slope BL
3
lebih
datar daripada BL
1
). Jika konsumen diminta rnelakukan penyesuaian keseimbangan pada tingkat
kepuasan yang sama (IC
1
) dengan pendapatan nyata tidak berubah, maka titik keseimbangan
tercapai di titik B, yaitu persinggungan antara IC
1
dengan BL
2
(garis terputus-putus dan sejajar
dengan BL
3
). BL
2
merupakan garis anggaran yang sama nilainya dengan BL
1
, namun
kerniringannya berbeda sesuai dengan rasio harga pada B1
2
. Jumiah X yang diminta menjadi OX
2

(karena harga X sekarang relatif lebih murah). Pertambahan permintaan terhadap X sebesar X
1
X
2

merupakan efek substitusi.

Efek Pendapatan:
Pertambahan jumlah X yang diminta sebesar X
2
X
3
merupakan efek pendapatan. Sebab jika
pendapatan nominal naik (BL
2
terputus-putus digeser sejajar ke atas, BL
3
menyinggung IC
2
) jumlah
X yang diminta bertambah sebanyak X
2
X
3
unit.
Efek Total = Efek Substitusi + Efek Pendapatan
X
1
X
3
= X
1
X
2
+ X
2
X
3

Bagaimana jika harga naik? Prinsip analisisnya sama. Kita perhatikan Diagram 4.15 berikut ini.

Diagram 4.15
Efek Substitusi dan Efek Pendapatan Kasus Harga Naik

Efek total dan kenaikan harga X adalah penurunan permintaan sebesar OX
1
-0X
3
. Jika
konsumen harus melakukan penyesuaian keseimbangan dengan asumsi tingkat pendapatan dan
tingkat kepuasan adalah sama seperti kondisi awal (IC
1
), maka keseimbangan konsumen tercapai di
titik B yang merupakan persinggungan BL
2
(garis terputus-putus) dengan IC
1
. Perubahan rasio
harga (harga relatif) telah mengurangi jun-dah X yang dirninta sebanyak X
1
X
2
. Ini merupakan efek
substitusi. Sedangkan penurunan pendapatan nominal (yang disebabkan kenaikan harga X) telah
menurunkan jurnlah X yang diminta sebesar X
2
X
3
.

Ini merupakan efek pendapatan.

