Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STRUKTUR EKONOMI DAN


CIRI-CIRI NEGARA BERKEMBANG

DISUSUN OLEH :

NAMA : NOR HAYATI


NIM : 09130027
SEMESTER : III (TIGA) GANJIL
JURUSAN : EKONOMI PEMBANGUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH


TANJUNG REDEB – BERAU
2012
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini yang berjudul "Struktur Ekonomi dan Ciri-Ciri Negara Berkembang" tepat pada
waktunya.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Tanjung Redeb, Juni 2012

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Perumusan Masalah..................................................................................2
BAB II PEMECAHAN MASALAH...........................................................................3
A. Struktur Ekonomi Negara Berkembang....................................................3
B. Ciri-Ciri Negara Berkembang...................................................................6
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan


suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Karena tidak ada definisi
tetap negara berkembang yang diakui secara internasional, tingkat pembangunan bisa
saja bervariasi di dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang
memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi.
Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata - rata pendapatan yang
rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia
yang kurang dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan
Dunia Ketiga, sebuah istilah yang digunakan pada masa Perang Dingin.
Perkembangan mencakup perkembangan sebuah infrastruktur modern (baik
secara fisik maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sektor bernilai tambah
rendah seperti agrikultur dan pengambilan sumber daya alam. Negara maju biasanya
memiliki sistem ekonomi berdasarkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
menahan sendiri.
Penerapan istilah 'negara berkembang' ke seluruh negara yang kurang
berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah sebuah negara
miskin, yaitu negara yang tidak mengalami pertumbuhan situasi ekonominya, dan
juga telah mengalami periode penurunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam konteks ekonomi internasional, dikenal dengan istilah “negara maju”
dan “negara berkembang”. Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negara-
negara di dunia berdasarkan kesejahteraan atau kualitas hidup rakyatnya. Negara maju
adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi.
Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat
kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan.
Negara yang digolongkan sebagai negara maju terdapat di benua Eropa
terutama kawasan Eropa  Barat serta Amerika (Utara) Misalnya Belanda, Perancis,
Inggris, Amerika Serikat, dan lain-lain. Sedangkan yang digolongkan negara
berkembang terdapat di Benua Asia, Afrika, dan Amerika Selatan (Latin). Tolok ukur

1
atau indikator dalam penggolongan negara sebagai negara maju atau negara
berkembang sebagai berikut.
Seperti halnya negara maju, negara yang sedang berkembang juga memiliki
ciri-ciri atau karakteristik tersendiri. Baik itu ditinjau dari segi ekonomi,
kependudukan, pendapatan perkapita, sektor pertanian dan lain sebagainya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan


masalahnya adalah:
1. Struktur ekonomi negara yang sedang berkembang
2. Ciri-ciri negara berkembang

2
BAB II
PEMECAHAN MASALAH

A. Struktur Ekonomi Negara Berkembang

Pada umumnya negara berkembang merupakan negara agraris yang


mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencahariannya.Usaha pertanian bagi
sebagian negara berkembang masih bersifat tradisional dan subsisten yang artinya
cara memproduksi hasil pertanian masih tradisional dan hasilnya hanya mencukupi
untuk kebutuhannya dalam jangka pendek.
Pengamatan Kuznet menunjukkan bahwa kedudukan sektor pertanian dalam
struktur PNB makin lama makin berkurang sejalan dengan perkembangan ekonomi.
Derajat kemerosotan ini berbeda pada setiap negara. Di satu pihak tergantung pada
tingkat pertumbuhan di sektor pertanian itu sendiri dan di pihak lain tergantung pada
tingkat pertumbuhan sektor lain.
Di negara-negara yang sektor pertaniannya sangat dominan, trategi
industrialisasi ini menimbulkan masalah. Di satu pihak sektor pertanian harus di
tingkatkan karena memang sebagian besar masyarakat negara berkembang berada
pada sektor ini, namun sektor ini tidak memberikan tingkat keuntungan ( marginal
rate of return ) yang tinggi. Tekanan penduduk yang terus meningkat mengakibatkan
terjadinya hukum “ hasil yang semakin mengecil “ ( law of diminishing return ).
Di pihak lain, sektor industri memberikan tingkat keuntungan yang tinggi
apalagi ditambah dengan besarnya peranan teknologi, jasa pemasaran, net working
system, serta investasi yang besar-besaran.
Menurut para ahli ada tujuh perbedaan utama antar Negara-negara
berkembang dilihat dari struktur ekonominya, yaitu:
3. Ukuran Suatu Negara
Luas, penduduk, dan pendapatan perkapita suatu Negara merupakan faktor
yang dominan dalam mengukur potensi ekonomi yang penting dan sebagai faktor
yang membedakan antara suatu Negara dengan Negara Dunia Ketiga lainnya.