PERMINTAAN RUMAH DI INDONESIA
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia selain pangan, pakaian, dan pendidikan.
Sayangnya dari keempat kebutuhan pokok tersebut, rumahlah yang paling sulit terjangkau. Apalagi
jika rumah yang diinginkan adalah rumah mewah/layak. Itulah sebabnya permintaan rumah di
Indonesia, walaupun sebagai kebutuhan pokok, tetap dikategorikan sebagai barang luksurius
(mewah).
Berdasarkan kenyataan ini, maka pemerintah Indonesia melaksanakan program pengadaan
rumah rakyat yang pada awalnya dilaksanakan oleh PT Perumnas. Pada tahun-tahun selanjutnya
pihak swasta ikut terlibat yang difasilitasi oleh kredit pemilikan rumah (KPR). Ikut terlibatnya
pihak swasta disebabkan pasar perumahan di Indonesia memang songat besar, khususnya bila
dilihat dari jumlah penduduk dan prospek perekonomian Indonesia.
Tabel 4.3
Perkembangan Realisasi Pernbangunan dan Penyaluran Kredit Perumahan
Oleh Perumnas dan Non Perumnas, 1980-2000
1980 1990 1995 2000 (%y)
1980-90
(%y)
1990-95
(%y)
1995-200
Rumah ( Unit)
Penduduk (juta jiwa)
PDB (Rp Triliwun)
PDB/Kab. (Rp Juta)
Kredit (Rp Triliwun)
18.573
1.475
166,8
1,13
49,1
53.034
179,41
272
1,52
247,0
707,19
194,8
383,8
1,97
183,5
10,527
209,8
394,7
88
214,1
11,07
1,97
5,01
3,04
17,5
26,30
1,66
7,13
5,67
36,8
21,00
1,49
0,56
0,95
29,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa pembangunan perumahan di Indonesia pertumbuhannya
sangat pesat. Pada periode 1980-1990 tingkat pertumbuhannya mencapai 11,0% per tahun. Angka
pertumbuhan tersebut adalah 8 kali angka pertambahan penduduk, dan dua kali angka pertumbahan
ekonomi (PDB rill) pada periode yang sama. Pada periode 1990-1995 meningkat menjadi 25,3%
per tahun. Angka pertumbuhan ini sekitar 16 kali lipat angka pertambahan penduduk. dan hampir 4
kali lipat angka pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama. Krisis ekonomi yang berlangsung
sejak akhir 1997 telah menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi hanya 0,56% pada
periode 1995-2000, di mana pada tahun 1998 bahkan pertumbuhan ekonomi mencapai angka minus
13%. Sangat rendahnya pertumbuhan ekonomi telah menyebabkan pertumbuhan pembangunan
perumahan selama periode 1995-2000 menurun menjadi -21,0% per tahun.
Dari data-data diatas dapat disimpulkan bahwa perumahan merupakan sensitif terhadap
pertumbuhan pendapatan per kapita. Hasil regresi sederhana antara pembangunan perumahan
dengan PDB per kapita selama periode 1979-1996 menunjukkan, jika PDB per kapita bertambah
1%, maka rumah yang dibangun oleh Perumnas dan Non Perumnas akan bertambah sebesar 2,3%.
Hasil regresi tersebut merupakan petunjuk awal bahwa perumahan merupakan komoditas yang
elastisitas pendapatannya relatif besar. Dalam arti, jika pendapatan per kapita meningkat 1%, maka
permintaan terhadap rumah bertambah lebih besar dari 1%.
Bile kita perhatikan angka pendapatan per kapita Indonesia selama periode 1980-2000,
mungkin akan timbul pertanyaan: Bagaimana mungkin pertambahan permintaan perumahan di
Indonesia begitu tinggi, mengingat bahwa angka PDB per kapita selama periode tersebut jauh lebih
kecil dibandingkan dengan dana yang dibutuhkan untuk membangun rumah. Misalnya, PDB per
kapita pada tahun 1995 hanya sekitar Rp 2 jute. Jika satu keluorgo di Indonesia terdiri dari 5 jiwa,
make pendapatan per keluarga pada tahun 1995 adalah sekitar Rp 10 juta, atau masih lebih kecil
dari Rp 1 juta per bulan. Tingkat pendapatan ini terlalu kecil dibanding dana yang dibutuhkan untuk
membangun rumah yang mencapai puluhan juta rupiah per unit.
Jawaban atas pertanyaan tersebut ada pada Tabel 4.20 di atas: tingginya pertambahan
permintaan rumah di Indonesia distimulir atau didorong adanya kredit perumahan. Selama periode
1980-1990 tingkat pertumbuhan kredit perumahan mencapai 17,5% per tahun, yang kemudian
meningkat pesat menjadi 36,8% per tahun selama periode 1990-1995. Krisis ekonomi telah
menurunkan pertumbuhan kredit perumahan menjodi -29,0% selama periode 1995-2000.
Bagaimana kredit perumahan depot menstimulir/mendorong permintaan perumahan?
Jawabannya adalah sebagai berikut: Yang pertama, kredit perumahan akan meningkatkan
pendapatan. Yang kedua, elostisitas pendapatan dari permintaan perumahan yang lebih besar dari
satu telah menyebabkan efek pendapatan yang besar. Artinya pertambahan permintaan perumahan
akan melebihi angka 1%, jika pendapatan akibat pemberian kredit meningkat 1%.