3
Di antara 143 negara berkembang anggota PBB, 104 negara penduduknya
berjumlah kurang dari 15 juta dan 75 negara penduduknya berjumlah kurang dari 5
juta. Negara-negara berkembang yang jumlah peneduduknya padat yakni Negara
Brasilia, India, Mesir, dan Nigeria yang hidup berdekatan dengan Negara-negara kecil
seperti Paraguay, Nepal, dan Chad.
4. Evolusi Sejarah
Kebanyakan Negara-negara Asia dan Afrika pernah dijajah Negara-negara
Eropa Barat, seperti Inggris, Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Portugal, dan
Spanyol. Struktur perekonomian, pendidikan, dan lembaga-lembaga sosial Negara
bekas jajahan tersebut dibentuk oleh bekas penjajahnya. Di samping itu para penjajah
juga membuat pertumbuhan ekonomi Negara-negara jajahan agak berbeda dengan
Negara-negara berkembang lainnya yang juga pernah dijajah.
Negara-negara bekas jajahan di Afrika ternyata lebih menekankan kepada
masalah konsolidasi dan mengembangkan secara bertahap perekonomian nasional
serta struktur politik dari pada meningkatkan perekonomian secara tepat.
Negara-negara bekas jajahan Amerika Latin yang dijajah spanyol dan
Portugal, menjadi sama/sejalan dengan penjajahnya baik dalam ekonomi, social,
bahkan kebudayaan.
Negara-negara Asia, karena penjajahnya banyak maka terdapat perbedaan baik
dalam kelembagaan maupun pola sosialnya antara satu Negara dengan lainnya, seperti
India (penjajahnya Inggris), Filipina (Spanyol dan Amerika Serikat), Vietnam
(Perancis), dan Indonesia (Belanda dan Jepang).
5. Sumber Daya Alam/fisik dan Manusia
Potensi pertumbuhan ekonomi suatu Negara umumnya dipengaruhi oleh
adanya sumber daya alam/fisik (tanah, bahan tambang, serta bahan mentah lainnya) di
samping adanya sumber daya manusia (baik jumlah maupun tingkat pendidikannya).
Misalnya betapa kayanya Negara-negara anggota OPEC yang penduduknya sedikit
tetapi jumlah produksinya sangat besar. Bandingkan dengan Negara-negara seperti
Chad, Haiti, serta Bangladesh yang hanya memiliki sedikit sumber daya alamnya dan
tanahnya kurang subur.
6. Sektor Pemerintah dan Swasta
Umumnya Negara-negara Dunia Ketiga menganut sistem ekonomi campuran
yakni sector pemerintah dan swasta yang mempunyai peranan dalam menggunakan