TEORI PERILAKU KONSUMEN (CONSUMER BEHAVIOR)
ATAU
TEORI NILAI GUNA (UTILITY)

Setiap orang mengkonsumsi suatu barang atau jasa karena barang atau jasa tersebut memberikan
nilai guna atau kepuasan, kenikmatan (Satisfaction) bagi konsumen. Barang yang memberikan
kepuasan (Utility) adalah barang yang barang yang berkualitas.
Teori nilai guna dijelaskan dengan 2 pendekatan yaitu :
1. Pendekatan nilai guna kardinal ( Cardinal Utility)
2. Pendekatan nilai guna ordinal (Ordinal Utility)

A. Nilai Guna Kardinal ( Cardinal Utility )

Teori nilai guna Kardinal (Cardinal Utility) mengatakan bahwa nilai guna yang diterima
konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa dinyatakan dengan angka (Kuantitatif).
Beberapa konsep yang berkaitan utility adalah :

1. Nilai Guna Total (Total Utility) = TU
Yaitu jumlah nilai guna yang diterima konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang.

+ .. +


Atau

adalah utility dari X


1
+ utility X
2
+ utility X
3
dan total utility dari X
n
.

2. Nilai guna marginal (Marginal Utility) = MU
Yaitu tambahan nilai guna yang diterima konsumen akibat tambahan konsumsi 1 unit barang
x.



Dimana : MU
X
= Marginal Utility x.


= x
2
x
1

X = jumlah barang x yang dikonsumsi

3. Hukum nilai guna marginal yang semakin menurun (The Law of Deminishing Marginal
Utility)
Berbunyi : Mengkonsumsi sejumlah barang x
Bahwa mengkonsumsi barang x yang pertama tambahan nilai guna
cukup tinggi, akan tetapi apabila konsumsi barang x terus-menerus
ditambah 1 unit, tambahan nilai guna semakin berkurang, dan suatu
saat menjadi nol dan negatif.

Hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsi dengan Total Utility (TU
X
) dan Marginal
Utility (MU
X
) adalah dengan ilustrasi berikut :

TABEL
JUMLAH BARANG, TU
X
dan MU
X

Jumlah
Barang
(x)
Total Utility
(TU
x
)
Marginal
Utility
(MU
x
)
0 - -
1 20 20
2 35 15
3 45 10
4 50 5
5 53 3
6 55 2
7 55 0
8 53 -2


GAMBAR
Jumlah barang x, TU
x
dan MU
x



TU
x

60

50

40

30

20

10
0
1 2 3 4 5 6 7 8



MU
x


20

15

10

5

0

-5 (-)



Keterangan :

a. Mengkonsumsi barang x
1
sampai x
6
: TU
x
menaik dan MU
x
= (+)
b. Mengkonsumsi barang x
7
: TU
x
maksimum dan MU
x
= (0)
c. Mengkonsumsi barang x
8
: TU
x
menurun dan MU
x
= (-)





(X)
MU
x
= 0
MU
x

TU
x
= Maks
TU
x

x
MEMAKSIMUMKAN KEPUASAN KONSUMEN

Kepuasan konsumen dicapai apabila tambahan nilai guna yang diterima dari barang x atau
MU
x
sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang x atau P
x
.
Kepuasan Maksimum : apabila MU
x
= P
x


Dimana : MU
x
= Marginal Utility x
P
x
= harga barang x
Apabila konsumen mngkonsumsi 2 jenis barang, maka kepuasan maksimum dicapai apabila :

= .



Artinya : Marginal Utility x dibagi harga x sama dengan marginal utility y dibagi harga y
sama dengan Marginal Utility z dibagi harga barang z.

KENDALA KONSUMEN
Dalam kenyataan keinginan konsumen cukup banyak, tetapi pendapatan konsumen terbatas,
sehingga konsumen tidak dapat memenuhi seluruh keinginannya. Jadi, kendala konsumen adalah
anggaran belanja yang terbatas. Persamaan kendala konsumen adalah :
M = P
x
. x + P
y
.y
Di mana : M = Jumlah anggaran belanja yang tersedia
P
x
= harga barang x
X = jumlah barang x
P
y
= harga barang y
Y = jumlah barang y



MENGUKUR NILAI GUNA DAN KEPUASAN KONSUMEN

Dimisalkan seorang konsumen mempunyai anggaran belanja (M) sebesar $52 mengkonsumsi 2
jenis barang iaitu barang parfum dan pakaian. Harga per botol parfum $8, dan harga per unit
pakaian $4. Jumlah parfum dan pakaian serta total nilai guna maupun nilai guna marginal dari
masing-masing barang adalah seperti tabel berikut :

TABEL
KONSUMSI PARFUM DAN PAKAIAN SERTA TU MAUPUN MU
Unit Barang TU
x
MU
x
TU
y
MU
y

1 56 56 32 32
2 48 28
3 32 24
4 24 20
5 20 12
6 16 10
7 12 8

Berapa jumlah parfum dan pakaian yang dibeli konsumen sehingga diperoleh kepuasan konsumen ?
Penyelesaian :
Syarat pemaksimuman kepuasan konsumen :


Kendala : M = P
x
. x + P
y
.y
$52 = $8x + $4y

Alternatif 1 : Mengkonsumsi x = 1 dan y = 1 unit


7 8 (tidak memenuhi)

Alternatif 2 : Mengkonsumsi x = 2 unit; y = 3 unit


6 = 6 (memenuhi)

Alternatif 3 : Mengkonsumsi x = 4 unit dan y = 5 unit


3 = 3 (memenuhi)

Subtitusi ke persamaan kendala :
52 = 8x +4y
52 = 8(4) + 4(5)
52 = 32 + 20 (memenuhi)

Kesimpulan : Kepuasan konsumen tercapai pada saat mengkonsumsi parfum (x) = 4 unit dan
pakaian (y) = 5 unit.


B. PENDEKATAN ORDINAL (ORDINAL UTILITY) ATAU KURVA KEPUASAN YANG
SAMA (INDIFFERENCE CURVE)

Teori nilai guna ordinal disebut juga dengan kurva kepuasan yang sama (Indifference curve).
Teori nilai guna ordinal atau kurva kepuasan yang sama (Indifference curve) mengatakan bahwa
kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi sesuatu barang atau jasa dinyatakan dengan sebuah
kurva yang dinamakan kurva kepuasan yang sama (Indifference curve).

1. Kurva Kepuasan yang sama
Kurva kepuasan yang sama (Indifference curve) adalah kurva yang menggambarkan
berbagai kombinasi gabungan 2 jenis barang yang dikonsumsi dimana setiap kombinasi
memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen.

Asumsi Pilihan Konsumen (Preferensi)
a. Kelengkapan preferensi, artinya setiap konsumen ketika dihadapkan pada suatu
pilihan di antara berbagai kombinasi pilihan, bisa memilih kombinasi yang paling
diinginkannya.
b. Konsisten (Transitif), artinya konsumen konsisten dalam membuat pilihan dari
antara berbagi kombinasi. Jika A lebih disukai dari B dan B lebih disukai dari C,
maka A lebih disukai dari C atau dapat ditulis :
A>B dan B>C maka A>C
c. Tanpa Kepuasan, artinya lebih banyak lebih disukai daripada yang kurang banyak.
d. Convex, artinya bentuk cekung.
Asumsi di atas mendasari bentuk kurva Indifference curve.