4
sumber daya. Pembagian dua sektor itu menimbulkan perannya masing-masing yang
umumnya ditentukan oleh situasi historis dan politis.
7. Stuktur Industri
Negara-negara berkembang atau Negara Dunia ketiga pada umumnya
merupakan Negara agraris. Hasilnya digunakan untuk konsumsi dalam negeri maupun
untuk komersial/ekspor dan merupakan potensi ekonomi utama jika dilihat dari sisi
distribusi penggunaan angkatan kerja maupun dilihat dari proporsi sumbangan dalam
GNP-nya.
Peran sektor manufaktur dan jasa di antara Negara-negara berkembang juga
terjadi perbedaan yang sangat besar. Negara-negara di Amerika Latin mempunyai
sejarah kemerdekaan lebih lama dan tingkat pendapatan nasionalnya lebih tinggi
dibandingkan dengan Negara-negara bekas jajahan di Asia maupun Afrika. Juga
Amerika Latin mempunyai sektor perindustrian yang lebih maju. Tetapi dalam tahun
1960-an dan 1970-an, Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, dan Singapura berhasil
meningkatkan pertumbuhan ouput manufaktur mereka sehingga dalam waktu yang
begitu singkatnya mereka menjadi Negara industri. India juga mempunyai sector
manufaktur yang terbesar di Dunia Ketiga, tetapi karena jumlah penduduknya sangat
besar, maka sector tersebut terlihat sangat kecil.
Walaupun antar-negara Dunia Ketiga terdapat persamaan dalam berbagai
permasalahan, tetapi strategi pembangunan Dunia Ketiga berbeda antara satu Negara
dengan Negara lainnya. Perbedaan itu tergantung pada sifat alamnya, struktur serta
tingkat saling ketergantungannya antara sektor industri primer (pertanian, kehutanan,
dan perikanan), sektor industri sekunder (umumnya bidang manufaktur), serta sector
industri tersier (perdagangan, keuangan, transportasi, dan jasa).
8. Ketergantungan Ekonomi Luar Negeri, Politik, dan Kebudayaan
Bagi Negara-negara Dunia Ketiga ketergantungan tersebut sangat tinggi
sekali, bahkan dalam beberapa kasus menyentuh hamper disemua kehidupan.
Walaupun tingkat ketergantungan di bidang ekonomi sangat tinggi yakni berupa
transfer barang dan teknologi, tetapi ada juga keuntungannya yang berupa transmisi
kelembagaan (umumnya system pendidikan serta pelayanan kesehatan), nilai-nilai,
pola konsumsi, sikap hidup, bekerja, dan sikap diri.
9. Struktur Politik, Kekuasaan, dan Kelompok Penekan
Penggunaan kebijaksanaan ekonomi saja untuk mengatasi masalah
pembangunan seringkali kurang tepat. Struktur politik, kaum vested interest, serta

5
golongan elit penguasa (tuan tanah, industri perkotaan, banker, pengusaha asing,
angkatan bersenjata, serta trade unions) ternyata ikut pula menentukan strategi yang
mungkin dilaksanakan dan juga ikut menentukan rintangan-rintangan yang
menghalangi proses perubahan ekonomi dan social yang sedang dilaksanakan.

C. Ciri-Ciri Negara Berkembang

World Bank membuat sistem klasifikasi negara berkembang dan negara maju
dengan membagi 125 negara berpenduduk lebih dari satu juta orang (> 1.000.000
orang) ke dalam empat kategori sesuai dengan tingkat pendapatan per kapita.
Klasifikasi itu adalah sebagai berikut.
- negara-negara berpendapatan rendah (low income) dengan GNP per kapita
US$765 atau lebih rendah,
- negara-negara berpendapatan menengah rendah (lower middle income) dengan
GNP per kapita US$766 – 3.035,
- negara-negara berpendapatan menengah tinggi (upper middle income) dengan
GNP per kapita US$3.036 – 9.385, dan
- negara-negara berpendapatan tinggi (high income) dengan GNP per kapita
US$9.386 atau lebih.
Kategori pertama sampai ketiga merupakan negara-negara Dunia Ketiga atau
negara-negara berkembang. Negara-negara anggota OECD (Organization for
Economic Cooperation and Development) atau Organisasi Kerja Sama Ekonomi yang
terdiri atas 24 negara termasuk dalam kategori ke empat dan negara itu dikategorikan
sebagai negara maju. Selain itu, terdapat pula negara-negara yang memiliki
pendapatan tinggi namun tidak dikategorikan sebagai negara maju seperti negara
Hongkong, Kuwait, Israel, Singapura, dan Uni Emirat Arab. Karena masih memiliki
struktur perekonomian yang sama dengan negara berkembang.

1. Klasifikasi Negara Berkembang


Di bawah ini adalah sistem klasifikasi PBB (Perserikatan Bangsa¬Bangsa)
yang membagi negara berkembang menjadi 3 golongan, yaitu negara paling
terbelakang (Cleust develope), negara berkembang (Develope country), dan negara
kaya pengekspor minyak dan anggota OPEC.

6
Sistem klasifikasi juga disusun oleh OECD. Organisasi tersebut meru¬pakan
kelompok negara-negara industri paling maju di dunia. OECD membagi Dunia Ketiga
(termasuk yang bukan atau belum menjadi anggota PBB) menjadi 4 golongan, yaitu
Negara berpenghasilan rendah, yaitu dengan pendapatan nasional kurang dari
US$600, negara ber-penghasilan menengah, negara industri baru, dan negara industri
baru atau NICSs (Newly Industrilizing Countries).

2. Ciri-Ciri Negara Berkembang


Negara berkembang mempunyai perbedaan fisik, demografi, historis, dan
kebudayaan. Namun ada persamaan di bidang ekonomi dan sosial yang merupakan
ciri keterbelakangan.
Berikut ini tujuh komponen utama perbedaan di antara negara berkembang.
a. Ukuran dan Tingkat Pendapatan
Faktor penentu (determinan) besar kecilnya potensi ekonomi suatu negara
adalah luas wilayah, jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan per kapita nasional
suatu negara. Di antara 144 negara berkembang anggota PBB, 95 negara di antaranya
berpenduduk kurang dari 15.000.000 jiwa dan 83 negara berpenduduk kurang dad
5.000.000 jiwa. Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi modal pembangunan, bila
kualitas penduduknya tinggi. Namun, jika kualitas penduduknya rendah akan menjadi
beban pembangunan.

b. Latar Belakang Sejarah dan Kolonial


Sebagian besar negara-negara Asia dan Afrika pernah dijajah oleh kekuatan
kolonial Eropa Barat, struktur perekonomian, pendidikan, dan lembaga-lembaga
sosial negara-negara jajahan dibentuk sesuai dengan keinginan negara penjajah.
Dengan kata lain, kekuatan-kekuatan kolonial Eropa telah meninggalkan dampak
abadi yang sangat dramatis terhadap struktur perekonomian dan politik/kelembagaan
pada bekas negara jajahan.

c. Sumber Daya Fisik (Alam) dan Manusia


Sebagian besar potensi pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh
sumber daya fisik (alam), seperti tanah, mineral, dan bahan mentah lainnya serta
sumber daya manusia, baik kuantitas (jumlah) maupun kualitas (mutu). Negara yang
potensi sumber daya alamnya banyak seperti di kawasan Teluk Persia merupakan

7
negara penghasil minyak yang perekonomiannya mampu tumbuh dengan cepat. Lihat
penambangan minyak Sebaliknya, negara-negara yang hanya memiliki sedikit sumber
daya alam, bahan baku dan mineral, tanah yang kurang subur akan mengalami
kesulitan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomiannya, seperti di Chad, Haiti,
dan Bangladesh.

d. Peranan Sektor Pemerintah dan Swasta


Sebagian besar negara-negara di Dunia Ketiga (negara-negara berkembang)
masih menganut sistem ekonomi campuran, yaitu berperannya sektor pemerintah dan
swasta dalam menggunakan sumber daya alam bagi kesejahteraan penduduknya.
Peran dua sektor tersebut dan peranannya masing-masing ditentukan oleh keadaan
atau situasi historis dan politis. Pada umumnya, peran sektor swasta di negara-negara
Amerika Latin dan Asia Tenggara lebih besar dibandingkan dengan di Asia Selatan
dan Afrika.