Contoh :
TABEL
KOMBINASI 2 JENIS BARANG YANG AKAN MEMBERI
KEPUASAN YANG SAMA BAGI KONSUMEN

Kombinasi
Barang x
(filim)
Barang y
(konser)
MRS
A 1 7 -
B 2 5 2
C 3 4 1
D 4 3,5 0,5

GAMBAR
KEPUASAN YANG SAMA
(INDIFFERENCE CURVE)

Y (konser)

7 A

6

5 B

4 C
D
3 IC

2

1

0 1 2 3 4 5 6 x (film)


Keterangan gambar :
a. Garis yang menghubungkan titik A, B, C, D dinamakan kurva kepuasan yang sama
(Indifference Curve)
b. Kepuasan dikombinasi A=B=C=D
Sifat-sifat Indifference curve (IF)
a. Bentuknya melengkung ke bawah mendekati garis horizontal (bersudut negatif)
b. IC terdapat disetiap titik pada ruang komoditi.
c. 2 buah kurva IC tidak saling memotong.

Y







X

d. Semakin tinggi letak IC menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi.

Y








0 X


IC
2
>IC
1
>IC
0
artinya kepuasan pada IC
2
lebih tinggi dari IC
1
, dan lebih tinggi dari IC
0.



MRS (Marginal Rate of Subtitution)

MRS iaitu jumlah unit komoditi y yang harus dikorbankan (dilepas) demi memperoleh
Tambahan satu unit x tanpa mengubah tingkat kepuasan konsumen.

MRS
xy
=



GAMBAR : MRS
xy


IC
IC
IC
2
IC
1
IC
0
y













2. Garis Anggaran Belanja (Budget Line) = BL
Dalam kenyataan setiap orang memiliki keterbatasan dalam konsumsi, keterbatasan itu
disebabkan oleh keterbatasan anggara belanja yang bersumber dari pendapatan.
Keterbatasan ini dinamakan kendala anggaran (Budget Constraint). Sementara itu setiap
barang yang akan dikonsumsi mempunyai harga. Jika jumlah anggaran belanja
dinyatakan dengan M dan harga barang adalah P,
Maka persamaan kendala anggaran dapat ditulis :


Di mana : M = jumlah anggaran belanja
P
x
= harga barang x
X = jumlah barang x
P
y
= harga barang y
Y = jumlah barang y

M = P
x
. x + P
y
.y
M P
x
. x = P
y
.y
Y =


Y =

) . x

Untuk x = 0 Maka


Selanjutnya :
M P
x
. x P
y
.y = 0
M P
y
. y = P
x
.x
x =


X

MR
S
M = P
x
. x + P
y
.y
y =


x =

) . y


Untuk x = 0 Maka



Gambar : Budget Line
y











Contoh : M = 1000
P
y
= 20
P
x
= 25
M = P
x
. x + P
y
.y
M P
x
. x P
y
.y = 0
1000 25x 20y = 0
x =


x =

= 40
y =


y =

= 50

Budget Line : y
50




0 40 x




x =


y =


M P
x
. x P
y
.y = 0

x =


Perubahan Budget Line
a. Perubahan akibat perubahan harga

Y





0 x





b. Perubahan akibat perubahan anggaran belanja

Y






0 x

3. Keseimbangan konsumen (memaksimumkan kepuasan konsumen)

Keseimbangan konsumen (kepuasan maksimum) konsumen pada saat kurva kepuasan
yang sama (Indifference curve) menyinggung garis anggaran belanja (Budget Line) pada
satu titik.


BL
2
BL
0
BL
1
BL
2
BL
0 BL
1
GAMBAR : KESEIMBANGAN KONSUMEN

Y







Y
e


0 X
e
X

Keseimbangan konsumen dicapai pada titik E iaitu mengkonsumsi barang x
sebanyak X
e
dan barang y dicapai sebanyak : Y
e
.