e. Struktur Ekonomi
Sebagian besar negara-negara berkembang merupakan negara agraris. Hasil
pertanian digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri dan komersial.
Pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an beberapa negara di Asia, seperti Taiwan,
Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura mempercepat pertumbuhan sektor industri
sehingga dalam waktu singkat menjadi negara industri baru. India meskipun sektor
industri terbesar di Dunia Ketiga, tetapi karena jumlah penduduk
Negara-negara berkembang pada umumnya mempunyai susunan atau struktur
produksi yang terdiri dari bahan dasar dan bahan makanan .Sebagian penduduknya
bekerja pada sektor pertanian . Tingkat penduduk di negara-negara sedang
berkembang relatif tinggi, tetapi secara ekonomi penduduk di negara berkembang
relatif masih terbelakang. Artinya kualitas penduduknya sebagai faktor tenaga kerja
adalah rendah. Karena kualitas penduduknya rendah maka sumber-sumber alam ini
belum dapat dijadikan sumber-sumber yang riil, karena kekurangan capital tenaga
ahli.
Kekurangan tenaga ahli karena negara-negara berkembang terjerat dalam
lingkungan yang tak berujung pangkal. Kekurangan capital tenaga ahli sehingga
mempengaruhi investasi rendah.

8
Tingkat kehidupan yang rendah di negara-negara yang sedang berkembang
dimanfestasikan secara kuantitatif dalam bentuk pendapatan yang rendah
(kemiskinan, kemelaratan), fasilitas perumahan yang tidak memadai, pendidikan
terbatas, tingkat kematian yang tinggi, umur pendek, harapan kosong pada umumnya
perasaan kacau dan putus asa.
Akibat keterbatasan di atas, negara-negara berkembang mempunyai sumber
alam yang belum diperkembangan dan sumber daya manusia yang masih potensial.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas maka tabungan dalam negeri dan
bantuan luar negeri perlu dimobilisasi untuk mempercepat investasi baru dalam
barang modal fisik dan pengembangan sumber daya manusia, misalnya keterampilan
manajerial melalui investasi di bidang pendidikan dan pelatihan.
Tingkat penduduk yang tinggi dan angka beban tanggungan yang tinggi. Hal
ini mempengaruhi luas tenaga kerja yang diserap dari lapangan kerja yang ada.
Tenaga kerja semakin lama semakin banyak sedangkan lapangan kerja semakin lama
semakin terbatas pada bidang tertentu, akibatnya penggunaan tenaga kerja kurang
efektif dan efisien dan melahirkan dua bentuk pengangguran , yaitu :
- Pengangguran Semu,
yaitu orang-orang pedesaan dan perkotaan bekerja kurang dari semestinya
(harian, mingguan, atau musiman), bekerja full time tetapi produktivitas rendah.
- Pengangguran Terbuka
Yaitu orang-orang yang sebenarnya ingin dan suka bekerja tetapi tidak
tersedia pekerjaan.

f. Keterbelakangan ekonomi
Keterbelakangan ekonomi berupa efisiensi tenaga kerja yang rendah berbagai
sector yang tidak mobil, terbatasnya spesialisasi dalam jenis pekerjaan, dan dalam
perdagangan, kebodohan serta struktur nilai dan sosial yang memperkecil
kemungkinan perubahan ekonomi.
Sebab utama keterbelakangan adalah defisiensi atau produktifitas tenaga buruh
yang rendah dibandingkan dengan Negara maju. Efisiensi tenaga buruh yang rendah
umumnya berasal dari kemiskinan yang terlihat dari standar gizi yang tidak mencapai
kuantum, kesehatan yang buruk, buta huruf, dan tiadanya mobilitas pekerjaan dan
pendidikan.