Contoh, pemaksimuman kepuasan konsumen (utility maksimum)
Maksimumkan utility konsumen U = XY
Kendala : M = P
x
. x + P
y
.y
Persamaan implisit : M - P
x
. x P
y
.y = 0
Dengan menggunakan persamaan pengganda lagrangian :
L = XY +



E (keseimbangan
konsumen)
IC
Umpan balik untuk
pengendalian input
,proses,teknologi
T.Kerja
Modal
Material
Energi
Tanah
Informasi
Manajerial
PROSES TANSFORMASI
NILAI TAMBAH
Produk
( Barang atau Jasa )
TEORY PRODUKSI
( PRODUCTION THEORY )
A. Pengertian Produksi dan Fungsi Produksi
1. Produksi ( Production )
Produksi ( Production ) adalah transformasi dari berbagai input (sumber daya )
Menjadi output ( barang dan jasa )
Dalam konteks industry modern, Produksi adalah
Aktifitas menciptakan nilai tambah ( value Added )
Jadi Produksi ( Production ) adalah :
Aktifitas input menjadi output guna menciptakan nlai tambah.
2. Fungsi Produksi ( Production Function )
Fungsi Produksi ( Production Fonction ) yaitu :
Hubungan teknis antara input dengan output
Persamaan Umum Fungsi Produksi yang sederhana :

Q = f (L.k ) Dimana : Q = Output
L = Labour (T.Kerja )
K = Capital ( Modal )
Gambar
SKEMA SISTEM PRODUKSI
INPUT PROSES OUTPUT













Contoh
System Produksi Manufaktur :
Input : Karyawan gedung, peralatan pabrik, material, modal, energi, informasi
Manajerial, dll
Output :barang-barang
System Produksi Bank
Input : karyawan, fasilitas gedung, peralatan kantor, modal energy, informasi, manajeril
Output : pelayanan financial bagi nasabah (deposito ,pinjaman,dll )
3. Input
Input adalah berbagai sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi barang atau saja
Input terbagi atas 2 bagian yaitu :
a. Input tetap (Fixed Inputs )
Yaitu : input yang tidak dapat diubah dengan mudah selama periode waktu tertentu
Contoh : Peralatan mesin, gedung, tanah, dll
b. Input Berubah (Variable Inputs )
Yaitu : Input yang dapat diubah secara mudah dan cepat
Contoh : bahan mentah, tenaga kerja tidak terdidik.
Periode waktu dimana paling tidak ada satu input yang tetap, disebut :
Priode jangka Pendek ( Short run )
Priode waktu dimana seluruh input adalah variable (berubah ), disebut :
Priode Jangka Pangjang ( Long run )

B. Fungsi Produksi Jangka Pendek Jangka Pendek ( Satu Input Berubah )
Teori Produksi Jangka Pendek ( Short run ) adalah : teori Produksi dimana paling tidak ada satu
input tetap
Dalam teori Produksi Jangka Pendek dikenal beberapa konsep , yaitu :
1. Produksi Total ( Total Product = TP )
Yaitu : Total produksi yang dihasilkan suatu firm dengan menggunakan sejumlah input pada
waktu tertentu.

TP = Q = f (K, L ) K = Input


2. Produksi Rata-rata (Avarage Product = AP)
Yaitu : Rata-rata produksi persatuan input variable yang digunakan


L= Tenaga kerja sebagai input berubah
3. Produksi Marginal (Marginal Product =MP )
Yaitu : Perubahan total produksi akibat perubahan satu satuan input berubah

TP =


L =



4. Hukuman Pertambahan Hasil Yang Semakin Berkurang( The Law of Deminishing Return)
Berbunyi : Apabila factor produksi berubah ( mis: Tenaga kerja ) terus menerus
ditamah
1 Unit, [ada mulanya Marginal Produksi meningkat, tetapi sesudah mencapai
Suatu tingkat tertentu Marginal Produksi berkurang dan mencapai nilai negative
Hubungan antara Total Produksi (TP), Rata-rata Produksi (AP), Produksi Marginal (MP) dengan
Input Variabel (Tenaga Kerja L )
Tabel

DAN L

T.Kerja
(L)
Total Produk
(TP=Q)
Rata-rata Produk
(


Marginal Produk
(

)
Elastitas
T.Kerja
0
1
2
0
3
8
-
3
4
-
3
5
-
1
1,23
3
4
12
14
4
3,5
4
2
1
0,57
0
2
4
6
8
10
12
14
16
(L) 0 1 2 3 4 5 6
5
6
14
12
2,8
2
0
-2
0
-1

Grafik


























-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
- 3 5 4 2 0 -2
Ada 3 Tahap Produksi, yaitu :
Tahap 1 : Dari titik 0 sampai

maksimum atau sampai


Tahap II : Penggunaan tenaga kerja dari

maksimum sampai titik MP = 0


Tahap III: Penggunaan tenaga kerja dari titik MP = 0 sampai MP = negative
Selama

>


Selama

>

menurun, dan MP menurun, TP menarik

maksimum

Maksimum TP pada titik belok ( Inflectiion point )


Maksimum

= 0
Menurun

= ( - )
Menarik

= ( + )
PROSUKSI
lastitas Produksi Perubahan output sebagai akibat perubahan input berubah yang
digunakan .



atau





D. PEMAKAIAN FUNGSI PRODUKSI COB-DOUGLAS JANGKA PENDEK
Fungsi Produksi Cob-Douglas Jangka Pendek

Q= Kuantitas output
= Input Tenaga kerja ( variable berubah )
= Konstanta
= Elastitas output ( Produksi )




=


x


= ( (

/
=


x

= (Q/L) (L/Q) =
Jadi :
1. Apabila

>

, maka > 1 ( Incrishing retrun to scale )


Artinya : Penggunaan input L belum Optimum.
2. Apabila

<

, maka < 1 (Decrishing return to scale )


Artinya : Penggunaan input L tidak ekonomis .
3. Apabila

, maka =1 (Decrishing return to scale )


Artinya : Produksi rata-rata (AP) maksimum maka kondisi yang selalu dipertahankan
(ekonomi )
TEORI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT
( TEORI Jangka Panjang )

Dalam jangka panjang (>1 Tahun ) semua input berubah
Fungsi produksi jangka panjang dapat ditulis :
Q = F (K,L )
Q = Output
K = Input berubah K (modal )
L = Input berubah L ( T.Kerja )
A. ISQUAN (ISOQUANT CURVE ) = GARIS PRODUKSI YANG SAMA
Isoquant curve yaitu : Suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi pemakaian jenis
input berubah yang mengahasilkan out (hasil ) yang sama (tertentu )




Keterangan
a) Letak Isoquant yang lebih tinggi menunjukkan pemakaian input berubah yang lebih banyak
untuk menghasilkan output yang lebih banyak
b) Untuk menhasilkan output Q=12 dapat diproduksi dengan kombinasi 1K dan 3L atau 1K
dan 3 L atau 1L dan 4 K atau 1 L dab 5K
c) Untuk menghasilkan output Q=28 dapat diproduksi dengan kombinasi 2K dan 3L dan 3L
atau 2K dan 6L atau 2L dan 4K atau 2L atau 2L dan 4K atau atau 2L dan 5K dst
d) Kurva Isoquant cembung terhadap titik origin (convex to origin )

MARGINAL RATE OF TECHNICAL SUBSTUTION ( MRTS )
Slope Isdikenal dengan MRTS (Marginal Rate of Technical substation ) atau nilai absolut
kemiringan Isoquant, artinya secara teknis berapa modal dan tenaga kerja saling diubah untuk
menghasilkan output yang sama .
Pergerakan turun sepanjang Isoquant :
MRTS dari tenaga kerja untuk modal ditunjukkan oleh :



Peningkatan jumlah T.Kerja ( dikalikan Marginal Produk T. Kerja (

) harus sama dengan


pengurangan modal ( - dikali dengan Marginal Produk Modal (

)
( (

)= -( (


=MRTS


Atau dapat dicari sebagai berikut :
Fungsi Produksi : Q = f(K,L )
Isoquant :