9
a. Ketiadaan inisiatif dan usaha
Ciri khas lain Negara terbelakang adalah tiadanya kemampuan wiraswasta.
Kewiraswastaan terhalang oleh system sosial yang menutup daya cipta. Kekuatan
adapt istiadat, ketegaran status dan kecurigaan pada gagasan baru dan kecurigaan
pada keinginan intelektual, kesemuanya menciptakan iklim yang tidak menunjuang
eksperimen dan inovasi. Pasar yang sempit, ketiadaan modal, ketiadaan milik pribadi,
ketiadaan kebebasan berkontrak, ketiadaan hokum dan ketertiban, semuanya
merintangi prakarsa dan usaha. Pada kebanyakan Negara terbelakang tidak saja
perusahaan swasta tetapi juga perusahaan Negara sulit tumbuh karena mekanisme
administrasi tidak bekerja secara efisien.

b. Kelangkaan alat modal


Kelangkaan alat modal merupakan ciri umum lain dari Negara terbelakang.
Negara terbelakang diartikan sebagai perekonomian yang miskin modal atau dengan
tabungan dan investasi yang rendah bukan saja persediaan modal yang sangat kecil
tetapi pemupukan modalnya sangat rendah. Investasi bruto hanya sekitar 5 – 6 % dari
pendapatan nasional bruto. Sedangkan dinegara industri adalah kira-kira 15-20%.

c. Keterbelakangan tehnologi
Disamping itu semua Negara terbelakang juga berada pada tingkat tehnologi
yang amat tidak efisien. Keterbelakangan tehnologi pertama tercermin pada ongkos
produksi rata-rata yang tinggi meski upah buruh rendah; kedua pada tingginya rasio
buruh – output dan modal – output pada umumnya factor harga yang konstan
mencerminkan produktivitas buruh dan modal yang rendah; ketiga pada besarnya
jumlah tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih dan yang terakhir pada besarnya
barang-barang modal yang diperlukan untuk menghasilkan suatu output nasional.

d. Orientasi perdagangan luar negeri


Orientasi perdagangan luar negeri terlihat pada ekspor barang-barang primer dan
impor barang-barang konsumsi dan mesin. Peranan minyak, barang tambang, logam,
dan barang primer lainnya dalam mata dagang ekspor.
Perekonomian hanya terpusat pada produksi barang primer untuk ekspor,
akibatnya sector ekonomi lainnya terabaikan. Perekonomian menjadi rentang terhadap
fluktuasi harga internasional barang-barang ekspor tersebut. Depresi dunia akan

10
menjatuhkan permintaan dan harga sebagai akibatnya keseluruhan perekonomian
akan terkena efek buruk. Karena tergantung pada mata dagang ekspor perekonomian
akan menjadi sangat tergantung pada impor. Impor biasanya terdiri dari bahan baker,
barang pabrik, mata dagang primer, alat-alat transport dan mesin, dan bahkan
makanan.

11
BAB III
PENUTUP

Dari uraian di atas dapat dilukiskan dengan jelas gambaran suatu negara yang
berkembang (terbelakang) dalam ungkapan berikut: Setiap orang dapat memahami
suatu negara terbelakang apabila ia melihatnya. Negara berkembang adalah suatu
negara yang ditandai dengan kemiskinan, kota yang dipadati oleh pengemis dan
penduduk desa yang sudah mencari nafkah di kampung halamannya sendiri.

Negara berkembang adalah suatu negara yang jarang memiliki industri,


seringkali dengan persediaan tenaga dan listrik yang tidak memadai. Negara tersebut
tidak memiliki jalan raya dan kereta api yang cukup, pemerintah belum dapat
memberikan pelayanan yang memadai, dan komunikasi yang ada biasanya buruk.
Rumah sakit dan lembaga pendidikan tinggi sangat sedikit. Sebagian besar penduduk
buta huruf.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2148506-pengantar-
ekonomi-pembangunan-struktur-ekonomi

http://www.karyatulisilmiah.com/ciri-ciri-negara-berkembang-negara-dunia-
ketiga.html

http://awikaleeminho.blogspot.com/2011/03/karakteristik-umum-dan-struktur.html

13

Anda mungkin juga menyukai