= f(K,L )
Turunan total untuk mendapatkan lereng Isoquant .
d

= dL *


+ + dK *


+
karena d

= atau
dL *


+ = - dL *


= - [
*


+
*


+
]
-


=[
*


+
*


+
]
-


= MRTS




Contoh
Table nilai MRTS dari input t.kerja (L) untuk input modal (K) pada Q=10
Kombinasi L K MRTS Q1
A 15 50 - 100
B 20 40 2 100
C 40 20 1 100
D 75 10 10/35 100

C.1. Isoquant dengan Garis Lurus (Subsitusi Sempurna )
Fungsi Produksi berbentuk garis lurus menunjukkan subsitusi input yang sempurna. Artinya
produksi hanya dapat menggunakan input K saja atau L saja


Pada K1 =1K L = 0
Pada K2 =2K L = 0

C.2. Isoquant dengan Siku-siku ( Komplementer Sempurna )
Isoquant Komplementer Sempurna, dimana t.kerja (L) dan modal (L) harus digunakan
dalam proporsi yang tetap .
Dalam kasus ini subsitusi antara L dan K adalah nol (0)



C.3. Daerah Yang Ekonomi
Dari produksi yang ekonomi ditunjukkan oleh Isoquant yang mempunyai kemiringan 0 (nol)
pada setiap Isoquant


Wilayah ekonomi adalah wilayah yang dibatasi Ridge Line atas dan garis Ridge Line bawah
.

B. ISOCOST (GARIS BIAYA YANG SAMA )
Isocost Yaitu : garis yang menunjukkan berbagai kombinasi 2 jenis input
Berubah yang dapat dibeli dengan anggara biaya yg sama
Isocost dari suatu perusahaan direpresentasikan dengan persamaan sebagai berikut :

C= rK + wL
Dimana : C = Total biaya
r = Harga modal
K = Jumlah modal yang digunakan
w = Harga tenaga kerja
L = Jumlah tenaga kerja
C rK = wL
L = C/w (r/w) K atau
C wL =rK
K = c/r (w/r) L Slop ISocost : - (w/r)

Contoh : C = 400
r = 50 C = rK+wL
w = 25 400 = 50 K = 25 L
K = C/r (w/r) L
K =400/50 (25/50) L
K = 8 0,5 L

Tabel : KOMBINASI PENGGUNAAN K DAN L PADA C TERTENTU
KOMBINASI
(K,L)
K= 8 0,5 L L C = rK+wL
A 0 16 400
B 2 12 400
C 4 8 400
D 6 4 400
E 8 0 400

GRAFIK ISOCOST


C. KESEIMBANGAN PRODUSEN
( MAKSIMUM PRODUK ATAU MINIMUM BIAYA )
Kombinasi optinal input yang diperlukan perusahaan dalam rangka meminimumkan biaya
dalam memproduksi sejumlah output tertentu, atau memaksimumkna output untuk sejumlah
biaya tertentu adalah titik singgung antara Isoquant dan Isocost .
Atau: Keseimbangan produsen tercapai pada persinggungan Isoquant dengan Isocost



GRAFIK KESEIMBANGA PRODUSEN

KET :
Titik E merupakan titik keseimbangan produsen dengan input modal =

dan input tenaga


kerja =


Pada titik E ( Persinggungan Isocost dengan Isoquant ) yang merupakan kombinasi input
optimal, kemiringan absolute Isoquant atau tingkat marginal dari subsitusi teknikal dari T.
Kerja untuk modal sama dengan ratio harga input .
MRTS =


Karena MRTS =



Kondisi Input Optimal :


Dengan perkalian bersilang



Artinya :
Maksimum output dengan biaya tertentu atau ongkos minimum dengan output tertentu
dicapai apabila : Mpper Dollar yang di keluarkan untuk tenaga kerja sama dengan MP
perdollan yang dikeluarkan untuk modal.

[

Anda mungkin juga menyukai